#38 : Laporan Laba Rugi -> Beban Usaha
Pada postingan #37 berikut sudah dibahas soal Beban Pokok Pendapatan
https://stockbit.com/post/17436716
yang merupakan beban yang terkait langsung dengan penyiapan suatu barang atau jasa sampai bisa dijual ke konsumen.
Di antaranya biaya pembelian bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya produksi lainnya.
Pendapatan dikurangi Beban Pokok Pendapatan, didapatlah Laba Kotor.
..................................
Selanjutnya, Beban Usaha adalah beban yang tidak terkait langsung dengan upaya penyiapan produk, namun harus ditanggung perusahaan dalam rangka menyelenggarakan operasional secara keseluruhan, di antaranya :
- Beban Penjualan -> beban yang timbul dalam upaya meneruskan produk yang sudah siap dijual sampai ke konsumen.
Misalnya : biaya promosi (iklan, diskon), biaya kerja sama penjualan (fee kartu kredit, fee aplikasi ojol), gaji dan insentif tenaga penjual, ongkos kirim distribusi, sewa gerai penjualan, layanan aftersales, dan biaya operasional lainnya di gerai penjualan.
- Beban Administrasi dan Umum -> sering disebut sebagai beban 'supporting' atau beban 'kantor', yang tidak terkait langsung dengan upaya produksi maupun penjualan, tapi harus tetap ada untuk menjamin perusahaan berjalan dengan teratur.
Misalnya : gaji karyawan kantor, ATK, komunikasi, perijinan, depresiasi aset tetap kantor (gedung, kendaraan, peralatan), biaya sistem administrasi, utilitas, maintenance, transportasi lainnya selain ongkos distribusi, dll.
- Beban dan Pendapatan Lainnya -> beban dan pendapatan tambahan yang tidak dikategorikan sebagai utama, tapi masih terkait dengan kegiatan usaha rutin.
Misalnya : untung rugi dari jual aset tetap, pendapatan jual limbah, untung rugi selisih kurs dari transaksi ekspor impor, pendapatan sewa dari aset nganggur yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha utama, dll.
................................
Maka akan diperoleh karakteristik setiap kelompok beban seperti ini :
- Beban Pokok Pendapatan -> naik turunnya sangat tergantung dengan tingkat penjualan, karena beban ini terkait langsung dengan produk.
Setiap produk yang terjual, di saat itu pula beban pokok tercatat. Walaupun ada aspek lain yang utama yaitu fluktuasi harga bahan baku.
Kalau dalam analisis korelasi, maka koefisien beta mendekati 1 (hubungan kuat antara tingkat penjualan dengan beban pokok).
- Beban Penjualan -> semakin gencar promosi, yang berimplikasi ke semakin banyaknya penjualan, harusnya beban ini akan naik pula.
Walaupun ketergantungan beban ini terhadap tingkat penjualan tidaklah sebesar beban pokok, karena belum tentu upaya marketing dan pendistribusian yang dilakukan langsung disambut oleh konsumen.
Koefisien beta 0,5 sampai 1 (hubungan tidak begitu kuat).
- Beban Administrasi dan Umum -> beban ini dalam kondisi normal cenderung stagnan, hanya mengikuti kenaikan wajar tahunan (kenaikan gaji, pengaruh inflasi), berapapun tingkat produksi dan penjualannya.
Kalau ada peningkatan signifikan dari beban ini seharusnya didasari adanya upaya ekspansi. Misal buka pabrik baru, buka gerai baru, sehingga butuh tambahan supporting, yang nanti harus berimplikasi terhadap peningkatan penjualan di masa mendatang.
Jika tidak ada ekspansi namun beban ini meningkat pesat, maka itu adalah indikasi pemborosan.
Koefisien beta di bawah 0,5 (hubungan lemah).
- Beban dan Pendapatan Lainnya -> karena sifatnya bukan terkait operasional utama, maka naik turunnya tidak tergantung dengan tingkat penjualan.
Koefisien beta mendekati 0 (hubungan sangat lemah).
.........................................
Laba Kotor dikurangi Beban Usaha didapatlah Laba Operasi atau Laba Usaha.
Ini belum jadi Laba Bersih, karena belum termasuk beban dan pendapatan lainnya di luar operasional perusahan, beban keuangan (bunga utang), dan beban pajak.
...........................................
Dengan pengetahuan mengenai struktur biaya perusahaan dan karakteristiknya, maka ini bisa sangat membantu melakukan proyeksi perkembangan usaha ke depan.
Gak asal nge-judge baik buruk cuma dari naik turunnya revenue dan net profit.
Tau mana yang bakal jadi peluang perbaikan, atau malah risiko pemburukan.
Tau mana yang sifatnya one off (cuma muncul sekali), dan mana yang sifatnya rutin.
Tau berapa target penjualan untuk menutupi beban, mencapai margin tertentu, mencapai target laba tertentu, termasuk kalau emiten rugi bisakah ada peluang turnover jadi laba lagi.
Tau juga berapa target beban yang bisa diefisienkan untuk mendukung upaya peningkatan laba.
Kemudian tinggal lihat kesesuaian dengan realita di lapangan dan di laporan mendatang.
Bener deh, kalau udah punya pengetahuan dasar begini, gak perlu gelud online.
Gak perlu panik gak perlu fomo liatin volatilitas harga saham. Gak perlu ikut panas ngeliatin stream.
Cukup duduk tenang, manfaatkan peluang. Anda sudah tau mesti ngapain 馃憤
Gak cuma investor, trader pun bisa terbantu kalau punya pemahaman dasar soal ini.
.......................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya
#35 : Kepentingan Non Pengendali (Neraca)
https://stockbit.com/post/17152148
#36 : Pendapatan (Laporan Laba Rugi)
https://stockbit.com/post/17327746
#37 : Beban Pokok Pendapatan (Laporan Laba Rugi)
https://stockbit.com/post/17436716
Contoh laporan keuangan $ERAA untuk postingan ini.
1/3