imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

#24 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) -> Liabilitas -> Liabilitas Imbalan Kerja

Mengutip dari modul resmi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), Imbalan Kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan perusahaan atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
https://cutt.ly/weM6Xn2y

Liabilitas Imbalan Kerja berarti imbalan kerja yang belum dibayar ke karyawan, sehingga masih menjadi kewajiban perusahaan.

Liabilitas Imbalan Kerja ini terbagi ke 2 klasifikasi di neraca yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

...................................................
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek itu upah, gaji, iuran jaminan sosial (BPJS), cuti, bonus, insentif, THR, dan imbalan non moneter (fasilitas kendaraan, rumah, kesehatan, dll), yang pada waktu tanggal akhir periode laporan keuangan kebetulan belum dibayar oleh perusahaan.

Jadi itu pengeluaran rutin untuk karyawan yang biasa masuk ke akun 'Beban Gaji, Upah, Kesejahteraan Karyawan' di laporan laba rugi.
Namun kebetulan sudah cut off tanggal akhir periode, dan bayarnya masih di awal periode berikutnya.

Serupa dengan beban akrual (biaya yang masih harus dibayar) yang sudah saya bahas di link postingan berikut :
https://stockbit.com/post/16702751
Cuma bedanya, Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek ini akun khusus untuk mengakrualkan beban gaji dan pengeluaran rutin lainnya terkait kesejahteraan karyawan.

Ilustrasi jurnal saat tanggal akhir periode gaji belum dibayar :
(Debit) Beban Gaji dan Kesejahteraan Karyawan
(Kredit) Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek

Kemudian jurnal saat awal periode berikutnya gaji sudah dibayar :
(Debit) Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Pendek
(Kredit) Kas

Jelas ya, ini cuma akun sementara aja.

...............................................
Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang adalah 'estimasi' yang dibuat untuk pengeluaran 'non rutin' kesejahteraan karyawan dalam 'jangka panjang'.

Ada 3 sub klasifikasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang menurut modul IAI :

1. Liabilitas Imbalan Pascakerja -> estimasi imbalan yang tetap diberikan ke karyawan di saat dan setelah tidak bekerja lagi di perusahaan (pensiun), terdiri dari :
- imbalan pensiun,
- asuransi jiwa dan perawatan kesehatan pascakerja (jika perusahaan tetap memberi fasilitas asuransi walaupun karyawan sudah pensiun),
- perjanjian imbalan pascakerja lainnya (misalnya perumahan, beasiswa anak, dll),
- program dana pensiun iuran pasti atau manfaat pasti.

2. Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang Lainnya -> estimasi imbalan yang baru akan diberikan lebih dari 12 bulan ke depan kepada karyawan yang masih bekerja, misalnya :
- kompensasi cuti jangka panjang, misalnya cuti pengabdian sesuai masa kerja,
- imbalan terkait masa kerja (lama mengabdi),
- imbalan cacat jangka panjang,
- bonus dan kompensasi lainnya yang masih dibayar lebih dari 12 bulan ke depan.

3. Liabilitas Pesangon Pemutusan Kerja, ketika terjadi PHK atau saat karyawan menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela.

...........................................................
Dari pengertian dan klasifikasi liabilitas imbalan kerja jangka panjang di atas, sudah jelas bedanya ya dengan yang jangka pendek.

Di sini saya fokus ke kata 'estimasi', 'non rutin', dan 'jangka panjang'.

Jadi, saldo yang muncul di akun liabilitas imbalan kerja jangka panjang adalah 'estimasi'. Artinya belum beneran terjadi, dan juga belum beneran dibayar.

Lalu apa tujuan dibuat 'estimasi' ?

Pertama, supaya tidak terjadi fluktuasi beban imbalan kerja di masa mendatang yang bakal bikin laba rugi naik turun drastis.
Ini mirip dengan pencadangan kerugian penurunan nilai piutang atau persediaan.

Karena yang namanya pensiun, pesangon, dll sesuai contoh di atas itu bukanlah pengeluaran rutin untuk karyawan alias 'non rutin'.
Tapi nilainya besar-besar karena melibatkan waktu yang panjang alias 'jangka panjang'. Apalagi kalau ada komitmen perusahaan memberi fasilitas ke mantan karyawan bahkan setelah mereka pensiun, tentu ini nilainya besar.

Kalau tidak disediakan estimasi dari jauh-jauh hari, maka laba bakal turun drastis waktu ada pembayaran pensiun, dan laba kembali naik drastis di kala tidak ada pembayaran pensiun. Fluktuatif.

Kedua, perusahaan perlu menyiapkan cadangan dana secara berkala, arus kas teralokasi, sehingga saat waktunya tiba untuk membayar imbalan kerja tersebut, dananya sudah tersedia.

Pembuatan estimasi lewat akun Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang ini sudah disyaratkan dalam standar akuntansi (PSAK), dan estimasinya dilakukan oleh appraisal atau Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

..............................................
Contoh jurnal akuntansinya seperti ini

- Ketika estimasi dibuat dan diperbarui secara normal
(Debit) Beban Imbalan Kerja Jangka Panjang
(Kredit) Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang

- Ketika pembayaran dilakukan ke karyawan
(Debit) Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang
(Kredit) Kas

Dari jurnal di atas terlihat kalau Beban bisa langsung diakui bertahap tanpa harus menunggu realisasi pembayaran imbalan kerja. Dengan demikian pembebanan menjadi lebih smooth, tidak naik turun, laba rugi stabil.

Lalu karena sudah masuk Beban, berarti saat bayar nanti sudah tidak perlu catat Beban lagi. Inilah yang dimaksud dengan upaya pencadangan dana tadi, karena beban ini adalah beban non kas (tidak pengaruh ke arus kas).

Selama perusahaan masih terus mencetak laba bersih, berarti Beban imbalan kerja jangka panjang ini sudah tercover penuh. Laba bersih bisa sepenuhnya dipakai untuk keperluan lain, dan saldo kas masih aman menyimpan cadangan liabilitas imbalan kerja.

Begitu realisasi bayar tiba, tinggal keluarkan cadangan dari saldo kas tersebut.

...................................................
Kemudian, kalau suatu ketika appraisal melakukan penilaian ulang (pengukuran kembali) atas saldo liabiltas imbalan kerja jangka panjang.
Misalnya karena mengubah asumsi estimasi (ada perubahan aturan, kondisi, dll), yang bukan karena penambahan atau pengurangan tenaga kerja normal.

Maka, perubahan tersebut tidak dicatat ke laba rugi normal, melainkan melalui 'penghasilan komprehensif lain' yang langsung masuk ke komponen ekuitas, sehingga tidak mempengaruhi laba atau rugi bersih perusahaan.

............................................
Kesimpulannya, keberadaan akun ini walaupun letaknya dalam klasifikasi Liabilitas dengan nilai yang besar, terlihat berisiko. Tapi dalam kondisi normal sebenarnya aman-aman saja.

Justru bagus kalau perusahaan sudah mengestimasi kewajiban yang besar itu dari jauh-jauh hari, dengan pembebanan yang smooth ke laba rugi.

Lewat akun ini juga bisa tercermin bagaimana perusahaan mensejahterakan karyawannya bahkan hingga setelah pensiun nanti. Dan ini termasuk salah satu praktik good corporate governance.

Menjadi problem kalau perusahaan terus mengalami rugi bersih. Bukan hanya supplier, kreditur, tapi imbalan karyawan pun berisiko tak terbayar.

Saya cuplik laporan keuangan random
$ANTM $ACES $CMRY

.........................................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya
#23 : Pinjaman Jangka Panjang
https://stockbit.com/post/16863412
#22 : Pinjaman Jangka Pendek
https://stockbit.com/post/16851088
#21 : Pendapatan Ditangguhkan
https://stockbit.com/post/16835841

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy