1,260

+45

(3.70%)

Today

119,100

Volume

134,630

Avg volume

Company Background

PT Bayu Buana Tbk didirikan pada tahun 1972 di Jakarta. Bergerak dalam bidang usaha penyelenggara perjalanan dan wisata berskala besar dengan mengusung brand Bayu Buana. Sebuah brand Nasional berskala global yang dikelola secara modern berbasis e-commerce. Melalui Layanan Satu Atap Bayu Buana www.bayubuanatravel.com khalayak dapat mengakses layanan premium 24/7 dari seluruh penjuru dunia. Sebuah layanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam hal reservasi perjalanan, penyediaan tiket, pengurusan dokumen perjalanan hingga layanan pendukung seperti penyediaan pemandu wisata, penyewaan transportasi serta pemesanan akomodasi. Peru... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU pasti nyesel yg jual pagi wkwkwk mending tampung lagi deh, target masih jauh. Ga perlu kuatir ketinggalan ya, masih jauh banget ini.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU kenapa ritel senang banget jual harga murah? jual beli mulu.. sulit ya beli tahan sabarr

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU 15 Apr 25
Shareholder : Taufik Johannes
Type : Local
Bought : +18,600 (+0.01%)
Current : 22,955,600 (6.5%)
Previous : 22,937,000 (6.49%)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU ini siapa? bank of singapore buyback? ko local

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU 10 Apr 25
Shareholder : Taufik Johannes
Type : Local
Bought : +20,000 (0.00%)
Current : 22,937,000 (6.49%)
Previous : 22,917,000 (6.49%)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU cash 674 milyar, dan hanya dapat bunga 21 milyar (return hanya 3.2%). wkkk return yang sangat buruk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU Penerbangan ke luar negeri pada Jan 2025 meningkat dibanding Jan 2024. Bagaimana kinerja pada Feb-Mar 2025? apakah meningkat juga dibanding tahun lalu????

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU baguslah cepat RUPS, maka tahun ini lebih cepat devidennya,, tumben juga biasanya RUPS Juni Deviden Juli.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@trixffel secara langsung mungkin gaada, tp ekonomi ga jalan hanya by micro. Tarif trump itu mempengaruhi kondisi makronya.
Skrg IDR makin lemah, org yg mau jalan2 keluar negeri pake $BAYU makin mahal

yg 2 pikir sendiri ya apa efeknya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

buat direksi $BAYU, mending uang cash nya buat beli saham yg div yield nya >10% drpd di depositokan. I am holder $BAYU

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@trixffel ga ada seh.. Maka nya saya tadi dapat $BAYU di 1045..thank loh ya yang uda buang bayu di harga 1045😍😘

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Coba dipikir2 lagi.

Apa urusannya $BAYU dengan tarif Trump?

Apa masalahnya $CASS dengan tarif impor US?

Apa pula kaitannya antara $TOTL dengan neraca dagang?

Kalau sudah tau ga ada hubungannya dan dikasih harga diskon parah, sikatlah...!!!!

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Mari kita mulai belanja lagii..

$BAYU $BBCA $ASGR

Motivational quotes for investors

It’s absolute cockamamie crazy to sell stocks after they drop. Instead, you should say, “Today there’s a first-rate bargain and I’m buying.” — Charles Ellis

After a stock market decline, people may perceive more risk than before when, in fact, the decline may have taken some of the risks out of the market. — Robert Shiller

It’s good to buy a large company with fine businesses when the price is beaten down over worry about one problem. — Henry Singleton

Most people who have been really successful in the securities markets say the same thing — that they’re not smart enough to get into the market and out of it. So they tend to remain more or less in the market at all times. — Walter Schloss

$BBRI $TOTL $BAYU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

AUTO SHARE itu nanti ada notifikasi di DM / Inbox ya setiap ada aktifitas SELL atau BUY

Contoh di sini emiten $BAYU bulan Juni 2024 lalu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@williams1011 kalau saya lihat ada beberapa ko, cuma market cap kecil jadinya kurang liquid dan ga bisa masuk banyak. Seperti $TOTL $CASS $BAYU mereka selalu survive kecuali krisis pandemik.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berkah Perang Tarif?

Tadi ada user Stockbit yang share tentang ambles nya rupiah tembus 17.000 di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Perang dagang antara Amerika dan Tiongkok tuh kayak drama politik yang ujung-ujungnya bikin ekonomi global ikutan masuk angin. Di Indonesia, efeknya paling kerasa di dua tempat: nilai tukar rupiah dan sektor pariwisata. Dan lucunya, dampaknya tuh bisa sekaligus nyakitin dan nyembuhin, tergantung dari mana kita lihatnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kita mulai dari rupiah dulu, yang jadi tumbal utama. Waktu perang dagang jilid pertama meledak tahun 2018, rupiah langsung tergelincir dari Rp13.300 ke kisaran Rp15.000 per dolar. Investor asing mulai jualan saham dan obligasi, terus kabur bawa duit mereka ke tempat yang lebih aman kayak dolar AS dan US Treasury. Alhasil, kurs rupiah jeblok, tekanan impor naik, dan neraca transaksi berjalan kita makin berat. Masuk ke perang dagang jilid dua tahun 2025, efeknya jauh lebih sadis. Di pasar NDF, rupiah udah tembus Rp17.059 per dolar, dan ada potensi lanjut ke Rp18.000–20.000 kalau ketegangan tarif makin liar. Padahal baru Maret 2025 kita masih di Rp16.500-an. Jadi bisa dibilang, dalam beberapa minggu aja rupiah keok nyaris seribu poin gara-gara Trump ngumumin tarif 32% buat Indonesia.

Tapi di tengah badai itu, ada satu sektor yang justru kelihatan sumringah: pariwisata. Iya, justru ketika dolar makin mahal dan rupiah lemah, Indonesia jadi “destinasi murah meriah” buat turis asing. Bayangin aja, orang Amerika atau Eropa datang ke Bali, dengan tukar kurs segitu, hotel bintang empat rasanya kayak bayar losmen. Data BPS nunjukin, di tengah tensi perang dagang 2018, jumlah turis asing ke Indonesia malah naik 12,58% jadi 15,81 juta kunjungan. Tahun 2019 naik lagi meskipun tipis, ke 16,11 juta. Lalu sempat ambruk pas pandemi, tapi di 2024 pariwisata comeback dengan total 13,9 juta kunjungan, naik 19,05% dibanding tahun sebelumnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Faktor kuncinya jelas: rupiah lemah bikin Indonesia makin menarik buat wisatawan mancanegara. Turis Tiongkok, yang awalnya sempat turun karena ekonominya ikut goncang di 2019, perlahan kembali jadi pasar penting. Sementara itu, wisatawan dari Malaysia, Australia, dan Eropa makin banyak. Dan buat masyarakat lokal? Liburan ke luar negeri jadi makin mahal, jadi banyak yang alihkan destinasi ke dalam negeri. Data Mastercard bahkan bilang, wisatawan Indonesia rata-rata keluar duit USD 1.200 buat sekali jalan-jalan ke luar negeri. Kalau rupiah tembus Rp20.000, itu sama aja kayak bayar Rp24 juta buat satu trip. Jadi lebih masuk akal staycation di dalam negeri.

Singkatnya, perang dagang bikin rupiah ngos-ngosan, bikin investor lari, dan bikin harga barang impor makin gak masuk akal. Tapi justru karena itulah, pariwisata jadi bintang baru yang gak kena tarif, bisa ekspor “jasa” tanpa hambatan, dan malah dapat bonus dari kurs lemah. Selama infrastruktur dan promosinya siap, sektor ini bisa jadi bantalan ekonomi yang tahan pukulan perang dagang. Dan kalau semua dikelola dengan cerdas, justru ini bisa jadi era keemasan baru buat wisata Indonesia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BAYU $GIAA $BREN

Read more...

1/6

testestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAJJ: Sebagus Apa?

Request dari salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau dilihat sekilas, PT Arsy Buana Travelindo Tbk alias HAJJ ini seperti kisah sukses startup travel religi yang lagi naik daun. Pendapatan naik 71% dari Rp501 Miliar di 2023 jadi Rp860 Miliar di 2024—sebuah lonjakan yang luar biasa. Tapi begitu kita buka-buka laporan keuangan dan gali lebih dalam, ceritanya berubah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalah dimulai dari revenue yang gemuk tapi rapuh. Kok bisa? Karena Rp193,85 Miliar dari piutang mereka itu berasal dari anak usaha sendiri, Aston Al Hijaz. Jadi bayangkan, HAJJ jualan ke anaknya, anaknya ngutang, dan angka itu dicatat sebagai pendapatan. Real cash? Belum tentu. Bahkan dari total piutang Rp230 M, 84% itu internal, dan 36%-nya sudah jatuh tempo lebih dari 90 hari. Dan lucunya lagi, HAJJ hanya mencadangkan kerugian piutang sebesar 0,9%—seolah mereka yakin semua akan dibayar. Optimisme tingkat dewa.

Belum selesai di piutang, kita lihat ke inventory. Di sinilah kita sadar mereka bukan travel biasa—mereka kolektor kamar hotel. Nilai persediaan melonjak dari Rp2,34 M ke Rp316 M dalam setahun. Isinya? Kamar-kamar dari Hilton, Golden Tulip, dan Ayam Ajyad yang sudah dikontrak untuk 5–12 bulan ke depan. Masalahnya, kamar hotel itu bukan emas batangan. Kalau nggak dipakai sesuai waktu, ya hangus. Udah dibayar, tapi nggak dipakai, berarti kerugian. Dan HAJJ ini ibarat beli semua kursi di bioskop, lalu berharap ada penonton yang booking. Kalau nggak ada? Siap-siap nyalain lilin.

Sekarang kita bicara cash. Arus kas dari operasi (CFO) itu indikator paling jujur. Di tahun 2023, mereka negatif Rp100 M. Di 2024 masih merah juga, minus Rp78 M. Jadi dua tahun jualan, dua tahun juga kasnya tekor. Laba memang ada: Rp4,8 M di 2023 dan Rp1,2 M di 2024. Tapi itu lebih karena pengakuan revenue dan untung kurs, bukan karena kas masuk. Net Profit Margin tinggal 0,15%—itu pun lebih tipis dari margin tukang parkir. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dan jangan lupakan beban. Liabilitas naik dari Rp42 M ke Rp491 M, alias naik lebih dari 10 kali lipat. DER (Debt-to-Equity Ratio) dari 0,29 ke 3,19—bayangin kamu punya tabungan Rp100 juta tapi utang Rp319 juta. Beban bunga juga ikut meroket dari Rp0,8 M ke Rp10,2 M. Dan yang lebih serem, uang muka pelanggan cuma Rp2 M, artinya semua operasional ditalangi perusahaan, bukan dari advance payment jemaah. Coba sebut travel mana yang kasih semua layanan dulu baru dibayar nanti? HAJJ, jawabannya.

Mereka bilang ekspansi ke luar negeri adalah penyelamat. Tapi data bilang sebaliknya. Revenue luar negeri Rp634 M tapi segmen ini malah rugi Rp7,2 M. Gross margin-nya cuma 2,47%, net margin-nya negatif. Sementara segmen domestik yang kecil justru untung Rp12,5 M dan margin-nya lebih sehat. Jadi alih-alih jadi penopang, ekspansi luar negeri ini seperti galian lubang tempat mereka gali lebih dalam sambil berharap emas.

Dan jangan pikir pelanggan mereka stabil. Di 2023, pelanggan besar adalah Delegasi Haji Malaysia. Di 2024, berubah total: Roshan Aldar, Al Fajr Albadiea, dan Al Anshar. 66% revenue 2024 datang dari 3 pelanggan baru. Tidak ada kontrak jangka panjang, tidak ada jaminan bakal balik lagi tahun depan. Model customer seperti ini rentan banget. Hari ini beli kamar ratusan miliar, besok bisa pindah ke kompetitor tanpa pamit.

Kita lanjut ke rasio efisiensi. Cash Conversion Cycle (CCC) dari 4 hari melonjak ke 73 hari. Artinya makin lama uang yang keluar untuk modal kerja bisa balik jadi kas. DSO dari 21 hari ke 98 hari, DI dari 2 ke 139 hari, dan DPO juga makin molor ke 164 hari. Artinya mereka nunda bayar vendor karena memang udah nggak punya napas likuiditas. Kas akhir tahun? Tinggal Rp7,4 M, sementara utang vendor ratusan miliar. Kalau ini bukan alarm merah, mungkin manajemennya buta warna. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi mari kita adil. HAJJ juga punya sisi terang. Mereka nggak rights issue, artinya nggak dilutif. Capex juga nol, artinya mereka nggak buang duit beli aset yang nggak perlu. Mereka pegang kontrak hotel besar yang kalau dimanfaatkan maksimal bisa jadi tambang uang. Dan anak usaha di Arab Saudi menunjukkan niat serius membangun rantai nilai dari hulu ke hilir.

Lebih dari itu, mereka berhasil meyakinkan investor institusi: PT Abraha Jaya Investama masuk dengan 7% saham. Artinya, masih ada yang percaya. Ekuitas naik dari Rp146 M ke Rp154 M, artinya belum ambruk. Dan segmen domestik terbukti bisa mencetak laba dengan margin wajar. Artinya: kalau mereka fokus, mereka bisa bertahan.

HAJJ adalah perusahaan dengan model bisnis yang punya potensi besar, pasar yang jelas, dan akses vendor kelas dunia. Tapi strategi mereka seperti orang baru gajian yang langsung nyicil rumah, mobil, gadget, dan kartu kredit, lalu lupa bayar listrik. Kalau mereka bisa turunkan inventory, tagih piutang internal, ubah model jadi prepaid, pangkas ekspansi luar negeri, dan fokus ke pasar domestik—masih bisa bangkit.

Kalau kita buka-buka rincian kontraknya, ternyata mayoritas kamar hotel yang bikin persediaan melonjak ke Rp316 M itu baru dikontrak di pertengahan hingga akhir 2024. Beberapa bahkan baru mulai aktif Desember 2024. Jadi ya wajar aja kalau revenue dari ekspansi itu belum kelihatan di laporan 31 Desember 2024. Istilahnya, mereka lagi nyebar benih di tanah Arab, tapi buahnya belum bisa dipetik.

Dan karena pengakuan revenue-nya tunduk pada PSAK 115—dimana pendapatan umrah baru boleh dicatat kalau jemaah udah pulang—maka walaupun kamar-kamar itu udah laku di-booking November 2024, kalau jemaah baru berangkat Januari 2025, HAJJ harus tahan diri, nggak boleh ngaku-ngaku dulu. Jadi wajar kalau laporan keuangan 2024 masih terlihat seperti proyek gagal, padahal mungkin baru pemanasan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi sabar dulu, jangan langsung optimis berjamaah. Karena walaupun ada kemungkinan 2025 jadi masa panen, semua itu sangat bergantung pada satu hal penting: mampu jual kamar-kamar itu tepat waktu. Kalau sampai stok kamar Rp316 M itu nggak terjual atau cuma kejual separuh, efeknya bisa bencana. Kamar hotel nggak kayak aset tetap, nilainya bisa turun drastis bahkan jadi nol kalau nggak terpakai. Dan inget: sampai akhir 2024, advance payment dari pelanggan masih cuma Rp2 M. Artinya, belum ada jaminan permintaan itu ada.

Jadi, ya... kita kasih benefit of the doubt bahwa 2024 adalah fase “build up” dan “belanja besar”, dan 2025 adalah panggung ujian: apakah mereka bisa monetize atau malah tenggelam oleh beban sendiri. Ibarat lagi bangun warteg franchise se-Indonesia, tapi belum satu pun buka dapur. Harapannya, begitu dapurnya nyala semua, omzet langsung meledak. Tapi kalau pelanggan nggak datang? Ya dapurnya cuma ngabisin gas.

HAJJ bukan cuma kasus perusahaan yang tumbuh terlalu cepat, tapi juga eksperimen waktu dan momentum. Mereka bisa jadi turn-around story spektakuler di 2025, atau contoh klasik kegagalan karena salah strategi eksekusi. Di satu sisi, mereka punya semua amunisi untuk jadi raja pasar umrah. Tapi di sisi lain, mereka juga duduk di atas tumpukan bom waktu—stok kamar kedaluwarsa, piutang macet dari anak sendiri, kas yang menipis, dan utang yang mencekik.

Apakah HAJJ sedang menanam pohon yang buahnya bisa dipanen manis di 2025? Atau sedang gali lubang terlalu dalam untuk keluar? Satu yang pasti: kalau mereka gagal jual kamar itu, yang bakal kembali ke tanah Arab bukan cuma jemaah—tapi juga harapan investor.

HAJJ ini perusahaan yang sedang berjalan di atas tali tipis—di bawahnya jurang dalam, di depan sana ada potensi pasar umrah yang luas. Yang jadi pertanyaan sekarang: mereka bakal sampai ke ujung dengan selamat, atau jatuh di tengah jalan karena kepleset sendiri? Karena dari data yang ada, jelas banget kalau HAJJ sekarang hidup dalam fase ekstrem: bisa banget bangkit, tapi juga bisa langsung rontok. Dan dua-duanya sama besar kemungkinan terjadinya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang riskan dari HAJJ bukan revenue-nya yang kecil, tapi persediaan kamar hotel senilai Rp316 Miliar yang mereka beli kontrak di 2024. Kamar-kamar itu bukan aset jangka panjang yang bisa dijual tahun depan. Ini kamar hotel bintang lima di Mekkah dan Madinah yang punya masa pakai terbatas—kalau nggak terisi sesuai jadwal, ya hangus begitu saja. Dan perlu diingat, semua itu belum menghasilkan revenue di laporan 2024 karena jemaahnya baru jalan tahun depan. Jadi kalau 2025 mereka gagal jual dengan cepat dan penuh? Persediaan itu bisa berubah jadi kerugian yang mencederai langsung ekuitas perusahaan.

Belum lagi soal piutang usaha sebesar Rp230 Miliar, dan 84% dari itu datang dari anak usaha sendiri, Aston Al Hijaz. Jadi bukan duit dari konsumen ritel, tapi utang internal yang belum tentu dibayar balik. Tambah parah, 36% dari piutang itu sudah lewat 90 hari, tapi yang disisihkan buat kemungkinan gagal bayar cuma 0,9%. Optimisnya sih level surga. Dan selama dua tahun berturut-turut, arus kas dari operasional negatif terus—tahun 2023 minus Rp100 M, tahun 2024 minus Rp78 M. Jadi selama ini mereka jalan bukan karena bisnisnya ngasih uang, tapi karena ada pendanaan dari luar. Dan itu bikin jantung makin deg-degan karena kas akhir tahun 2024 tinggal Rp7,4 Miliar, sedangkan mereka punya vendor dan utang besar yang harus dibayar.

Tapi di sisi lain, kita nggak bisa tutup mata bahwa HAJJ juga punya amunisi buat bangkit. Mereka bukan perusahaan kosong. Mereka pegang kontrak hotel bintang lima yang langka, punya jaringan operasional di Arab Saudi, dan revenue-nya tahun 2024 naik 71,6% dari tahun sebelumnya—walau nggak sebanding dengan laba, tapi ini bukti permintaan pasar umrah memang nyata. Segmen domestik bahkan menghasilkan laba Rp12,5 M dengan margin yang sehat, artinya ada bisnis inti yang sebenarnya bisa diandalkan kalau mereka berhenti terlalu agresif ekspansi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dan satu hal penting: kebanyakan kontrak hotel itu baru dimulai paruh kedua 2024. Jadi memang wajar kalau pendapatannya belum muncul di laporan keuangan per 31 Desember 2024. Pengakuan revenue-nya juga tunduk pada PSAK 115, yang mengharuskan jemaah selesai umrah dulu baru bisa diakui sebagai pendapatan. Artinya, 2024 adalah fase tanam, 2025 adalah fase panen—kalau semuanya sesuai rencana. Kalau kamar-kamar itu laku keras di 2025, revenue bisa meledak dan marjin bisa pulih.

Jadi, apa yang bisa menghambat HAJJ? Kalau kamar nggak laku, piutang nggak ditagih, dan kas makin kering, selesai sudah. Tapi apa yang bisa membangkitkan? Kalau 2025 jadi tahun panen besar, piutang ditarik, pelanggan mulai bayar dimuka, dan mereka fokus ke segmen domestik yang terbukti menguntungkan—HAJJ bisa berubah dari bom waktu jadi kisah comeback yang menginspirasi. Tinggal pilih jalan: mau jadi perusahaan travel yang sukses dengan napas panjang, atau tinggal legenda IPO yang terlalu cepat bermimpi tapi lupa bawa uang jalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$GIAA $BAYU

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apa bisa reciprocal tariff justru bullish utk pasar saham pada jangka menengah?

Kalau sekarang jelas pasar saham seluruh dunia banjir darah. Nggak pasar AS, Eropa, Asia, semua merah dalam. IHSG ntar buka juga kemungkinan besar longsor lagi. Yg menarik, justru pasar China nggak turun banyak2. Padahal China termasuk yg kenanya lumayan. Sebab sebelunya sudah dikenakan tariff sekitar 30%, terus ditambah lagi yg ini. Mungkin karena mrk sudah siap2 sejak jaman Trump jilid 1.

Ada pendapat dari seorang analis saham, Tom Lee dari FundStrat bahwa reciprocal tariff ini justru bisa bullish utk saham AS. Ini jelas beda sama pendapat mainstream. Kalau mainstream ya tariff dan counter tariff menyebabkan ekonomi dunia melambat. Kalau ekonomi dunia melambat, maka pasar saham di mana2 akan turun. Tapi Tom Lee ini bukan analis sembarangan, analisanya dia banyak yg kena. Alasannya juga masuk. Berita lengkap di sini https://cutt.ly/irsWUQN8.

Pada intinya argumennya dia knp reciprocal tariff bullish utk saham AS adalah Trump berkepentingan agar pasar saham AS naik. Hal ini karena:
- Ego Trump agar kelihatan kalau kebijakan tariff dia bagus utk ekonomi, dan agar approval rating dia naik
- Turunnya pasar saham bisa membuat AS resesi. Saat ini indeks consumer convidence sudah turun. Kalau consumer confidence turun, masyarakat nggak belanja. Kalau nggak belanja, ekonomi turun. Salah satu cara mencegah consumer confidence terus turun adalah pasar saham harus naik.
- Tujuan utama tariff adalah agar perusahaan2 pindahkan pabrik ke AS. Tapi pemindahan pabrik ke AS harus didukung pasar saham, utk memudahkan perusahaan2 tsb mendapatkan pembiayaan utk modal pindahan.

Karena alasan2 di atas, maka pemerintah AS akan melakukan segala hal utk mendukung pasar sahamnya. Tom Lee tidak bilang apa saja yg akan dilakukan oleh pemerintah AS. Kalau menurut saya, ada bbrp hal yg bisa dilakukan:
1. Deregulasi aturan => perijinan2 dipermudah. Misalnya cabut larangan penggalian minyak karena polusi. Ini sudah dilakukan
2. Turunkan pajak perusahaan => ini juga sudah dilakukan
3. Turunkan suku bunga
4. Quantitative Easing (QE)

3 dan 4 adalah wewenang bank sentral AS (Fed), bukan presiden. Dan bank sentral itu independen, keputusannya tidak bisa diatur pemerintah. Tapi Trump sudah terbukti dengan segala cara bisa melangkahi UU. Misalnya urusan tariff ini seharusnya wewenang kongres, bukan presiden.
Fed pernah melakukan QE pada wkt krisis 2008 dan waktu covid. Hasilnya luar biasa, baik utk pasar saham AS maupun IHSG. Hal ini karena melimpahnya dana dari QE mengalir juga ke negara2 berkembang termasuk Indonesia. Pada 2 kesempatan tsb, IHSG betul2 V shaped. Turun tajam, terus naiknya tajam juga.
Jadi kalau memang Fed akan QE, efeknya bisa bullish utk IHSG.
Masalahnya, QE ini meningkatkan inflasi. Karena banyak uang beredar, harga barang akan naik. Jadi hanya bisa diginakan ketika inflasi rendah. Padahal tariff hampir pasti akan menyebabkan inflasi. Kemungkinan Fed akan pikir2 utk melakukan QE.

Semoga bermanfaat 🙂

$IHSG $BAYU $SPTO

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU sangat siap hari selasa nambah saat turuuunn wkwkwk terima kasih Trump semoga ihsg berdarah massal

$BAYU berarti kira kira dividen masih diantara 75 - 100 ya per lembar

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@skydrugz27 masih kurang afdol kalo valuasi belum diperhitungkan. lebih sip kalo diliat persh yg cash keras dikurangi seluruh liabilitas, per lembar saham, masih lebih besar daripada harga sahamnya. $ASGR $BAYU.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@budipriswanto Sepertinya sulit bro. Saya melihat ada keunikan di saham $BAYU ini. Entah benar atau tidak, silahkan dipelajari lg bro. Dividen yang diberikan tidak akan jauh-jauh dari pendapatan lain-lainnya. Atau dengan kata lain, keuntungan dari usaha tidak akan dibagikan sebagai dividen, melainkan ditumpuk dulu jadi kas. Nanti, dari kasnya itu dapat bunga, bunga inilah yang dibagikan ke pemegang saham sebagai dividen. Jadi pegang BAYU ini sama aja kayak nabung deposito dewe. Bedanya modal dasar tabungannya aja yang naik terus karena kasnya nambah. Jadi solusi biar dapat gain maksimal dari dividennya adalah dengan membeli saham ketika market capnya jauh di bawah kas nya.

Read more...

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@suanajah $BAYU working capitalnya malah tidak butuh banyak. Karena dia reseller (agen), bisa dibilang bisnisnya dibiayai oleh uang konsumen. Tanpa cash juga dia akan survive. Bisa dilihat dari Days Sales Outstanding hanya 23 hari, sedangkan Days Payables Outstanding 30 hari. Artinya umur hutang konsumen rata2 hanya 23 hari, sedangkan umur faktur jatuh tempo ke supplier rata2 30 hari. Mayoritas konsumen melunasi sebelum berangkat atau menerima jasa. Hanya 25% yang berhutang (dilihat dari receivable turnovers. Bisa disimpulkan ini bisnis yang legit. Demikian kira-kira pandangan saya

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU

Asset Lancar 855M , Total Liabilitas 477M
Market Cap Cuman 413M

ini perusahaan hampir gratis tis tis

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU pada kuartal 1 2025 bagaimana??? ini dugaannya..

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy