Ngopi Santai 70
=============
Fundamental, Valuasi, Dinamika EPS dan Dinamika DY.
Bagi pemula atau yang baru pertama membaca tulisan saya, perlu saya jelaskan ya, bahwa tulisan ini tidak terkait dengan trading. Saya hanya menulis untuk yang mau berinvestasi khususnya dividend investing dan tidak berpikir menjual sahamnya paling tidak dalam jangka pendek.
Kadang saya membaca komentar di thread saya atau tulisan dan komentar di wall orang yang menunjukkan bahwa yang menulis komentar atau yang menulis thread tidak paham. Misalnya ada pertanyaan emiten ABCD kok tidak masuk emiten high Dividend Yield (DY). Suatu pertanyaan yang tidak perlu disampaikan. Kalau DY di bawah 4% tidak bisa disebut High DY. Emiten yang masuk kategori High DY bila DY yang akan datang lebih dari suku bunga deposito. DY masa lalu di bawah 4% memang bisa menghasilkan DY yang akan kita nikmati di masa depan lebih dari bunga deposito (nanti di bawah saya kasih tulisan saya yang pernah membahas itu di masa lalu), tapi itu terjadi karena ada lonjakan EPS (Earning per Share) alias laba bersih per saham. Kalau EPS tumbuhnya biasa saja hanya sekitar 10% tentu tidak akan bisa menghasilkan DY tinggi di pembagian dividen berikutnya. Perlu waktu bertahun-tahun untuk mencapai DY di atas suku bunga deposito, itu pun dengan ketentuan average price tidak boleh naik.
Memang saya sendiri pun dulu seperti orang udik saat awal-awal di SB sekitar tahun 2018. Saya merasa emiten saya yang memberikan DY 7% itu sudah besar sekali. Kemudian saya lihat di stream SB ada yang share emiten high DY. Ternyata banyak juga yang DY 7% dengan GCG lebih baik dari emiten yang saya miliki. Bahkan yang di atas 7% juga ada, lebih dari satu. Tentu kejadian seperti ini membuat saya mawas diri dan berterima kasih ada yang share, bukan malah memusuhi yang share karena dianggap membuat emiten saya kalah moncer di mata investor lain. Itu kenyataan yang harus kita terima bahwa upaya kita untuk menemukan emiten high DY dan yang fundamentalnya bagus (termasuk GCG-nya) ternyata belum maksimal. Semua orang pernah melakukan kesalahan, solusinya adalah selalu memperbaiki diri ➡️ https://stockbit.com/post/7359864
Adanya emiten yang DY di masa lalu di bawah 4% tapi DY di masa mendatang melonjak di atas 6% merupakan suatu dinamika di pasar dan dinamika ekonomi, sama halnya emiten yang DY terakhir di atas 7% bisa anjlok menjadi sekitar 4,5% misalnya. Ini juga dinamika. Seperti ini terjadi karena lonjakan EPS dan DPS yang mengikutinya. Atau anjloknya EPS DPS. Melonjak atau anjloknya EPS DPS secara drastis biasa terjadi pada emiten yang bisnisnya bersifat siklis seperti batubara. Namun ada juga penurunan DY bukan terjadi karena penurunan EPS DPS tapi terjadi karena harga sahamnya terbang terlalu cepat. Jadi penurunan DY bukan berarti penurunan fundamental emiten. Ini perlu saya tegaskan lebih jelas karena dulu ada pembaca yang mispersepsi bahwa emiten yang tereliminir dari daftar emiten High DY itu tidak bagus atau mengalami penurunan fundamental. Di situlah kita mesti cermat
Ingat Rumus DY ⬇️
======================================
Rumus DY adalah DPS dibagi harga saham dikalikan 100%. Dimana DPS kependekan dari Dividend per Share. Yang dimaksud harga saham bisa berarti harga saham saat ini, harga saham yang kita inginkan untuk masuk atau harga rata-rara (average price) yang telah kita miliki di dalam portofolio kita. Semakin tinggi DPS semakin tinggi DY-nya bila harga tidak naik atau bila kita tidak melakukan averaging up. Demikian juga semakin rendah harga saham, semakin tinggi DY-nya bila DPS tidak turun.
======================================
Adanya dinamika ini sebenarnya bisa memberi tahu kepada kita suatu cara menyaring emiten atau semacam inspirasi bagaimana kita bisa memilih dan menyaring emiten secara lebih efisien tanpa terjebak pada banyak try and error atau membaca laporan keuangan (LK) terlalu banyak emiten. Seperti kita ketahui bahwa analisis fundamental dan valuasi merupakan dua hal penting dalam memilih emiten untuk investasi. Investasi ya bukan trading. Tentu sangat repot kalau kita harus membaca puluhan atau ratusan LK emiten satu per satu untuk menemukan emiten pilihan ataupun hidden gems. Kunci pembuka untuk menyaring tahap awal sudah sering saya sampaikan. Kuncinya adalah High DY, ini baru kunci pembuka belum pendalaman. Tentu saja yang dimaksud High DY ini kalau dividennya normal. Apa yang saya maksud high DY tapi dividennya normal sebenarnya sudah pernah saya jelaskan di sini ➡️ https://stockbit.com/post/10750711, hal seperti ini tentu harus diingat oleh investor dividen. Saya coba ringkaskan lagi di sini. Ini bukan copy paste murni karena ada penyesuaian redaksional. ⬇️
-----------------------------------------------------
Di sini perlu saya jelaskan secara panjang lebar apa yang saya maksud sebagai High DY tetapi dividennya diperoleh secara normal dan karena inefisiensi pasar di atas.
✅ Pertama. Dividen diperoleh dari laba operasional rutin yang dilanjutkan, bukan dari jual aset yang hanya sekali saja. Kalau dividen diperoleh karena jual aset yang hanya sekali saja maka EPS berikutnya akan jatuh dan DY akan jatuh juga bahkan juga bisa mengalami floating loss, maka harus dihindari. Adanya aktivitas jual aset bisa dilihat dari berita, atau adanya lonjakan EPS atau dari laporan keuangan dengan adanya laba yang tidak dilanjutkan. Contoh ISAT beberapa tahun lalu.
✅ Kedua. Dividen diperoleh dengan DPR (Dividend Pay Out Ratio) yang relatif stabil bukan karena dirapel. Kalau dirapel, DPR berikutnya akan drop dan DPS juga akan drop dan DY juga jatuh. Kadang ada emiten yang sudah lama tidak membagikan dividen, begitu bagi dividen dirapel. Tapi DPS berikutnya drop. Dividen rapelan seperti ini juga harus dihindari. Salah satu contoh emiten yang DPR-nya stabil adalah BMRI, selama 3 tahun terakhir DPR-nya sekitar 60%, lihat Gambar 1. Contoh emiten yang DPR-nya sangat stabil adalah ADMF, selalu 50%.
✅ Ketiga. DY tinggi diperoleh dari EPS yang akan tumbuh atau minimal tidak akan drop di masa yang akan datang. Kalau EPS akan drop tentu harus berhati-hati sebaiknya dihindari atau beli dalam porsi yang amat sangat kecil. Contoh emiten yang EPS akan drop adalah emiten yang bisnisnya bersifat siklis dan siklusnya sedang berada di puncak seperti batubara saat ini. Grafik harga batubara atau komoditi lainnya bisa dilihat di link ini https://cutt.ly/K6e98fs
Kalau EPS DPS tumbuh tanpa kenaikan average price maka DY akan tumbuh. Sebagai contoh DY saya di BMRI. Saya memiliki average price saham BMRI Rp 4.500,- (sebelum stock split). Tahun kemarin dengan DPS BMRI 360 DY saya 8%. Tahun ini dengan DPR BMRI 60,02% (lihat Gambar 1) maka DPS BMRI 529,2 (sebelum stock split) dan DY saya 11,76%. Ingat ini DY saya di BMRI lhoh ya bukan DY investor yang baru akan beli BMRI. DY saya di BMRI 11,76% karena dihitung dari average price saham BMRI yang saya miliki (sebelum stock split) yang besarnya dipertahankan 4.500 bukan dihitung dari harga saham BMRI saat ini. Demikian juga investor B yang memiliki average price saham BBRI Rp 2.450,- di atas bila DPR BBRI 80% dengan DPS 338 maka DY akan 11,04% termasuk dividen interim yang sudah dibagikan awal tahun ini.
Enak toh punya DY 2 x lipat dari suku bunga deposito tapi risiko sudah kecil karena floating profit sekitar 100%.
✅ Keempat. DY tinggi diperoleh dari kejatuhan harga karena pasar tidak efisien BUKAN karena PSP (Pemegang Saham Pengendali) jual saham kepada retail. Kalau jatuhnya harga saham karena PSP menjual sahamnya secara masif kepada retail sampai porsi kepemilikan masyarakat di atas 50% maka harus dihindari karena biasanya ada hal-hal yang tidak baik yang sedang terjadi.
---------------------------------------------------------
Batas copy paste.
Nah, itu yang saya maksud hingh DY tapi dividennya normal. Tentu saja dalam realitasnya ada dinamika. Ada yang harga sahamnya terlalu cepat terbang sehingga DY drop. Kalau DY drop di bawah 4% sementara pertumbuhan EPS hanya sekitar 10% sudah kurang menarik untuk dibeli. High DY seperti ini saya gunakan untuk screening awal, sebagai kunci pembuka. Dengan melihat DY dan pertumbuhan EPS (dan stabilitas DPR tentunya) kita bisa memprioritaskan emiten mana yang akan kita dalami dan kita beli. Ini adalah cara yang joss efisien, hemat waktu tepat sasaran. Bayangkan di BEI ada 800-an emiten, kalau kita mesti analisa satu per satu dari A sd Z123... tentu suatu pemborosan waktu. Dengan screening awal high DY ini, saya juga bisa mengendalikan diri, kalau harga terbang terlalu cepat di atas batas harga yang bisa kita tolerir maka tidak usah dikejar, cari emiten lain untuk pengganti, dengan screening awal high DY juga tentunya. Sekarang dengan feature yg ada di Stockbit, mencari emiten high DY gampang, kita tinggal pencet semua sudah terurut dari yang paling tinggi. Tak perlu dibatasi berapa jumlah maksimum emiten dalam portofolio kita, ini sudah sering saya jelaskan. Di AS ada seorang janitor yang saat meninggal di usia 90-an tahun memiliki tabungan saham yang cukup besar untuk ukuran office boy yaitu sekitar US$ 8.000.000,- yang terdiversifikasi ke dalam 95 emiten berbeda. Di bawah nanti ada link tulisan saya, yang bisa dipelajari mengapa perlu diversifikasi. Dinamika harga setiap minggu atau setiap bulan tidak membuat kita kewalahan karena ada mesin screener dari SB.
======================================
Seperti saya singgung di atas, kalau harga saham terlalu cepat terbang maka DY akan drop, tereliminir dari daftar emiten high DY, bukan karena fundamentalnya jelek atau mengalami penurunan TAPI valuasinya menjadi MAHAL. Nah mungkin ada yang belum tahu bahwa DY adalah bagian dari valuasi. Sudah saya jelaskan di sini ➡️ https://stockbit.com/post/10380067
Ada juga valuasi tambahan dengan menggunakan AEPD atau Angka Efisiensi Perolehan Dividen. Nanti di bawah ada link yang membahasnya.
Jaman dulu ada orang yang nabung saham terjebak pada emiten berfundamental bagus tanpa mau membandingkan valuasinya atau DY-nya dengan emiten lain hasilnya tentu kurang memuaskan, tapi kok yang disalahkan gerakan "Yuk Nabung Saham"
Baca ➡️ https://stockbit.com/post/10471433
======================================
Tulisan saya mengenai high DY sebagai kunci pembuka bisa dilihat dalam dua tulisan berikut:
💠Prinsip Dasar Investasi, Investasi Saham, dan Daftar 37 Emiten High DY https://stockbit.com/post/4699690
💠Kiat JHP 1
Kuncinya adalah High DY, BUKAN High Dividend. Kiat JHP 1. Kiat Aman Investasi Saham dengan Hasil Memuaskan
https://stockbit.com/post/5721537
Setelah screening awal dengan high DY tentunya kemudian kita harus mendalami kondisi emiten-emiten yang lolos screening dengan mendalami kondisi fundamentalnya termasuk GCG dan pertumbuhan EPS-nya.
EPS juga ada dinamika terutama yang terkait emiten siklis. Beberapa hari terakhir banyak postingan dan komentar mengenai anjloknya beberapa emiten batubara.
Prinsip-prinsip investasi yang saya sampaikan di atas adalah gaya investasi dividen yang saya namakan Kiat JHP (singkatan dari inisial nama saya. Di bawah ada link yang bisa dipelajari.
Dalam prakteknya, kiat ini bisa dipakai untuk mendapatkan hasil yang optimum seperti saya coba tulis di Ngopi Santai 66 ➡️ https://stockbit.com/post/10970722
Tulisan Ngopi Santai 66 tanggal 19 Maret 2023 itu adalah respon dari seorang Stockbitor yang menanyakan kepada para senior di SB apakah dengan uang dingin Rp 10 juta per bulan selama 10 tahun berinvestasi di PTBA dan dividennya diinvestasikan kembali ke saham yaitu BBRI kemudian setelah 10 tahun semua saham dijual untuk dibelikan obligasi pemerintah (ORI) akan bisa mendapatkan passive income Rp 20 juta per bulan? Saya berpendapat bahwa itu berat. Namun bisa saja itu terjadi dengan rencana yang saya usulkan. Pertama dana yang tersedia di tahun pertama yang sebesar Rp 120 juta harus tumbuh 192% capital gainnya selama 3 tahun ke depan menjadi sekitar Rp 350 juta. Demikian seterusnya baca di link Ngopi Santai 66 di atas. Untuk pilihan emitennya juga saya usulkan jauh berbeda dengan rencana investor (Stockbitor) yang menanyakan itu, bisa dilihat di link. Atau Saya coba copy paste di sini. Ini bukan copy paste murni, ada penyesuaian redaksional.
Batas copy paste
------------------------------
Namun saya rasa itu tidak akan tercapai dengan skema yang ditentukan investor di atas. Untuk mendukung perhitungan saya di atas ada beberapa emiten yang saya usulkan untuk belanja 1 tahun ke depan, dengan memasukkan cukup banyak emiten high DY yang kondisinya masih di sekitar bottom yaitu:
(1) NRCA, porsi Rp 20 juta, maks a.p*. Rp 335
(2) POWR, porsi Rp 10 juta, maks a.p. Rp 680
(4) TPMA, porsi Rp 10 juta maks a.p. Rp 395
(5) IPCC, porsi Rp 10 juta maks a.p. Rp 635
(6) WTON, porsi Rp 10 jt maks a.p. Rp 171
(7) WEGE, porsi Rp 7 juta maks a.p Rp 137
(8) HEXA, porsi Rp 5 juta, maks a.p. Rp 5200
(9) PGAS, porsi Rp 5 juta, maks a.p. Rp 1500
(10) BNGA, porsi Rp 5 juta, maks a.p.Rp 1300
(11) JKON, porsi Rp 5jt, maks a.p. Rp 130
(12) EPMT, porsi Rp 5jt, maks a.p Rp 2.760,-
(13) PBSA, porsi Rp 5jt, maks a.p. Rp 325
(14) SPTO, porsi Rp 5jt, maks s.p. Rp 560
(15) PTBA, porsi Rp 3,8jt atau 10 lots
(16) PEHA, porsi 3 juta
(17) TBLA atau LTLS atau ANJT porsi 1,2 juta
(18) Dana sisanya utk averaging down
Dividen ditampung di beberapa emiten berikut:
(1) AMIN atau AKPI
(2) JKON average price maks 130)
(3) BNGA
(4) PGAS (hanya bila floating loss)
(5) PEHA (average price max 720
(6) TBLA atau LTLS atau ANJT
*) maks a.p. = maksimal average price
Komposisi emiten ini bisa berubah manakala terjadi gejolak atau dinamika pasar, misalnya, ini misalnya saja ya, harga saham PEHA melonjak menjadi 825, NRCA melonjak menjadi 450 atau IPCC menjadi 700. Juga mungkin perlu emiten lain bila yang disebut ini harganya sudah terlalu tinggi. Sengaja porsi PTBA dibuat kecil untuk mengantisipasi bila floating loss. Mindset Kiat JHP itu beli saat harga masih rendah bukan mengejar yang sudah terbang. Demikian juga tahun kedua nanti, mungkin ada emiten yang harganya sudah melonjak sehingga tidak dibeli lagi di tahun kedua. Pertahankan average price tetap rendah. Tahun kedua mesti melakukan screening lagi. Demikian seterusnya.
Saya rasa itu yang bisa saya usulkan. Itu untuk uang dingin minimal 10 juta per bulan, bila uang dingin hanya 1 juta per bulan, paling jumlah emiten di awal yang disarankan hanya sekitar setengahnya.
-------------------------------
Batas copy paste
Sekarang setelah hampir 2 bulan beberapa emiten sudah di atas batas maksimal average price yang saya tetapkan sehingga perlu beberapa emiten pengganti, meski nanti apabila harga turun bisa saja nambah dengan catatan pertumbuhan EPS masih bagus atau akan bagus di kuartal berikutnya. Itulah dinamika, baik dinamika harga maupun perubahan EPS. Untuk emiten pengganti, saya sedang mempelajari MDKI, MOLI, dan AUTO.
Di SB kalau kita bisa memilah dan open minded akan mendapatkan ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi kita sendiri. Dan kita bisa mengapresiasinya dengan tip yang layak bagi artikel-artikel seperti itu. Tip itu besarnya gak akan memangkas 2,5% modal Anda. Namun kadang-kadang informasi yang kita terima berbeda atau bertentangan dengan jagoan kita. Berbeda dengan emiten pilihan kita. Seperti yang saya singgung di atas, dulu saat saya awal-awal di SB seperti orang udik. Hendaknya kita selalu memperbaiki diri dan tidak seperti katak dalam tempurung. Kalau informasi baru yang kita terima lebih bagus tentu bisa masuk dalam pertimbangan kita. Beberapa waktu lalu saya baca di wall seseorang yang sepertinya sangat menjagokan salah satu BPD pilihannya yang memberikan DY besar. Saya berkomentar bahwa ada juga bank yang bisa memberikan DY lebih besar yaitu BNGA. Reaksinya negatif. Saya sendiri memiliki duo BPD itu tapi tidak fanatik. Saya sudah lama memilikinya tanpa kenaikan average price. Sebelum pandemi saya telah memiliki keduanya dan saat pandemi tetap bisa memberikan uang cash berupa dividen yang baik karena bisnisnya tidak terganggu. Uang cash dari dividen bisa diperoleh tanpa menjual sahamnya. Namun demikian saya tidak fanatik dengan duo BPD. BNGA sudah pernah saya sebut saat harganya masih sangat under value , Rp 620 di sini ➡️ https://stockbit.com/post/3907865. Kalau BNGA saya sekarang harga average price-nya naik menjadi Rp 978,- itu karena saya belinya nyicil manual dari dividen yang saya terima dari emiten lain, bukan beli secara lumpsum. Kalau beli secara lumpsump BNGA di harga Rp 620 tentu sekarang DY saya 18%. Saat duo BPD mengalami penurunan EPS di Q1 2023 ini saya tetap tenang karena masih mengalami floating profit plus 3X DY dengan masing-masing DY sekitar 9,5%.
======================================
Inilah yang ingin saya sampaikan di sini bahwa paham fundamental saja tanpa paham valuasi sering membuat investasi kita tidak maksimal bahkan mungkin rugi. DY itu bagian dari valuasi. Kalau tidak ada dividen rutin, tidak bisa divaluasi secara lengkap. Dalam kiat saya, Kiat JHP membatasi maksimal average price itu perlu, baca juga 💠 Kiat JHP 6
Strategi Belanja Bila Harga Saham Sudah Terbang Tidak di Sekitar Bottom ➡️ https://stockbit.com/post/7472849
Atau 💠Ngopi Santai 47
Masuk Sebagai Investor, Fokus Pada ROE Investor, Maka Kita Akan Sukses Besar. Dari Tataran Filosofis ke Praktis.
https://stockbit.com/post/10203406
Baca juga mengenai kesabaran di sini ➡️
https://stockbit.com/post/6963661
=======================================
Meski sudah pernah saya tulis, nanti dalam tulisan lain, saya akan bahas secara khusus mengapa kita perlu membatasi maksimum average price dan mengapa maksimal masa akumulasi dibatasi 3 tahun kalau kita beli secara nyicil dan mengapa sebaiknya kita tidak akumulasi satu emiten seumur hidup. Tidak boleh cinta mati satu emiten. Saya rasa ini perlu saya sampaikan karena dalam buku atau tulisan yang dibuat orang lain masa akumulasi bisa 15 tahun. Saya setuju dengan suatu komentar bahwa kalau kita menyarankan kepada saudara kita jangan seperti itu (cinta mati 1 emiten dengan masa akumulasi sangat panjang), kita harus kasihan pada saudara kita. Membatasi averge price itu perlu.
Berikut ini ada link tulisan saya yang bisa dipelajari.
💠Bagi yang belum bisa membedakan atau menghitung DPS, DPR, DY dan AEPD bisa membaca ini ➡️ https://stockbit.com/post/10579131
💠Bagi yang yang belum tahu mengapa DY bisa dianggap ROE-nya investor atau penabung saham, dan mengapa fokus pada DY bisa sukses besar, bisa membaca ini ➡️ https://stockbit.com/post/10203406
💠 Bagi yang belum yakin bahwa DY yang awalnya hanya sekitar 3% bisa tumbuh menjadi 10% bisa membaca tabel pertumbuhan EPS DPS dan contoh pembahasannya di sini ➡️ https://stockbit.com/post/9868739
💠 Bagi yang ingin mengenal cara berpikir dan mindset dividend investor yang sekaligus dividend yield hunter (Kiat JHP), serta ingin tahu perbedaannya dengan mindset trader, bisa membaca 2 tulisan berikut secara berurutan. Bagian Pertama ➡️https://stockbit.com/post/10704802
Kedua ➡️ https://stockbit.com/post/10750711
💠 Bagi yang belum yakin bahwa belajar investasi saham sampai sukses itu sebenarnya mudah dan murah bisa baca di sini ➡️ https://stockbit.com/post/10407907
💠 Bagi pemula yang masih suka ikut-ikutan yang belum mengenal diri sendiri dan belum tahu bahwa anggaran belajar saham di atas 10% dari modal itu termasuk mahal, serta ingin tahu berapa anggaran belajar saham yang normal bisa baca ini ➡️ https://stockbit.com/post/10838959
💠💠💠 Beberapa Tulisan Hangat Lain:
------------------‐-------------------------------------------
💠 Ngopi Santai 68. Berharap dari Pemulihan PEHA? https://stockbit.com/post/11136404
💠 Ngopi Santai 66. Apakah dengan Modal 10 Juta per bulan Berinvestasi Jangka 10 Tahun di PTBA dan BBRI Akan Bisa Mendapatkan Passive Income 20 juta per bulan https://stockbit.com/post/10970722
💠 Ngopi Santai 65. Emiten High Dividend Yield, Data PBV-nya dan Pengalaman Crash Maret 2020 https://stockbit.com/post/10924645
Happy investing. Selamat belajar bagi pemula. Happy Sunday.
===========
Disclaimer on.
DYOR. Jangan ikut-ukutan. Pahami terlebih dahulu bila ingin membeli. Uang Anda tetap tdnggung jawab Anda sendiri.
======================================
Random Tag: $IHSG $PTBA $BNGA $BMRI $MOLI
.💠💠💠 Seri Kiat JHP
Mesti dibaca dari Kiat 1 sd 7
=========================
💠 Kiat JHP 1
Kuncinya adalah High DY, BUKAN High Dividend. Kiat JHP 1. Kiat Aman Investasi Saham dengan Hasil Memuaskan
https://stockbit.com/post/5721537
💠 Kiat JHP 2
Mengapa Perlu Diversifikasi Lebar? Kiat JHP 2
https://stockbit.com/post/6211703
💠 Kiat JHP 3
Perhitungan Balik Modal dari Dividen dan Keuntungan Hold Forever. Kiat JHP 3 https://stockbit.com/post/6609543
💠 Kiat JHP 4
Hal yang Harus Diperhatikan Bila Riset DPS dari Tahun Buku Jadul. Kiat JHP 4 https://stockbit.com/post/7010132
💠 Kiat JHP 5
Investasi Saham Seharusnya Juga Berarti Penghematan dan Re-alokasi Aset. Kiat JHP 5 https://stockbit.com/post/7379029
💠 Kiat JHP 6
Strategi Belanja Bila Harga Saham Sudah Terbang Tidak di Sekitar Bottom https://stockbit.com/post/7472849
💠Kiat JHP 7
"Cash is King" dalam Kiat JHP
https://stockbit.com/post/9279335
1/2