Ups... ITMG you did it again

Tadi-nya mau tulis di-reply, tetapi jadi kepanjangan, so jadi sayang2 kalau gak di-post sekalian.

Ada artikel menarik dari @robertgunawankeren: https://stockbit.com/post/13691372.

Artikel itu memberikan gambaran bagaimana China akan mem-protect / men-stable-kan suppy-side energy-nya dari mother earth sd power generator. Yang mereka lakukan adalah dengan dengan men-share tekanan di supply-side, akibat over-supply green-energy, ke demand-side-nya. Gampang-nya produsen A yg harga-nya turun di-increase tarif-nya dan kemudian dibebankan ke user B.

Untuk menjamin tidak terjadi-nya supply disruption sama sekali, China menargetkan coal power yang sama dengan peak power mereka. Tetapi di sisi lain mereka juga meng-gembot green-energy power mereka, sedemikian sehingga utilization dari coal power mereka berkisar hanya 50% dari total capacity-nya (thus harga pasti turun).

Ini terlihat dari plan mereka dimana penambahan capacity green energy mereka tahun 2023 sekitar 200 GW -- assume capacity factor di 25% -- ini equal dengan penambahan 50 GW per tahun. Penambahan capacity coal kira2 100 GW-an. So, make sense bahwa utilization-nya sampai beberapa tahun ke depan di-predict akan tetap berkisar di 50%-an. China tidak mau mensabotase growth-nya sendiri untuk lebih green di negara2 maju dan demikian pulalah negara2 lain ( https://stockbit.com/post/12977322 ).

Kalau liat GDP per capita ASEAN itu 7.5 juta-an per bulan, India itu di 3 juta-an per bulan, sedangkan China 15 juta-an per bulan, bisa dibilang China plan ini kira2 batas atas green-energy yg sanggup di-invest oleh developing countries.

Populasi China kira2 40% dari total population ASEAN + India + China, tetapi dengan rata2 GDP per capita yang kira2 lebih dari 3x rata2 GDP per capita ASEAN + India yg sebesar 4.5 juta, rasanya cukup make sense untuk mengatakan the worst-nya sudah terjadi -- karena over-suppy dari green-energy di ASEAN + India (yang kalau misalnya by miracle terjadi) tidak akan memberikan impact lebih banyak lagi.

Apalagi dengan harga sekarang -- China sudah merasa perlu memberikan bantuan ke supply-side -- walaupun harga coal sudah cukup tinggi (ROE ITMG masih lebih dari 20%) -- yang in-a-way meng-confirm masih besarnya ketakutan orang2 untuk ber-investasi gila2an ke dirty energy. Harapan demand recovery di China terus terang juga semakin menurun -- tetapi jangan main semprul gaya otak perak -- karena demand yang sekarang pun masih ok hanya memang dunia definitely telah berharap terlalu banyak dari China. Sorry, sementara China liburan dulu Bos! Ekonomi gw masih kecapaian.

Saya memberikan prediksi harga rata2 coal ITMG 8 bulan lalu akan berkisar di angka USD 129 untuk memberikan return yg masih cukup menyenangkan bagi investor-nya ( https://stockbit.com/post/11460602 ), ternyata rata2 harga coal ITMG Q3 di USD 100 masih memberikan return yang sangat menyenangkan sebesar 23% -- dan inipun pada saat setelah harga saham ITMG sudah naik sekitar 11%. Ini lebih menyenangkan lagi karena EV dari ITMG itu hanya 16 T atau net-cash-nya hampir 50% dari market cap ( net-cash yg luar biasa banyak = kualiti P/E yang jauh lebih baik: https://stockbit.com/post/11569842 ).

Saya malas merivisi hitungan di atas, tetapi langsung tarik mundur ke tahun 2016 dimana NCI mencapai terendah di USD 50, ITMG masih memberikan profit. Thus dengan memperhitungkan inflation selama 8 tahun terakhir, jika harga coal rata2 ITMG turun ke 75, baru ITMG tutup operation. Masih ada MOS -- di saat the worst mungkin sudah terjadi.

Perhatikan untuk company dengan GCG sebaik ITMG dan cash yg besar -- pada saat the worst terjadi -- gampang ditebak pilihan-nya hanya dua: kondisi tetap turun sehingga terjadi dividend besar karena penambahan investment sudah tidak begitu menyenangkan lagi, atau kondisi naik memberikan return yang gila dari harga saham yang rendah saat ini. Selalu nothing-to-lose.

Tetapi tentu situasi overall berubah. Dengan MOS yang mengecil -- company2 lain yang tadi-nya masih kurang menarik, relatif menjadi lebih menarik: https://stockbit.com/post/13031693. Selain company2 tersebut beberapa yang lain juga mulai keluar di radar-nya robertgunawankeren: ASII dan INDF. Dua2nya saya setuju -- see betapa nyaman-nya berinvestasi dengan hanya follow suhu2 secara bijaksana.

Catatan saya hanya ASII terlalu kompleks untuk saya (termasuk aliran pemalas) -- jadi nunggu2 dululah apa bocoran growth story-nya. Catatan INDF adalah faktor Salim-discount-nya yang selalu menjadi pertanyaan besar -- apakah cukup dicover dengan MOS yang sekarang -- masih dalam pemikiran untuk mencari apa angle-nya yang pas (yg enak liat-nya gak pake ribet). Misi balas dendam karena miss PANI ini -- semoga bukan malah numpuk dendam.

Kalau dua companies A dan B mulai mirip2 menarik-nya, mulai melakukan diversifikasi adalah pilihan yang sangat baik. Tetapi meantime saya masih stick dengan porsi ITMG 70% dari overall porto dan sisanya you know who. Sekali karam tetap karam.

$IHSG $ITMG $TPMA $ASII $INDF

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy