imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

#7 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) -> Aset -> Uang Muka Pembelian

Uang muka pembelian (advance, down payment) adalah uang (kas) yang sudah dibayarkan kepada pihak lain untuk memperoleh aset yang perusahaan butuhkan.

...............
Uang muka bisa diklasifikasikan ke Aset Lancar atau Aset Tidak Lancar, tergantung tujuan uang muka itu diberikan.

Jika uang muka diberikan untuk membeli persediaan atau aset lancar lainnya, maka diklasifikasi sebagai Aset Lancar.

Jika uang muka diberikan untuk membeli aset tetap (tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dll), investasi, sewa jangka panjang, atau aset tidak lancar lainnya, maka diklasifikasi sebagai Aset Tidak Lancar.

................
Uang muka pembelian adalah aset yang nyatanya tidak dalam penguasaan perusahaan. Mengapa ?
Karena uang sudah di tangan pihak lain, sementara barang yang diperlukan belum ada di tangan perusahaan.
Oleh karena itu memperhatikan akun uang muka ini cukup penting.

..................
Uang muka pembelian sering kali menjadi prasyarat dan jaminan bagi pihak lain untuk mengerjakan order barang (aset) yang dibutuhkan perusahaan. Belum terima uang, maka belum mau dikerjakan.
Setelah terima uang, baru barang persediaan dikirim.
Setelah terima uang, baru mesin dirakit, gudang dibangun, tanah diurus syarat jual belinya, dll.

Jadinya uang muka pembelian adalah kebalikan dari utang usaha.
Kalau uang muka, perusahaan harus bayar dulu baru dapat barang.
Sementara kalau utang, perusahaan bisa dapat, pakai, dan bahkan jual dulu barangnya sampai laku, baru kemudian bayar sesuai tempo yang disepakati.

Kalau apa-apa belinya harus pakai uang muka, tentu bisa jadi problem buat perusahaan terutama dalam mengelola kelancaran arus kas.
Apalagi kalau utang usaha umurnya pendek, harus bayar supplier dengan tempo cepat, tapi piutang umurnya panjang karena sulit menagih customer.

..............
Untuk perusahaan yang membutuhkan persediaan (bahan baku dll) terkait komoditas atau barang impor yang agak sulit didapat.

Pemberian uang muka pembelian juga menjadi upaya untuk menjamin ketersediaan stok secara kontinyu dan tepat waktu, sehingga mendukung kelancaran proses produksi dan jualan.

Pengaturan uang muka pembelian yang baik bisa bermanfaat bagi perusahaan untuk mendapatkan harga terbaik dan jumlah stok terbaik, di tengah fluktuasi harga dan volatilitas stok di pasaran (kadang langka, kadang melimpah).
Kapan saatnya borong, kapan saatnya menahan pembelian, uang muka menjadi salah satu instrumen yang dipakai karena pesanan perusahaan bisa didahulukan.

.............
Uang muka pembelian yang meningkat juga bisa menjadi indikasi perusahaan sedang growth (ekspansif).

Misalnya uang muka pembelian persediaan yang naik, bisa jadi perusahaan sedang berupaya mengejar output produksi untuk memenuhi kenaikan demand.

Adanya uang muka untuk beli aset tetap misalnya pabrik / gudang, menandakan perusahaan sedang ekspansi meningkatkan output produksi untuk jangka panjang, dan mungkin juga membuka target pasar di wilayah baru.

.............
Tapi hati-hati mangkrak.

Uang muka untuk beli persediaan sudah masuk ke supplier, tapi barang gak dikirim-kirim.
Sudah bayar uang muka beli mesin, tapi mesinnya gak jadi-jadi dirakit, gak bisa dipakai buat produksi.
Sudah bayar uang untuk beli gudang, tapi konstruksinya lambat gak selesai-selesai karena ada problem, sengketa, dll.

Uang hilang, aset pun tak dapat.
Hati-hati kalau ada indikasi seperti ini.

............
Ada pula 'niat jahat' memanfaatkan akun uang muka pembelian ini.

Contoh kasus :
Perusahaan berencana beli aset milik owner (pengendali) nya sendiri, dan diharuskan bayar uang muka.
Artinya, owner sudah dapat uang dari perusahaan, yang bisa langsung dinikmati.

Tapi asetnya tak kunjung diserahkan ke perusahaan karena ragam alasan.
Yang artinya owner masih menguasai dan bisa terus menikmati aset tersebut.

Akhirnya aset uang muka pembelian ini terus menggantung di laporan keuangan perusahaan, yang sebenarnya berpotensi hilang duit dan tinggal menunggu waktu dicatat jadi kerugian.

Kalau misal ketemu yang begini, hindari.

...............
Oleh karena itu, pastikan uang muka pembelian yang ada di laporan keuangan emiten itu "sehat".

Uang muka yang sudah direalisasikan asetnya oleh pihak lain (sudah perusahaan terima / bisa dipakai barangnya), akan mengurangi saldo uang muka pembelian, sekaligus menambah saldo aset yang perusahaan terima.
Tanpa perlu keluar kas lagi, kecuali kalau memang masih kurang duit (belum lunas).

Kalau uang muka untuk beli aset tetap, jangan mangkrak bertahun-tahun.
Segeralah direklasifikasi, dengan menambah di bagian aset tetap (bisa diamati di catatan atas laporan keuangan bagian aset tetap di kolom reklasifikasi), dan sembari mengurangi saldo uang muka pembelian.

Kalau uang muka untuk beli persediaan, jangan pula uang muka ini makin membesar tanpa disertai kenaikan persediaan dan penjualan.

..............
Kesimpulan :
Saldo uang muka pembelian yang naik bisa menjadi indikasi perusahaan terus berkembang.

Namun di sisi lain, meningkatkan risiko arus kas tersendat jika tidak dibarengi penjualan dan penagihan piutang yang lancar.

Yang lebih parah lagi kalau 'mangkrak', uang sudah diterima pihak lain, tapi asetnya tidak kunjung perusahaan terima.

............
Terima kasih 馃檹

Saya lampirkan contoh laporan keuangan random dari $MYOR, yang kebetulan ada uang muka pembelian di Aset Lancar dan juga Aset Tidak Lancar.

Postingan ini adalah series ke #7.
Series bahasan laporan keuangan terdahulu :
#1 : Kas dan Setara Kas
https://stockbit.com/post/16021406
#2 : Persediaan
https://stockbit.com/post/16033440
#3 : Piutang
https://stockbit.com/post/16044618
#4 : Beban Dibayar di Muka
https://stockbit.com/post/16076286
#5 : Pajak Dibayar di Muka
https://stockbit.com/post/16089851
#6 : Investasi di Surat Berharga
https://stockbit.com/post/16114500

$DRMA $PBRX $JECC $ERAA

Read more...

1/4

testestestes
2013-2024 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy