Volume
Avg volume
PT BISI International Tbk, didirikan pada 22 Juni 1983 dengan nama PT Bright Indonesia Seed Industry, merupakan perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan, produksi, dan perdagangan benih unggul seperti benih jagung hibrida, benih hortikultura (sayuran dan buah-buahan), benih padi hibrida, serta pestisida dan pupuk. BISI terus memperluas portofolio bisnis melalui berbagai kegiatan, mulai dari pertanian, pascapanen, hingga perdagangan dan pengembangan e-commerce. Dalam operasionalnya, BISI didukung oleh entitas anak yang mendukung integrasi vertikal sektor benih dan agrokimia secara menyelur... Read More
$BISI saham yang menarik dibawah kondisi iklim yang kurang menarik , pemain utama di kelasnya, melihat dari laporan keuangan terlihat perushaan tertekan dengan berkuranganya pendapatan dan laba, permaslahanya BISI ini sebenernya apa , apakah permanent atau tidak, dilihat dari persediaan, masih banyak persediaan yang belum terdistribusi , harusnya ketika kondisi iklim membaik dan daya beli mulai naik saham ini jauh lebih menarik lagi. Kita tunggu story kedepan semoga masih menarik dan fundamentalnya belum berubah .
➖ Produksi jagung diproyeksikan menurun selama Agustus hingga Oktober 2025.
Walaupun secara kumulatif 2025 diperkirakan masih ada peningkatan tipis dibandingkan 2024 lalu.
Ditopang oleh produksi jagung yang sempat melonjak tinggi di awal tahun 2025.
https://cutt.ly/krLAD694
$JPFA $CPIN $BISI
ketika Djarum membeli Bakmi GM, apakah akan memberikan tailwind kepada emiten $TRGU ?
ini namanya cocokology investing.
let's test kekuatan bear TRGU
$BISI $NIKL
@Arief482196 masuk ke $BISI adalah salah langkah yg cukup buruk waktu q3 sudah lihat persediaan sama piutang naik tp sy ga jual itu saham. sekarang udah pasrah lapkeu nya yg terakhir udah ancur ancuran
$NELY $KKGI
$BISI apakah ada harapan itu inventory akan banyak terjual dengan harga jagung yg masih rendah? Sudah hampir setahun hold tiap quartal malah tambah ancur 🥲
@romarioputra kurang diskon lagi dikit, saya prefer ke $BISI sih, cuma belum ada katalis positif kyanya si jagung bakar ini 🤣
Kabar negatifnya, petani udah banyak terjebak kemudahan pinjol. Malah kopdes merahPutih angsuran bulanan saat petani berpenghasilan musiman. Nyungsep pasti $BISI
EmitenNews.com - Bisi International (BISI) semester pertama 2025 membukukan laba bersih Rp30,49 miliar. Anjlok 73 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp113,44 miliar. Dengan demikian, laba per saham dasar melorot menjadi Rp10 dari periode sebelumnya di posisi Rp38.
Penjualan bersih Rp626,92 m...
www.emitennews.com
$BISI $IHSG
Fundamental
Pada 30 Juni 2025, BISI dan CTS menandatangani Joint Venture Agreement untuk mendirikan perusahaan patungan di Indonesia yang fokus pada produksi dan perdagangan benih hortikultura. Modal disetor sebesar Rp 10 miliar, dengan kepemilikan BISI 51% dan CTS 49%.
Teknikal
Sinyal ADX menunjukan akan terjadi perubahaan trend bullish.
Sinyal RSI menembus garis bawah dan sudah menunjukan pola balik ke garis atas. Line %K memotong %D.
Sinyal PC, cadel menyentuh garis PC bawah sehingga akan membentuk pola resistance.
Kesimpulan.
$BISI akan multi bagger, yang sudah didalam cukup W&S, untuk yang entry, tunggu sinyal teknikal terakhir “Volume” beli kuat, dan tetap lakukan analisa secara mandiri sebelum membuat keputusan entry 😎
sejak Q1 udh mantau $BISI $ $GUNA mau masuk jelang release Q2, revenue tidak sesuai ekspektasi 👻
Monitor $STAA ges opsi buat nambah porto sawit, TAPG DSNG sudah terbang jauh lupakan. jangan kejar pucuk
IPCM sempet entry nego 270 waktu harganya 280, udah terbang aja dia 😂
$BISI dan Harga Jagung
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang jagung dan BISI di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Untuk slide presentasi nya bisa cek di sini https://cutt.ly/wrDQl2ts
Laba PT BISI International Tbk di semester pertama 2025 ambruk dari Rp113,51 miliar menjadi Rp30,55 miliar atau minus 73% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kejatuhan ini bukan karena satu masalah tunggal, melainkan gabungan dari penurunan penjualan inti, kenaikan beban pokok penjualan, dan perubahan drastis pada pendapatan non-core yang sebelumnya menopang kinerja tapi kini malah menjadi beban. Net sales terkoreksi 12,13% menjadi Rp626,92 miliar, dengan penurunan terdalam terjadi di lini benih jagung yang jatuh dari Rp191,06 miliar ke Rp115,84 miliar, disusul benih sayuran dan buah dari Rp158,29 miliar ke Rp109,60 miliar, serta benih padi dari Rp4,20 miliar ke Rp1,70 miliar. Sektor pestisida dan pupuk memang tumbuh dari Rp348,78 miliar ke Rp371,10 miliar, dan segmen lain melonjak dari Rp11,18 miliar ke Rp28,69 miliar, tetapi kontribusinya belum mampu menutup lubang dari anjloknya penjualan benih. Hampir semua wilayah penjualan domestik mengalami pelemahan, hanya ekspor yang menunjukkan kenaikan tipis. Cuaca kering berkepanjangan dan serangan hama semakin memperberat situasi karena memengaruhi hasil panen dan minat tanam petani. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Faktor eksternal dari pasar jagung global menambah tekanan. Harga jagung di bursa CBOT saat ini hanya 386,79 USd/BU atau sekitar US$3,867 per bushel, setara Rp1.800–Rp2.000 per kilogram, berada di level terendah sejak 2020 dan bahkan terendah secara inflasi-adjusted sejak 2006. Padahal pada periode 2021–2022 harga sempat melesat di atas 800 USd/BU akibat disrupsi pasokan global dan ketidakpastian geopolitik. Penurunan tajam ini dipicu oleh oversupply dari panen besar di AS dan Brasil, sementara permintaan global tidak meningkat sebanding. Indonesia memang berada di ekosistem harga yang berbeda, dengan HPP petani Rp5.500/kg dan harga eceran nasional di kisaran Rp6.000–Rp6.500/kg. Namun, meski harga domestik relatif stabil karena intervensi pemerintah, petani tetap memantau tren global. Harga dunia yang jatuh bisa memunculkan kekhawatiran bahwa harga lokal akan ikut terkoreksi, sehingga mereka menahan niat tanam jagung. Bagi BISI, ini berarti potensi penurunan permintaan benih jagung, yang sudah terlihat dari anjloknya penjualan di segmen tersebut.
Masalahnya tidak berhenti di situ. Di saat penjualan turun, COGS justru naik 3,07% menjadi Rp380,05 miliar. Kenaikan ini membuat gross profit tergerus 28,4% menjadi Rp246,87 miliar. Pendorong utama lonjakan COGS adalah biaya bahan baku yang membengkak dari Rp321,52 miliar ke Rp380,63 miliar dan biaya tenaga kerja langsung yang melonjak lebih dari dua kali lipat. Pada saat yang sama, persediaan meningkat dari Rp1,47 triliun ke Rp1,57 triliun, menandakan produksi tetap tinggi atau bahkan meningkat walaupun penyerapan pasar melemah. Situasi ini mengarah pada indikasi mismatch dalam perencanaan produksi dan proyeksi permintaan. Kontrak dengan petani penangkar dan siklus tanam yang sudah dijadwalkan jauh hari bisa jadi membuat BISI sulit menyesuaikan produksi secara cepat. Akibatnya, stok menumpuk dan sebagian harus dijual rugi, yang tercermin pada rugi penjualan persediaan sebesar Rp8,36 miliar di laporan keuangan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Beban penjualan dan administrasi memang turun, masing-masing dari Rp154,91 miliar ke Rp114,97 miliar dan dari Rp44,32 miliar ke Rp37,03 miliar, terutama karena pemangkasan biaya promosi dari Rp68,80 miliar ke Rp19,58 miliar. Penghematan ini memang menurunkan biaya, tetapi sekaligus berisiko memperburuk penurunan penjualan karena eksposur dan dorongan pemasaran ke pasar menjadi jauh berkurang. Yang lebih memukul lagi adalah perubahan besar di pos other operating. Beban lain-lain melonjak dari Rp1,83 miliar ke Rp17,57 miliar karena rugi penjualan persediaan, rugi penjualan salvage Rp7,73 miliar, rugi kurs Rp0,52 miliar, dan denda pajak Rp0,65 miliar. Pendapatan lain-lain anjlok dari Rp23,37 miliar ke Rp4,80 miliar karena hilangnya gain penjualan salvage Rp13,32 miliar dan gain kurs Rp6,57 miliar yang sebelumnya ada di 2024. Perubahan dari surplus menjadi defisit di pos non-core ini memperparah erosi laba bersih.
Pendapatan keuangan juga turun dari Rp17,15 miliar ke Rp11,16 miliar karena bunga deposito dan giro yang lebih rendah. Walaupun ini tidak sebesar dampak dari penurunan penjualan dan kenaikan COGS, kontribusinya tetap negatif terhadap total laba. Positifnya, BISI masih mempertahankan struktur modal yang bersih tanpa utang berbunga sehingga tidak ada beban bunga yang menggerus laba. Neraca perusahaan dari sisi leverage masih sangat sehat dan menjadi bantalan utama di tengah tekanan laba.
Anjloknya laba BISI di semester pertama 2025 adalah hasil kombinasi penurunan penjualan benih terutama jagung, kenaikan biaya produksi yang tidak diimbangi penjualan, kerugian dari stok yang menumpuk, serta hilangnya sumber pendapatan non-core. Tekanan eksternal dari jatuhnya harga jagung dunia membuat prospek permintaan benih jagung domestik semakin berat, walaupun harga lokal masih stabil. Tanpa perubahan strategi yang cepat dalam mengendalikan produksi, memperkuat pemasaran, dan mengelola stok agar tidak menumpuk di tengah tren harga global yang melemah, risiko penurunan kinerja yang sama bisa berlanjut ke periode berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, keunggulan neraca yang kuat saja tidak cukup, karena yang menentukan pemulihan adalah kemampuan manajemen menyesuaikan operasional dengan cepat dan tepat terhadap dinamika pasar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ESSA $NPGF
1/8