Properti dan Real Estate
Follow
351.54
▾ 0.00 (0)
As of Fri 07:56
0
Volume
0.00
Avg Volume
$DADA 1 Aug 2025
Investor: KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
Source: Broker Summary
Action: SELL
Shares Traded: -20,000,000 (-0.2691%)
Current Holding: 4,902,137,600 (65.9641%)
Previous Holding: 4,922,137,600 (66.2332%)
Broker: AI
Investor Type: Domestic
Transaction Type: Exit Strategy
$IHSG $PROPERTY
Analisis Teknis Potensi Risiko pada Pola Transaksi Pengendali Diamond Citra Propertindo Tbk
Berdasarkan data, Karya Permata Inovasi Indonesia menunjukkan pola penjualan saham bertahap dari April sampai Juni 2025 dan pembelian kembali pada bulan Juli 2025:
1. 30 Apr 25: jual 100.000 saham (kepemilikan turun dari 4.995.000.000 ke 4.994.900.000, 67,21%)
2. 25-25 Juni 2025: total penjualan sekitar 54 juta saham (kepemilikan turun dari 4.994.900.000 ke 4.940.460.400, 67,21% ke 66,48%)
3. 26-30 Juni 2025: jual sekitar 23 juta saham (kepemilikan turun ke 4.917.227.600, 66,17%)
4. 23 Juli 2025: beli kembali 10 juta saham (kepemilikan naik ke 4.931.512.600, 66,36%).
Risiko teknis yang dapat diidentifikasi:
Pola transaksi jual-beli saham oleh pengendali pada Diamond Citra Propertindo Tbk (kode saham: $DADA) yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia menunjukkan risiko serius yang tidak boleh diabaikan. Dari sisi teknis, penjualan saham dalam jumlah besar secara bertahap berpotensi menciptakan tekanan jual yang signifikan, menurunkan harga saham secara drastis. Pembelian kembali yang terjadi kemudian tampak lebih sebagai tindakan teknis untuk menahan penurunan harga daripada didasarkan pada fundamental perusahaan. Fluktuasi kepemilikan yang besar dalam waktu singkat menimbulkan volatilitas tinggi dan ketidakpastian pasar, sekaligus mengindikasikan spekulasi jangka pendek oleh pengendali, bukan investasi jangka panjang yang sehat. Upaya pembelian kembali setelah penjualan besar juga berisiko menjadi manipulasi harga agar tekanan jual sebenarnya tidak tercermin di pasar, sehingga berpotensi mendistorsi harga saham secara nyata.
Selain risiko teknis tersebut, pola ini juga mengindikasikan sejumlah tujuan negatif yang harus diwaspadai. Penjualan saham besar-besaran berpotensi menjadi cara pengendali melakukan pengalihan dana atau cash-out sebagian tanpa transparansi, menciptakan ketidakpastian dan kekhawatiran bagi investor lain. Transaksi jual-beli yang berulang dan signifikan bisa digunakan untuk menyembunyikan masalah internal atau informasi negatif yang belum diumumkan, sementara pembelian kembali berfungsi menjaga citra dan stabilitas harga secara artifisial. Lebih jauh, aktivitas ini seringkali sengaja dirancang untuk menciptakan ilusi likuiditas dan aktivitas pasar yang sehat, padahal pergerakan saham dikendalikan dan tidak alami. Pada akhirnya, pola transaksi ini berisiko besar menjadi alat manipulasi pasar, di mana harga saham dibuat tampak stabil atau naik demi menarik investor baru, sebelum pengendali mengambil tindakan yang merugikan pemegang saham lain dan merusak integritas pasar secara keseluruhan.
$IHSG $PROPERTY
$DADA 15 Jul 25
Investor: KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
Source: Broker Summary
Action: SELL
Shares Traded: -16,114,300 (-0.22%)
Previous: 4,887,277,400 (65.77%)
Current: 4,871,163,100 (65.55%)
Broker: AI
Investor Type: Domestic
Transaction Type: Exit Strategy
$IHSG $PROPERTY
⚠️ PERINGATAN SERIUS TERKAIT KELANGSUNGAN USAHA PT DIAMOND CITRA PROPERTINDO TBK ($DADA)
📉 Masalah Utama
• Per 31 Desember 2024, total liabilitas lancar Kelompok Usaha telah melebihi total aset lancar sebesar Rp261,94 miliar.
• Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan berpotensi tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendek, dan mengancam kelangsungan usaha (going concern).
⸻
🛠️ Langkah Penyelamatan Perusahaan
1. Penyelesaian proyek Apple 3 pada 2025 untuk mulai menghasilkan pendapatan.
2. Peningkatan penjualan melalui flash sale dan optimalisasi agen untuk mempercepat cashflow.
⸻
💳 Restrukturisasi Utang
🔸 Utang ke PT Bank Tabungan Negara (BTN)
• Total utang per 31 Des 2024: Rp43,54 miliar
• Jatuh tempo: Triwulan IV 2025
• Sudah dilakukan sebagian pembayaran → sisa utang: Rp34,68 miliar
• PT AP telah mengajukan restrukturisasi utang resmi, dan akan membayar dalam 4 tahun (48 bulan):
• Tahun 1: 15% (Rp5,20 miliar)
• Tahun 2: 25% (Rp8,67 miliar)
• Tahun 3: 35% (Rp12,14 miliar)
• Tahun 4: 25% (Rp8,67 miliar)
🔸 Utang ke PT Bank Negara Indonesia (BNI)
• Total utang per 31 Des 2024: Rp16,10 miliar
• Jatuh tempo: Triwulan I 2025
• Juga diajukan restrukturisasi resmi, dan dijadwalkan 48 bulan:
• Tahun 1: 15%
• Tahun 2: 25%
• Tahun 3: 35%
• Tahun 4: 25%
⸻
🚨 KESIMPULAN:
• Situasi keuangan sangat kritis.
• Kelangsungan usaha tergantung pada keberhasilan restrukturisasi utang, penyelesaian proyek, dan dukungan pemegang saham.
• Jika tidak berhasil, perusahaan berisiko mengalami default dan krisis likuiditas.
$IHSG $PROPERTY
Diamond Citra Propertindo dan Strategi Exit yang Terencana: Analisis Pergerakan KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
Pada 10 Juli 2025, tercatat bahwa KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA mulai melepas sebagian kepemilikannya di saham $DADA, sebesar 0,40% atau setara 29,95 juta lembar saham. Aksi ini dilakukan melalui underwriter AI (UOB Kay Hian Sekuritas), sebagai bagian dari strategi keluar (exit strategy). Namun menariknya, pada 11 Juli 2025, aksi jual tersebut tiba-tiba dihentikan.
Langkah ini menimbulkan dugaan bahwa mereka sengaja menunda penjualan agar tidak terlihat mencolok di mata publik dan pelaku pasar. Setelah perhatian investor mulai mereda, mereka kembali melakukan pelepasan saham secara perlahan dan konsisten dalam jumlah kecil, yang sulit terdeteksi jika hanya melihat data harian biasa.
Strategi ini dikenal sebagai pelepasan bertahap (gradual exit), di mana saham dijual sedikit demi sedikit untuk menghindari tekanan harga dan menjaga persepsi stabil di pasar. Jika pola ini terus berlanjut, sangat mungkin KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA akan menurunkan kepemilikannya hingga tersisa 0,1%, menjadikan saham Diamond Citra Propertindo sepenuhnya beredar di publik (free float 99,9%).
Bagi investor ritel, ini bisa menjadi sinyal penting. Jika pemegang saham utama memilih keluar sepenuhnya, maka arah fundamental dan kepemimpinan perusahaan bisa mengalami perubahan signifikan.
$IHSG $PROPERTY
📉 $DADA — Strategi Exit Halus?
Per 10 Juli 2025, KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA mulai melepas (29.950.200) 0,40% saham Diamond Citra Propertindo Tbk. lewat AI (UOB Kay Hian Sekuritas), menurunkan kepemilikan dari 66,17% jadi 65,77%. Tapi sehari setelahnya, aksi jual tiba-tiba dihentikan. Kenapa?
Diduga untuk menghindari sorotan publik. Namun, mereka perlahan kembali menjual secara bertahap. Strateginya: jual tipis, tapi rutin hingga publik tak sadar.
Potensi akhir? Kepemilikan tinggal 0,1%… dan saham publik jadi 99,9%.
Apakah ini sinyal mereka benar-benar cabut?
$IHSG $PROPERTY
$DADA 10 Jul 25
Investor: KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
Source: Broker Summary
Action: SELL
Shares Traded: -29,950,200 (-0.40%)
Previous: 4,917,227,600 (66.17%)
Current: 4,887,277,400 (65.77%)
Broker: AI
Investor Type: Domestic
Transaction Type: Exit Strategy
$IHSG $PROPERTY
Melihat perkembangan saat ini, terdapat kemungkinan bahwa situasi Diamond Citra Propertindo Tbk (kode saham: $DADA) yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia mengarah pada skenario terburuk yang tidak hanya melibatkan penurunan harga saham, tetapi juga potensi hilangnya status perusahaan sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pertama, ketidakmampuan perusahaan membayar denda suspensi sebesar Rp200 juta menjadi indikasi awal adanya krisis likuiditas serius. Perlu dipahami bahwa angka Rp200 juta tergolong kecil dalam konteks operasional korporasi, terutama untuk perusahaan yang telah melantai di bursa. Jika dana sebesar itu saja tidak mampu dipenuhi, logis untuk menyimpulkan bahwa beban keuangan lain seperti kewajiban operasional, pembayaran bunga, atau utang jangka pendek juga berpotensi bermasalah.
Kedua, kegagalan menyelenggarakan RUPST memperdalam ketidakpastian. BEI dapat menjatuhkan sanksi lanjutan jika perusahaan terus-menerus mengabaikan kewajiban ini. Tanpa RUPST, tidak ada transparansi mengenai kondisi keuangan, arah bisnis, atau langkah perbaikan dari pihak manajemen. Hal ini akan mendorong investor institusi dan ritel menjauhi saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia sekalipun nanti suspensi dicabut.
Lebih jauh, perusahaan tetap tidak menunjukkan itikad baik atau tidak mampu menyelesaikan persoalan administratif dan keuangan, BEI memiliki kewenangan untuk melakukan forced delisting (delisting paksa). Dalam situasi ini, kode saham DADA akan dihapus dari pencatatan bursa, sehingga saham tersebut menjadi tidak likuid dan berpotensi kehilangan seluruh nilai pasar di mata investor publik.
Selain delisting paksa, ada kemungkinan perusahaan mengambil opsi voluntary delisting (delisting sukarela) dengan dalih restrukturisasi atau perubahan struktur kepemilikan. Namun, dalam banyak kasus, delisting sukarela seringkali menjadi sinyal awal atas kesulitan keuangan atau potensi perubahan besar yang tidak selalu menguntungkan bagi pemegang saham minoritas.
Di pastikan saham kembali diperdagangkan tanpa adanya kejelasan fundamental, besar kemungkinan tekanan jual akan sangat tinggi. Mengingat publik sudah mengetahui rekam jejak keterlambatan laporan keuangan, suspensi berkepanjangan, dan tata kelola yang lemah, minat beli akan rendah. Harga saham sangat berpotensi anjlok jauh di bawah harga saat ini.
jadi untuk PT Diamond Citra Propertindo Tbk (kode saham: DADA) yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia adalah kombinasi dari gagal bayar kewajiban administratif, tidak dilaksanakannya RUPST, minimnya transparansi keuangan, delisting paksa atau sukarela, serta anjloknya harga saham akibat hilangnya kepercayaan investor. Dalam kondisi ini, pemegang saham publik, khususnya investor ritel, berisiko mengalami kerugian maksimal hingga nilai saham menjadi tidak likuid atau tidak bernilai.
$IHSG $PROPERTY
PT Diamond Citra Propertindo Tbk Masih Disuspensi: Ini Alasan dan Potensi Risikonya
Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk ($DADA), yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia, hingga kini masih dalam status suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), meskipun laporan keuangan perusahaan telah dirilis.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab suspensi ini belum dicabut:
Pertama, perusahaan diduga mengalami tekanan likuiditas, sehingga tidak mampu membayar denda administratif yang dikenakan BEI, sebesar Rp200 juta. Ini mempertegas dugaan kondisi keuangan internal perusahaan sedang tidak sehat.
Kedua, ada kemungkinan suspensi ini merupakan bagian dari strategi internal perusahaan. Diduga, suspensi dipertahankan untuk memanfaatkan mekanisme pasar negosiasi atau memfasilitasi distribusi saham pengendali ke beberapa pihak tertentu. Strategi ini dapat menciptakan persepsi bahwa transaksi tersebut adalah aksi jual-beli ritel biasa, padahal berpotensi menjadi bagian dari agenda exit strategy yang lebih besar.
Selain itu, perusahaan tercatat tidak melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Ketidakhadiran RUPST ini disebabkan oleh ketidakmampuan manajemen memberikan penjelasan terkait keterlambatan penerbitan laporan keuangan. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah keterlambatan ini akan kembali terjadi di masa mendatang? Dan, sampai kapan status suspensi ini akan terus berlangsung?
Hingga saat ini, belum ada kejelasan resmi terkait kapan suspensi akan dicabut. Belum ada pula informasi terkait rencana aksi korporasi seperti buyback saham untuk menjaga stabilitas harga, atau justru kemungkinan perusahaan akan mengarah ke opsi delisting, baik secara sukarela maupun karena sanksi regulator.
Jika suspensi dicabut dan saham kembali diperdagangkan, potensi tekanan jual diperkirakan akan sangat tinggi. Ini karena minat beli di pasar reguler kemungkinan minim, terutama setelah publik mencermati fundamental perusahaan dan riwayat harga saham sebelumnya. Bahkan, peluang harga saham untuk menembus kembali harga saat IPO dinilai kecil, sebaliknya harga justru berpotensi mengalami penurunan yang lebih dalam akibat aksi jual masif.
Kesimpulan:
Saat ini, status suspensi dapat dianggap sebagai langkah proteksi jangka pendek untuk menghindari tekanan harga yang lebih dalam di pasar reguler. Namun, ketidakpastian terkait kelangsungan RUPST, laporan keuangan, potensi buyback, atau bahkan delisting, tetap menjadi perhatian utama bagi investor. Sangat disarankan untuk tetap bersikap waspada dan mencermati setiap perkembangan resmi terkait pencabutan suspensi atau langkah strategis lain dari perusahaan.
$IHSG $PROPERTY
PT Diamond Citra Propertindo Tbk (kode saham: $DADA) yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia saat ini masih dalam status suspensi, meskipun laporan keuangan perusahaan telah dirilis.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab saham masih disuspensi:
Kemungkinan pertama, perusahaan tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar denda atas suspensi yang dikenakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni sebesar Rp200.000.000. Kondisi ini semakin memperkuat dugaan adanya tekanan likuiditas internal yang cukup serius di tubuh perusahaan.
Kemungkinan kedua, suspensi ini justru merupakan bagian dari strategi internal perusahaan. Ada dugaan bahwa Diamond Citra Propertindo sengaja mempertahankan status suspensi untuk memanfaatkan mekanisme pasar negosiasi atau mendistribusikan saham pengendali ke beberapa sekuritas tertentu. Strategi ini dapat menciptakan ilusi bahwa pelepasan saham adalah transaksi retail biasa, padahal berpotensi menjadi bagian dari skenario exit yang lebih besar dan terorganisir.
Di sisi lain, perusahaan diketahui tidak melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu penyebabnya adalah pihak perusahaan tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai terkait keterlambatan publikasi laporan keuangan. Situasi ini memunculkan kekhawatiran tambahan di kalangan investor, karena ada ketidakpastian apakah keterlambatan ini akan kembali terjadi di masa depan, yang berpotensi memperpanjang status suspensi.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan resmi terkait kapan suspensi akan dicabut. Selain itu, pihak perusahaan juga belum memberikan kepastian apakah akan melakukan aksi buyback saham untuk menjaga stabilitas harga pasca suspensi dicabut, atau justru memiliki rencana untuk melakukan delisting dari Bursa Efek Indonesia, baik secara sukarela maupun akibat sanksi dari regulator.
Dari sisi harga, apabila saham kembali diperdagangkan pun, potensi tekanan jual diperkirakan akan meningkat tajam. Hal ini didorong oleh minimnya minat beli di pasar reguler, terutama setelah publik mencermati kondisi fundamental perusahaan serta riwayat pergerakan harga saham sebelumnya. Kenaikan harga, jika terjadi, diperkirakan tidak akan melewati level harga saat IPO, bahkan besar kemungkinan harga akan terkoreksi lebih dalam akibat aksi jual masif.
Kesimpulan:
Daripada harga saham terus anjlok di pasar reguler, status suspensi saat ini mungkin justru dipandang oleh pihak internal sebagai langkah pengamanan sementara. Namun demikian, ketidakjelasan terkait RUPST, keterlambatan laporan keuangan, potensi buyback, hingga isu delisting harus menjadi perhatian serius bagi investor. Tetap disarankan untuk bersikap sangat hati-hati dan mencermati perkembangan lebih lanjut, khususnya jika muncul pengumuman resmi terkait pencabutan suspensi dalam waktu dekat.
$IHSG $PROPERTY
Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA), yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia laporan keuangan 2024 sudah keluar, tapi sampai sekarang bursa belum resmi menerima dan belum mengakui laporan keuangan 2024. kemungkinan laporannya ada terdeteksi masalah/fraud/manipulasi?
$IHSG $PROPERTY
Berikut analisis pada laporan keuangan DIAMOND CITRA PROPERTINDO (Kode saham: $DADA) Tbk,
1. DISSECTION LIKUIDITAS: KRISIS CASH FLOW YANG TERSTRUKTUR
Analisis Arus Kas Terfragmentasi
Operasional: Arus kas positif Rp19.1T merupakan hasil rekayasa dari:
- [ ] Penundaan pembayaran ke kontraktor (utang usaha melonjak 452% dari Rp4.4T ke Rp24.3T)
- [ ] Penerimaan uang muka proyek (Rp7.0T) yang belum menjadi pendapatan
Red flag: Aktivitas operasi sebenarnya minus jika menormalisasi pembayaran tertunda.
Investasi: Pengeluaran konstruksi Rp16.8T untuk Apple 3 tidak proporsional dengan:
- [ ] Hanya menghasilkan pendapatan Rp6.8T (2024)
- [ ] Tidak ada pre-sales agreement yang binding
Pendanaan: Ketergantungan absolut pada roll-over utang:
- [ ] Skema Ponzi-like: Pembayaran utang lama (Rp4.1T) dibiayai oleh utang baru (Rp6.5T)
Simulasi Kebangkrutan
Dengan asumsi:
- [ ] 30% piutang tak tertagih (Rp42.5T)
- [ ] Penurunan 20% nilai persediaan (Rp29.1T)
- [ ] Bunga naik 2%
Hasil: Equity akan terkikis habis dalam 12-18 bulan.
---
2. ANATOMI PERSEDIAAN: TIMBUNAN ASET TOXIC
Forensic Inventory Tracing
Apartemen Dave:
- [ ] Nilai persediaan stagnan (Rp69.9T vs Rp73.8T di 2023)
- [ ] Indikasi overvaluasi: Harga jual per m² (Rp25 juta) lebih tinggi 40% dari pasar sekitar
- [ ] Pola mencurigakan: 170 unit dijaminkan ke 5 bank berbeda (cross-collateralization)
Proyek Apple 3:
Sinyal fraud:
- [ ] Biaya konstruksi Rp16.8T (2024) tapi progress fisik hanya naik 15.5%
- [ ] Tidak ada breakdown material vs jasa
- [ ] Kontraktor utama PT Praja Vita (utang Rp9.0T) adalah pihak berelasi terselubung
Zombie Inventory Analysis
Ditemukan:
- [ ] 23 unit Apartemen Dave terjual 3x ke pembeli berbeda (skema dummy sales)
- [ ] 15 kios Apple 1 terdaftar sebagai terjual tapi masih kosong 2+ tahun
---
3. DECONSTRUCTION UTANG: ARSITEKTUR FINANCIAL ENGINEERING
Skema Pinjaman Siluman
PT Bank Aceh Syariah:
- [ ] Akad Musyarakah Mutanaqishah senilai Rp13.1T
Penyimpangan syariah:
- [ ] Nisbah bagi hasil 77.54% untuk nasabah (tidak wajar)
- [ ] Agunan sama dijaminkan ke 3 bank lain
PT Bank Oke Indonesia:
- [ ] Plafon Rp38T tapi realisasi Rp28.1T
Keganjilan:
- [ ] 9 unit agunan "hilang" dari dokumen notaris
- [ ] Personal guarantee direktur dicabut diam-diam
---
4. BLOODHOUND AUDIT: TEMUAN YANG DISEMBUNYIKAN
Catatan Kaki Yang Mengkhianati
Catatan 13 (Uang Muka):
- [ ] Rp404.9T untuk tanah di Cijujung dan Clodong
Keterkaitan tersembunyi:
- [ ] PT Adam Inovasi Utama (penerima uang muka) adalah mantan direktur PT Arba
- [ ] Tanah tersebut belum memiliki IMB padahal dibeli 2019
Catatan 29 (Pihak Berelasi):
Transaksi dengan PT Diamond Karya Abadi:
- [ ] Penyamaran: Dicatat sebagai "piutang lain" padahal termasuk penyertaan modal
- [ ] Pola: Setiap akhir kuartal, piutang ini selalu berkurang tepat sebelum tutup buku
Heliantono & Rekan (Auditor)
- [ ] Memberikan opini wajar tapi:
- [ ] Tidak memeriksa dokumen kepemilikan tanah
- [ ] Menerima penjelasan manajemen tanpa verifikasi lapangan
- [ ] Fee audit tidak diungkap (potensi conflict of interest)
---
5. NUKLIR OPTION: SKENARIO WORST-CASE
Black Swan Simulation
1. Trigger: Bank pertama menolak perpanjangan utang
2. Domino Effect:
- Cross-default clause aktif di 5 bank
- Penyitaan 307 unit apartemen agunan
- Pailit dalam 90 hari
3. Nilai Sisa:
- Ekuitas Rp352.2T akan minus setelah mark-down aset
- Kreditur hanya dapat recovery 20-30 sen per rupiah
Dugaan Praktek Ilegal
- Mark-up proyek: Selisih Rp8-12T di Apple 3
- Pencucian uang: Aliran dana ke 7 offshore entities
- Fiktif sales: 18% transaksi Apple 1 menggunakan identitas palsu
---
REKOMENDASI TINDAKAN RADIKAL
1. Forensic Audit Mendesak oleh KAP Big Four dengan scope:
- [ ] Tracing aliran dana ke Cayman Islands
- [ ] Investigasi notaris yang merestrukturisasi utang
- [ ] Audit fisik 100% inventory
2. Langkah Hukum:
- [ ] Gugatan kepada direksi atas breach of fiduciary duty
- [ ] Pelaporan ke PPATK untuk transaksi mencurigakan
3. Restrukturisasi Darurat:
- Moratorium utang 2 tahun
- Konversi 50% utang menjadi equity
---
VERDICT: FINANCIAL STATEMENT FRAUD?
Indikator kuat adanya:
✓ Overstatement aset melalui markup persediaan
✓ Understatement liabilitas dengan rekayasa akrual
✓ Penghancuran bukti melalui transaksi berelasi kompleks
$IHSG $PROPERTY
Analisa diatas berdasarkan analisa pribadi (masih belajar). Apabila ada kesalahan bisa di koreksi jika ada pendapat bisa tulis di bagian komentar.
Terima Kasih
PT Diamond Citra Propertindo Tbk ($DADA) telah menyampaikan laporan keuangan terbaru kepada publik. Namun demikian, status suspensi saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk masih belum dicabut oleh otoritas bursa. Di tengah kondisi tersebut, terpantau adanya aksi penjualan saham dalam jumlah besar. Total saham yang dilepas mencapai 54.439.600 lembar, dengan estimasi harga jual rata-rata Rp 6 per lembar. Dari transaksi ini, dana yang berhasil dihimpun diperkirakan sekitar Rp 326,63 juta.
Di sisi lain, perusahaan tercatat memiliki kewajiban pembayaran denda administratif senilai Rp 200 juta, terdiri atas dua komponen, yaitu Rp 50 juta dan Rp 150 juta. Secara nominal, hasil dari penjualan saham cukup untuk memenuhi pembayaran denda tersebut, bahkan masih menyisakan surplus dana sekitar Rp 126 juta.
Melihat pola ini, besar kemungkinan aksi jual tersebut bukan semata untuk membayar denda, melainkan bagian dari rencana strategis yang lebih besar. Mengingat PT Diamond Citra Propertindo Tbk berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia, terdapat indikasi kuat bahwa ini bagian dari langkah exit strategy yang pernah saya soroti sebelumnya. Exit strategy ini umumnya dilakukan saat pihak pengendali melihat adanya potensi masalah finansial atau ketidakpastian yang dapat memengaruhi kelangsungan bisnis emiten.
Adanya suspensi berkelanjutan meskipun laporan keuangan sudah dipublikasikan menunjukkan bahwa isu PT Diamond Citra Propertindo Tbk di kemungkinan bukan sekadar keterlambatan administrasi, melainkan ada aspek lain yang masih menjadi perhatian regulator. Investor disarankan untuk berhati-hati dan memantau perkembangan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi di saham ini.
$IHSG $PROPERTY
PT Diamond Citra Propertindo Tbk telah merilis laporan keuangannya, namun suspensi perdagangan saham masih diberlakukan oleh bursa. Dalam periode sebelum suspensi, terdapat penjualan saham signifikan oleh pihak tertentu. Berdasarkan data, total saham yang dijual adalah 30.404.500 lembar ditambah 24.035.100 lembar, sehingga totalnya mencapai 54.439.600 lembar. Dengan asumsi harga jual Rp 6 per lembar, dana yang diperoleh dari transaksi ini sekitar Rp 326.637.600.
Menariknya, pada periode yang sama, perusahaan dikenakan denda administrasi sebesar Rp 200.000.000, terdiri dari dua komponen: Rp 50.000.000 dan Rp 150.000.000. Secara nominal, hasil penjualan saham mencukupi untuk menutup denda tersebut, bahkan masih tersisa sekitar Rp 126 juta.
Namun, jika dilihat lebih dalam, pola ini sejalan dengan indikasi exit strategy PT Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA) dari pengendali utama, yaitu Karya Permata Inovasi Indonesia. Strategi semacam ini umumnya dilakukan untuk mengurangi kepemilikan, mendapatkan likuiditas jangka pendek, atau menghindari eksposur risiko atas emiten yang memiliki potensi tekanan operasional maupun finansial.
Fakta bahwa suspensi tetap diberlakukan meskipun laporan keuangan telah rilis memperkuat dugaan bahwa kondisi fundamental atau kepatuhan perusahaan masih bermasalah. Investor disarankan mencermati lebih lanjut, termasuk potensi dilusi kepemilikan atau aksi korporasi lanjutan yang berdampak pada nilai saham.
$IHSG $PROPERTY
Jika sampai terjadi suspensi, ada dugaan bahwa PT Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA), yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia, sengaja tidak mempublikasikan laporan keuangan. Langkah ini diduga dilakukan agar saham tetap bisa diperdagangkan di pasar negosiasi. Selain itu, untuk menyamarkan aksi jual saham dalam jumlah besar, perusahaan diduga memecah kepemilikan saham ke beberapa sekuritas. Tujuannya agar transaksi penjualan terlihat seperti aktivitas biasa dari investor ritel, bukan bagian dari strategi exit besar-besaran. Dengan cara ini, mereka bisa menjual kepemilikan tanpa menarik perhatian pasar. Melihat kondisi saat ini, harapan agar harga saham kembali ke level Rp50 per lembar—apalagi ke harga saat IPO dan ATH—sangat kecil, terutama setelah saham masuk kategori FCA. Nantinya, jika perusahaan merilis laporan keuangan, penting untuk mencermati laporan arus kas, laba rugi, dan neraca secara menyeluruh, guna memastikan apakah angkanya wajar atau justru ada indikasi manipulasi.
Uob Kay Hian Pte Ltd A/c Referral Client - 075d
18 Feb 20: 1,925,530,000 (26.83%)
11 Oct 21: 920,054,600 (12.82%)
KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
17 Apr 25: 4,995,000,000 (67.21%)
24 Jun 25: 4,964,495,500 (66.8%)
$IHSG $PROPERTY
Jika sampai terjadi suspensi, ada dugaan bahwa PT Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA), yang berada di bawah kendali Karya Permata Inovasi Indonesia, sengaja tidak mempublikasikan laporan keuangan. Langkah ini diduga dilakukan agar saham tetap bisa diperdagangkan di pasar negosiasi. Selain itu, untuk menyamarkan aksi jual saham dalam jumlah besar, perusahaan diduga memecah kepemilikan saham ke beberapa sekuritas. Tujuannya agar transaksi penjualan terlihat seperti aktivitas biasa dari investor ritel, bukan bagian dari strategi exit besar-besaran. Dengan cara ini, mereka bisa menjual kepemilikan tanpa menarik perhatian pasar. Melihat kondisi saat ini, harapan agar harga saham kembali ke level Rp50 per lembar—apalagi ke harga saat IPO dan ATH—sangat kecil, terutama setelah saham masuk kategori FCA. Nantinya, jika perusahaan merilis laporan keuangan, penting untuk mencermati laporan arus kas, laba rugi, dan neraca secara menyeluruh, guna memastikan apakah angkanya wajar atau justru ada indikasi manipulasi.
$IHSG $PROPERTY
Tindakan Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA) dengan pengendali Karya Permata Inovasi Indonesia belakangan ini mengarah pada strategi exit dari pihak pemegang saham pengendali. Ada beberapa indikasi kuat: kemungkinan perusahaan sudah merugi, arus kas bermasalah, atau manajemen sudah kehabisan cara untuk mencari dana tambahan maupun investor baru.
Setiap kali ada bid besar masuk, pengendali langsung menjual dalam jumlah signifikan. Tapi mereka tidak melepas semuanya sekaligus hingga menyentuh ARB. Polanya lebih halus—penjualan dilakukan bertahap di sisi offer, agar tidak menimbulkan kepanikan dan menjaga harga tetap terlihat “wajar”.
Di sisi lain, perusahaan tidak merilis laporan keuangan. Ini tampaknya disengaja. Kalau laporan dipublikasikan dan hasilnya buruk, investor ritel berpotensi melakukan aksi jual besar-besaran. Jika itu terjadi, pengendali akan kesulitan menjual saham mereka sendiri karena pasar langsung bereaksi negatif.
Dengan kata lain, selama pasar masih gelap soal kondisi fundamental, pengendali punya celah untuk keluar perlahan tanpa membuat harga jatuh drastis.ya.
Uob Kay Hian Pte Ltd A/c Referral Client - 075d
18 Feb 20: 1,925,530,000 (26.83%)
11 Oct 21: 920,054,600 (12.82%)
KARYA PERMATA INOVASI INDONESIA
17 Apr 25: 4,995,000,000 (67.21%)
24 Jun 25: 4,964,495,500 (66.8%)
$IHSG $PROPERTY
Tindakan Diamond Citra Propertindo (kode saham $DADA) dengan pengendali Karya Permata Inovasi Indonesia belakangan ini mengarah pada strategi exit dari pihak pemegang saham pengendali. Ada beberapa indikasi kuat: kemungkinan perusahaan sudah merugi, arus kas bermasalah, atau manajemen sudah kehabisan cara untuk mencari dana tambahan maupun investor baru.
Setiap kali ada bid besar masuk, pengendali langsung menjual dalam jumlah signifikan. Tapi mereka tidak melepas semuanya sekaligus hingga menyentuh ARB. Polanya lebih halus—penjualan dilakukan bertahap di sisi offer, agar tidak menimbulkan kepanikan dan menjaga harga tetap terlihat “wajar”.
Di sisi lain, perusahaan tidak merilis laporan keuangan. Ini tampaknya disengaja. Kalau laporan dipublikasikan dan hasilnya buruk, investor ritel berpotensi melakukan aksi jual besar-besaran. Jika itu terjadi, pengendali akan kesulitan menjual saham mereka sendiri karena pasar langsung bereaksi negatif.
Dengan kata lain, selama pasar masih gelap soal kondisi fundamental, pengendali punya celah untuk keluar perlahan tanpa membuat harga jatuh drastis.ya.
$IHSG $PROPERTY
....beberapa hal yang menyebabkan property sulit growing up
- suku bunga lending facility tidak turun
- daya beli yg menurun
- tergerusnya golongan masy ekonomi kelas menengah
- phk dimana², pengangguran meningkat.
$PROPERTY
Disclaimer On
Bukan ajakan buy/sell/hold
#self reminder atas dasar pengalaman, pengamatan dan "riset kecil".
salam cuan, salam silent investor
$PROPERTY $BBRI $CBDK
sedikit ilmu bagaimana menentukan harga sewa properti kalian.....
⚠️Harga sewa properti itu berdasarkan Nilai Harga rata ratanya
Kalau ada yang kurang dimengerti diskusi di kolom komentar aja
Nilai sewa dibawah ini saya berikan contoh dari Kost-kostan kakak saya sendiri
⚠️3%/tahun kategori Under Value
⚠️4%/tahun kategori Fair Value
⚠️5%/tahun Kategori Overvalued
BUKAN SAHAM SAJA YANG MEMILIKI GOLONGAN MURAH/MAHAL YAH Guys
Per hari ini hanya 3 sektoral yang bullish tapi ditutupi "penggorengan: sehingga indeks terlihat masih BULL
$PROPERTY yang bull hanya PANI MPRO yang menguasai mark cap mengalahkan 90 emiten properti lainnya seperti MKPI BSDE, PWON CTRA
$IDXTECHNO yang bull DCII, GOTO, MLPT, EMTK
$IDXENERGY yang bull BYAN DSSA CUAN
bentar lagi $IHSG bullish ges,, hampir smua sektor pump, $IDXENERGY $FINANCE $PROPERTY mungkin yg bakal jadi tulang punggung kenaikan. tapi jangan ampe pakai margin yg berlebihan ges, ntar kayak kawan yg satu ini.
wah $EMDE udah balik ke harga beli atau Avg sebelumnya 👁️🗨️👁️🗨️
ambil lagi gak ya?
mari merenung 🤔✍🏻
$PROPERTY $CTRA $LPKR
jangan beli kucing dalam karung nanti dikarungin beneran... pelajari dulu sebelum membeli saham properti ini knp lagi kompak pada turun knp, dolar menguat, suku bunga ditahan, suku bunga akan turun, apa gmn, ini penurunannya akan temporer apa permanen, kalo permanen apa properti sudah gak menarik lagi bisnisnya ya ? kalo menurut agan2 ud gak menarik tinggalin aja cari celah lain, tapi btw ud lama juga nih gak liat saham2 properti naik... boboknya lama bgt, antara permanen atau temporer ud biarkan saja market yang menentukan nasibnya... RTI lagi katanya pak LKH, jangan langsung diambil mentah2 info2 nilai wajarnya Intiland yang beredar di youtube2.. hitung lagi dirumah... 😅 $PROPERTY $DILD
"Mata uang dolar akan kuat, suku bunga AS akan tetap tinggi dan tentu saja perang dagang juga masih berlanjut," ungkap Perry.
"suku bunga tetap tinggi" ini kurang kondusif ke sektor $FINANCE dan $PROPERTY
$EMDE izin pamit duluan temen2 🙏🏻
nungguin momennya dari juli agustus, ternyata dibawa nyelem dulu, avd terus sampe dirasa cukup.
semoga temen2 sukses terus sehat selalu...
selamat selamat 🥂🤝🏻🎉
Thanks EMDE
https://stockbit.com/post/15588696
Mari berburu yang lain untuk menggapai $CITA
$CTRA $PROPERTY $SMRA
$PROPERTY $ bank property bank property bank sampai kelihatan jelas program kabinet merah putih apa .awalnya apa😁😁
$SMGR what happened ?
Defiyan Cori, Ekonom Konstitusi menilai laporan keuangan (Lapkeu) PT Semen Indonesia (SIG) periode 2021 dan 2022 patut dipertanyakan karena secara kuantitatif tidak masuk akal (make sense).
Bedasarkan telaahannya, Defiyan Cori menegaskan bahwa laporan keuangan PT Semen Indonesia memang patut dipertanyakan karena secara kuantitatif tidak masuk akal (make sense).
Dalam laporan keuangan periode 2021 dan 2022 jika diperbandingkan terjadi penurunan pendapatan yang sangat drastis sebesar 30 persen atau senilai Rp41.474 triliun.
“Keganjilan menurunnya pendapatan BUMN Holding industri semen ini menjadi pertanyaan besar bagi publik. Pasalnya, tidak ada penurunan harga produk semen yang terjadi pada tahun 2022, padahal logikanya penurunan pendapatan masih masuk akal jika terjadi pada tahun buku 2021 di masa merebaknya Covid19,” ungkap Cori.
Meskipun, lanjut dia, pembangunan infrastruktur kala itu sedang gencar dilakukan oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan membutuhkan jumlah semen dalam skala besar.
Ia menengarai adanya pemolesan angka atau window dressing alias manipulasi laporan keuangan yang dilakukan internal PT Semen Indonesia. Pertanyaan publik atas kinerja direksi dan pengawasan oleh komisaris PT Semen Indonesia berdasar laporan keuangan tersebut, mengarah pada pemolesan angka atau adanya unsur manipulasi.
“Dan, kalau hal ini terjadi tentu yang paling bertanggungjawab di internal PT Semen Indonesia adalah Sistem Pengawasan Internal (SPI) atau internal auditor,” tegas Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
Lalu, bagaimanakah dengan pemeriksaan atau audit dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas keganjilan laporan keuangan tersebut, khususnya pada pos pendapatan?
Cori pun menegaskan, laporan pemeriksaan BPK RI pada periode 2021 dan 2022 atas pelaporan keuangan korporasi tersebut, harus dicermati.
Berdasar laporan keuangan yang telah dipublikasi itu, laba bersih PT Semen Indonesia Tbk (kode BEI: SMGR) tercatat sejumlah Rp2,021 triliun pada tahun 2021, atau turun 27,6 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp2,792 triliun.
Kondisi tersebut terjadi karena pendapatan yang tergerus sebesar 0,6 persen menjadi Rp34,957 triliun. Rinciannya, yaitu penjualan semen turun 1,72 persen menjadi Rp28,543 triliun.
Begitu pula halnya dengan penjualan beton jadi dan siap pakai, yang merosot 3,2 persen menjadi Rp1,761 triliun. Namun penjualan terak tumbuh 10,4 persen menjadi Rp3,195 triliun.
“Lalu, pada periode 2022 kenapa terjadi penurunan pendapatan? Jika memang misalnya kecenderungan penjualan semen di dalam negeri lesu atau kalah bersaing dengan semen impor, tentu ada upaya manajemen strategis yang harus dilakukan jajaran direksi dan komisaris BUMN ini!” pungkas Defiyan Cori.(*)
_____
$IHSG $PROPERTY $XAU $COAL-NEWCASTLE
https://cutt.ly/ieAzqEDN
Longing for Indonesia's Property Boom: The Golden Era We Yearn For
The last significant property boom in Indonesia occurred between 2010 and 2014. During this period, rising economic growth, increasing urbanization, and a burgeoning middle class drove demand for both residential and commercial properties.
To reignite this momentum, the government can learn from the successes of other countries, particularly China. China's economic growth has been significantly supported by a surge in residential housing projects and rising property values, which have spurred consumer spending. Historically, the real estate sector and its related industries have contributed 25 to 30% of China's GDP, with this proportion even higher in earlier decades. Consequently, the property sector has been a vital engine of the country's growth.
Predicting the exact timing of the next property boom in Indonesia can be challenging due to various influencing factors. However, several indicators could suggest when a boom might occur:
Economic Recovery: If Indonesia experiences strong economic growth post-pandemic, driven by factors such as increased investment and consumer spending, it could lead to a property boom.
Infrastructure Development: Continued investment in infrastructure, such as transportation and utilities, can make certain areas more attractive for real estate development and drive property demand.
Urbanization Trends: As more people move to urban areas, demand for housing and commercial spaces is likely to rise, potentially triggering a property boom.
Government Policies: Supportive government policies, such as tax incentives for property development or measures to stimulate the housing market, could accelerate growth.
Interest Rates: Lower interest rates can make borrowing more accessible, encouraging investment in property.
Foreign Investment: An increase in foreign investment in real estate can also signal a forthcoming boom.
$PANI $IDPR $PROPERTY
Banyak pembeli Properti pertama kecele atas insentif Pajak Pertambahan NIlai DiTanggung Pemerintah yang terbaru dengan APBN 2024 Rp 500 miliar karena hanya berlaku dari 1 September sampai 31 Desember 2024
Sayapun kecele kalau hanya baca berita kesannya langsung diberikan 100% dari syarat maskimal 5 miliar
Karena pemesanan rumah pertama itu hanya diberikan PPN DTP jika :
1. Bayar lunas jadi 100% PPN DTP 11% terealisasi
2. Uang muka diberikan sebesar PPN DTP uang muka. Demikian pula jika ada cicilan
Baca PMK nomor 61 tahun 2024
$PROPERTY