Indonesia Fundamental & Dream Part 2
Untuk Part 1 bisa dibaca di artikel ini: America Dream vs China Fundamental, sub-judul: Indonesia Fundamental & Dream ( https://stockbit.com/post/18081578 ).
Sebagian dari argumen di artikel ini sama dengan argumen2 yang saya gunakan di artikel tersebut, jadi mungkin boleh dibaca terlebih dahulu sebelum melanjutkan-nya dengan artikel ini.
Sudah total 5 ramalan yg saya buat:
1. Tarif pasti kejadian;
2. Pada akhirnya semua negara akan follow – termasuk America dan China;
3. Free-trade akan lebih free-trade / fair ( yang akan men-drive tarif semakin mengecil – thus a better world );
4. America dan China sedang kompak2-nya – berteriak ke seluruh dunia – let bygones be bygones – let’s renegotiate but be gentle!
5. Dunia akan mulai menegosiasi ulang trade-nya dengan China – dengan membawa tarif sebagai senjata utama-nya.
( https://stockbit.com/post/18096366, https://stockbit.com/post/18169944, https://stockbit.com/post/18453295, https://stockbit.com/post/18516679 )
Sudah empat ramalan berjalan dan mulai berjalan, sekarang saat-nya lamaran ke-6.
Ada satu argumen paling mendasar yang saya kemukakan di Part 1 yaitu untuk bisa membereskan korupsi, 08 mutlak mempunyai power yg mendekati absolute. Dan oleh karena-nya tonggak progress terpenting dari 08 adalah ditandai dengan dibentuk-nya Danantara dan dirangkul-nya TNI dengan diberikan posisi2 sebagai komisaris2 di perusahaan2 yang TELAH BERADA di Danantara.
Cerita ini belum selesai dan sekarang kita lanjutkan.
Sampai bingung mau mulai menulis dari mana – karena terlalu gembira-nya melihat begitu banyak berita bagus terjadi secara beruntun – yang puncak-nya adalah pergantian salah satu posisi menteri paling kritikal saat ini.
Tetapi IHSG dan IDR jatuh dalam Pak – ya semoga jatuh lebih dalam lagi – -20% kek sekalian atau seenggak2nya -10% lah... karena itu artinya akan menjadi berita yang betul2 BAGUS!
Tentu saja berita bagus ini tidak akan bisa terlihat jika Anda tidak mencari sesuatu yang fundamental alias long-term ( lihat Note 1 di bagian bawah ).
Seeeee... setelah 2 hari berturut2 IHSG down – sekarang sudah 6 hari berturut2 goes-up – dan tooweeeenngwwwweeenngggggg22222 sudah tembus 8000 wkkkssss yang semprul2 gembira karena menganggap mendapatkan konfirmasi pergantian menkeu adalah sebuah langkah yang salah – juga mendadak hilang tidak ada comment – what a f#cking useless short-term comment 😂
Baru saja saya menonton interview satu jam seorang economist yang fasih sekali menjabarkan keterkaitan antara impact2 makroekonomi Indonesia dan global – dan memang seorang researcher dan analyst sejati.
Problem-nya hanya satu, semua yg diceritakan adalah termasuk kategori analisa short-term.
Dan saking asyik-nya dgn short-term yg rumit – sampai lupa ada vision besar di belakang yang jauh lebih fundamental dan tentu saja lebih long-term – yang tentu saja bisa me-luluh-lantak-kan segala macam analisa short-term. Ini memang sebuah kesalahan klasik kenapa analyst2 sering gagal di investasi.
Tidak peduli sejago apa seseorang – chance betul-nya sebuah ramalan short-term SELALU kecil!
Apalagi kalau sama sekali jauh dari jago :D))
Uang kita saat ini sangat terbatas, dimana hampir dari 90% APBN kita habis untuk spending, dimana bansos, subsidi, BPJS, MBG, dan sejenis-nya mencapai hampir dari 25%-nya sendiri – dan ya ya ya termasuk korupsi-nya.
Tidak perlu semprul dengan comment2 pemerintah hanya pencitraan dengan menghambur2kan uang negara untuk hal2 yang tidak produktif – boleh saja ber-comment2 seperti itu tetapi sertakan dan biasakan juga memberikan sebuah solusi yang lebih baik – baca Note 2 di bagian paling bawah artikel – atau akan saya langsung block 💪
Terbalik itu cara berpikir-nya karena apa salah-nya memberikan makan dan mengobati orang sakit kemudian mendapatkan citra yang baik.
Fungsi negara yang paling utama adalah memberikan makan dan orang sakit bisa berobat. Laozi, Kongzi, LKY dan Deng juga mengatakan hal yang sama – so be it.
Hal ini sangat make sense sekali kalau kita simply membayangkan ada anak2 kecil yang mau makan tetapi tidak bisa – sedangkan di sekeliling-nya orang2 sedang makan dengan lahap. Atau ada orang sakit yang kesakitan berbulan2 tetapi tidak bisa berobat dan akhirnya meninggal.
Kalau korupsi-nya 50%, turunkan dana 2x lebih banyak – karena orang2 yg tidak bisa makan dan tidak bisa berobat tidak bisa menunggu kita membereskan korupsi dulu, membangun jalan tol dulu, membangun pabrik dulu, memberikan training dan pendidikan dulu dan blah blah blah lain-nya dan kemudian pekerjaan.
Sudah keburu meninggal dulu itu orang2-nya Bos!
Kalau mau mengukur keberhasilan atau mau menebak arah hati-nya seorang pemimpin – gunakanlah indikator ini SEBAGAI INDIKATOR PERTAMA. Bukan jumping menggunakan GDP growth atau malah indikator2 lain yang lebih rumit – karena indikator2 tersebut tidak menggambarkan secara langsung penderitaan orang2 yang tidak bisa makan dan tidak bisa berobat.
TIDAK ADA satu indikator pun yang bisa digunakan dengan sempurna untuk menggambarkan SEMUA HAL. Setiap indikator mempunyai context dan time-nya masing2.
Kalau uang habis untuk memberikan makan dan mengobati orang sakit, dan untuk membangun infrastruktur jangka panjang – ya tentu saja GDP growth akan lebih rendah – tetapi karena tiga hal tersebut adalah mutlak hukum-nya – sehingga dengan sendiri-nya GDP growth menjadi indikator yang tidak tepat sebelum orang2 itu bisa makan dan berobat.
Bijaksanalah selalu dalam menggunakan indikator2 tersebut.
Kalau melihat yang terjadi di beberapa minggu lalu di sini dan apa yg terjadi di Nepal – Anda akan setuju dengan yang saya maksud.
Indonesia masih belum baik2 saja – tetapi progress-nya so far so good.
Kalau 2 setup sebelum-nya yang dimulai dari 20 tahun lalu adalah: stabilization, dan kemudian infrastructure, maka setup sekarang adalah setup utk growth. Utk growth diperlukan investasi. Sehingga jelas challenge terbesar Indonesia selanjutnya adalah mendapatkan uang untuk ber-investasi.
Kalau Anda dipercaya – uang akan diberikan ke Anda GRATIS. Tidak perlu jaminan – tidak perlu business plan panjang2. DIJAMIN GRATIS.
Seperti disebutkan di Part 1 – investor seluruh dunia itu menetaskan air-liur nya untuk masuk ke Indonesia dengan tiga alasan sederhana yang saya ulang di sini:
1. Sumber daya alam-nya luar biasa besar;
2. Market-nya termasuk yang luar biasa besar;
3. GDP / capita Indonesia masih SANGAT rendah sekali.
Tetapi FDI (Foreign Direct Investment) Indonesia di ASEAN hanya 15%-an – sedangkan ekonomi Indonesia menyumbang lebih dari 50% ekonomi ASEAN.
Ini market impian setiap investor: potensi besar – harga sedang bottoming out.
Problem-nya hanya satu: TRUST.
Trust itu sangat-lah tricky. Kita bisa membawa proposal business dengan potential luar-biasa, tetapi satu komentar saja keluar: bisa ya bisa tidak – berapapun itu valuation-nya business kita – akan langsung di-cut minimal 50%. Valuation 1 triliun langsung menguap sebesar 500 milyar begitu saja.
Instrumen2 keuangan bisa sangat rumit – tetapi faktor terbesar-nya SELALU adalah some-shit-body di some-sheet-shit membubuhkan some-shit di satu kotak kecil shit-cell sebagai risk – hilanglah prospek dan mimpi besar satu negeri.
Dan itu yg terjadi saat ini. Likuiditas global mengalir keluar dari US, landing di EU, selanjut-nya mungkin Jepang, Singapore, Korsel, baru kemudian mungkin Hongkong, China, barulah ke ASEAN, dimulai dari mungkin Vietnam, Thailand dan kemudian ntah siapa lagi baru Indonesia kira2 konsisten berada di urutan terakhir.
Untuk itu perlu dipahami bedanya trust dan kepastian.
Kepastian tentu saja mengandung trust di dalam-nya – tetapi kepastian memberikan semacam jaminan tidak akan ada kejutan2 yang akan terjadi – sedangkan trust adalah kepercayaan bahwa kita bisa mengarungi kejutan2 yang akan terjadi dengan baik.
Orang2 finance suka bicara panjang lebar mengenai trust – kecuali Warren & Charlie dan saya – tetapi yang mereka maksud sesungguhnya adalah kepastian 100%.
Otoriter ditolak – kepastian diterima – karena lebih Indah didengar – tetapi yang dimaksud sesungguhnya adalah otoriter – atau paling tidak sesuatu yg mendekati otoriter.
Simply karena semakin otoriter berarti semakin mendekati kepastian 100% – dan sebalik-nya sangatlah tidak gampang membangun sebuah trust.
And someone is sending this message loud and clear!
Danantara.
TNI.
BBCA & Patriot Bond.
Controlled chaos.
Reshuffle.
Saya selalu menghindari spekulasi politik liar yang hampir tidak mungkin dikonfirmasi juga – dan apalagi karena politik most likely short-term – karena jarang ada orang yang betul2 negarawan – sebalik-nya saya selalu berpegang teguh kepada sebuah kejadian – karena talk is easy – doing is hard – dan results don’t lie – dan kemudian saya akan men-judge karakter dan intention dari pelaku2-nya – kemudian berusaha memahami-nya sampai mendapatkan sebuah fundamental long-term dari kejadian tersebut – baru terakhir saya menentukan ramalan saya.
Patriot Bond 50 T adalah uang kecil untuk Danantara dan apalagi untuk Indonesia. Tetapi dengan gonjang-ganjing BBCA – the message is clear.
Controlled chaos, tidak bisa ditebak siapa yg bermain dan dimulai dari mana, tetapi doesn’t matter karena simply kesimpulan yang kita perlukan adalah: who-is-in-charge. Walaupun selalu ada info2 yang bisa dipercaya – tetapi still too speculative – hell, even the players themselves don’t know it all!
Then – reshuffle… so, again: who-is-in-charge!
Progress ini juga so far so good.
Kalau so far selalu so good – tetapi kenapa kita2 semua rasanya masih susah secara ekonomi dan yang korupsi seperti-nya terus meraja-lela???
Untuk menjawab ini, saya akan ceritakan dahulu sebuah the-truth yang belum saya tulis di Part 1 dan yang akan lebih menyakitkan untuk kita2 semua.
Korupsi adalah bisnis yang sangat sangat sangat menguntungkan. Dari risk dan reward-nya pun, terutama di Indonesia, sangat sangat sangat lah luar biasa bagus. Seorang teman pernah menganalisa ini dan memang begitulah fakta-nya.
Ini arti-nya, HAMPIR SEMUA orang “NORMAL” simply mau korupsi. Karena korupsi di Indonesia adalah end-to-end sehingga hampir tidak ada jalan menuju ke atas yang tidak melalui korupsi, baik politik maupun bisnis – sedangkan orang normal ya maulah punya uang dan punya kekuasaan dan bisa flexing yang lebih tinggi dan semakin tinggi lagi sampai mati.
Oleh karena itu, siapa2 saja yang sudah berada di puncak atas – sudah melalui persaingan yang SANGAT ketat – thus itulah siapa2 saja yang berada di atas ADALAH best of the best-nya kita.
Kalau ada yg berpendapat mereka2 yg di atas itu GOBL#G2 – think again siapa sebetul-nya yang GOBL#G.
Kalau ada yg berpendapat mereka yang di atas hanya beruntung karena mempunyai koneksi tinggi – think again kenapa mereka bisa mendapatkan koneksi – sedangkan orang lain2 tidak bisa.
Middle-class yg tentu saja paling tidak puas – karena mereka kurang-lebih mengerti corruption terjadi – dan dengan soc-med semakin tahu jumlah-nya yang semakin hari semakin fantastis. Saya mencari survey kepuasan dari middle-class – yang sayang nya tidak ada – tetapi saya tidak heran jika angka kepuasan ini hanya 10% – memang corruption sudah sangat memuakkan sekali.
Ditambah tampang2 mereka yang melakukan corruption juga tampang-nya sama sekali tidak membantu. Melihat tampang2 mereka, sulit dipercaya bahwa mereka punya otak – padahal bahkan mereka adalah otak2 terbaik Indonesia.
Middle-class masih bisa mengerti ini, dengan sendirinya akan merasa hal ini sangatlah memuak-kan, tetapi tidak cukup mengerti kenapa corruption masih terus terjadi dan mungkin memang harus dibiarkan terjadi dulu sampai 2-3 tahun ke depan.
Di Part 1 saya menceritakan bahwa China sudah belajar dengan ongkos yang sangat mahal – bahwa memang harus diakui suka-tidak-suka bahwa dunia di-drive maju oleh segerombolan kelas atas ini yg setengah sakit jiwa – yang dalam hidup-nya tidak peduli cara-nya bagaimana dan tidak peduli sebesar apapun risk-nya – mereka harus berada di level paling atas seatas2-nya.
Sedangkan middle-class, walaupun mereka awal-nya cheer-up China gov yang crack-down kelas atas yang tidak fair ini – tetapi setelah ditunggu 5 tahun pun – yang terjadi adalah growth China terus menurun dan tidak ada tanda2 middle-class bisa take-over tongkat estafet growth ini.
Reason-nya simply adalah mereka bukanlah orang2 sakit jiwa – mereka adalah orang2 normal se-normal2-nya yang berharap jika mereka belajar dengan rajin dan bekerja dengan rajin – somehow system akan take care mereka dengan sendiri-nya dan mereka bisa naik kelas.
That won’t happen and never will.
Arah ekonomi China pun baru (MUNGKIN) bisa mulai berbalik arah sampai kelas atas akhirnya dirangkul kembali... di-ingat-kan oleh DeepSeek… dan yang secara simbolis ditandai dengan kembali-nya Jack Ma ke kancah dunia persilatan.
DeepSeek – apakah creator-nya termasuk orang normal??? Jack Ma – apakah termasuk orang normal??? Kalau Anda menjawab: yes – Anda sudah tertipu oleh image yang mereka bangun.
Yang di atas selalu berbicara dengan bahasa yang diserdehanakan supaya bisa dimengerti oleh orang2 di bawah-nya – dan ini seringkali memberikan ilusi bahwa apa yang mereka kerjakan itu biasa2 saja – karena kita bisa mengerti hal tersebut dengan mudah dan dengan sendiri merasa bisa saja melakukan hal yang sama selama diberi kesempatan.
Ini sama sekali tidak benar karena kesempatan itu harus dikejar dan diperebutkan – bukan diberikan. Dengan Anda tidak pernah mendapatkan kesempatan2 itu – ya hanya sampai di situ sajalah level Anda.
You have no idea what they went through.
Pertanyaan besar yang sama utk Indonesia – mungkinkah fungsi kelas atas ini digantikan oleh middle-class – silahkan disimpulkan sendiri.
Indonesia itu seperti gudang harta-karun – tetapi pintu dari gudang harta-karun ini berada di mereka2 yang sudah berada di atas.
Middle-class akan memainkan peran sangat penting, nanti pada saat pintu harta-karun sudah terbuka.
Untuk saat ini, mohon-maaf, kesimpulan saya adalah middle-class harus bersabar2 dahulu lebih lama lagi karena belum ada cara lain yang lebih baik.
So far so good, and I’m sorry.
Hasil reshuffle yang paling menjadi kontroversi adalah pergantian menkeu. Dari analis kelas atas sampai kelas semprul – semua-nya membanding2kan SMI dengan Purba.
Salah satu yg paling rajin dibahas para analysts adalah prudent atau tidak prudent-nya Purba dibandingkan SMI – yang tentu saja terkait dengan polemik penggelontoran dana sebesar 200 T ke perbankan. Pertanyaan2-nya segudang: kas kita cukup tidak, ini uang nganggur atau uang utk bayar hutang, ini SAL atau ntah apa itu istilah satu-nya lagi, bank akan bisa menyerap atau tidak, ini masalah demand yg lesu – thus stimulus ini salah arah, nanti NPL malah menjadi meningkat, credit rating turun, bayar bunga semakin tinggi, IHSG ambruk, IDR jeblok, bagaimana kalau COVID jilid 100 merebak kembali, etc etc etc.
Menurut saya ini tidak ada guna-nya.
Kalau saya membutuhkan analisis sepanjang itu untuk berinvestasi – simply akan saya tinggalkan investasi tersebut.
SMI dan Purba jelas adalah termasuk ekonom2 terbaik kita – apa yang SMI mengerti, Purba juga mengerti dan sebalik-nya. Membanding2kan siapa yang lebih ahli – dijamin hasilnya adalah tidak konklusif dan akhir-nya hanya akan pusing sendiri.
Kesalahan umum dari para pengkritisi tanpa solusi, dan analyst2, adalah mereka terlalu terpaku kepada hal2 kecil dan short-term – dan secara tidak sadar mereka terjebak di situ – apalagi pada saat kondisi kita sedang tidak baik2 saja – simply karena nyaman tersedia begitu banyak amunisi utk mengkritik ke atas dengan hal2 yg rumit2 – sehingga inti-nya yang bisa ditarik kesimpulan hanyalah: kalian semua yg di atas adalah GOBL#G2 – dan hanya mereka sendiri yg pintar2.
Dari sumber yang sama – yang menginformasikan akan ada reshuffle lanjutan – di-informasi-kan sebetul-nya SMI tidak termasuk dalam daftar reshuffle pertama – tetapi secara spesifik memang pada malam sebelum-nya beliau mengajukan pengunduran diri-nya.
Tentu informasi seperti ini lebih2 tidak ada guna-nya lagi – tetapi saya mau menyoroti satu hal bahwa siapapun menkeu-nya itu bukanlah hal yang paling penting.
Terlepas dari bagaimana proses-nya, memang SMI secara politik sudah tidak tepat. Bukan, bukan karena salah berbicara-nya – hal ini nothing. Reason-nya adalah tidak boleh ada menteri siapapun, yang menjadi indikator sebuah negara selain daripada kepala negara itu sendiri.
Ini akan sending the message yang salah – sehingga hal yang jauh jauh jauh lebih fundamental malah menjadi lebih tidak clear diterima oleh market.
Ingat, kepercayaan / trust sangat lah penting – thus message sangatlah penting dan PEMBAWA MESSAGE juga tidaklah kalah penting.
Purba membawa message ini lebih baik daripada SMI.
Thus, again, ini juga so far so good.
Then reshuffle jilid kedua – the message could not be clearer – PLUS – I won’t cut you completely!
Geng Solo dan Banteng dan whatever – no no no DEFINITELY Jkw IS NOT Geng Solo – I’m STILL waiting to work with you!
So far so good juga.
Sampai di sini, seharus-nya sudah bisa membaca ke arah mana artikel saya.
Saya berharap ini sudah cukup untuk bisa mulai membedakan argumen2 short-term yang bertebaran di mana2 dan (hopefully) bisa mulai melihat argumen2 fundamental yang saya berikan – betapapun menyakitkan-nya itu.
Sudah 5x saya menyebutkan so-far-so-good – seharus-nya sudah cukup untuk men-judge bahwa ini adalah karakter leader yang kita butuhkan – dan seharus-nya cukup untuk men-judge bahwa leader ini patut mendapatkan trust bahwa dia mempunyai vision dan kekuatan untuk mencapai vision tersebut.
Dalam short-term bisa saja beliau salah kiri-kanan-atas-bawah-depan-belakang – tetapi vision dan kekuatan – bisa dipastikan akan meng-koreksi-nya – dalam short-term juga. Seharusnya semakin jelas kenapa analisis model2 seperti ini tidak terlalu berguna.
Untuk yang ber-investasi mengandalkan tebakan next-quarter earning – yooooooo kapokmuuu kapaaaannn haha
Tidak ada guna-nya mengais2 kesalahan taktikal short-term tetapi miss the big picture-nya. Dengan dasar inilah, saya akan memberikan ramalan ke-6 saya.
Fundamental-nya adalah kita tidak ada uang – mau putar uang kiri-kanan-atas-bawah-depan-belakang – tetap saja kita tidak uang – karena spending kita mencapai 90% dari APBN dan investasi masih enggan masuk.
Fundamental kita berikut-nya adalah kekayaan alam luar biasa besar, market besar, GDP / capita yg terlalu rendah – DAN PRICE-NYA SEDANG BOTTOM OUT.
Bayangkan Indonesia gov adalah sebuah company B yang sedang stuck. Company B ini mempunyai “produk” yang sangat potential, tetapi uang-nya belum cukup untuk melakukan penetrasi market besar2an, sehingga harga-nya relatif masih sangat murah.
What-to-do what-to-do??? Bahkan orang yang menurut middle-class adalah yang paling GOBL#G di dunia pun bisa menjawab dengan mudah: cari investasi.
Cari investasi kemana? Ya sudah pasti dimulai dari investor yang paling mengenal kita. Siapakah itu? Itulah mereka2 yang berada di atas PLUS KONEKSI MEREKA DARI SELURUH PENJURU DUNIA.
Uang judol, hasil korupsi dan safety-fund / investment yang bertebaran di seluru penjuru dunia yang konon lebih dari 3000 triliun – PLUS TEMAN-TEMAN-NYA TENTU SAJA – CUKUP???
Yang mereka sukai hanya satu: cuan. Oleh karena-nya mereka antri di pintu – simply karena potential-nya Indonesia terlalu menggiurkan untuk dilewatkan begitu saja.
Apa yang hold mereka?? Ya sudah pasti: kepastian – tidak perlu bicara trust dulu laaahh – belum – beluummmm – masih jauh jalan kita dari itu – dan exactly itulah yang sedang dibangun dengan progress yang sudah diceritakan panjang lebar dengan hasil so far so good.
Lihat Note 3 di bagian bawah artikel.
Lihat who’s in charge.
Itulah: Sumitronomics / LKYnomics / Suhartonomics / Dengnomics / Xinomics / Putinomics / Trumponomics / Prabowonomics.
Tidak perlu diperdebatkan definisi definitif-nya. Sudah pernah nonton dinner party-nya Trump dengan para teknologis top dunia baru2 ini?? Ini adalah peta jalan dunia sekarang ( ini nanti akan menjadi bahan untuk ramalan ke-7 :D)) ).
Cukup??? Mungkin – but why not take it one step further?? Push mereka lebih lanjut. At least dorong2 mereka buat2 mereka icip2 sedikit-lah. Tidak kenal tidak sayang bukan.
That’s Patriot Bond.
Untuk siapa?? Danantara. See the big picture here? Danantara / Indonesia dapat investasi, dan bisa ikutan investasi, thus bisa ikutan untung, dan mereka2 juga untung besar.
Ya, untung besar, karena Sumitronomics / LKYnomics / Suhartonomics / Dengnomics / Xinomics / Putinomics / Trumponomics / Prabowonomics tentu mengerti business harus sama2 untung besar.
THAT’S THE GAME TO PLAY MY FRIENDS!
Dan ini baru icip2-nya saja.
Kita digarong lagi donk Pak?? Kalau ada orang yang SUDAH memberikan bansos, BPJS dan MBG – tidak dipercaya – mau percaya ke orang yang seperti apa lagi – analyst2 short-term minus solusi itu??
Kenapa tidak dicoba dulu membiarkan dia bekerja mendapatkan deal2 terbaik.
Hati2 boleh – tetapi tidak sampai berdiri di pinggir jalan seperti patung.
Danantara punya apa??? PUNYA HAMPIR SEGALA-NYA.
Indonesia sovereign fund dengan aset raksasa ( tidak perlu diperumit ini-itu – dan kerajinan menghitung-nya satu per satu – aset-nya pasti raksasa karena basically adalah pemilik seluruh kekayaan Indonesia Raya ini ) – yang belum aset juga bisa jadi di-aset-kan – thus memiliki opportunities segudang – didukung oleh si pembuat peraturan sendiri – yang tentu saja lebih dari willing utk merubah aturan as-necessary DAN MEMANG SEDANG DIRUBAH – diawasi oleh orang dari seluruh dunia – dan definitely butuh hezi qiye.
Apa jaminan KEPASTIAN kerja-sama ini??? Ya Danantara. Tahu donk siapa Danantara 00.
So Danantara dapat apa?? DAPAT YG KITA IDAM2KAN SELAMA INI: INVESTASI BESAR DAN CUAN BESAR!
Bisa cuan??? Saya tanya balik – bisa cuan tidak dari bidang2 ini:
MINERAL. RENEWABLE ENERGY. DIGITAL INFRASTRUCTURE. HEALTH CARE. FINANCIAL SERVICES. INFRASTRUCTURE AND UTILITIES. SPECIAL ECONOMIC ZONE AND PROPERTY. FOOD AND AGRICULTURE.
Apa impact dari cuan2 ini? Middle-class juga akan ikut cuan-cuan-cuan real dan goreng-goreng-goreng.
Masih mau bicara short-term apa lagi.
Inilah ramalan ke-enam saya:
INDONESIA AKAN BANJIR LIKUIDITAS.
Demikianlah, enam ramalan ini saya tulis ulang sebagai berikut:
1. Tarif pasti kejadian;
2. Pada akhirnya semua negara akan follow – termasuk America dan China;
3. Free-trade akan lebih free-trade / fair ( yang akan men-drive tarif semakin mengecil – thus a better world );
4. America dan China sedang kompak2-nya – berteriak ke seluruh dunia – let bygones be bygones – let’s renegotiate but be gentle!
5. Dunia akan mulai menegosiasi ulang trade-nya dengan China – dengan membawa tarif sebagai senjata utama-nya.
6. Indonesia akan banjir likuiditas (IHSG 9000 lah).
SBY stabilization, Jkw infra, 08 growth – thanks to you ALL!
********
Note 1:
Kejadian dalam jangka pendek TIDAK BISA diramal – kejadian jangka panjang BISA diramal – tetapi timing-nya TIDAK BISA diramal.
Oleh karena itu lupakan menebak2 jangka pendek – selalu tebak jangka panjang – dan lupakan untuk menebak2 timing-nya.
Jangka panjang bisa ditebak karena ada hukum2 fundamental yang hampir tidak pernah gagal menggigit dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek sih bisa saja menteri yang baru dilantik terlalu terkaget2 hari ini dan malam-nya terkena serangan jantung.
Berkali2 saya menulis mengenai hal tebak2an ini sampai bosan sendiri dan me-risk-kan Anda akan meninggalkan artikel ini tanpa membaca-nya sampai habis.
Karena memahami hal ini seperti-nya tidaklah begitu sulit – tetapi jebakan betmen-nya memang banyak.
********
Note 2:
Ada satu syarat untuk bisa memahami atau menemukan sebuah fundamental then thus bisa mempunyai kemampuan untuk menebak jangka panjang:
Jangan habiskan hidup Anda dengan hanya mengkritik semua hal – sertakan juga selalu bagaimana solusi alternatif-nya.
Meng-kritik itu gampang sekali – kalau Anda mau pergi dari rumah ke mall terdekat pun – bisa dikritik ban mobil angin-nya tidak merata sehingga risk menjadi lebih tinggi, jam pergi terlalu cepat beberapa menit, jalur mobil terlalu ke kanan, salah memilih warna mobil, menghidupkan lampu sen-nya terlalu lambat etc etc etc termasuk ditanya kapan sampai kapan sampai kapan sampai – padahal mobil-nya sendiri baru saja di-starter.
Sertakan selalu usulan solusi-nya sehingga Anda bisa belajar – karena setelah mencoba membuat solusi alternatif atas pemikiran sendiri – Anda bisa belajar dimulai dari bisa menyadari seberapa pintar diri sendiri (sehingga lebih semangat lagi untuk belajar) atau seberapa tolol diri sendiri (sehingga tahu masih harus belajar lebih banyak lagi).
Bandingkan solusi Anda – dan don’t sweat the small things – cari solusi yang jauh2 lebih baik lagi. Baru bicara panjang lebar.
Tidak pernah sekalipun saya bertemu orang yang hobi-nya mengkritik bisa sukses – baik dalam investasi maupun dalam business real.
Orang seperti ini biasanya tidak pernah mendengarkan orang dan hanya sibuk membaca artikel2 murahan – yang dipikirnya di situlah ilmu berada – dan kemudian merasa diri sendiri pintar luar-biasa karena merasa bisa mencerna artikel2 murahan itu dengan mudah. Tentu saja artikel2 murahan gampang dicerna karena tidak ada isi-nya.
Tidak pernah sekalipun saya bertemu dengan orang sukses yang tidak rajin mencari solusi. Orang sukses rajin mendengarkan orang dan rajin mencari fundamental dari sebuah knowledge, membaca buku yang berbobot, dan tentu saja termasuk textbook, untuk kemudian bisa meng-internalize knowledge tersebut menjadi sebuah skill.
Lebih baik lagi posisikan diri Anda sebagai LBP, Jkw dan 08 – dan berpikir keras bagaimana caranya bisa memajukan Indonesia. Dan bandingkan.
Ini bisa menjadi latihan yang bagus untuk menguji apakah fundamental kita sudah benar – karena percayalah mereka2 yang berada di atas kita – most likely lebih mengerti dan lebih well-informed daripada kita – apakah untuk tujuan yang baik atau tidak itu adalah masalah lain. So, if you beg to differ, think again!
Knowledge is cheap – skill is the thing!
********
Note 3:
Di Part 1 disebutkan bahwa capitalism adalah system terbaik, dan persyaratan mutlak dari capitalism adalah adanya sebuah kebebasan yang bisa diberikan ke market, yang salah satu cara terbaik-nya adalah melalui system yang disebut demokrasi.
Tetapi demokrasi mempunyai kelemahan BESAR – yang belum ada solusi jitu-nya hingga saat ini – dimana lobi2 politik dari sebuah institusi besar selalu mengalahkan kepentingan orang banyak. Satu orang akan malas pergi berdemo ke Senayan hanya untuk kenaikan harga minyak goreng sebesar 1000 rupiah tetapi 1000 rupiah untuk sebuah institusi besar nilai-nya bisa berbeda triliun-an.
Dan dalam case-nya Indonesia dan negara2 berkembang – LOBI2 POLITIK BAHKAN SANGATLAH LEBIH LEBIH LEBIH SUPER SUPER SUPER POWERFUL LAGI.
Demokrasi ala barat – simply doesn’t work. LKY sudah berkali2 mengingatkan hal ini.
$IHSG