


Volume
Avg volume
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan produsen roti massal yang pertama dan terbesar di Indonesia. Perseroan memproduksi ragam produk dengan merek “Sari Roti”, “Sari Kue” dan 'Sari Choco' yang halal, berkualitas, aman dikonsumsi dan terjangkau oleh masyarakat. Saat ini Perseroan mengoperasikan 14 pabrik yang berlokasi strategis dengan sebaran distribusi lebih dari 88.000 titik penjualan pada kanal modern maupun kanal tradisional di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2010 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
Laporan Laba Rugi 2025Q3
Tahun 2025 Kuartal 3
Kunjungi dan follow kami untuk laporan lengkap fundamental emiten!
$ROTI

JAKARTA - Produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), membukukan laba bersih sebesar Rp136,7 miliar sepanjang Januari–September 2025.
Capaian ini turun 45% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp248,8 miliar. Dengan demikian, laba bersih per saham ter...

www.idnfinancials.com

terakhir beli $ROTI sebelum demo ahok,yg tiap minggu beli roti tawar gandum dan roti kasur nya.., boikot itu permanen.
Judul: Saham $ROTI — Roti yang Tak Pernah Mengembang Lagi
Kapan terakhir kali kita melihat saham ROTI (Nippon Indosari Corpindo Tbk) ini benar-benar naik? Rasanya sudah seperti kisah lama yang mulai pudar. Dulu, sekitar tiga tahun lalu, grafiknya masih penuh dengan candle hijau—tanda kehidupan dan harapan para investor bahwa “roti” ini akan terus mengembang. Tapi nyatanya, sejak itu adonannya malah kempis pelan-pelan.
Kini, di harga 805, saham ROTI seperti kehilangan ragi. Dalam lima tahun terakhir turun hampir 40%, seolah-olah yang tersisa hanyalah remah-remah dari kejayaannya di masa lalu. Padahal, bisnisnya tetap berjalan, produknya masih dijual di mana-mana, tapi grafiknya seperti roti basi yang tak lagi menarik di etalase pasar saham.
Para investor lama mungkin hanya bisa tersenyum kecut melihat grafik yang makin menurun, berharap suatu hari aroma bullish kembali tercium. Tapi untuk sekarang, saham ROTI tampak lebih cocok jadi bahan candaan ketimbang bahan investasi—karena yang naik sepertinya cuma harga gandum, bukan harga sahamnya.
Dan bagi yang ingin melatih kesabaran tingkat dewa, mungkin saham ROTI bisa jadi pilihan terbaik. Karena di sini, yang diuji bukan cuma modal, tapi juga iman dan keteguhan hati untuk tetap percaya bahwa setiap roti yang kempis pun suatu saat bisa mengembang kembali—kalau masih ada ragi harapan tersisa.
$BBCA $BBRI
Nyangkut di $ROTI,
AVD dikit-dikit, ANGGAP NABUNG sambil menikmati Dividend dan ROTInya yang discount, produknya tidak pernah bermasalah 😍😍, order by whatsapp lalu pilih-pilih rotinya, bbrp jam kemudian diantar, kadang hanya beberapa menit saja, semudah itu 👏👏
1/2


[ Harga $ROTI saat ini 800 ]
|
Apakah harga berada di Area Beli: 760 – 780?
|--- Ya → Zona Akumulasi
| Buy on Weakness (BoW)
| Stop Loss di 740
|
|--- Tidak → Lanjut cek
|
Apakah Breakout di atas 850?
|--- Ya → Buy on Breakout
| Target Profit 1: 880
| Target Profit 2: 950
| Stop Loss di 790
|
|--- Tidak → Wait & See
Keterangan Tambahan:
- ROTI defensif (consumer goods), biasanya fluktuasi lebih stabil
- 760–780 area support kuat historis
- Breakout 850 bisa memicu momentum lanjutan
Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik boss.
Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti
$HUMI $ESIP
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!
Support like agar terus update!!!
Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend
Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏
IDXChannel - Produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mencatatkan laba bersih Rp136,7 miliar hingga kuartal III-2025.
Laba tersebut turun 45 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp248,8 miliar terimbas daya beli yang masi lesu. Deng...

www.idxchannel.com

$ROTI LK Q3 2025: Anak Durhaka
Di beberapa artikel sebelumnya, saya sudah bahas tentang akar masalah ROTI di 2025 yang memang kompleks. Sekarang saya mau tunjukkan anak usaha ROTI yang malah menjadi beban buat induknya sendiri. Biasanya anak usaha dibentuk untuk cetak laba, tapi kali ini justru sebaliknya. ROTI malah punya anak yang bikin sakit kepala karena belum menghasilkan apa-apa tapi sudah menambah kerugian di laporan keuangan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita telusuri laporan laba rugi konsolidasian ROTI sepanjang 2025, terlihat jelas bahwa kerugian di level entitas anak meningkat drastis. Salah satu buktinya bisa dilihat di bagian kepentingan nonpengendali, di mana bagian laba atau rugi yang menjadi milik pemegang saham minoritas justru membengkak ke arah negatif. Pada Q3 2025, pos ini mencatat rugi sebesar 1,63 miliar, melonjak tajam dari rugi kecil hanya 129 juta di periode yang sama tahun 2024. Di paruh pertama 2025 pun tren ini sudah terlihat, dengan rugi 1,09 miliar dibanding hanya 15 juta di 2024. Bahkan di Q1, yang biasanya masih stabil, KNP sudah mencatat rugi 521 juta, padahal tahun lalu masih laba kecil 133 ribu. Artinya, kerugian anak usaha yang sahamnya tidak 100% dimiliki oleh induk meningkat lebih dari 12 kali lipat secara tahunan.
Kalau dilihat dari sisi fiskal, ceritanya makin tegas. Rugi fiskal entitas anak naik lebih dari dua kali lipat dalam sembilan bulan pertama 2025. Di akhir 2024 nilainya masih 18,09 miliar, lalu naik ke 28,71 miliar di Maret, 40,08 miliar di Juni, dan tembus 52,04 miliar di September. Data dari laporan keuangan juga menyebut jelas bahwa rugi ini berasal dari entitas anak yang baru berdiri dan masih belum berkembang. Jadi ini bukan masalah sementara, tapi konsekuensi dari perusahaan baru yang belum efisien dan belum mampu menghasilkan pendapatan cukup.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Anak usaha yang paling jelas disebut sebagai sumber masalah adalah PT Javasari Mitra Prima atau JMP. Perusahaan ini berdiri pada Mei 2024 dan bergerak di bidang manufaktur roti dan kue. ROTI memiliki 60% sahamnya, sementara sisanya 40% dimiliki PT Mata Kencana Abadi. Struktur seperti ini otomatis membuat setiap kerugian JMP terbagi ke dua pihak, dan bagian 40% itulah yang muncul sebagai kerugian kepentingan nonpengendali di laporan keuangan konsolidasian. Karena JMP baru didirikan tahun lalu dan baru mulai beroperasi penuh di 2025, fase awalnya memang penuh pengeluaran. Biaya pembangunan, pembelian mesin, perekrutan karyawan, dan uji produksi membuat beban tinggi, sementara penjualannya belum signifikan. Hasilnya, JMP langsung jadi lubang hitam di laporan laba rugi Grup.
Selain JMP, sebenarnya ada juga entitas anak lain bernama PT Indosari Niaga Nusantara atau INN. Bedanya, ROTI punya hampir 100% saham INN jadi kerugian di sana tidak banyak memengaruhi KNP. INN bergerak di bidang perdagangan dan masih mencatat kenaikan aset dari 149,30 miliar di Juni ke 160,81 miliar di September 2025, menandakan posisinya relatif stabil. Sedangkan JMP memiliki aset jauh lebih kecil, sekitar 17,36 miliar, tapi karena statusnya masih baru dan terus bakar uang, pengaruhnya ke laba bersih konsolidasi terasa signifikan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tidak berhenti di situ, ROTI juga memiliki ventura bersama bernama PT Mitra New Grain atau MNG, di mana kepemilikannya 75%. Meskipun tergolong joint venture, kerugiannya juga menggerus laba induk. Bagian rugi ventura bersama yang diakui Grup naik dari 144,14 juta di Q3 2024 menjadi 228,38 juta di Q3 2025. Angka ini memang tidak sebesar kerugian di JMP, tapi tetap menambah tekanan pada laba sebelum pajak Grup.
Jadi ada dua entitas yang paling menekan kinerja ROTI di 2025. Pertama adalah JMP, yang baru lahir tapi langsung jadi beban karena masih dalam tahap pengembangan dan belum menghasilkan laba. Kedua adalah MNG, ventura bersama yang juga rugi dan menambah beban di laporan laba rugi. Sementara anak usaha lain seperti INN masih aman. Dengan situasi ini, wajar kalau laba bersih ROTI turun tajam meskipun penjualan di beberapa wilayah masih bertumbuh. ROTI ibarat orang tua yang lagi kerja keras cari uang tapi anaknya malah terus minta uang jajan. Kalau tidak segera dikendalikan, beban anak usaha seperti JMP bisa jadi batu yang menenggelamkan kinerja Grup di tahun-tahun berikutnya.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ROTI LK Q3 2025: Wilayah Bermasalah
ROTI ini punya wilayah operasi yang sangat luas di seluruh Indonesia. Sayangnya, tidak semua wilayah itu menunjukkan hal yang bagus. Kalau kita lihat laporan segmen geografisnya, perusahaan ini membagi bisnisnya ke tiga area besar yaitu Wilayah Barat, Tengah, dan Timur. Dari tiga wilayah ini, yang paling bikin kening berkerut adalah Wilayah Tengah karena di sinilah anomali paling besar muncul di awal tahun 2025. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Secara tahunan, semua wilayah mengalami kontraksi pendapatan dibanding 2024, tapi penurunan paling tajam terjadi di Wilayah Tengah. Pendapatan wilayah ini turun 12,44% dari 505,78 miliar di Q1 2024 menjadi 442,37 miliar di Q1 2025. Sementara Wilayah Barat dan Timur masing-masing turun lebih ringan, 6,82% dan 6,09%. Namun yang bikin parah bukan cuma penurunan pendapatannya, tapi karena Wilayah Tengah yang tahun lalu masih untung 2,82 miliar malah berbalik rugi 36,57 miliar di Q1 2025. Itu artinya laba segmen anjlok hampir 14 kali lipat secara persentase.
Wilayah Barat juga tidak luput dari penurunan. Laba di area ini terpangkas 60,59% dari 26,23 miliar jadi 10,34 miliar. Wilayah Timur sedikit lebih baik, tapi tetap menurun dari 65,64 miliar ke 55,60 miliar atau turun 15,3%. Jadi bisa dibilang semua area mengalami tekanan, hanya tingkat keparahannya yang berbeda-beda. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Faktor utama di balik penurunan ini adalah melemahnya permintaan roti tawar, produk andalan ROTI. Penjualan roti tawar turun tajam dari 665,94 miliar menjadi 545,07 miliar atau minus 18%. Ini berdampak langsung ke semua wilayah karena roti tawar menyumbang porsi terbesar dari total pendapatan. Ditambah lagi, ketergantungan ROTI terhadap jaringan ritel besar seperti Indomaret dan Alfamart membuat fluktuasi permintaan di level konsumen ritel langsung terasa. Penjualan ke Indomarco turun dari 36,75% jadi 34,97% dari total pendapatan, yang menunjukkan tekanan nyata di saluran distribusi modern.
Yang menarik, meskipun Q1 benar-benar menjadi titik terlemah, kondisi ini tidak bertahan lama. Di Q2 2025, ROTI berhasil melakukan turnaround terutama di Wilayah Tengah. Area yang sebelumnya rugi 36,57 miliar di Q1, tiba-tiba berbalik mencetak laba 43,14 miliar di Q2. Itu pembalikan yang sangat drastis dan menunjukkan bahwa sebagian besar tekanan di awal tahun tampaknya bersifat sementara, kemungkinan karena timing biaya atau efek musiman di periode Lebaran.
Namun, pemulihan ini tidak stabil. Di Q3, meskipun pendapatan masih naik, laba justru menurun di semua wilayah. Wilayah Tengah misalnya, pendapatannya turun sedikit dari 572,13 miliar di Q2 ke 550,77 miliar di Q3, tapi labanya jatuh jauh dari 43,14 miliar ke 11,10 miliar. Wilayah Barat juga turun dari 46,30 miliar ke 34,11 miliar, dan Wilayah Timur dari 84,22 miliar ke 74,73 miliar. Ini artinya biaya operasional membengkak di Q3, entah karena promosi, kenaikan harga bahan baku, atau beban depresiasi dari aset baru yang mulai dijalankan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dilihat secara kumulatif sampai Q3 2025, Wilayah Tengah tetap jadi penyumbang pendapatan terbesar dengan total 1,57 triliun, tapi justru Wilayah Timur yang mencatat laba segmen paling besar yaitu 214,55 miliar. Ini menunjukkan Wilayah Timur lebih efisien dan stabil, mungkin karena kompetisi di sana belum seketat di wilayah barat dan tengah.
Dari sisi aset, ketimpangan antar wilayah juga jelas. Wilayah Tengah memiliki aset segmen jauh lebih besar, mencapai 33,08 triliun, dibanding Wilayah Barat yang hanya 5,47 triliun dan Timur 12,85 triliun. Dengan struktur aset sebesar ini, penurunan laba di Wilayah Tengah punya efek domino besar terhadap laba konsolidasi. Grup juga menanamkan investasi terbesar di wilayah ini, dengan belanja aset tetap dan hak guna sebesar 39,85 miliar dari total 72,09 miliar sampai Q3 2025. Artinya fokus pengembangan memang ada di area tengah.
Tapi di balik itu, ada sinyal lain yang tidak kalah penting. Rugi fiskal entitas anak melonjak dari 18,10 miliar di akhir 2024 menjadi 52,04 miliar di September 2025. Sebagian besar berasal dari anak usaha baru yang belum beroperasi optimal. Akibatnya, laba yang seharusnya bisa diatribusikan ke kepentingan nonpengendali malah berbalik jadi rugi 1,63 miliar di Q3 2025.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Peta performa ROTI secara geografis di 2025 menggambarkan situasi yang tidak merata. Wilayah Tengah jadi sumber masalah terbesar di awal tahun, tapi juga jadi motor pemulihan di kuartal berikutnya. Namun pemulihan itu tidak cukup stabil karena biaya tinggi dan tekanan pasar masih membayangi. Wilayah Timur muncul sebagai titik terang dengan profitabilitas terbaik, sementara wilayah lainnya harus bekerja keras mengejar efisiensi agar tidak terus menyeret margin perusahaan secara keseluruhan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ROTI LK Q3 2025: Akar Masalah
Seperti yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya tentang kondisi ROTI yang secara YoY memang jelek tapi secara QoQ nampak ada recovery. Sebagai investor, hal paling penting yang harus diketahui adalah apakah masalah ROTI ini bersifat temporer atau malah permanen. Kalau sifatnya sementara tentu masih ada peluang untuk perbaikan di masa depan. Tapi kalau masalahnya struktural dan permanen, ya itu artinya game over 🗿 Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita lihat lebih dalam laporan keuangan ROTI terutama gabungan antara laba rugi dan arus kas selama sembilan bulan pertama 2025 dibandingkan 2024 hasilnya memang kompleks. Di satu sisi terlihat jelas perburukan fundamental secara tahunan, tapi di sisi lain ada anomali menarik secara kuartalan yang memperlihatkan dinamika likuiditas perusahaan milik Salim ini.
Baik dari sisi laba rugi maupun arus kas, keduanya menunjukkan hal serupa bahwa kinerja inti ROTI melemah. Laba bersih anjlok 45,16% dibanding tahun lalu, sementara kas operasi turun 34,86%. Artinya turunnya laba bukan sekadar efek akuntansi atau timing pengakuan pendapatan, tapi memang real cash-nya juga ikut menurun. Laba di atas kertas tidak diterjemahkan menjadi kas di tangan. Ini tanda likuiditas operasional sedang kering. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masalah makin kentara di Q1 2025. Di kuartal itu ROTI masih mencatat laba usaha positif 38,97 miliar, tapi arus kas operasinya malah negatif 26,83 miliar. Tahun sebelumnya situasinya jauh lebih sehat dengan laba usaha 103,44 miliar dan arus kas positif 99,17 miliar. Jadi ada mismatch besar di awal tahun yang bikin alis naik.
Penyebabnya cukup jelas. Pertama, penerimaan kas dari pelanggan turun dari 981 miliar di Q1 2024 menjadi hanya 872 miliar di Q1 2025. Kedua, pembayaran gaji dan imbalan kerja melonjak dari 222,48 miliar ke 248,43 miliar. Jadi meskipun omzet turun, beban kas justru naik. Hasilnya likuiditas jebol dan ROTI terpaksa pakai kas cadangan atau cari sumber dana lain untuk menutup kebutuhan operasional.
Masalah lain datang dari sisi investasi. Arus kas investasi (CFI) kelihatannya membaik karena penggunaan kas turun dari 74,35 miliar ke 39,82 miliar. Tapi kalau ditelusuri ini bukan karena efisiensi belanja modal. Faktanya Capex justru naik dari 62,72 miliar ke 76,24 miliar. Yang bikin tampak bagus hanyalah karena ada penjualan aset tetap senilai 52,16 miliar termasuk laba jual aset sebesar 9,57 miliar. Itu transaksi nonrutin, bukan efisiensi. Tanpa penjualan aset arus kas investasi akan jauh lebih negatif.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu dari sisi pendanaan memang kelihatannya lebih ringan karena pengeluaran kas turun dari 235,93 miliar ke 191,96 miliar. Tapi lagi-lagi ini menipu. ROTI ternyata menarik pinjaman jangka pendek baru dari PBMM sebesar 500 miliar pada April 2025 hanya dua minggu setelah menutup Q1 dengan arus kas operasi negatif. Jadi meskipun pembayaran dividen turun dari 500 miliar ke 449,98 miliar perusahaan menambalnya dengan utang jangka pendek berbunga 7,1% per tahun. Pelunasan sebagian baru dilakukan di Q3 senilai 100 miliar. Per September 2025 saldo utang jangka pendek naik dari 100 miliar menjadi 425,25 miliar.
Dengan kata lain di 2025 ini ROTI beralih dari perusahaan yang dulu bisa hidup dari arus kas operasional menjadi perusahaan yang harus bergantung pada utang jangka pendek dan penjualan aset untuk menjaga likuiditas. Kalau diibaratkan orang dulu ROTI punya napas panjang dari hasil kerja, sekarang lagi ngos-ngosan dan butuh oksigen tabung buat bertahan.
Kalau kita tarik garis besar tren ROTI di 2025 ini begini. Pertama, laba bersih dan kas operasi sama-sama jeblok secara YoY menandakan kemunduran kualitas laba. Kedua, Q1 jadi titik terendah karena mismatch besar antara laba di atas kertas dan kas riil. Ketiga, manajemen memang berhasil memulihkan kas operasi di Q2 dan Q3 tapi sebagian besar karena bantuan dari pendanaan eksternal dan penjualan aset, bukan dari peningkatan kinerja inti.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi sementara di permukaan terlihat ada pemulihan laba dan arus kas, di bawahnya tersimpan sinyal merah bahwa likuiditas rapuh, ketergantungan pada utang tinggi, dan kemampuan menghasilkan kas murni dari operasi melemah. ROTI memang belum sampai di titik game over tapi sinyal lampu kuningnya sudah menyala terang.
Kita harus tahu akar masalah ROTI. Kalau hanya lihat laporan laba rugi, kesannya perusahaan ini cuma sedang lewat masa sulit biasa. Tapi setelah dibedah lebih dalam, terutama di laporan kuartal pertama 2025, kelihatan ada anomali besar yang tidak bisa diabaikan. Angka-angka laba memang masih positif, tapi di baliknya tersimpan tanda-tanda kerapuhan yang cukup serius. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di Q1 2025, ROTI mencatat penurunan pendapatan dari 951,27 miliar menjadi 859,64 miliar atau turun 9,63%. Laba kotor ikut terkikis dari 517,12 miliar menjadi 439,62 miliar, turun 15,18%. Laba usaha amblas dari 103,45 miliar menjadi 38,98 miliar atau anjlok 62,33%. Dan laba bersih menyusut lebih dalam lagi, dari 73,78 miliar menjadi 23,10 miliar atau turun hampir 70%. Jadi bukan cuma turun, tapi terjun bebas di semua level.
Masalah paling besar datang dari sisi pendapatan. Segmen produk utama yaitu roti tawar mengalami penurunan tajam. Penjualannya turun dari 665,94 miliar di Q1 2024 menjadi 545,07 miliar di Q1 2025. Padahal retur penjualan justru menurun dari 179,72 miliar ke 160,72 miliar. Artinya bukan karena retur membengkak, tapi murni karena permintaan melemah. Persentase penjualan ke Indomarco juga turun dari 36,75% jadi 34,97%. Ini sinyal bahwa pasar roti tawar sedang lesu dan posisi ROTI makin tertekan oleh kompetitor yang mungkin agresif di harga.
Dari sisi biaya, masalahnya juga tidak kalah pelik. Ketika pendapatan turun 9,63%, beban pokok penjualan hanya turun 3,26%. Bahan baku dan kemasan memang sedikit menurun dari 264,11 miliar menjadi 241,09 miliar, tapi itu tidak cukup untuk menahan tekanan marjin. Harga komoditas seperti tepung dan coklat yang masih tinggi membuat biaya tetap berat, sementara volume jual turun. Akibatnya, marjin kotor ikut tertekan cukup dalam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lebih parah lagi adalah beban usaha. Laba usaha memang turun lebih dari 60%, tapi total beban usaha hanya turun tipis 3,47%, dari 437,20 miliar ke 422,00 miliar. Ini jelas mismatch. Grup tampak kesulitan menyesuaikan struktur biaya tetapnya. Gaji dan kesejahteraan karyawan naik dari 84,29 miliar ke 91,64 miliar. Beban transportasi malah hampir tidak berubah, 72,23 miliar di Q1 2025 dibanding 70,98 miliar di Q1 2024. Artinya meski volume penjualan turun tajam, biaya distribusi tetap tinggi, membuat cost per unit naik. ROTI memang menekan iklan dan promosi dari 59,73 miliar jadi 48,40 miliar, tapi penghematan ini belum cukup untuk mengompensasi tekanan dari biaya tetap lainnya.
Dari sini sudah kelihatan bahwa manajemen kesulitan menyesuaikan beban terhadap penurunan penjualan. Tapi masalah sebenarnya baru terlihat ketika kita buka laporan arus kas. Di sini muncul red flag besar. Arus kas operasi (CFO) Q1 2025 tercatat negatif 26,83 miliar, padahal tahun lalu masih positif 99,17 miliar. Artinya meskipun secara akrual perusahaan masih mencatat laba usaha 38,98 miliar, kas riilnya justru bocor.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Penyebab utamanya ada dua. Pertama, pembayaran kas untuk karyawan naik signifikan dari 222,48 miliar menjadi 248,43 miliar. Kedua, penerimaan dari pelanggan turun drastis dari 981 miliar menjadi 872 miliar. Jadi, walau laba di atas kertas masih ada, uangnya tidak masuk ke kas karena piutang yang tertunda dan beban kas yang meningkat.
Kualitas piutang juga memburuk. Piutang yang sudah jatuh tempo lebih dari 90 hari naik tajam dari 1,74 miliar di Desember 2024 menjadi 7,21 miliar di Maret 2025. Ini artinya ada pelanggan besar yang menunda pembayaran, membuat arus kas masuk seret. Kondisi ini membuat ROTI terpaksa menggunakan kas cadangan dan bahkan menarik pinjaman baru.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Laporan keuangan juga mengonfirmasi masalah struktural ini. Pertama, anak perusahaan mencatat rugi sebelum pajak 10,06 miliar, padahal di Q1 2024 mereka masih laba 192,41 miliar. Artinya anak usaha yang baru berdiri belum menghasilkan, malah menambah beban. Kedua, di Q1 ROTI justru membeli saham treasuri senilai 26,10 miliar di saat arus kas operasional sedang negatif. Artinya mereka mengeluarkan uang di waktu yang salah, membuat kas makin ketat.
Dan ketiga, setelah Q1 berakhir, tepat di pertengahan April, ROTI menarik pinjaman PBMM baru sebesar 500 miliar. Ini dilakukan hanya beberapa hari setelah melunasi pinjaman 100 miliar yang jatuh tempo 13 April. Langkah ini diambil untuk menutup kebutuhan kas, membiayai modal kerja, dan membayar dividen 449,98 miliar yang sudah disetujui awal April. Jadi, jelas sekali bahwa CFO negatif di Q1 bukan cuma angka, tapi sinyal likuiditas yang benar-benar tertekan.
Jadi, anomali Q1 2025 ini bukan kebetulan. Ada tiga akar masalah yang saling terkait. Pertama, penjualan roti tawar turun tajam karena permintaan melemah. Kedua, beban kas terutama gaji dan biaya distribusi tetap tinggi meski volume jual menurun. Ketiga, kas operasi negatif membuat perusahaan harus menarik utang baru dan menjual aset di kuartal berikutnya. Kombinasi ini memperlihatkan masalah yang lebih dalam dari sekadar fluktuasi musiman. ROTI memang masih untung, tapi secara likuiditas sudah mulai ngos-ngosan di awal tahun.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$INDF $ICBP
1/10










$ROTI LK Q3 2025: Apakah Cashflow Masih Belom Pulih, Hingga Terpaksa Ambil Utang Demi Bayar Dividen?
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Saat melakukan analisis laporan keuangan sebuah perusahaan, melihat data laba rugi saja itu sebenarnya tidak cukup. Kita harus cek juga bagaimana cashflow-nya. Banyak investor yang menyepelekan arus kas. Saya sendiri ketika melihat laporan keuangan ROTI Q3 2025, tidak mau cuma lihat labanya yang nyungsep tapi juga ingin tahu bagaimana perusahaan milik Salim Group ini bisa menghasilkan kas. No cashflow, no dividend. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau laba bisa dimanipulasi dengan akrual, arus kas harusnya sih bisa jauh lebih jujur. Dari laporan arus kas ROTI Q3 2025, kelihatan jelas bagaimana kondisi likuiditasnya sempat goyah di awal tahun tapi mulai membaik di pertengahan hingga akhir kuartal ketiga. Laporan ini disajikan dengan metode langsung, jadi semua pergerakan uang dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan bisa terlihat dengan jelas. Kondisi arus kas ROTI sangat bertolak belakang dengan $RALS yang punya cadangan kas gede hingga enggan ambil utang baru.
Di bagian kas operasi (CFO), awal tahun menjadi masa tersulit bagi ROTI. Kuartal pertama mencatat arus kas negatif 26,83 miliar. Bandingkan dengan Q1 2024 yang masih positif 99,17 miliar, jelas kelihatan ada penurunan tajam. Penyebabnya, penerimaan kas dari pelanggan turun dari 3,01 triliun di Q3 2024 menjadi 2,79 triliun di Q3 2025, sejalan dengan turunnya pendapatan. Di sisi lain, pembayaran gaji dan tunjangan karyawan naik dari 641,42 miliar jadi 670,36 miliar. Jadi kas masuk mengecil tapi kas keluar naik.
Namun situasi mulai berubah di pertengahan tahun. ROTI berhasil membalikkan arah dengan arus kas operasi positif 87,75 miliar di Q2 dan meningkat pesat menjadi 217,88 miliar di Q3. Ini jadi sinyal pemulihan operasional yang kuat, di mana perusahaan mulai bisa mengonversi laba akrual menjadi kas nyata. Meski secara tahunan CFO kumulatif hingga Q3 2025 masih lebih rendah, yaitu 278,80 miliar dibanding 428,03 miliar di 2024, penurunan sekitar 34,86% ini mulai tertahan karena perbaikan di semester kedua.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita pindah ke arus kas investasi (CFI), di sini ceritanya agak unik. Sekilas terlihat lebih baik karena penggunaan kas turun dari 74,35 miliar di 2024 menjadi 39,82 miliar di 2025. Tapi kalau ditelusuri, penurunan ini bukan karena efisiensi, melainkan karena ada tambahan kas dari penjualan aset tetap sebesar 52,16 miliar. Padahal tahun sebelumnya penerimaan dari penjualan aset hanya 0,42 miliar. Jadi kalau tidak ada penjualan aset ini, arus kas investasi justru akan lebih besar karena belanja modal naik dari 62,72 miliar menjadi 76,24 miliar. Intinya, CFI terlihat sehat tapi sebenarnya terbantu oleh penjualan aset non-rutin di Q2 yang sifatnya tidak berulang.
Sekarang ke bagian kas pendanaan (CFF), yang menunjukkan pergerakan utang dan dividen. Di sini terlihat ada perubahan strategi pembiayaan. Kas keluar untuk pendanaan memang turun dari 235,93 miliar di 2024 menjadi 191,96 miliar di 2025 karena dividen yang dibayar berkurang dari 500 miliar menjadi 449,98 miliar. Tapi di sisi lain, perusahaan menarik pinjaman baru dalam jumlah besar. ROTI mengambil pinjaman PBMM sebesar 500 miliar pada 14 April 2025 untuk menambal kekurangan kas operasional di Q1 yang negatif. Sebagian pinjaman itu kemudian dilunasi 100 miliar pada 14 Juli 2025. Akibatnya, saldo utang jangka pendek per 30 September 2025 melonjak dari 100 miliar menjadi 425,25 miliar.
Kalau dilihat per kuartal, Q2 jadi periode paling berat di sisi pendanaan karena di situ perusahaan harus menanggung pembayaran dividen hampir 450 miliar sekaligus. Tidak heran arus kas pendanaan di Q2 mencatat pengeluaran 99,87 miliar, lebih dalam dari Q1 yang minus 47,09 miliar. Di Q3 kondisi membaik, hanya minus 44,99 miliar karena sudah ada pelunasan sebagian pinjaman.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tahun 2025 jadi tahun di mana ROTI harus memutar otak dalam menjaga arus kas. Dari sisi operasional memang masih turun 35% dibanding 2024, tapi tren kuartalan menunjukkan perbaikan nyata. Dari sisi investasi, kas terlihat positif karena penjualan aset, bukan karena efisiensi belanja modal. Sedangkan dari sisi pendanaan, ketergantungan terhadap utang jangka pendek meningkat cukup tajam.
Jadi kalau melihat big picture-nya, strategi kas ROTI di 2025 berubah dari sebelumnya bergantung pada kas hasil operasi menjadi bergantung pada pendanaan eksternal dan pelepasan aset untuk menambal kekurangan di semester pertama. Namun perbaikan CFO di Q3 menunjukkan manajemen mulai bisa menstabilkan modal kerja dan memperkuat likuiditas tanpa terlalu bergantung pada utang baru. Kalau tren kas operasi yang positif ini bisa dipertahankan sampai akhir tahun, berarti manajemen sudah berhasil membawa perusahaan keluar dari tekanan likuiditas dan kembali ke jalur sehat. Dan kalau kas operasi kuat, bukan tidak mungkin dividen di tahun berikutnya bisa tetap terjaga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$GOTO
1/10










$ROTI LK Q3 2025: Posisi Menentukan Opini
Kalau kita bicara soal ROTI setelah lihat laporan keuangan Q3 2025, posisi investor bisa dibilang serba dilematis. Di satu sisi kinerjanya masih lemah secara tahunan, tapi di sisi lain ada tanda-tanda pemulihan yang jelas dari kuartal ke kuartal. Jadi arah ke depan sangat bergantung pada cara pandang kita, apakah mau pakai kacamata pesimis atau optimis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kamu tipe investor yang pesimis, laporan ini jelas belum cukup meyakinkan. Pendapatan masih turun di semua kuartal dibanding 2024, dengan penurunan 9,63% di Q1, 6,25% di Q2, dan 7,51% di Q3. Laba usaha juga masih jauh dari pulih karena secara YoY turun sampai 62,33% di Q1 dan masih minus 27,87% di Q2. Laba bersih pun belum kembali ke level normal, masih turun 37,68% di Q3 dibanding tahun lalu. Dengan kondisi seperti ini, investor pesimis akan menilai ROTI belum worth it buat dipegang karena marjin yang tergerus dan penjualan yang belum balik normal bisa jadi tanda bahwa demand masyarakat untuk produk roti belum kembali kuat. Risiko paling besar masih di sisi efisiensi operasional dan ketergantungan ke dua pelanggan utama yaitu Indomarco dan Alfamart. Kalau salah satu dari mereka mengurangi pembelian, dampaknya bisa langsung terasa ke laba bersih.
Bagi yang sudah nyangkut, posisi pesimis ini berarti sebaiknya fokus ke dua hal, yaitu average down dengan disiplin atau tahan dulu tanpa nambah posisi sampai laporan Q4 keluar. Sebab kalau tren penurunan masih lanjut di Q4, tekanan ke harga saham bisa makin besar. Tapi kalau laporan berikut menunjukkan revenue mulai rebound dan margin membaik, barulah mulai averaging di bawah. Intinya jangan buru-buru cut loss di titik ini, karena sinyal pemulihan QoQ justru mulai muncul sejak Q2 2025.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sebaliknya kalau kamu tipe investor yang optimis, justru laporan Q3 ini bisa dianggap sebagai titik balik. Revenue memang turun secara tahunan, tapi secara kuartal justru naik 5,96% di Q2 dan naik lagi 6,59% di Q3. Laba usaha bahkan naik lebih cepat, melesat 102,48% dari Q1 ke Q2 dan masih tumbuh 23,56% di Q3. Laba bersih pun meningkat 110,81% dari Q1 ke Q2 dan tambah 33,28% ke Q3. Artinya ROTI sudah berhasil keluar dari fase terburuknya di awal tahun. Ini bisa jadi sinyal awal kalau tren pemulihan sedang berjalan.
Untuk investor optimis yang belum masuk, posisi saat ini bisa dianggap fase akumulasi perlahan. Strateginya bukan all-in tapi cicil bertahap selot selot, sambil pantau laporan Q4 nanti. Fokus pada perbaikan marjin dan arus kas. Kalau ROTI bisa menjaga efisiensi seperti di Q3, di mana COGS tumbuh lebih lambat dari revenue dan laba kotor naik 8,13%, maka peluang pembalikan arah jangka menengah makin besar. Investor optimis juga bisa melihat potensi jangka panjang dari sisi distribusi nasional ROTI yang kuat, jaringan modern trade yang luas, serta kemampuan perusahaan menjaga harga bahan baku lewat kontrak jangka panjang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kamu sudah nyangkut tapi punya pandangan optimis, sebaiknya tidak panik. Fokus pada data, bukan harga. Laporan keuangan sudah menunjukkan perbaikan operasional, terutama dari sisi efisiensi dan arus kas yang lebih stabil di Q3. Momentum ini bisa berlanjut kalau manajemen berhasil menekan beban tetap, memperbaiki supply chain, dan menjaga arus kas positif di Q4.
Jadi, kalau kamu pesimis, sebaiknya tunggu aja konfirmasi lanjutan dari laporan Q4 atau tahun penuh 2025 sebelum ambil keputusan besar. Tapi kalau kamu optimis berhubung sudah Nyangkut🗿, kondisi sekarang bisa dibilang masa transisi menuju pemulihan. Yang penting tetap disiplin dalam manajemen posisi, jangan euforia tapi juga jangan takut di fase pemulihan seperti ini. Karena kalau tren kenaikan laba kuartalan ini bisa berlanjut ke 2026, ROTI bisa saja kembali ke masa jaya seperti sebelum pandemi, di mana margin stabil di atas 10% dan penjualan terus tumbuh.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10









