imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ITMG LK Q2 2025: Laba Turun, Kas Mengalir Deras

Banyak investor di bursa kita punya prinsip sederhana. Kalau pasar sedang tidak menentu, cari saja perusahaan yang rajin bagi dividen. Di antara perusahaan-perusahaan itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) adalah jagoannya. Orang sudah kenal ITMG sebagai perusahaan yang uangnya banyak dan dividennya besar, makanya sering jadi andalan banyak investor. Cerita ini memang enak didengar dan bikin tenang, apalagi kalau pasar lagi naik turun. Tapi, laporan keuangan selalu menunjukkan kenyataan.

Sebelum melihat angkanya, kita perlu tahu dulu siapa bosnya. ITMG itu bukan perusahaan biasa, tapi bagian penting dari perusahaan energi besar Thailand bernama Banpu. Karena Banpu punya 65,14% saham, semua keputusan ITMG pasti ada kaitannya dengan kepentingan mereka. Jadi, waktu ITMG membagikan dividen besar senilai $153,1 juta dolar AS di awal tahun 2025, itu bukan cuma untuk menyenangkan investor ritel. Itu seperti pipa uang yang lancar dari "sapi perah" di Indonesia ke kantong induk perusahaannya. Pertanyaannya bukan soal benar atau salah, tapi soal masa depan ITMG. Perusahaan ini mau dibuat tumbuh, atau sekadar diambil untungnya saja?

Laporan laba ruginya kali ini kurang enak dilihat. Pendapatannya turun dari $1,05 miliar menjadi $919 juta kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pengaruhnya terasa sampai ke bawah. Untung bersihnya anjlok dari $128,6 juta menjadi $94 juta. Ini bukan turun sedikit, tapi lumayan banyak, sekitar 27 persen. Masa-masa untung besar waktu harga batu bara tinggi sepertinya sudah lewat. Angka-angka ini menjadi pengingat kalau di bisnis komoditas, harga itu bisa naik dan bisa turun.

Di sinilah anehnya, dan ini menarik buat investor yang teliti. Waktu untungnya seret, uang kas masuknya malah makin kencang. Uang kas dari operasi, yang jadi napas perusahaan, justru naik dari $237 juta jadi $281 juta. Bagaimana bisa? Ini sering bikin orang terkecoh kalau cuma baca judul berita. Jawabannya ada di laporan neraca. Tagihan ke pelanggan turun drastis dari $173 juta jadi $101 juta hanya dalam enam bulan. Artinya, ITMG sangat jago menagih utang-utang lama dari pelanggannya. Ini pelajaran penting. Laba itu opini, tapi kas itu fakta. ITMG mungkin penjualannya lagi turun, tapi mereka pintar memastikan uangnya benar-benar masuk.

Kekuatan utama ITMG memang ada di neracanya yang kokoh. Uang kasnya lebih dari $1 miliar, sementara total utangnya cuma $516 juta. Jauh lebih besar kasnya. Modal perusahaannya bukan cuma sehat, tapi kuat sekali. Di satu sisi, ini bagus untuk jaga-jaga. Tapi di sisi lain, ini bisa berarti mereka bingung mau diapakan uangnya. Kalau punya banyak uang tunai tapi tidak ada ide investasi yang bagus, apa jalan satu-satunya cuma bagi dividen?

Terakhir, ada satu masalah besar yang jarang dibicarakan, yaitu soal waktu. Bisnis tambang itu mengeruk sumber daya alam, dan pasti ada habisnya. Dengan desakan dunia untuk pakai energi bersih, pertanyaannya bukan lagi soal batu bara masih laku atau tidak, tapi sampai kapan. Dalam kondisi ini, uang kas ITMG yang banyak bisa jadi bukan untuk modal tumbuh lebih besar, tapi seperti dana yang siap dibagikan perlahan-lahan lewat dividen sampai nanti bisnisnya berakhir.

Jadi, menilai ITMG sekarang ini tidak bisa dibilang bagus atau jelek saja. Keuangannya sehat, itu sudah pasti. Pertanyaan pentingnya adalah, ITMG ini cocok untuk investor yang seperti apa? Apakah Anda tipe yang nyaman dengan pemasukan dari bisnis yang sudah matang tapi mungkin akan meredup? Atau Anda mencari perusahaan yang punya peluang tumbuh besar di masa depan? Untung yang turun adalah gambaran masa depan, sementara uang kas yang banyak adalah kenyamanan saat ini. Dua-duanya nyata. Anda mau percaya cerita yang mana, itu pilihan Anda.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Tag: $AADI $PTBA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy