Harga Jatuh Tanpa Krisis Fundamental?
===================================
Ngopi Santai 40

Jumat 16 September 2022  IHSG ditutup di harga Rp 7.168,87. Ini berarti turun 1,87% dari harga sehari sebelumnya (lihat gambar). Seperti tampak  pada gambar pertama, pada bulan ini IHSG mencapai ATH alias All Time High di harga Rp 7.377,495. Perubahan IHSG (saya terbiasa menggunakan istilah perubahan bukan kinerja atau performance) selama YTD, 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun bisa dilihat di gambar 2.

Tulisan ini tidak akan memprediksi apakah di hari-hari mendatang dan minggu-minggu mendatang IHSG akan merah membara,  naik, atau sideways. Bagi pencari passive income dari dividen dengan Kiat JHP seperti saya tidak terlalu pusing dengan arah perubahan harga- harga apakah turun atau naik. Bagi yang belum tahu apa itu Kiat JHP saya kasih link tulisan di bagian bawah thread ini yang bisa dipelajari. Bagi saya mau merah atau hijau tidak masalah sama-sama happy. Yang sedih itu kalau pas lagi merah gak punya uang dingin baru untuk beli saham.

Meski bursa memerah beberapa emitan di porto saya tidak akan merah. Itu adalah emiten-emiten yang sudah lama akumulasi dan hold tanpa ada kenaikan average price. BMRI dan HEXA saya yang floating profit masing-masing sekitar 100-an persen saya rasa masih akan tetap hijau. Apalagi ANTM dan ITMG yang floating profit di atas 350-an persen. Yang akan mengalami floating loss seandainya harga-harga akan turun paling beberapa emiten yang hold-nya belum lama seperti IPCM dimana average price saya di sekitar 288. Kalau $IPCC saya, sebagian memang sudah mengalami floating loss karena belum lama hold. Tapi IPCC saya yang lain (di akun lain) yang sudah lama hold yang average price-nya di bawah Rp 400,- saya rasa masih akan hijau.

Saya pernah mengalami crash pada Maret 2020. Saat itu saya sedang full stock bukan full cash. Meski demikian tetap saja ada emiten di porto saya yang tidak merah. Salah satunya MYOH. Di tahun sebelumnya bahkan sudah merasakan dividen gurih dengan DY atau Dividen Yield sebesar 12% dari MYOH. Tidak masalah apakah harga-harga akan merah atau hijau.

Dalam tulisan kali ini saya hanya ingin membahas rumus DY (DIvidend Yield) dalam keterkaitannya dengan dinamika harga dan stabilitas atau pertumbuhan EPS DPS. Apakah mungkin atau pernahkah harga-harga saham berjatuhan tanpa diikuti krisis fundamental? Kalau dilihat di masa lalu, itu pernah terjadi. Sebenarnya sebelum Desember 2019, sebelum kasus covid-19 ditemukan di RRC, di Indonesia sedang marak kasus saham yang dibeli perusahaan asuransi jiwa secara sembarangan, mengalami bubble dan kemudian berjatuhan, termasuk juga mencuatnya kasus yang diakibatkan oleh  kiprah BTj di pasar modal Indonesia. Memang yang dibeli perusahaan asuransi itu sebagian adalah emiten yang fundamentalnya tidak jelas. Namun demikian, harga-harga saham lain yang fundamentalnya baik terpengaruh juga dalam artian ikut turun karena mungkin investor jangka pendek mengamankan keuntungannya. Yang turun adalah harga-harga saham sementara kondisi fundamental emiten bagus tidak turun.

Nah, kalau ada kejadian seperti itu, kita yang menggunakan Kiat JHP tidak perlu repot-repot menghitung atau memprediksi  EPS di tahun berjalan akan naik berapa persen dibandingkan tahun lalu. Dalam kondisi seperti itu, hampir pasti DY  akan naik kalau kita beli di saat harga lebih rendah atau kita melakukan averaging down.


Ingat rumus DY ⬇️
======================================
Rumus DY adalah DPS dibagi harga saham dikalikan 100%. Dimana DPS kependekan dari Dividend per Share. Yang dimaksud harga saham bisa berarti harga saham saat ini, harga saham yang kita inginkan untuk masuk atau harga rata-rara (average price) yang telah kita miliki di dalam portofolio kita. Semakin tinggi DPS semakin tinggi DY-nya bila harga tidak naik atau bila kita tidak melakukan averaging up. Demikian juga semakin rendah harga saham, semakin tinggi DY-nya bila DPS tidak turun.
======================================

Sekedar untuk mengingatkan, dalam rumus DY, harga itu adalah pembagi bukan pengganda. Karena harga adalah pembagi maka dalam Kiat JHP, ia adalah beban bukan pengganda. Artinya kalau harga terbang kita harus menahan diri untuk tidak membeli. Kalau harga terbang kita beli, DY kita nyungsep. Oleh karena itu saya lebih senang menggunakan istilah perubahan harga dari pada price performance atau kinerja harga.

Sayangnya kondisi di tahun 2019 diikuti pandemi covid-19 yang bisa menyebabkan fundamental emiten turun. Harga turun atau crash di bulan Maret 2020 diikuti kemungkinan penurunan fundamental. Dalam kondisi seperti tahun 2020 itu kita mesti memilah-milah mana emiten yang EPS-nya tidak terpengaruh dalam artian EPS naik, dan minimal tidak turun. Ternyata $BJBR dan BJTM adalah dua emiten yang tetap bagus kinerjanya di masa pandemi. Demikian juga akhirnya saya menemukan emiten lain yang bagus seperti $ARNA, $TLKM, LINK, PBID dan RANC di masa pandemi itu. Kalau EPS tetap naik, kemungkinan DPS juga naik. Dalam rumus DY, DPS adalah pengganda. Kalau DPS melonjak, DY dari emiten yang telah kita miliki juga melonjak kalau tidak ada kenaikan average price. Memang dalam kasus pandemi itu kita harus memilah dan memperhatikan kinerja emiten. Beda bila kejadiannya seperti yang pertama tadi yaitu harga-harga turun karena bubble saham gorengan meletus, harga anjlok, sementara fundamental emiten lain yang bukan gorengan tetap bagus. Suatu keadaan yang tidak perlu banyak mikir. Mungkinkah kejadian seperti ini akan terjadi lagi? Saya tidak tahu.

Dalam kejadian lain dimana harga-harga naik kita juga harus berpikir banyak, karena harus memperhatikan kenaikan EPS DPS. Kita harus memilah yang kenaikan EPS DPS lebih kencang dari kenaikan harga. Memprediksi apakah EPS akan naik itu tentu cukup sulit. Itu tidak mudah. Misalnya beroperasinya plant baru akan menambah berapa persen keuntungan atau EPS yang akan didapat.  Juga bertambahnya armada akan meningkatkan berapa persen keuntungan perseroan. Tidak terlalu mudah. Yang agak mudah itu memprediksi lonjakan EPS saat harga produknya melonjak drastis seperti dalam kasus komoditi batubara setahun lalu. September tahun lalu saya membahas 2 emiten batubara yang DY-nya di bawah 4% tapi akan melonjak karena harga produknya melonjak. Silakan baca 💠 Daftar Baru 20-an Emiten High DY Edisi September 2021. Bagian 3 dari 3 Tulisan ➡️
https://stockbit.com/post/7197891

Dalam kondisi dimana harga sideways, kita sebaiknya juga memilih yang EPS naik dan DPR stabil.

Dari kondisi-kondisi di atas, yang tidak perlu banyak mikir adalah bila harga-harga jatuh tanpa diikuti penurunan fundamental. ✔


Selain itu ada hal yang lain yang perlu diwaspadai, tapi ini sifatnya mikro atau internal perseroan yaitu bila penurunan harga terjadi karena pemegang saham pengendali (PSP) menjual sahamnya kepada retail secara besar-besaran sehingga porsinya turun di bawah 50%. Kalau hal ini terjadi biasanya ada hal buruk yang sedang terjadi di dalam internal perseroan sehingga sebaiknya jangan dibeli.

Demikian yang perlu saya sampaikan. Mungkin ini ngopi santai yang paling santai karena termasuk pendek dan simple. Untuk yang baru pertama kali membaca tulisan saya perlu juga membaca dan mempelajari tulisan saya yang lain yang link-nya ada di bawah. Happy investing. Happy weekend. Semoga TUHAN memberkati kita semua.

==================
Disclaimer always on
Saya hanya menulis untuk yang mencari passive income dari dividen tanpa berpikir menjual sahamnya. Pahami terlebih dulu bila ingin membeli, jangan ikut-ikutan. Uang Anda tetap tanggung jawab Anda sendiri.
_____________________________________


=============================================
Selain komentar, tip juga adalah feedback bagi saya. Itu juga sebuah dukungan atau feefback nyata untuk tetap aktif dan mengembangkan konten dan pembelajaran yang akan memperkaya Anda.
==============================================
Besaran tip bisa dibaca di sini ➡️ https://stockbit.com/post/9348607

Tag $IHSG

==================
Tulisan saya yang lain
💠💠💠💠💠💠💠💠💠


Tulisan hangat:
=============
💠Ngopi Santai 26
Mungkinkah Semua Investor Saham Sukses?
https://stockbit.com/post/8561717

💠Ngopi Santai 32
False Dividend Hunter?
https://stockbit.com/post/9016025

💠Ngopi Santai 33
Bila "Pujaan Hati" Terbang Bersama Asing.
Tambah Wawasan dengan Mengenali 70-an Emiten High Dividend Yield
https://stockbit.com/post/9287459

💠Ngopi Santai 34
Mau Berhasil atau Mau Bertualang?
https://stockbit.com/post/9348607

💠Ngopi Santai 37
Bagger, SB, Medsos Lain, dan Jejak Digital
https://stockbit.com/post/9506801




Kiat JHP (Mesti dipelajari dari Kiat 1 sd 7)
====================================
💠 Kiat JHP 1
Kuncinya adalah High DY,  BUKAN High Dividend. Kiat JHP 1. Kiat Aman Investasi Saham dengan Hasil Memuaskan
https://stockbit.com/post/5721537

💠 Kiat JHP 2
Mengapa Perlu Diversifikasi Lebar? Kiat JHP 2
https://stockbit.com/post/6211703

💠 Kiat JHP 3
Perhitungan Balik Modal dari Dividen dan Keuntungan Hold Forever. Kiat JHP 3 https://stockbit.com/post/6609543

💠 Kiat JHP 4
Hal yang Harus Diperhatikan Bila Riset DPS dari Tahun Buku Jadul. Kiat JHP 4 https://stockbit.com/post/7010132

💠 Kiat JHP 5
Investasi Saham Seharusnya Juga Berarti Penghematan dan Re-alokasi Aset. Kiat JHP 5 https://stockbit.com/post/7379029

💠 Kiat JHP 6
Strategi Belanja Bila Harga Saham Sudah Terbang Tidak di Sekitar Bottom https://stockbit.com/post/7472849

💠Kiat JHP 7
"Cash is King" dalam Kiat JHP
===========================
Kiat JHP7  ➡️ Kiat Aman Investasi Saham dengan Hasil Memuaskan
https://stockbit.com/post/9279335



Tulisan Lama yg Populer
======================
💠 Ngopi Santai 7
Saat Masih Ambisius Sering Rugi, Ketika Tidak Berambisi Malah Cuan 200%
https://stockbit.com/post/6437998

💠 Masuk Sebagai Investor Keluar Sebagai Trader? https://stockbit.com/post/4017587

💠Prinsip Dasar Investasi, Investasi Saham, dan Daftar 37 Emiten High DY https://stockbit.com/post/4699690

Read more...

1/2

testes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy