America Tariff Part 2

Tulisan ini melanjutkan dua tulisan terdahulu:

America Dream vs China Fundamental https://stockbit.com/post/18081578
America Tariff https://stockbit.com/post/18096366

Sekarang kita membahas babak baru dalam tariff war – dimana Trump menunda semua penerapan tarif untuk 90 hari kecuali China. Ini Tariff War Part 2.

Seperti di bagian pertama, saya akan menghindari diskusi yang berbasiskan tebak2an – karena tidak ada guna-nya menebak2 – hasilnya hanya kadang betul kadang salah – alias berjudi – total jenderal hasilnya akan sama dengan nol – dan minus karena harus membayar fee – dan jika niat-nya berjudi – tempat ternyaman adanya di MBS bukan di bursa.

Tidak gampang mencari fundamental dari sebuah kejadian, apalagi yg sekompleks ini, dan kalau beruntung kita bisa menemukan beberapa fundamental, baru sebuah analisis bisa dibangun dengan baik dan BARU MUNGKIN ada nilai tersembunyinya.

Bisa menemukan satu kali saja sebuah nilai tersembunyi – mungkin sudah cukup untuk seumur hidup – so be it.

Kalau tidak terpakai – tidak masalah karena pastiiiii ada nilai pembelajaran di situ. Pembelajaran akan meningkatkan odds kita di masa depan.

( Yang berpikir menemukan sebuah fundamental adalah mudah, ingatkan diri sendiri bahwa seorang Soros pun sudah menghabiskan puluhan tahun hidup-nya dengan me-refine teori reflexivity-nya dan tetap belum berhasil menemukan sebuah fundamental mutlak yang dicari-nya.

Seperti-nya WB & CM betul kembali – dan kita semua masih harus berjalan lebih jauh lagi untuk bisa sekeras-kepala mereka berdua :D)) )

Untuk catch-up dengan berbagai kejutan2 yg terjadi sejak ditulis-nya bagian pertama, saya akan melengkapi dahulu dengan membahas beberapa hal yang belum dikupas dengan detail yang cukup.

That said, saya akan membuka tulisan ini dengan men-challenge pernyataan Sri Mulyani bahwa cara Trump ini membuang semua ilmu ekonomi ke tong sampah. Menurut saya yang dibuang hanya setengah-nya 🤝🤝🤝🤣🤣

Pada dua tulisan terdahulu, basically saya memberikan dua ramalan utama:

1. Tarif pasti kejadian;
2. Pada akhirnya semua negara akan follow.

Saya masih stick dengan dua ramalan ini – dan saya akan menambahkan satu ramalan baru di tulisan ini.

Yang dimaksud dengan dibuang ke tong sampah ini adalah argumen mengenai free-trade yang diberikan oleh Friedman, lebih dari 60 tahun yang lalu.

Kebetulan Friedman adalah hero dan guru ke-5 saya, dan oleh karena-nya ijinkan saya menjelaskan argumen dari Friedman ini. ( Saya bercita2 mempunyai paling sedikit tujuh guru seperti Guo Jing. )

Katakanlah ada negara A dan B yang saling menjalankan free-trade, yang somehow negara A menjadi deficit dan dengan sendiri-nya B menjadi surplus.

Katakanlah surplus yang terjadi di negara B di-reinvest ulang SELURUH-NYA dalam sebuah mesin produksi yang lebih produktif, sehingga akhir-nya SEMUA barang di negara B menjadi lebih baik dan lebih murah relatif terhadap seluruh barang di negara A. ( Jadi kita sampai pada sebuah setup yang paling extreme yang mungkin terjadi dalam sebuah sistem free trade. )

Apakah negara A akan menjadi mati? Tidak, karena pada akhirnya akan terjadi dua hal:

Pertama, mata uang negara B akan menjadi relatif semakin tinggi terhadap mata uang negara A karena semua orang berebut untuk membeli barang di negara B dengan mata uang negara B, sehingga apapun barang yang masih tersisa di negara A akhirnya lambat laun akan menjadi lebih murah daripada negara B.

Kedua, katakanlah sudah tidak ada barang yang tersisa lagi yang bisa dibuat di negara A, dan semua barang dibuat seluruh-nya di negara B, maka investment opportunity yang ada di negara B menjadi semakin mahal karena begitu banyak uang berebut investment yang sama, dan sebalik-nya investment opportunity yang ada di negara A menjadi semakin murah karena mereka starving akan investment. Maka investasi akan mengalir kembali lagi dari negara B ke negara A dan oleh karena-nya barang yang kemudian dihasilkan oleh negara A menjadi lebih murah kembali daripada negara B.

Demikianlah cerita di atas bisa diulang kembali, tetapi dibalik dimana negara A menjadi surplus dan negara B menjadi deficit dan demikianlah seterus-nya.

Alokasi resources akan selalu mengalir ke kesempatan yang terbaik berganti2 antara negara A dan B, not necessarily balance, but pretty much would be very close to it.

Which is inilah hakikat-nya ilmu ekonomi modern dan globalization.

Argumen Friedman disetup dengan asumsi negara A dan negara B menjalankan free-trade yang setara, baik dengan kondisi dimana tidak ada tarif atau kondisi dengan tarif yang seimbang ( whatever yang dimaksud dengan tarif yang seimbang itu ).

Asumsi ini patah begitu salah satu negara either A atau B menerapkan tarif yang tidak berimbang. Katakanlah negara B menerapkan tarif import dari negara A ke negara B yang terlalu tinggi.

Tetapi kondisi ini tidak berbeda dengan seperti setup sebelum-nya dimana seluruh barang di negara A mendadak menjadi relatif lebih mahal dari seluruh barang yang ada di negara B. Yang arti-nya mata uang negara A dan investment opportunity negara A menjadi relatif lebih murah juga dan cerita akan berlanjut seperti yang sudah diceritakan di atas.

MASALAH-NYA adalah begitu tarif tidak berimbang, terjadi-nya hal ini ( mata uang dan investment opportunity yang lebih murah ) akan membutuhkan waktu yang jauh lebih lama – itupun kalau betul masih bisa terjadi – sehingga pada saat mata uang dan investment opportunity di negara A sudah lebih murah daripada negara B – sudah tidak ada lagi yang tersisa di negara A.

Perhatikan bahwa argumen ini sama sekali TIDAK membantah argumen free-trade dari Friedman – dan justru dibangun di atas argumen free-trade ini.

Alias tidak ada ilmu ekonomi yang dibuang ke sampah.

Tetapi Sri Mulyani juga betul dalam arti bahwa argumen yang digunakan oleh Trump & team-nya ini belum dikomunikasikan secara baik, let alone memiliki studi dan pembuktian yang cukup. Mengingat saya tidak memiliki resources yang cukup untuk bisa meng-investigate ini secara mumpuni – saya serahkan studi dan debat atas hal ini kepada para ekonom yang lebih sejati.

Mencari jawaban pasti akan pertanyaan ini akan menjadi studi yang sangat menarik – tetapi dalam situasi saat ini belum terlalu penting dulu – karena DECISION PENGENAAN TARIF SUDAH DIBUAT DAN SUDAH DI-IMPLEMENTASIKAN ( walaupun status-nya saat ini masih ditunda untuk 90 hari ).

Yang lebih penting saat ini adalah memahami dinamika dari tarif ini sejelas2-nya. Dan tidak ada yang bisa menjelaskan tarif ini lebih baik daripada rumus tarif itu sendiri. ( Karena arti dari sebuah rumus yang ditulis dengan bahasa matematika – tidak pernah ambigu – dan tentu saja jika kita bisa percaya Trump dan team-nya akan konsekuen mengimplementasikan tarif berbasiskan rumus ini. )

Oleh karena itu, saya buang setengah ilmu ekonomi ke sampah, dan saya jumping, langsung bet bahwa hal ini adalah benar ada-nya.

Satu dunia akan lebih cenderung menulis opini bahwa tarif yang dilempar oleh Trump adalah salah satu bentuk proteksionisme ( not necessarily what they actually think, though ) – karena mereka tahu harus bernegosiasi habis2an karena impact dari tarif ini adalah satu dunia pasti akan dirugikan ( karena mereka sekarang surplus ) – dan hanya America yg diuntungkan ( karena sekarang deficit ).

Saya akan jelaskan bahwa hal ini tidak benar ada-nya – dan JUSTRU BAHKAN RUMUS INI BERBASISKAN FREE-TRADE!

Rumus tarif ini dengan lantang mengatakan bahwa jika terjadi deficit – ARTINYA PASTI ADA TARIF YANG TIDAK FAIR!

WHAAATTTTT?????? WHYYYY???? HOOOOOWWWW COULD THAT BEEEEE??????

*Karena jika free-trade betul terjadi secara fair, maka kondisi deficit dan surplus akan terjadi saling bergantian dalam waktu yang relatif pendek – bukan konstan dalam jangka waktu yang relatif panjang dimana satu party selalu deficit dan party yang lain selalu surplus.*

( Berapa pasti-nya yang disebut waktu yg relatif pendek atau panjang ini, inilah exactly yang saya katakan saya serahkan ke para ekonom sejati untuk meng-crack-nya. )

Dengan kata lain yang jauh lebih sederhana – jika terjadi trade-deficit yang terlalu besar dan terlalu lama – arti-nya ada tarif yang tidak fair.

Be really noted bahwa tarif yang dimaksud di sini tidak hanya melulu berbicara mengenai tarif import resmi – tetapi termasuk SEGALA HAL SEKALIGUS seperti pegurusan perijinan yang jumlah-nya berjibun, perebutan kuota, manipulasi currency, ijin ke ntah berapa banyak kementerian, hukum yang tidak jelas, penegakan hukum yang hampir tidak ada, preman dimana2, dan lain-lain-lain-sebagai-nya. Untuk case-nya Indonesia – hampir semua hal tersebut memerlukan suap 😂

Itu semua adalah cost tambahan – TIDAK ADA BEDA-NYA DENGAN TARIF IMPORT – karena efek-nya sama2 akan menaik-kan harga barang import.

Argumen ini MEMUNGKINKAN DICIPTAKAN-NYA sebuah rumus tarif yang sangat sederhana tetapi bisa menshort-cut semua kerumitan tersebut dengan simply melabelkan itu semua sebagai tarif tidak fair yang dikenakan ke America.

Perhatikan dalam pengunguman-nya di Liberal Day, hasil perhitungan dari rumus tarif dilabelkan sebagai apa... saya kutip secara verbatim: TARIFFS CHARGED TO THE U.S.A! ( Gambar 2 )

Dan menyatakan tarif yang dikenakan balik oleh America adalah tarif reciprocal.

Hampir semua orang mengatakan rumus tarif ini absurd – tetapi menurut saya ITU BETUL APA ADANYA DAN EXACTLY ITULAH YANG DIMAKSUD!

Bisa dengan jeli melihat fitur dari free-trade dan kemudian meng-implementasikan-nya dalam sebuah rumus sederhana adalah sesuatu yang bahkan bisa disebut sedikit jenius dan karena masih berbasiskan hanya “setengah” ilmu ekonomi – memerlukan keberanian seseorang yang cukup gila dan arogan untuk berani meng-implementasi-kan nya dalam sebuah gebrakan besar ke seluruh negara sekaligus.

Wahasil satu dunia langsung kacau-balau karena mendadak diajak bertaruh besar2an 😂😂

Tetapi sebalik-nya – melakukan hal yang sama berulang2 – expecting a different result ( lower trade-deficit ) – adalah the very definition daripada insanity itu sendiri. ( –Einstein– )

Di bagian pertama saya menurunkan rumus tarif hanya berdasarkan keyakinan bahwa Trump mau menghapuskan trade-deficit-nya America ( karena hal ini tidak sustain ).

Baru sekarang saya sadar bahwa rumus tarif memiliki ambisi yang jauh lebih besar dari ini – yaitu ingin membangun sebuah sistem perdagangan baru – a new world order – dimana semua-nya bedasarkan kepada penerapan tarif yang fair.

*Dengan pemikiran ini, saya sekarang memiliki argumen yang lebih kuat untuk meramalkan bahwa penerapan tarif ini justru akan menyebabkan free-trade yang lebih free-trade – thus juga globalization akan kembali pick-up.*

Jelas masih terlalu dini untuk men-judge apakah ramalan ini betul atau tidak ada-nya, tetapi menarik untuk memperhatikan respon yang diberikan oleh negara2 lain ke America. So far respon cukup spesifik yang kita tahu barulah Vietnam dan Indonesia, sementara negosiasi dengan Canada dan Jepang masih sedang berlangsung.

Respon dari Vietnam adalah menghapus semua tarif import dari America ke Vietnam yang langsung ditolak mentah2. Hal ini tidak mengejutkan karena sekarang kita sudah mengerti bahwa tarif import resmi hanyalah satu dari sekian banyak cara yang berujung kepada sebuah tarif TOTAL baik tersirat maupun tidak tersirat – yang tidak fair.

Ingat, selama trade-deficit America belum bisa ditekan mendekati nol – dan tanpa adanya alasan yang kuat – itu adalah indikator masih terjadi praktek tarif yang tidak fair. Dengan kata lain juga, usulan dari Vietnam dianggap masih jauh dari cukup untuk sebuah free-trade yang diharapkan oleh America.

Respon yang paling menarik saat ini adalah respon yang sudah dirumuskan oleh Indonesia. Yaitu terdiri dari: penghapusan kuota, less regulation, penghapusan pajak dan membuka keran import baru.

Apa ini arti-nya??? INDONESIA SETUJU UNTUK MENJADI SEMAKIN FREE TRADE ( dan bonus-nya adalah beberapa titik yang biasanya menjadi sumber korupsi mennjadi hilang ).

Hmmm... kok sepertinya betul ya... alih2 menjadi semakin proteksionisme seperti yang dituduhkan oleh satu dunia... kenapa inisiatif tarif dari America seperti-nya malah bisa berujung ke sebuah free-trade yang lebih free-trade??

Reason-nya adalah karena yang diminta adalah fair – dan betul telah terjadi tarif yang berat sebelah – tentu akan sulit sekali menegosiasi-nya. Bayangkan ada orang datang ke kita untuk menegosiasi ulang sebuah transaksi business yang lebih fair – dimana mereka tahu bahwa selama ini kita sudah kurang fair terhadap-nya – bagaimana cara-nya kita bisa menolak hal itu??

Satu2nya hal yang bisa dilakukan adalah menerima permintaan itu dan melakukan perbaikan supaya kita bisa tetap mendapatkan business dari-nya. Dan karena rumus tarif ini dengan tepat mem-pinpoint masalah free-trade, perbaikan-nya tidak ada cara lain selain menjadi lebih free-trade. Alternative lain-nya tidak akan menarik untuk America – thus choice-nya hanya tinggal dua: follow dan sekaligus melakukan perbaikan, atau meninggalkan America sama-sekali dan terisolasi dari USD yang menjadi life-blood-nya ekonomi dunia.

Dan karena dengan rumus tarif, memungkinkan America UNTUK TIDAK MENDIKTE apa yang setiap negara lain harus lakukan – sesuatu yang sangat tidak visible juga untuk dilakukan oleh America – America bisa menyerahkan perbaikan ini sepenuh-nya ke negara masing2. Alias free-trade yang semakin free-trade.

Mereka seperti-nya juga secara sengaja menghindari terjadi-nya central planning & control.

Central planning & control adalah BIG-NO-NO-NO dalam sebuah free-trade. Sudah dibuktikan, mungkin ratusan kali, central planning & control akan menyebabkan transfer benefit dari sekumpulan orang yang lebih besar ke sekumpulan orang yang lebih kecil. Sebalik-nya free-trade akan menyebabkan terjadi-nya transfer benefit dari sebagian kecil orang ke sebagian besar orang.

Misalnya untuk industri tesktil di Indonesia. Dengan central planning & control dimana terjadi pembatasan terhadap import tekstil, maka satu Indonesia dirugikan karena harus membayar pakaian yang lebih mahal dan hanya menguntungkan sekumpulan orang yang lebih kecil yaitu owner pabrik tekstil dan para pegawai-nya.

Yang menjadi catatan adalah Singapore yang walaupun trade-nya dengan America mengalami deficit – atau justru America yg surplus – tetap dikenakan tarif sebesar 10%. Dugaan sementara ini adalah negosiasi awal pembuka saja. Menarik untuk di-watch apakah America betul konsisten dengan rumus-nya sendiri.

Kita tunggu saja dengan sabar bagaimana respon2 dari negara lain yang sudah lebih spesifik.

Dengan argumen ini, sekarang saya berani mengangkat satu lagi dinamika dari rumus tarif yang tadinya belum berani saya bahas karena belum yakin – yang juga somehow belum pernah dibahas dengan detail oleh siapapun – mungkin dengan alasan yang sama dengan saya.

Again, you read it here first 😂😂😂

Katakanlah Indonesia memiliki export ke America sebesar 100 dan meng-import dari America sebesar 60, atau terjadi trade-deficit sebesar 40 ( lihat Gambar 3 ).

Berdasarkan rumus tarif, America akan menambahkan tarif NET dari export Indonesia ke America sebesar 50% x 40 / 100 = 20%.

Dan sebalik-nya Indonesia diharapkan bisa mengurangi tarif-nya atas barang import dari America ke Indonesia sebesar NET 50% x 40 / 60 = 33%. Tentu, cara-nya terserah, karena tarif sebesar 33% ini yang diduga terjadi, tidak hanya melulu dari tarif resmi import tetapi termasuk juga segala hal termasuk korupsi dan lain-lain seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Jika hal ini bisa berjalan lancar maka teori-nya trade-deficit akan langsung menjadi nol.

Tetapi cerita belum selesai sampai di sini saja, ingat masih ada satu faktor lagi di rumus tarif America yang saat ini masih diset di angka “1“ thus belum memiliki efek apapun. Faktor ini sebetul-nya adalah faktor elastisitas harga dari masing2 barang – yang sudah pasti akan terjadi!

Saya jelaskan. Pada saat America menambahkan tarif terhadap export dari Indonesia ke America – thus harga barang akan menjadi lebih mahal – sudah pasti akan berujung kepada penurunan export. Dan di sisi import dari America ke Indonesia – karena sudah dikenakan tarif yang lebih rendah – thus harga barang akan menjadi lebih murah – sudah pasti juga akan berujung kepada peningkatan import.

Dengan kata lain: DEFICIT MENURUN!

Karena deficit menurun – dan karena rumus dari tarif adalah deficit dibagi export atau deficit dibagi import – PENAMBAHAN TARIF EXPORT DAN PENURUNAN TARIF IMPORT AKAN MENJADI LEBIH KECIL!

Dan jika iterasi ini dilanjutkan terus – yang terjadi adalah perhitungan seperti yang saya tabel-kan di Gambar 3. LAMA2 TARIF BAHKAN BISA MENJADI NOL!

Ini belum selesai. Perhatikan kembali Gambar 3 tersebut, dan lihat apa yang terjadi. Export dari negara lain ke America lama2 semakin menurun, tetapi import dari America ke negara lain juga lama2 meningkat dan akhirnya terjadi balance di angka masing2 sebesar 80.

Tetapi total barang yg berputar di dunia ( total barang yg di-export dan di-import oleh negara lain ini ) tidak berubah bukan – yaitu tetap sama di angka 160! Arti-nya GDP dunia tidak berubah tetapi free-trade bisa berjalan lebih fair dan America bisa menjalankan trade-balance alias tidak menjadi bangkrut. ( Jika America keburu bangkrut akan menjadi problem yang jauh lebih besar daripada masalah tarif ini. )

Dan jangan lupa juga – karena ini terjadi di-drive oleh free-trade – import sebesar 80 yang diterima oleh negara lain dan juga export sebesar 80 yang diterima oleh America – ADALAH BARANG YANG LEBIH BAIK DARI SEBELUM-NYA!

Belum selesai juga ini.

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa problem yang saat ini dihadapi oleh America sudah diramal oleh seorang ekonom bernama Robert Triffin pada tahun 1960-an – dan diberi nama Triffin Dilemma.

Dan apa yang dilakukan oleh America dengan rumus tarif-nya ini – tidak lain dalam mencari solusi untuk memecahkan Triffin Dilemma. TRULY TRULY TRULY BIG TASK & BIG RISK – karena waktu-nya seperti-nya memang tidak banyak lagi.

Ditambah lagi alasan egois ( yg reasonable karena biar bagaimanapun juga dia adalah seorang POTUS ) – waktu-nya Trump sendiri hanya tersisa 4 tahun minus 3 bulan.

Trumponomics itu adalah Reaganomics-on-steroid. Dia tidak mau mengulang kesalahan Reagan yang bernegosiasi terlalu lama sehingga pada saat beliau meninggalkan kursi kepresidenan, progress-nya baru setengah jalan, sehingga bisa direverse oleh Bush Sr – dan bahkan di-double reverse oleh Clinton. Too bad – thus inilah nasib kita sekarang!

USD diperlukan untuk keep globalization berjalan dengan maksimum – belum ada alternative lain – tetapi seperti sudah saya jelaskan panjang kali lebar di bagian pertama – menjadi world-currency-reserve tidak bisa lagi di-sustain oleh America. Mau ribut kayak apapun – kekuatan-nya America sudah tidak seperti dulu lagi.

Turun-nya USD dan naik-nya yield obligasi2 America yang cukup significant dalam beberapa hari ini – apapun alasan-nya – dan tidak terlalu penting karena tidak ada yang bisa menjelaskan penyebab-nya dengan pasti juga – AKAN semakin meneguhkan niat America menerapkan rumus tarif-nya.

Satu lagi.

Bayangkan lagi sebuah dunia dimana setiap negara-nya saling melakukan hubungan bilateral satu sama lain hanya dengan berbasiskan rumus tarif ini. Bukan-kah ini menjadi sebuah penghapusan central planning & control – seperti WTO thus kita juga mendapatkan bonus bisa saving cost yang selama ini kita spend utk WTO – dan diganti dengan mekanisme free-trade yang lebih fair sepenuh-nya?? Yang semua-nya hanya berbasiskan satu rumus tarif sederhana?? Tidak-kah hal ini begitu Indah-nya??

Inilah dunia idaman-nya Friedman. Dan jawaban-nya adalah saya belum tahu.

*Luar-biasa bukan impact dari sebuah rumus yang begitu mungil!*

Tentu ada BIG-IF AND VERY VERY VERY BIG-IF di sini yaitu apakah betul America akan konsekuen melakukan ini???????

Mendadak saja Trump menunda penerapan tarif selama 90 hari! Teeeeettttttt... wake-uppppppppppppp Guuuyyyssssss... Byuuuuurrrrrrrrrr... Wkkkksssss!

Teeeeeeeetttttttttttttttttttt... belum lagi Trump keceplosan ( saya masih agak yakin ini keceplosan ) menyebut satu dunia kiss-his-ass! Begging-to-talk! Willing-to-do-anything!

FUUUAKKKKKKKSSSSS – INI BISA MERUBAH SEGALA-NYA!

Tidak hanya masalah tarif dengan China dan seluruh allies-nya EU, Japan, UK, South Korea dan Canada, tetapi juga TERMASUK urusan keamanan dunia yang juga sedang kritikal dengan Russia dan Iran. Apakah bisa mereka sekarang mempercayai Trump dan America???

Teeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttttt... China dan America saling mengancam untuk menerapkan tarif 1000% satu sama lain!

Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttttttttt......................... !

Saya tidak mau berspekulasi terlalu jauh karena tidak ada guna-nya – thus saya akan berpegang kepada tiga ramalan saya. Sementara saya cukup puas karena ini memungkinkan saya memberikan ramalan2 ringan ala MBS style:

Banyak nama yang bukan abal2 yang juga sudah menyatakan setuju dengan case yang di-bring-up oleh Trump & team-nya. Mereka hanya belum yakin dengan solution-nya. Solusi-nya menurut saya tidak ada cara lain selain: please America be more gentle – please China be more gentle.

Ini juga menjelaskan kenapa America menunda pelaksanaan tarif ini – dan saya semakin yakin America akan tetap push seluruh negara untuk turut serta penerapan tarif berdasarkan rumus tarif.

Perang tarif antara America dan China – thanks to Lisa – sekarang ini saya anggap hanya seperti anjing menggonggong adu keras satu sama lain. Lama2 akan capek sendiri semua.

Saya yakin China juga mengerti dengan jelas seluruh hal yang saya ceritakan di sini. Tidak mungkin mereka tidak mengerti – kecuali saya salah total – dan sayalah idiot-nya 😂😂😂😂

Yes, America tetap akan lebih di-untungkan – so please America lebih generous-lah sedikit ke negara2 lain – tetapi negara2 lain juga akan follow karena susah menegosiasi sebuah request yang lebih fair ( dan negara2 lain masih kurang fair ).

Yes, dalam 1 sd 3 tahun ini – kita semua akan painful – tetapi no choice – dan setelah itu – tidak hanya America – akan lebih baik untuk seluruh dunia karena free-trade yang fair akan mengalokasikan resources dengan lebih optimum.

Inflasi akan terjadi di America karena meningkat-nya tarif export dan menurun-nya jumlah export dari negara lain ke America. Deflasi akan terjadi di negara lain karena turun-nya tarif import dan meningkat-nya jumlah import dari America ke negara lain.

Resesi hampir tidak diragukan lagi karena jumlah export akan menurun di seluruh negara lain dan semua orang akan lebih menahan investasi dan spending di tengah ketidak-pastian selama masa transisi. Khusus untuk America – mungkin bisa sedikit di-counter dengan peningkatan export-nya.

Stocks dengan sendiri-nya akan mengikuti resesi. Bottoming-out di tahun ini. Mulai pulih di pertengahan tahun depan.

Negara dengan produktifitas tertinggi seperti China most likely akan ter-apresiasi currency-rate-nya – disertai ter-depresiasi-nya USD – dan mungkin seluruh currency yang lain. ( Dengan penerapan tarif ini, China tidak akan sebebas dulu lagi mengatur2 currency-rate-nya. )

Untuk safe haven – Gold menjadi pilihan yang terbaik. Karena apresiasi currency-nya – China juga bisa menjadi salah satu alternative yang cukup menarik juga. CNH tentu saja – bukan CNY.

Betul, akan ada investment opportunity yang lebih menggiurkan di America – again – bukan karena manipulasi – tetapi begitulah konsekuensi natural dari free-trade yang fair. Tidak perlu mendengarkan idiot2 yang meramalkan orang2 America akan menjahit baju-nya sendiri – Trump & team-nya bukanlah orang2 idiot.

Saya berani tutup mata dan yakin China akan baik2 saja – dan mereka akan LEBIH baik2 saja lagi jika follow setup free-trade orde baru ini. Dan karena ini juga saya yakin China juga akan follow – BUKAN – bukan follow America – tetapi idea free-trade yang lebih fair.

Dan jika investment opportunity semakin menarik di America – siapa negara yang mempunyai opportunity terbesar?? Yes – CHINA sebagai negara dengan trade-surplus terbesar di dunia.

Nanti akan ketemu di tengah – US reindustrialisasi – China deindustrialisasi. Bukan karena paksaan tetapi sekali lagi begitulah konsekuensi dari sebuah free-trade yang fair.

Hukum rimba seperti yang diramalkan oleh Lee Hsien Loong mungkin bisa kita hindarkan, bahkan untuk negara kecil seperti Singapore. Karena free-trade justru akan meng-enable-kan lebih banyak opportunity baru dan biasanya negara dengan sistem terbaik seperti Singapore justru akan semakin diuntungkan.

Sayang-nya pertemuan T&X akan mundur dari jadwal di bulan April ini – masih terlalu banyak issues – who could tell sampai kapan.

Rumus tarif ini akan jadi pondasi new-world-order.

Ini rumus luar-biasa, misalnya saya sekarang dengan gampang bisa menarik kesimpulan 90% yakin kalau China memanipulasi currency-nya dan banyak hal lain lagi untuk memproteksi industri dalam negeri-nya – dan ini tidak fair tidak hanya terhadap America tetapi juga terhadap semua negara2 lain.

China saya yakin mengerti ini, thus saya yakin China akan follow. Dunia sekarang tahu ini – dan juga akan demand hal yang sama dari China.

Dan ini juga menjelaskan kerasnya retaliation dari China dibandingkan negara2 lain. Power mereka memang yang terbesar – tetapi dengan new-world-order ini mungkin China-lah yang paling dirugikan. Basically ini bukan hanya China against America – dari sudut pandang mereka ini adalah China against satu dunia.

Dan ini menjadi lucu sekali.

Satu dunia bersama2 dengan China protes ke America untuk MENUNDA rumus tarif -- karena satu dunia akan dirugikan dengan penerapan rumus tarif ini.

Tetapi soon, bersama2 dengan America, satu dunia akan meminta China SEGERA MENG-APPLY rumus tarif – karena satu dunia akan diuntungkan dengan rumus tarif ini terhadap China 😂😂😂😂😂

Semua analisa masa depan yang tidak berbasiskan rumus tarif akan menjadi tidak pas lagi.

Sebagai penutup, saya summary-kan sekali lagi tiga ramalan utama saya:

1. Tarif pasti kejadian;

2. Pada akhirnya semua negara akan follow – termasuk America dan China;

3. Free-trade akan lebih free-trade.

Selamat memasuki masa “tenang” 90 hari – expect selalu kejutan2 baru – biasa saja namanya juga sedang transisi sistem – dan semoga tiga ramalan ini bisa membantu kita menavigasi-nya. Happy weekend, everyone!

$IHSG

Read more...

1/4

testestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy