


Volume
Avg volume
PT Jaya Real Property Tbk didirikan pada tahun 1979 dengan nama PT Bintaro Jaya berdasarkan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri pada tanggal 25 Mei 1979 dengan akta No. 36 dari Hobropoerwanto, SH, pada waktu itu notaris di Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui entitas anak maupun patungan dengan pihak-pihak lain.
Terpantau jajaran BUMN & BUMD ini belum "dibanting bandar" setelah kemarin ramai digembar-gemborkan "dipompom influencer karena butuh exit liquidity"
Mari kita tunggu satu jam lagi, mungkin bandar yang dimaksud masih ketiduran $IPCC $IPCM $JRPT

#42 : Laporan Arus Kas -> Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Jika sebelumnya di #40 Arus Kas Operasional merekam aktivitas kas yang lebih banyak terkait dengan bagian Aset Lancar dan Liabilitas Lancar di neraca (laporan posisi keuangan)
https://stockbit.com/post/20901208
Kemudian #41 Arus Kas Investasi lebih banyak terkait dengan bagian Aset Tidak Lancar
https://stockbit.com/post/23821302
Maka, Arus Kas Pendanaan lebih banyak terkait dengan bagian Liabilitas Jangka Panjang (termasuk utang berbunga atau debt) dan Ekuitas.
Di bagian ini dapat diperoleh gambaran bagaimana perusahaan mengelola struktur modalnya, menjamin pendanaan cukup untuk aktivitas operasional dan investasi, serta bagaimana perusahaan memberi imbal hasil bagi kreditur dan pemegang sahamnya.
Aktivitas kas di bagian pendanaan ini misalnya :
1. Perolehan dan pembayaran utang jangka pendek dan jangka panjang (umumnya merupakan utang berbunga atau debt).
2. Perolehan dana dari tambahan modal saham (IPO, right issue, penebusan waran, private placement).
3. Pembelian dan penjualan saham treasury.
4. Pemberian imbal hasil bagi sumber pendana, yaitu bunga utang untuk kreditur, dan dividen untuk pemegang saham.
5. Pembayaran liabilitas sewa (utang jangka panjang lainnya) dan komponen ekuitas lainnya.
...........................
Dalam kondisi normal, saya pribadi lebih senang kalau melihat bagian arus kas pendanaan ini 'sepi'.
Aktivitas pendanaan yang sepi dapat mengindikasikan struktur modal perusahaan yang sudah mantap.
Arus kas dari operasional dan jumlah pendanaan dasar sudah cukup untuk menunjang operasional dan investasi kedepannya. Tanpa perlu tambahan dana lagi.
Kalau aktivitas pendanaan ini 'sibuk', menandakan perusahaan terus-menerus menarik dan membayar utang, dan atau minta modal tambahan ke investor.
Kesibukan ini jadi buruk kalau hanya untuk menambal operasional, tanpa ada pengembangan usaha kedepannya, apalagi kalau usaha malah terus lesu dan turun.
Terkecuali kalau penarikan utang dan tambahan modal memang jelas digunakan untuk ekspansi.
Kapasitas operasional bertambah dan potensi hasil usaha di masa mendatang bakal meningkat.
Pada bagian pendanaan ini juga bisa dilihat berapa besar pembayaran beban bunga utang (jika perusahaan mengklasifikasi pembayaran bunga ke aktivitas pendanaan).
Yang mana beban bunga ini penting untuk dibandingkan dengan arus kas operasional dan laba bersih.
Seberapa besar bunga utang membebani operasional, dan seberapa mampu hasil usaha menutupi beban bunga tersebut.
Kemudian, besaran pembayaran dividen juga penting untuk diperhatikan kewajarannya.
Jangan sampai mengorbankan kapasitas operasional dan kebutuhan investasi pengembangan usaha kedepannya.
.....................
Contoh laporan arus kas $JRPT $SIDO yang cenderung 'sepi'.
Kemudian $TBLA yang 'sibuk'.
Jika diamati, akan jelas terlihat perbedaan struktur modal yang berpengaruh ke tingkat risiko antara yang 'sepi' dengan yang 'sibuk'.
1/3



Kenaikan suatu emiten itu bro n sis klo perlahan kemudian dia ciptakan base baru kemudian naik lagi, maka kenaikan solid dan koreksinya wajar tapi terkadang konsolidasinya lama. nah permasalahannya adalah mayoritas ritel gak suka emiten dengan konsolidasi yg cukup lama.
tapi klo ada emiten yg sehari bisa naik ampe 20 tik atau bahkan ARA beruntun, gk ada waktu buat base / berada di fase konsolidasi sekalinya koreksi sangat tajam bahkan ARB nah ritel suka saham yg beginian rungkad tinggal cari kambing hitam 😋
intinya di pasar modal luh sedang melawan diri luh sendiri, pengelolaan manajemen resiko, kesabaran dan yg paling susah itu mengendalikan sifat "fomo"
$PURI $JRPT $PTPS
holder jauh sebelum dipompom ya average-nya udah jauh, apapun yang terjadi besok tetap santai dan tidur nyenyak
mungkin lebih menarik menanti gebrakan sodaranya $IPCM atau mencari gebrakan danantara merapikan BUMN-BUMN lain supaya kualitasnya bisa keep up
sejauh ini baru punya conviction di grup pelindo plus satu BUMD $JRPT
konstruksi adalah salah satu sektor di mana asal swasta lurus-lurus aja, mudah untuk bersaing jangka panjang dengan danantara
tapi nggak semua sektor bisa begini. di sektor BBM misalnya, kalau swasta lurus-lurus aja lalu menarik loyalitas pelanggan, maka akan disuntik mati dengan mendisrupsi rantai pasoknya
saya juga holder saham perusahaan afiliasi danantara, tapi sangat selektif. Alhamdulillah pelindo so far masih lurus-lurus aja $IPCC $IPCM semoga istiqomah
BUMD juga lebih lurus-lurus kaya $JRPT
mana yang kemaren bilang PE 10x ketinggian? iya memang PE 10 itu udah bukan deep value lagi, tapi ini masih PE wajar. terutama karena masih BANYAK faktor lain selain PE, terutama faktor-faktor kualitatif yang nggak ter-capture di lapkeu
TOTL, dan pemain-pemain infrastruktur lainnya kaya $IPCC dan $JRPT, itu wonderful business dengan moat lebar, jadi nggak bisa langsung digeneralisasi PE 10x = ketinggian
bahkan sektor komoditas kaya $TAPG juga PE-nya rata-rata di range 9-10x, kalau menurut prinsip engkong saya Peter Lynch, masih masuk story GARP (growth at a reasonable price)
bahkan kalau kita tutup mata sama scuttlebutt (prinsip kualitatif phil fisher & lynch), PE tetap bisa jadi generalisasi yang misleading karena mengabaikan pertumbuhan free cash flow yield (yang biasanya jadi acuan DCF)
IDXChannel - Bursa Efek Indonesia (BEI) memindahkan sebelas saham dari papan pengembangan ke papan utama. Langkah tersebut dilakukan karena saham-saham itu dinilai layak dan memenuhi syarat untuk "naik kelas".
Di antara sebelas saham yang pindah dari papan pengembangan tersebut yakni saham PT Jaya R...

www.idxchannel.com

JAKARTA - Emiten pengembang properti PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) mencatatkan laba bersih Rp903,10 miliar sepanjang Januari–September 2025, meningkat 15% secara tahunan atau dari Rp785,51 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan pertumbuhan laba, Earnings Per Share (EPS) JRP...

www.idnfinancials.com

1. Growth 2 digit end-to-end
2. TIDAK punya utang
3. Buyback
Ada dua implikasi:
1. Makin jatuh cinta sama BUMD legend yang satu ini, yang punya ekosistem super terintegrasi dan dulunya pernah jadi batu lompatan mendiang engkong saya, Engkong Ciputra
2. Membuktikan kata buku engkong saya, Engkong Peter Lynch, analisis bottom up dari circle of competence atau yang kita paham "mousetrap" alias happy dengan experience atau product pipeline-nya, kita akan menemukan multibagger sebelum "smart money" bisa melirik
Saya megang $JRPT gara-gara istri saya udah lama hold, dan dia boro-boro ngerti DCF ataupun Grahamism, dasar akuntansi aja masih baru belajar. Dia cuma pengamatan di lapangan, terus saya ajarin cara baca rasio keuangan terutama solvency dan utang, sebagaimana kata Engkong Lynch perusahaan gak punya utang itu nyaris mustahil PKPU
Boom porto istri saya JAUH lebih naga 🐉 daripada porto suaminya yang kalo analisis fafifu wasweswos
$JKON $TOTL
Setelah puluhan sesi dengan wealth manager saya
Setelah puluhan buku saya baca
Setelah ratusan makalah saya baca
Setelah ribuan video youtube saya tonton, terutama RUPS Berkshire
Satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan: peluang mempertajam skill stockpick itu tidak terbatas, sehingga nggak akan ada habisnya
Dividend investing? Saya belajar. Value investing? Saya belajar. Activist investing? Saya belajar (belajar doang ya, praktiknya tidak sesederhana itu). Teknikal? Saya bisa. Bandarmology? Walaupun secara esensi paling dekat dengan judol (anak r/judisaham pasti paham, Mr. President wasn't lying for saying stock market = betting market), tapi saya juga bisa
But at the end of the day, ada yang namanya law of diminishing returns. Ternyata yang paling penting sejauh ini malah bukan stockpick, melainkan money & portfolio management, contohnya managing risk concentration & turnovers
Kamu bisa punya stockpick paling sempurna di dunia ini, tapi kalau kamu nggak bisa menjaga concentration risk dan turnover portfoliomu tetap rendah, kamu hanya akan menjadi donatur tetap sekuritas. Dalam jangka panjang, yang menang adalah yang stockpick-nya decent tapi konsentrasi dan turnover-nya paling terjaga
Ini yang lebih saya pelajari dari pembuat-pembuat konten berkualitas tinggi seperti bang adi trixffel, daripada aspek-aspek analisis stockpick yang notabene bukan barang baru bagi yang mengikuti kembangan dari prinsip-prinsip Graham
Makanya tuman banget kalau masih ada yang bilang, "di Indonesia kalau fundamental dan conviction tidak concentrated bet, baru kaya pas keburu tua," dikiranya bang adi trixffel setua itu apa ya. Kalau mentalnya bener ya cari duit di dunia nyata, karier kek, bisnis kek, hasilnya akumulasi di saham. Kalau mental judol ya lain cerita
Bagaimana dengan stockpick?
Setelah high turnover, bereksperimen di banyak sektor, banyak factors, termasuk jurus-jurus teknikal dan bandarmology, akhirnya HAMPIR semua top gainers saya hanya punya literally SATU saja kesamaan:
Semuanya perusahaan yang ekspansif, tapi ekspansinya TIDAK pakai utang
Big cap, small cap, doesn't matter. Dividend aristocrats, mediocre dividends, doesn't matter
Contoh kontrasnya, $INDF itu cinta pertama saya, asset liquid saya masih paling besar di sana, dan masih tetap begitu walaupun dia jadi beban porto. Tapi setelah sejauh ini, thesis/story awal saya pas masuk belum ada yang terpatahkan. It's wonderful business, wide moat, growth with deep value, semua sempurna kecuali satu saja kesalahan saya:
Kalau disebut frasa "perusahaan ekspansif" Indofood, masih top of mind, ekspansi globalnya tidak semudah itu diikuti oleh perusahaan lain. Tapi satu saja yang saya sepelekan, ekspansinya pakai UTANG. Still wonderful business, still wide moat, tapi price-in-nya paling cepat hanya bisa secepat pelunasan utangnya
$JRPT $TOTL

akhirnya bisa beli cilok😅
jangan lupa mampir profile ku guys,jangan sampai ketinggalan informasi menarik lainnya😁
$BUVA $BUKK $JRPT
1/2


KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis pada perdagangan Jumat, 22 November 2025. IHSG berada di level 8.415,58 atau turun 4,34 poin setara minus 0,05 persen pada awal sesi.
Pelemahan ini terjadi setelah indeks bergerak di rentang intraday dengan posisi tertinggi d...

www.kabarbursa.com
