2,430

+10

(0.41%)

Today

8.57 M

Volume

30.17 M

Avg volume

Company Background

PT. Bukit Asam Tbk (PTBA) bergerak dalam bidang pertambangan batubara, termasuk survei umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas pelabuhan batubara khusus untuk keperluan internal dan kebutuhan eksternal, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap untuk kebutuhan internal dan eksternal dan memberikan jasa konsultasi terkait industri pertambangan batubara serta produk turunannya, dan pengembangan perkebunan. Pada tahun 1993, Perusahaan ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan Unit Usaha Briket Batubara.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA 😅

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

saham pertama ku ini cicil terus $ADRO $PTBA $PGAS

@investory itu kn sudah ada diatas, Beli $PTBA tahun 2022 harga 4000+ demi Dividen. div ny lumayan 36%, tapi setelh itu hrga gk pernah balik ke harga beli sd sekrg. dpt div tiap tahun tapi minus makin besar.
beli $ACRO $HUMI sekrg berapa lot pun yg dapat klo hrga sudah >70 stop beli. meskipun hanya 10 lot yg dpt. saat ini div nya memang masih tergolong kecil.
Mudah mudahan 3 Tahun YAD harga sahamnya sudah di 400 an, div nya 40 . div nya sudah 60% dri hrga beli saat ini.
Hold selama mungkin, suatu saat mungkin Dividenya bisa 100 % bhkn lebih dri harga beli hari ini. 😊

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@RizkyYudhistiraAP $PTBA Sinyal Jual. Tren Turun. 2,355

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Strategi Diversifikasi Efektif untuk Meminimalkan Risiko Saham

Baca Selengkapnya: https://cutt.ly/PrYhWPQi

$PTBA $BBNI $KLBF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dividen Yield itu apa sebaiknya ngunci di harga cumdate atau ex date? Kalo saya perhatikan Div yield nya mengikuti harga closing harian, jika harga turun pasca ex date otomatis yieldnya semakin naik, padahal buyer sudah tidak bisa mendapatkan dividen lagi.

$IHSG $PTBA $INDF

@EndiSusanto16 thanks bro, sy sudah merubah haluan. sy sudah kurang tertarik saham berdividen hrga diatas 500 an.
sy lebih tertarik saham under 100 yg bagi Dividen. meski saat ini div yield nya < 3%, semakin lm mudah mudahn hrga sahamnya makin naik (Hold gk perlu nambah) Dividen makin besar, sewaktu Waktu nnti 1x dividen nya j bisa 50 % dri modal saat ini. mungkin saat hrga sahamnya sudah di 300 an 😊.
$ACRO .
Dulu awal kenl bursa sy ngejr dividen $PTBA, $SMDR dll tapi shm makin turun. sampe minus -50. terima dividen, tapi serba salah, Hold or Avd or CL
shm under 100 berdividen klo naik Hold j gk perlu Avd, gk perlu Av up, terima dividen j nikmati 😊🤣

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ADRO lagi diakum, malah dikasih harga murah. kasih akum harga diatas 2000an dong

kasihan ritel cmn dpt jatah CL haha
$PTBA$PGEO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA diiris tipis-tipis ini. tidak ada pergerakan. bottomnya masih blm terlihat nan jauh disana. komentarnys cuma 1 : mengerikan bagi yg holder buta

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Anomali HBA vs Demand Coal

Lanjutan dari diskusi sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Langkah pemerintah menaikkan Harga Batubara Acuan (HBA) Indonesia menjadi US$107,35 per ton untuk batubara kalori tinggi di Juli 2025 bisa dibilang langkah berani, atau kalau mau jujur agak nekat, di tengah situasi pasar global yang sedang serba menurun. Menaikkan harga acuan saat ekspor turun, buyer berkurang, dan harga global sedang longgar, ibarat orang jualan nasi goreng harga naik padahal pelanggan udah mulai pindah makan mi instan. Apakah ini strategi jitu atau justru blunder kebijakan? Jawabannya ada di data. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita buka data ekspor batubara Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari sampai Mei 2025, nilai ekspor anjlok 19,1% YoY. Dari US$12,68 miliar di 2024 jadi tinggal US$10,26 miliar di 2025. Bukan itu saja, volume ekspornya juga turun 4,65%, dari 164 juta ton jadi 156,37 juta ton. Lalu, harga rata-rata jual? Turun juga, dari US$77,42 per ton ke US$65,66 per ton, alias turun 15,19%. Artinya, yang kita ekspor makin sedikit, harganya makin murah, dan nilai totalnya makin jeblok. Jadi ketika HBA dinaikkan, itu seperti menaikkan tarif parkir di mal yang sepi. Terlihat tegas, tapi berisiko mengusir yang masih mau datang.

Kalau kita zoom in ke bulan Mei 2025, nilainya cuma US$1,94 miliar, alias turun 25,32% YoY. Dan penurunan ini bukan karena force majeure atau bencana alam. Penyebabnya struktural. China sebagai buyer utama lagi-lagi ngurangin impor batubara dari Indonesia karena mereka lebih suka batubara dalam negeri yang murah dan dekat. Produksi domestik China naik 4% di Mei 2025 dan mereka sedang mempercepat transisi ke energi bersih. India juga sama. Mereka sekarang lebih banyak pakai batubara lokal. Impor dari Indonesia malah turun 15% karena harga kita sudah nggak kompetitif lagi dibanding Rusia dan Afrika Selatan.

Sementara itu, harga batubara acuan global seperti Newcastle juga ikut longsor, turun lebih dari 15% YoY. Rusia jual batubara ke India di harga diskon US$68–73 per ton, bahkan ada yang lebih rendah. Australia juga mulai agresif main di Asia Tenggara. Jadi buyer punya banyak pilihan. Dan batubara kita yang mayoritas kalori rendah sekitar 4.200 kcal per kg makin sulit bersaing karena buyer sekarang lebih tertarik sama batubara high CV yang lebih efisien secara energi. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di tengah kondisi kayak begini, pemerintah justru menaikkan HBA. Kenapa?
Pertama, ada permintaan sesaat dari China dan India buat stok musim panas yang sempat bikin harga batubara high CV rebound.
Kedua, sejak Maret 2025 ada aturan baru dari pemerintah lewat Kepmen ESDM No. 72 per 2025 yang mewajibkan semua ekspor batubara mengacu ke HBA, nggak boleh lebih murah. Tujuannya mulia, supaya negara dapat royalti lebih tinggi dan eksportir nggak jual batubaranya terlalu murah ke buyer luar.
Ketiga, program makan siang gratis, program bansos, program Koperasi Merah Putih, gaji menteri dan wakil menteri dan staf ahli semuanya butuh anggaran besar sehingga setoran royalti harus dikejar.

Tapi yang jadi masalah adalah HBA ini cenderung lebih tinggi dari harga pasar spot, apalagi untuk batubara low CV. Akibatnya, banyak kontrak dievaluasi ulang. Buyer dari China mulai minta negosiasi ulang atau mundur pelan-pelan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang lebih miris, harga batubara kita di pasar spot untuk 4.200 kcal per kg sekarang cuma sekitar US$46,20 per ton, jauh dari HBA yang US$107,35 per ton untuk high CV. Gap harga ini makin bikin buyer ogah ngelirik RI. Di pasar global, pembeli bukan cuma lihat harga acuan. Mereka lihat harga real di pelabuhan, ongkos angkut, kualitas batubara, dan kemudahan kontrak. Dan Indonesia dengan kualitas batubara low CV, logistik yang masih rumit, plus sekarang harga acuan yang tinggi, jadi makin kehilangan daya saing.

Jadi apakah langkah menaikkan HBA ini bijak?
Kalau kita pakai kacamata penerimaan negara jangka pendek, mungkin ini bisa dimaklumi. Negara ingin jaga pendapatan dari royalti dan PNBP. Tapi kalau pakai kacamata eksportir dan pelaku industri, ini langkah yang bikin sesak napas. Buyer makin menjauh, volume ekspor makin turun, dan daya saing makin melemah. Apalagi kita udah lihat datanya. Selama Januari sampai Mei 2025, volume ekspor turun, nilai turun, dan harga rata-rata juga ikut turun. Anggaran bayar gaji staf ahli dan wakil menteri butuh banyak uang, apalagi koperasi merah putih 3 Miliar x 80.000 desa.

Yang diharapkan sebenarnya sederhana. Pemerintah ingin eksportir tidak banting harga, pembeli tetap beli, dan negara tetap dapat bagiannya. Tapi yang tidak diharapkan justru sedang terjadi. Buyer merasa harga terlalu tinggi, negosiasi mandek, dan volume ekspor makin drop. Bahkan China yang biasanya ramai borong saat Imlek, tahun ini adem ayem saja. Mereka cukup dengan stok lokal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lalu buat investor saham batubara, situasinya serba tanggung. Kalau masih optimis, hal-hal yang perlu dicek antara lain:
1. Apakah perusahaan itu punya cadangan batubara high CV yang lebih laku di pasar sekarang?
2. Apakah mereka punya kontrak jangka panjang dengan China, India, atau Vietnam yang sudah aman secara volume?
3. Apakah mereka punya CFO yang tetap positif walau harga jual turun?
4. Dan apakah mereka bisa menjaga margin EBITDA atau net margin di atas 20% walau kondisi harga lagi tidak bersahabat?

Tapi kalau sudah mulai pesimis, yang biasanya jadi lampu merah adalah penurunan drastis volume ekspor per kuartal. Buyer utama mundur atau renegosiasi. Laporan keuangan menunjukkan CFO mulai ketat, dan arus kas investasi tetap tinggi. Sahamnya stagnan padahal komoditas lain kayak CPO malah naik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Buat yang sudah nyangkut di saham coal, penting untuk bedakan apakah nyangkut karena valuasi murah tapi fundamental bagus, atau nyangkut karena fundamental sudah mulai keropos. Kalau kamu masih yakin, indikatornya harus kuat. Misalnya harga jual masih di atas HPP, ekspor ke India stabil, dan kontrak jangka panjang jalan terus. Tapi kalau data-data itu sudah nggak ada, mungkin saatnya realistis.

Sekarang kalau kita lihat ke depan, tren jangka menengahnya jelas. China akan mencapai puncak konsumsi batubara antara 2027 sampai 2028, lalu melandai. Dunia makin mendorong transisi energi. Permintaan batubara global akan tetap ada, tapi tidak akan tumbuh agresif seperti dekade lalu. Jadi andai HBA kita terus dipaksa tinggi, dan kita tidak mampu menyesuaikan kualitas batubara atau membuka pasar baru, maka kita hanya akan jadi penonton dalam peta energi dunia yang berubah cepat.

Dan inilah ironi sesungguhnya. Kita punya komoditas, punya volume, tapi kalau buyer ogah beli karena harga kita terlalu ngotot, maka semua itu cuma akan menumpuk di pelabuhan. Atau lebih buruk, tak digali sama sekali. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Semoga ada harapan untuk Coal bangkit lagi.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AADI $ADRO $PTBA

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA

tak tunggu di 2300

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA let's cek ombak ..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA dividen sangat kecil. harga wajar 2000. sebentar lagi tarif trump. pamit keluar dulu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IHSG kyk nya lagi pada antri di IPO ya semua bandar nya..makanya sepi nich transaksi..kita WnS dulu abis IPO semoga hijau lagi IHSG tercinta ini..

random tag $PTRO $PTBA

Kenaikan $PTBA di akhir Mei sempat terlihat menjanjikan. Harga melaju perlahan, seolah membuka harapan baru. Tapi ternyata, itu bukan permulaan, melainkan akhir dari siklus sebelumnya.

Sebab sebelum harga turun bebas, sebenarnya sudah ada tanda pengingat, mereka terus menjual saat harga masih naik. Kenaikan itu bukan karena optimisme, tapi bagian dari skenario — harga ditarik pelan, sambil perlahan melepas barang.

Barang yang sempat mereka kumpulkan sejak bulan sebelumnya, dibagikan satu per satu ke pasar, dengan irama yang nyaris tak terdengar.

Dan seperti biasa, kita baru sadar ketika semuanya sudah selesai. Setelah distribusi rampung, harga pun dibiarkan jatuh. Tanpa sokongan. Tanpa niat menahan. Kini grafik pergerakan ritel (reverse) masih menunjukkan tekanan, belum ada sinyal mereka mulai kembali ambil posisi.

Tinggal menunggu, kapan mereka rela mengambil lagi barang yang sudah mereka lepaskan.

Random Tag $MDKA $BRPT

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berikut beberapa penyebab utama mengapa industri batu bara Rusia menghadapi krisis dan tersisa puluhan juta ton belum terjual:



🛑 Penyebab Utama

1. Sanksi Barat dan kehilangan pasar Eropa
• Sejak 2022, Uni Eropa melarang impor batu bara dari Rusia, sedangkan negara seperti Jepang juga mengurangi pembelian .
• Sekadar contoh, ekspor ke China turun 8%, Turki 47%, dan India 55% pada 2024 .

2. Logistik & infrastruktur tidak cukup siap
• Kebutuhan pengalihan rute ke Asia terbentur oleh keterbatasan kereta dan pelabuhan: kekurangan gerbong, kecepatan lambat (<35 km/jam) karena prioritas militer & infrastruktur tua ().

3. Harga batu bara global menurun tajam
• Harga sempat menyentuh US$450/ton saat krisis energi Eropa, namun turun di bawah US$100/ton akhir 2024 .
• Turunnya harga mengikis margin keuntungan, banyak perusahaan jadi merugi ().

4. Biaya transportasi & bea ekspor naik
• Tarif kereta meningkat, dan bea di pelabuhan seperti Taman melejit .
• Rusia bahkan menghapus bea ekspor tapi tetap kalah bersaing karena ongkir yang tinggi ().

5. Pasar Asia tidak mampu menyerap sempurna
• China, India, dan Turki mulai mengurangi impor dari Rusia, mengutamakan pemasok seperti Australia, Indonesia, Mongolia .
• China bahkan kenakan bea impor khusus untuk batu bara Rusia (3–6 %) .

6. Financing & likuiditas tersendat
• Bank dan institusi keuangan menahan pendanaan karena takut terkena sanksi sekunder, menghambat ekspor dan operasional ().
• Beberapa perusahaan batu bara bahkan sudah diambang bangkrut ().



📉 Dampak Nyata
• Ekspor batu bara menukik dari 223 jt ton (2021) → 195 jt ton (2024), diperkirakan 180 jt ton (2025) .
• Sekitar 50% perusahaan batu bara merugi, dengan kerugian mendekati US$1 miliar sepanjang 2024 ().
• Titik kritis saat ini: 50 juta ton batu bara tak terjual di pelabuhan akibat kombinasi faktor di atas.



⚡ Kesimpulan

Industri batu bara Rusia sedang “dihantam dari segala arah”: sanksi, infrastruktur lemah, harga rendah, beban biaya tinggi, dan likuiditas susut. Hanya integrasi lebih dalam, infrastruktur baru, atau intervensi negara besar lah yang bisa menghindarkan kolaps skala industri. Pemerintah bahkan mengadakan rapat darurat dan menyiapkan subsidi untuk menghindari gejolak sosial




$ITMG $AADI $PTBA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA ke dua ribuan dong

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Yup, see you next year aja sih buat $PTBA ditunggu ijonya 😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA email dividen sudah ada yg muncul ? bukankah tgl pencatatan jdwal nya sblm akhir bulan kmrn yaa ?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA udah akumulasi massive, tinggal tidur sampai jumpa lagi nanti 😂😂.
Geopolitik juga lagi dukung batubara nanjak 👌👌

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA akan sangat menarik kalau bisa masuk di pbv 1.. saat ini 1.22

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA Bener kan mentok 2.950 tgl 20 Juni, kemungkinan turun sampai 2.200-2.000. Kalau mau avd silahkan.

DYOR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA hampir menyentuh harga terbawah dalam 1 tahun terakhir, sayangnya lagi gak ada uang dingin utk avg down. Semoga turun terus sampai 2.000.

$ITMG $ADRO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

2 TIPE INVESTOR KONYOL


# 1. SI PEMBURU SAHAM TERBANG

> Julukan tongkrongan: “Si Rocket Chaser”
Moto hidup : Masuk pagi, keluar sore, bawa mimpi dan luka.

Ciri-ciri khas :

✔️ Buka aplikasi tiap pagi kayak liat hasil ujian SNBT.

✔️ Punya 5 grup sinyal, 3 Telegram, 1 Discord, dan... 0 analisa pribadi.

✔️ Suka nanya :
Bang, saham ini kuat gak buat naik 20% hari ini?

✔️ Lihat candle hijau: BUY SEKARANG! Lihat candle merah: IH GHOIB!!”

✔️ Kalo cuan, story-nya rame : Sahamku terbang. Hidup itu keputusan.

✔️ Kalo nyangkut, story-nya gelap : Gak semua yang terbang itu indah.

Akhir kisahnya?
Nanggung cuan 3%...
Tapi nyangkut 45%.


# 2. SI MULTIBAGGER INSTAN

> Julukan tongkrongan: “Mas Value Setengah Matang”
Moto hidup: Saya sabar kok... asal besok naik.

Ciri-ciri khas:

✔️ Baru belajar Warren Buffett 3 hari, langsung beli saham batubara.

✔️ Riset 1 jam, hold 1 minggu, nanya : Kok belum jadi 2x ya?

✔️ Beli saham properti, terus tiap hari ngomel : Kenapa dia diem aja bang... gak gerak-gerak!”

✔️ Suka bilang : Saya long term kok...Tapi hatinya gelisah kalo 2 hari merah.

Akhir kisahnya?
Sahamnya belum naik,
Tapi udah pindah hati ke kripto.


Refleksi Ringan :

> Si Pemburu Terbang gak butuh saham, dia butuh dopamine.
> Si Multibagger Wannabe gak butuh kesabaran, dia butuh validasi.

Jangan jadi pelari dari candle ke candle.
Karena ujungnya yang tahan itu bukan yang paling cepat, tapi yang paling paham apa yang dia pegang.

$PTBA $PGEO $BSDE

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTBA tgl brp payment date nya kawan ada yg tahu?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Barchart rotterdam udah mulai ijo lagi
7 hari streak ijo
Konfirmasi uptrend jika udah tembus 120$



$AADI $ITMG $PTBA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

kadang bingung sama orang orang yang lagi pada floating minus sedikit terus ngeluh dan panik, emang pas anda tekan BUY di salah satu saham langsung berharap 1minggu terbang ARA ya ? 😂

$ANTM $PTBA $PANI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INDY Di Antara Gelombang Harga, Ada Aliran Tersembunyi

INDY tampak liar — harga naik turun dalam rentang tajam. Tapi justru di tengah volatilitas itu, terlihat sesuatu yang menarik, grafik pergerakan ritel (reverse) terus merangkak naik.

Artinya? Barang perlahan keluar dari tangan ritel. Bukan karena panik, tapi karena ada yang rutin menyerapnya di balik layar. Setiap lonjakan harga seperti menjadi momen melepas barang, dan setiap koreksi menjadi ladang akumulasi diam-diam. Polanya terlihat berulang.

Bisa jadi, ini belum waktunya dinyalakan penuh. Tapi saat arus besar sudah terkumpul, pergerakannya bisa tak lagi sekadar pantulan teknikal. Karena di market, bukan yang paling keras yang menentukan arah. Tapi yang paling sabar — dan tahu kapan harus diam.

Dan jika ritme ini bertahan, INDY sedang ditata untuk sesuatu yang lebih besar. Mungkin bukan besok. Tapi nanti — saat kebanyakan mata sudah berpaling.

Random Tag $PTBA $AMMN

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PGEO: Dari Perut Bumi Menuju Masa Depan Energi Indonesia

Listrik tidak lahir dari angin surga. Ia berasal dari tempat-tempat paling gelap dan dalam, perut bumi, misalnya. Dan di sanalah Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menancapkan kukunya, diam-diam tapi pasti, menjadi pionir energi panas bumi di Indonesia. Portofolio pilihan, bukan euforia pasar: https://cutt.ly/QrWXKQVP

Baru-baru ini, PGEO resmi mengoperasikan PLTP Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 MW di Sumatera Selatan. Sekilas tampak kecil, padahal ini menggandakan kapasitas Lumut Balai menjadi 110 MW dan mendorong total kapasitas operasional PGEO menjadi 727,5 MW. Bila dihitung bersama proyek-proyek kerja sama, kontribusi PGEO terhadap panas bumi nasional kini mencapai 1.887 MW. Ini bukan sekadar ekspansi, melainkan pernyataan posisi bahwa mereka serius ingin menjadi penguasa energi dari perut bumi.

Tambahan 55 MW ini bukan sekadar angka. Dengan faktor kapasitas tinggi dan kestabilan pembangkit, Unit 2 mampu menghasilkan sekitar 481 GWh listrik per tahun, cukup untuk menerangi sekitar 400 ribu rumah. Lebih dari itu, operasinya menyelamatkan atmosfer dari 280 ribu ton emisi CO₂ tiap tahun. Di dunia yang makin menjadikan ESG sebagai tolok ukur utama investasi, PGEO punya modal alami berupa energi bersih, konsisten, dan bisa diandalkan.

Namun tentu bukan berarti semuanya mulus. Laporan keuangan 2024 mencatat pendapatan sebesar USD 407 juta, tapi laba bersih dan EBITDA sedikit tertekan. Bukan karena pelemahan bisnis, melainkan keputusan strategis untuk mengebut ekspansi. Proyek seperti Hululais Unit 1 dan 2 serta eksplorasi di area baru menunjukkan bahwa PGEO rela mengorbankan margin jangka pendek demi lonjakan jangka panjang. Targetnya pun ambisius, yaitu kapasitas mandiri 1 GW dalam dua hingga tiga tahun, dan 1,7 GW pada 2033. Dengan dukungan regulasi dan komitmen energi hijau dari pemerintah, ini adalah rencana yang bukan hanya realistis, tapi juga relevan.

Indonesia sendiri menyimpan sekitar 40 persen potensi panas bumi dunia, namun baru 10 persen yang dimanfaatkan. Ibarat punya ATM berisi emas, tapi baru satu dari sepuluh lacinya yang dibuka. Pemerintah menargetkan 5,2 GW kapasitas geothermal pada 2034, artinya pasar ini masih sangat terbuka. Di tengah pemain seperti Star Energy, PLN, Geo Dipa, dan Supreme Energy, PGEO sudah melangkah lebih awal. Mereka punya rekam jejak eksekusi, portofolio proyek, dan sokongan penuh dari holding BUMN.

Menariknya, beberapa emiten lain juga mulai masuk ke sektor ini. PT Barito Renewables Energy ($BREN), misalnya, melalui anak usahanya Star Energy, terus membangun posisi sebagai pemain geothermal swasta terbesar. Kalau PGEO tampil sebagai representasi kekuatan negara yang terstruktur, maka BREN mencerminkan agresivitas swasta yang gesit. Keduanya seperti dua kutub berbeda yang sama-sama menyasar puncak industri energi hijau.

Sementara itu, PT Bukit Asam ($PTBA) juga mulai bergerak. Meski basis bisnisnya tetap batubara, arah barunya mulai terlihat, yaitu investasi di pembangkit surya dan proyek panas bumi. Transisinya belum secepat PGEO atau BREN, tapi arahnya sudah jelas. Tidak tertutup kemungkinan kolaborasi dengan PGEO di masa depan, mengingat keduanya berada dalam ekosistem energi nasional dan menyadari bahwa dominasi batubara ada batasnya.

Model bisnis PGEO pun tidak berhenti di pembangkit. Di balik itu ada potensi monetisasi kredit karbon, peringkat ESG global yang impresif, dan posisi strategis dalam peta transisi energi Indonesia. Ke depan, nilai perusahaan energi tidak lagi hanya ditentukan oleh berapa besar listrik yang mereka hasilkan, tapi juga seberapa bersih dan berkelanjutan cara mereka melakukannya.

Tentu geothermal bukan tanpa tantangan. Lokasinya harus tepat, biaya awal tinggi, dan ada risiko geologi tertentu. Tapi di negeri dengan 127 gunung api aktif, tantangan seperti itu justru menjadi peluang, asal digarap dengan teknologi dan pendekatan yang benar.

Bagi investor jangka panjang, PGEO adalah saham yang tumbuh dari kedalaman bumi dan menjanjikan masa depan cerah di tengah gelombang transisi energi global. Jika perjalanan menuju energi hijau adalah maraton, maka PGEO sudah berlari jauh di depan, sementara banyak pemain lain baru bersiap di garis start.

Pertanyaannya bukan lagi apakah PGEO bisa besar.

Yang perlu dipikirkan adalah siapa yang akan tertinggal saat mereka lebih dulu menggali panas bumi menjadi emas.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ITMG $PTBA $ADRO

berburu saham ITMG di harga sekarang untuk kejar dividen interim bulan september 2025 ?

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy