imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

#39 : Laporan Laba Rugi -> Beban Keuangan

Yang termasuk dalam beban keuangan adalah beban bunga utang bank baik jangka panjang maupun jangka pendek, bunga utang obligasi, dan bunga utang jenis pinjaman lainnya.

Pembahasan mengenai utang berbunga (debt) di bagian Liabilitas pada Laporan Posisi Keuangan, sudah ada di postingan berikut :
https://stockbit.com/post/16863412

Selain itu, jika utang berbunga diambil dalam mata uang asing, maka selisih kurs yang timbul tiap periode juga kerap kali dimasukkan dalam beban keuangan ini.

Kemudian, perhitungan bunga yang timbul dari liabilitas sewa dan liabilitas kontrak juga diklasifikasi ke beban keuangan, walaupun bunga tersebut hanyalah pencatatan akuntansi dan bukanlah beban sungguhan.
Telah dibahas di postingan berikut :
https://stockbit.com/post/16776731
https://stockbit.com/post/16317002

................................
Beban Keuangan tidak dikategorikan beban operasional, sehingga tidak masuk ke hitungan Laba Usaha atau Laba Operasional.

Karena memang beban ini tidak timbul dari aktivitas operasional sehari-hari perusahaan, melainkan dari sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan sebagai imbal hasil bagi si pemberi pinjaman (kreditur).

Sumber pendanaan berupa utang berbunga, maka imbal hasilnya berbentuk bunga yang menjadi beban keuangan (masuk ke laporan laba rugi, tapi diklasifikasi jadi beban lainnya di luar usaha)

Sumber pendanaan berupa modal saham, maka imbal hasilnya berupa dividen yang akan mengurangi laba ditahan (tidak masuk laporan laba rugi).

Keduanya tidak berkaitan dengan operasional sehari-hari perusahaan.

........................................
Semakin banyak utang berbunga yang jadi kewajiban perusahaan, tentu akan semakin tinggi pula beban keuangan yang mesti ditanggung.
Walaupun ada variabel lain yaitu tingkat suku bunga pinjaman (interest rate) dan klausul lainnya yang diperjanjikan.

Berikut ini preferensi pribadi saya mengenai keberadaan utang berbunga dalam perusahaan, bagaimana utang tersebut dikelola untuk menghasilkan kinerja operasional.
Saya urutkan dari yang terbaik ke yang terburuk :

1. Beban keuangan (utang berbunga) turun, tapi disertai kinerja operasional yang naik.

Perusahaan sudah mengurangi ketergantungan dana dari utang, dan lebih mengandalkan modal sendiri.
Tapi di sisi lain sudah mampu terus berekspansi meningkatkan pendapatan dan laba, tidak stagnan.

2. Beban keuangan tetap, tapi kinerja naik.

Perusahaan mempertahankan tingkat utang, belum bisa mengurangi dengan pembayaran pokok tanpa refinancing, namun perusahaan masih bisa terus ekspansi.

3. Beban keuangan naik, disertai kinerja yang naik

Perusahaan masih terus berekspansi, kinerja pendapatan dan laba naik terus. Tapi masih butuh tambahan dana dari utang yang memang menaikkan risiko likuiditas dan solvabilitas.

4. Beban keuangan turun, tapi kinerja tetap atau hanya tumbuh minim.

Perusahaan mampu mempertahankan kinerja operasional, sembari melakukan efisiensi pendanaan dari utang sehingga beban terkurangi. Perusahaan akhirnya mampu menghasilkan peningkatan laba bersih.

5. Beban keuangan tetap, kinerja juga tetap.

Perusahaan yang mempertahankan status quo. Tidak ekspansif, juga tidak menurun, biasa saja, business as usual.

6. Beban keuangan turun, kinerja juga turun.

Perusahaan sudah mengalami stagnansi dalam kegiatan usahanya, tapi masih mampu bayar utang.
Survive dengan melakukan efisiensi utang sehingga laba bersih bisa dipertahankan.

7. Beban keuangan naik, tapi kinerja tetap.

Perusahaan bisa mempertahankan kinerja operasional, tapi kemampuan membayar utang sudah berkurang, hasil usaha tidak cukup untuk bayar pokok utang.
Namun masih ada harapan sehingga perusahaan berani mencari terobosan baru dengan didanai tambahan utang, walaupun berisiko.

8. Beban keuangan tetap, namun kinerja turun.

Kegiatan usaha menurun dan mulai sulit melakukan pembayaran utang yang ada. Perusahaan menghadapi masalah likuiditas.

9. Beban keuangan naik, tapi kinerja turun.

Perusahaan dalam bahaya, terlilit utang, mengalami rugi bersih terus. Jika kondisi terus berlanjut maka gugatan pengadilan dan pailit di depan mata.

...Dari uraian di atas, yang dimaksud 'kinerja' adalah kinerja operasional, yaitu pendapatan serta laba sebelum perhitungan beban keuangan (bunga) dan pajak, dikenal sebagai laba usaha atau EBIT (earning before interest and tax).

Penilaian kinerja ini juga bukan atas dasar laporan satu dua kuartal, tapi berdasarkan pengamatan tren historis juga proyeksi masa depan dengan melihat apa yang sudah dan akan dilakukan oleh manajemen serta tantangan industri yang dihadapi.

Jadi keberadaan beban keuangan tidak selamanya buruk. Lebih baik perusahaan berani cari pendanaan untuk terus ekspansi, meningkatkan daya saing, memanfaatkan peluang.

Daripada perusahaan tidak berani ambil risiko dan akhirnya usaha stagnan bahkan menurun karena kalah saing dan tidak mampu ambil peluang.

Walaupun ya lebih bagus lagi kalau perusahaan bisa terus ekspansi tanpa bantuan utang berbunga.

........................................
Ketika perusahaan melakukan aksi tertentu yang berkaitan dengan posisi utang berbunga (refinancing, ambil utang baru, pelunasan dipercepat, restrukturisasi, konversi utang, dll).

Perlu untuk mengamati apakah tindakan tersebut akan membawa lebih banyak manfaat, terutama dengan berkurangnya beban keuangan di masa mendatang.
Atau justru bertambah risiko tanpa harapan peningkatan kinerja yang cukup memuaskan.

Suku bunga kredit (interest rate) semakin turun semakin baik.

Tenor jika diperpanjang juga akan mengurangi beban cicilan pokok bagi perusahaan, cash flow terjaga.
Walaupun bagi perusahaan yang dihitung-hitung sudah mampu membayar lebih cepat, justru lebih baik tenor utang yang lebih pendek.

Utang dalam mata uang asing yang digantikan dengan Rupiah, akan menghilangkan risiko fluktuasi kurs yang sering kali menyebabkan beban keuangan bengkak karena selisih kurs.

Apakah perusahaan makin dipercaya kreditur besar big banks, atau makin kesini malah menurun jadi bank-bank kecil.
Biasanya big banks akan memberi pinjaman yang lebih kompetitif (suku bunga lebih rendah, opsi refinancing lebih mudah, dan fasilitas lainnya) karena perusahaan bisa dipercaya dengan risiko rendah.

Utang semula berupa obligasi yang dilunasi sekaligus nanti dengan tenor jatuh tempo panjang, kemudian digantikan utang bank dengan sistem cicilan pokok.
Ini juga menandakan komitmen dan kemampuan perusahaan untuk mengurangi utang. Beban keuangan bakal menurun.

Konversi utang menjadi saham bisa dipandang merugikan bagi pemegang saham, karena harus berbagi hasil usaha dengan para ex-kreditur yang kini jadi pemegang saham juga.
Namun di sisi lain bisa mengurangi beban keuangan secara signifikan.

.....................................
Perlu juga memperhatikan seberapa besar persentase beban keuangan terhadap total pendapatan, juga terhadap laba usaha (EBIT) setiap periode.

Makin besar proporsi beban keuangan, maka perusahaan harus mengejar kinerja yang lebih tinggi untuk bisa memperoleh laba bersih.

Kemudian, rasio solvabilitas seperti Debt to Equity Ratio (DER) juga perlu diperhatikan. Bukan cuma angka yang tampil saat ini, tapi juga tren.

Perusahaan yang terus cetak laba, laba ditahan akan terakumulasi, ekuitas meningkat. Jika posisi debt dipertahankan, maka DER akan menurun.

Apalagi jika debt berkurang, disertai laba yang terus terkumpul. DER akan berkurang lebih cepat. Risiko yang timbul dari beban keuangan akan semakin kecil.

.....................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya :

#38 : Beban Usaha
https://stockbit.com/post/18500046
#37 : Beban Pokok Pendapatan
https://stockbit.com/post/17436716
#38 : Pendapatan
https://stockbit.com/post/17327746

$GJTL $ASRI $CPRO

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy