#17 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) -> Liabilitas -> Biaya yang Masih Harus Dibayar

Biaya yang Masih Harus Dibayar tampil dalam laporan keuangan berbagai emiten dengan ragam sebutan seperti Utang Beban, Beban Akrual, Beban yang Masih Harus Dibayar, Accrued Expenses, dll.

Biaya yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah terjadi (terealisasi) dalam periode laporan keuangan, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.

Normalnya utang beban ini timbul hanya karena ada jeda waktu sedikit saja hingga tagihan beban diperoleh perusahaan atau hingga batas waktu terakhir (jatuh tempo) pembayaran tagihan.

.....................................................
Contoh :
Tagihan telepon atas pemakaian bulan Nov 2024, artinya beban sudah terealisasi, tapi perusahaan baru terima tagihan di awal Des 2024, dan batas akhir pembayaran di mid Des 2024.
Maka di akhir Nov 2024, perusahaan memperkirakan berapa tagihan yang akan dibayar nanti di Des 2024, perkiraan itu dicatat sebagai utang beban yang baru akan dilunasi (hilang) ketika pembayaran dilakukan.

Beban yang sering dicatat secara akrual (utang beban) karena mengalami selisih waktu antara periode terjadinya yang lebih dulu dan pembayarannya yang belakangan, adalah beban gaji, iklan, sewa, bunga, listrik, air, gas, internet, dan telepon.

Karena tagihannya belum ada, angkanya belum fixed, maka pengakuan beban pun sering kali dilakukan dengan perkiraan, yang mana bisa berbeda dengan tagihan atau pembayaran aslinya nanti.
Kecuali kalau tagihan atau bebannya bernilai tetap setiap bulannya sesuai kontrak.

..............................................................
Biaya yang Masih Harus Dibayar yang dicatat sebagai liabilitas ini adalah kebalikan dari Beban Dibayar di Muka yang dicatat sebagai aset.

Biaya yang Masih Harus Dibayar -> beban terjadi duluan, bayar belakangan.
Hal ini jadi kewajiban bagi perusahaan selama belum dibayar.

Beban Dibayar di Muka -> bayar duluan, beban terjadi belakangan ketika tiba masa pakainya.
Hal ini jadi aset bagi perusahaan selama belum terpakai (terealisasi).

Bahasan soal Beban Dibayar di Muka ada di link postingan berikut
https://stockbit.com/post/16076286

Saya beri contoh lewat praktik jurnal akuntansi.

Misal perusahaan sudah pakai listrik yang diperkirakan nilainya Rp 1 miliar di bulan Nov 2024.
Tanggal 4 Des 2024 perusahaan memperoleh tagihan dari PLN yang ternyata hanya Rp 800 juta.
Tanggal 10 Des 2024 perusahaan bayar listrik sesuai tagihan Rp 800 juta.

Jurnal 30 Nov 2024 -> beban akrual timbul.
(Debit) Beban Listrik Rp 1 miliar
(Kredit) Biaya yang Masih Harus Dibayar Rp 1 miliar

Jurnal 10 Des 2024 -> saat pembayaran.
(Debit) Biaya yang Masih Harus Dibayar Rp 1 miliar
(Kredit) Beban Listrik Rp 200 juta -> beban dikurangi karena perkiraan lebih besar dari tagihan riil.
(Kredit) Kas Rp 800 juta.

Nah kalau Beban Dibayar di Muka contoh kasus dan praktik jurnal akuntansinya begini

Tanggal 30 Nov 2024 perusahaan sudah bayar sewa peralatan yang baru dipakai untuk acara tanggal 2 Des 2024 senilai Rp 15 juta.

Jurnal 30 Nov 2024 -> saat pembayaran.
(Debit) Beban Dibayar di Muka Rp 15 juta
(Kredit) Kas Rp 15 juta

Jurnal 2 Des 2024 -> saat beban terealisasi.
(Debit) Beban Sewa Rp 15 juta
(Kredit) Beban Dibayar di Muka Rp 15 juta.

..............................................
Dari ilustrasi di atas jelas bahwa saat 'Biaya yang Masih Harus Dibayar' timbul, maka sudah langsung ada Beban yang tercatat, mengurangi laba di Laporan Laba Rugi.
Ketika sudah dibayar, barulah kas terkurangi, yang masuk Laporan Arus Kas.

Sementara, saat 'Beban Dibayar di Muka' timbul, maka Laporan Arus Kas yang langsung terkurangi, sedangkan Beban belum timbul.
Ketika beban sudah terealisasi, barulah Beban tercatat, masuk jadi pengurang laba di Laporan Laba Rugi.

......................................................
Dengan demikian keberadaan saldo 'Biaya yang Masih Harus Dibayar' tidak lagi perlu dikhawatirkan bakal menambah beban perusahaan.
Melainkan bisa menjadi proyeksi kebutuhan kas yang harus disiapkan perusahaan.

Nilai Biaya yang Masih Harus Dibayar jika naik, sisi positifnya adalah adanya ekspansi yang menyebabkan perusahaan ketambahan beban.
Namun sisi negatifnya adalah indikasi adanya pemborosan, dan parahnya kalau sampai perusahaan menunggak bayar.

Sementara jika Biaya yang Masih Harus Dibayar turun, sisi positifnya adalah efisiensi dan kelancaran bayar.
Namun sisi negatifnya bisa menjadi indikasi kemunduran usaha yang membuat perusahaan harus berhemat.

.......................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya
#16 : Utang Usaha
https://stockbit.com/post/16635947
#15 : Aset Lainnya https://stockbit.com/post/16470159
#14 : Aset dan Liabilitas Pajak Tangguhan
https://stockbit.com/post/16461042

Laporan keuangan yang jadi cuplikan lampiran $MIKA $PBID $ERAA

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy