Enterprise value (EV)
As reply to @saldotman https://stockbit.com/post/11569716
Gampangnya EV itu menggambarkan nilai aktual yang kita bayar kalau kita membeli (invest ke) company tersebut.
Tetapi saya tidak suka melihat EV dibandingkan dengan EBIT dan EBITDA -- karena well... EBIT dan EBITDA itu bukan final profit -- thus hanya cenderung memberikan mental image yang merupakan fantasi belaka. Thus itu juga EBIT dan EBITDA nama lain-nya adalah FAKE profit hehe!
EV ini menarik jika dipakai sebagai alternatif dari P/E = market cap / earning, yaitu EV / E = enterprise value / earning karena ya dengan alasan tadi --> lebih aktual. (Note: Stockbit tidak show indikator EV / E ini.)
Cara berpikir-nya begini.
Aset company itu terdiri dari equity + liability. Liability terdiri dari dua macam hutang, hutang yg timbul karena operation, dan hutang yang timbul karena berhutang ke bank atau skema2 financing lain yg disebut debt.
Hutang karena operation, dengan sendiri-nya juga di-imbangi oleh piutang karena operation, sehingga berapapun net-nya adalah menggambarkan sebuah operation yang kurang lebih akan seperti itu terus menerus komposisi-nya selama company tersebut ber-operasi. Ada yg menang cash-flow (hutang > piutang atau cash-conversion-cycle-nya negatif atau modal dengkul --> SANGAT BAGUS) dan ada juga yang kalah cashflow (hutang < piutang).
Either way -- tidak matter karena selama business itu ber-operasi -- hutang dan piutang operation akan bergulir terus seperti itu. Semua cash dan debt bisa di-takeout dan company akan tetap bisa beroperasi tanpa ada gangguan berarti (selain tentu saja lebih puyeng ngatur2 cash-flow day-to-day-nya saja).
Sedangkan debt itu berbeda -- one day pasti harus dibayar. Jadi kalau kita bayar sebuah company seharga 100, dan company tersebut mempunyai debt sebesar 20, itu sama saja kita sebetul-nya membayar sebesar 120. Karena duid yang kita bayar 100 dibawa oleh pemilik sebelum-nya ditukar dengan company yang sekarang jadi milik kita, tetapi company tersebut ada debt sebesar 20 itu yang harus kita bayar one day.
Sebalik-nya kalau company tersebut juga punya cash 50 misalnya, maka yang kita bayar sebetulnya hanya 100 - cash 50 + debt 20 = 70. 70 ini yang disebut enterprise value atau EV = market cap + debt - cash.
Bisa begitu karena setelah duid 100 dibawa pemilik lama dan company jadi milik kita -- sehingga cash 50 itu juga jadi milik kita. Yang in-theory, cash itu bisa kita pakai buat bayar debt 20, sisa 30 kita tarik dari company dan kita kantongin sendiri. Sehingga bersih2nya yang kita bayar adalah 100 - 30 = 70 itu -- sesuai rumus EV.
70 itulah nilai aktual yang kita bayar waktu membeli company tersebut seharga 100.
Ada yang berpendapat bahwa EV ini mengada2 karena yang kita bayar kan tetap saja market cap itu. Tetapi tidak betul begitu. Kalau company debt-nya besar, otomatis dividend yang dibayar akan lebih kecil, dan sebaliknya company yang kas-nya besar akan membayar dividend lebih besar.
P/E boleh aja 5, artinya kira2 1 taon dapat earning 1, tetapi kalau debt-nya besar, yang wajar-nya misalnya bayar dividend dengan payout ratio 50% alias = 0.5, jadi hanya dibayar 0.25. 0.25 ini kalau dihitung balik pakai payout ratio 50% jadi setara dengan earning sebesar 0.5. Alias seperti halnya P/E menjadi 10.
Dan sebalik-nya kalau cash-nya besar, dari yang dividend payout ratio 50% bisa naik menjadi 100%. Artinya dividend menjadi full sebesar 1. Kalau dihitung balik pakai payout ratio wajar atau rata2 yang 50%, jadi setara dengan seolah2 company tersebut mempunyai earning sebesar 2. Alias seperti hal-nya P/E company tersebut menjadi 2.5.
Ada argumen lagi bahwa punya debt itu tidak masalah karena dengan adanya tambahan modal dari debt -- earning-nya juga menjadi lebih besar donk -- jadi biarkan saja debt -- tidak perlu dikurangi.
Debt memang bisa membuat earning lebih besar -- tetapi debt membawa resiko lain -- kalau business ada problem -- dan business selalu ada problem -- aset akan tergerus sedangkan pembayaran debt tetap. Risk tambahan ini mereduce value dari business tersebut. Itulah sebab-nya debt yg terlalu besar selalu merupakan big no-no thus in general kalau bisa mengurangi debt adalah hal yang lebih baik.
EV / E simply in a way merepresensikan adjusted P/E tersebut. Perhatikan debt yg tinggi akan membuat EV / E > P / E atau harga aktual yang kita bayar lebih mahal, dan cash yg besar membuat EV / E < P / E atau harga aktual yang kita bayar lebih murah.
Ok, sekarang kita coba pakai EV untuk memotret case-nya ITMG.
Karena kita bukan PSP -- tidak peduli ITMG punya debt berapa -- kita juga gak akan dikejar2 untuk bayar debt itu. Tetapi sebalik-nya juga kita tidak punya kontrol terhadap cash yang dimiliki oleh ITMG mau dipakai utk apa. Oleh karena itu dari segi kepraktisan dalam ber-investasi di IHSG -- kita simply pakai P/E saja.
Tetapi KALAU kita jeli bisa melihat company-nya adalah company yg bagus -- kita bisa percaya bahwa ITMG akan melakukan yang terbaik dengan cash tersebut, EV menjadi indikator YANG LEBIH FAIR!
Dalam hal ini, cash ITMG ada 23 T dan total debt ada 0.7 T. Tetapi hati2 karena ada hutang dividend sebesar 7.25 T yang oleh aturan accounting dicatat sebagai hutang non-debt -- tetapi seharus-nya dicatat sebagai debt KARENA HARUS DIBAYAR -- bukan yang bisa bergulir seperti hutang operation. Sehingga net cash ITMG adalah 23 T - 0.7 T - 7.25 T = 15.05 T.
Sehingga nilai aktual yang kita bayar waktu membeli (invest) ITMG sebesar market cap-nya yaitu saat ini 27.4 T -- sebetulnya adalah hanya sebesar 27.4 - 15.05 T = 12.35 T atau yang disebut EV tersebut. Dari sini kita bisa hitung sebagai alternatif dari P/E, yang lebih aktual, yaitu EV / earning atau EV / E = 12.35 / 18.4 = 0.7.
Atau kalau pake annualized earning didapat EV / E = 12.35 / 10.9 = 1.1.
Dalam case-nya ITMG, indikator 1.1 ini lebih mencerminkan return kita yang sebetulnya yaitu sebesar E / EV = 88% per year atas "investasi" kita di ITMG. Bisa begitu karena ITMG kita anggap sebagai company bagus yang akan bertindak selaras dengan interest dari shareholder. Contoh-nya sebagai berikut:
Kalau memang ada peluang business yang paling sedikit sama bagusnya yang sama2 bisa memberikan return paling sedikit 88% per year -- ITMG bisa pakai net cash 15.05 T ini utk di-investasikan di peluang business baru tersebut yang mungkin simply dengan membuka tambang baru.
Otherwise, misalnya karena harga coal betul drop terus, sehingga tidak ada peluang business lain yang bisa sebaik itu, fair-nya net cash sebesar 15.05 T tersebut dikembalikan ke shareholder dalam bentuk dividend -- KARENA MEMANG TIDAK DIBUTUHKAN. Biarkan shareholder yang decide mau diapakan itu net cash sebesar 15.05 T tersebut.
Either way -- return kita dari investasi kita di ITMG tetap akan dimaintain di sekitar 88% per year.
That is why EV / E from a good company -- is a valuation that is more fair than P/E.
$IHSG $ITMG