880

0.00

(0.00%)

Today

17,500

Volume

228,576

Avg volume

Company Background

PT BISI International Tbk, didirikan pada 22 Juni 1983 dengan nama PT Bright Indonesia Seed Industry, merupakan perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan, produksi, dan perdagangan benih unggul seperti benih jagung hibrida, benih hortikultura (sayuran dan buah-buahan), benih padi hibrida, serta pestisida dan pupuk. BISI terus memperluas portofolio bisnis melalui berbagai kegiatan, mulai dari pertanian, pascapanen, hingga perdagangan dan pengembangan e-commerce. Dalam operasionalnya, BISI didukung oleh entitas anak yang mendukung integrasi vertikal sektor benih dan agrokimia secara menyelur... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI $IHSG

Fundamental
Pada 30 Juni 2025, BISI dan CTS menandatangani Joint Venture Agreement untuk mendirikan perusahaan patungan di Indonesia yang fokus pada produksi dan perdagangan benih hortikultura. Modal disetor sebesar Rpβ€―10 miliar, dengan kepemilikan BISI 51% dan CTS 49%.

Teknikal
Sinyal ADX menunjukan akan terjadi perubahaan trend bullish.
Sinyal RSI menembus garis bawah dan sudah menunjukan pola balik ke garis atas. Line %K memotong %D.
Sinyal PC, cadel menyentuh garis PC bawah sehingga akan membentuk pola resistance.

Kesimpulan.
$BISI akan multi bagger, yang sudah didalam cukup W&S, untuk yang entry, tunggu sinyal teknikal terakhir β€œVolume” beli kuat, dan tetap lakukan analisa secara mandiri sebelum membuat keputusan entry 😎

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

sejak Q1 udh mantau $BISI $ $GUNA mau masuk jelang release Q2, revenue tidak sesuai ekspektasi πŸ‘»

Monitor $STAA ges opsi buat nambah porto sawit, TAPG DSNG sudah terbang jauh lupakan. jangan kejar pucuk

IPCM sempet entry nego 270 waktu harganya 280, udah terbang aja dia πŸ˜‚

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI dan Harga Jagung

Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang jagung dan BISI di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Untuk slide presentasi nya bisa cek di sini https://cutt.ly/wrDQl2ts

Laba PT BISI International Tbk di semester pertama 2025 ambruk dari Rp113,51 miliar menjadi Rp30,55 miliar atau minus 73% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kejatuhan ini bukan karena satu masalah tunggal, melainkan gabungan dari penurunan penjualan inti, kenaikan beban pokok penjualan, dan perubahan drastis pada pendapatan non-core yang sebelumnya menopang kinerja tapi kini malah menjadi beban. Net sales terkoreksi 12,13% menjadi Rp626,92 miliar, dengan penurunan terdalam terjadi di lini benih jagung yang jatuh dari Rp191,06 miliar ke Rp115,84 miliar, disusul benih sayuran dan buah dari Rp158,29 miliar ke Rp109,60 miliar, serta benih padi dari Rp4,20 miliar ke Rp1,70 miliar. Sektor pestisida dan pupuk memang tumbuh dari Rp348,78 miliar ke Rp371,10 miliar, dan segmen lain melonjak dari Rp11,18 miliar ke Rp28,69 miliar, tetapi kontribusinya belum mampu menutup lubang dari anjloknya penjualan benih. Hampir semua wilayah penjualan domestik mengalami pelemahan, hanya ekspor yang menunjukkan kenaikan tipis. Cuaca kering berkepanjangan dan serangan hama semakin memperberat situasi karena memengaruhi hasil panen dan minat tanam petani. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Faktor eksternal dari pasar jagung global menambah tekanan. Harga jagung di bursa CBOT saat ini hanya 386,79 USd/BU atau sekitar US$3,867 per bushel, setara Rp1.800–Rp2.000 per kilogram, berada di level terendah sejak 2020 dan bahkan terendah secara inflasi-adjusted sejak 2006. Padahal pada periode 2021–2022 harga sempat melesat di atas 800 USd/BU akibat disrupsi pasokan global dan ketidakpastian geopolitik. Penurunan tajam ini dipicu oleh oversupply dari panen besar di AS dan Brasil, sementara permintaan global tidak meningkat sebanding. Indonesia memang berada di ekosistem harga yang berbeda, dengan HPP petani Rp5.500/kg dan harga eceran nasional di kisaran Rp6.000–Rp6.500/kg. Namun, meski harga domestik relatif stabil karena intervensi pemerintah, petani tetap memantau tren global. Harga dunia yang jatuh bisa memunculkan kekhawatiran bahwa harga lokal akan ikut terkoreksi, sehingga mereka menahan niat tanam jagung. Bagi BISI, ini berarti potensi penurunan permintaan benih jagung, yang sudah terlihat dari anjloknya penjualan di segmen tersebut.

Masalahnya tidak berhenti di situ. Di saat penjualan turun, COGS justru naik 3,07% menjadi Rp380,05 miliar. Kenaikan ini membuat gross profit tergerus 28,4% menjadi Rp246,87 miliar. Pendorong utama lonjakan COGS adalah biaya bahan baku yang membengkak dari Rp321,52 miliar ke Rp380,63 miliar dan biaya tenaga kerja langsung yang melonjak lebih dari dua kali lipat. Pada saat yang sama, persediaan meningkat dari Rp1,47 triliun ke Rp1,57 triliun, menandakan produksi tetap tinggi atau bahkan meningkat walaupun penyerapan pasar melemah. Situasi ini mengarah pada indikasi mismatch dalam perencanaan produksi dan proyeksi permintaan. Kontrak dengan petani penangkar dan siklus tanam yang sudah dijadwalkan jauh hari bisa jadi membuat BISI sulit menyesuaikan produksi secara cepat. Akibatnya, stok menumpuk dan sebagian harus dijual rugi, yang tercermin pada rugi penjualan persediaan sebesar Rp8,36 miliar di laporan keuangan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Beban penjualan dan administrasi memang turun, masing-masing dari Rp154,91 miliar ke Rp114,97 miliar dan dari Rp44,32 miliar ke Rp37,03 miliar, terutama karena pemangkasan biaya promosi dari Rp68,80 miliar ke Rp19,58 miliar. Penghematan ini memang menurunkan biaya, tetapi sekaligus berisiko memperburuk penurunan penjualan karena eksposur dan dorongan pemasaran ke pasar menjadi jauh berkurang. Yang lebih memukul lagi adalah perubahan besar di pos other operating. Beban lain-lain melonjak dari Rp1,83 miliar ke Rp17,57 miliar karena rugi penjualan persediaan, rugi penjualan salvage Rp7,73 miliar, rugi kurs Rp0,52 miliar, dan denda pajak Rp0,65 miliar. Pendapatan lain-lain anjlok dari Rp23,37 miliar ke Rp4,80 miliar karena hilangnya gain penjualan salvage Rp13,32 miliar dan gain kurs Rp6,57 miliar yang sebelumnya ada di 2024. Perubahan dari surplus menjadi defisit di pos non-core ini memperparah erosi laba bersih.

Pendapatan keuangan juga turun dari Rp17,15 miliar ke Rp11,16 miliar karena bunga deposito dan giro yang lebih rendah. Walaupun ini tidak sebesar dampak dari penurunan penjualan dan kenaikan COGS, kontribusinya tetap negatif terhadap total laba. Positifnya, BISI masih mempertahankan struktur modal yang bersih tanpa utang berbunga sehingga tidak ada beban bunga yang menggerus laba. Neraca perusahaan dari sisi leverage masih sangat sehat dan menjadi bantalan utama di tengah tekanan laba.

Anjloknya laba BISI di semester pertama 2025 adalah hasil kombinasi penurunan penjualan benih terutama jagung, kenaikan biaya produksi yang tidak diimbangi penjualan, kerugian dari stok yang menumpuk, serta hilangnya sumber pendapatan non-core. Tekanan eksternal dari jatuhnya harga jagung dunia membuat prospek permintaan benih jagung domestik semakin berat, walaupun harga lokal masih stabil. Tanpa perubahan strategi yang cepat dalam mengendalikan produksi, memperkuat pemasaran, dan mengelola stok agar tidak menumpuk di tengah tren harga global yang melemah, risiko penurunan kinerja yang sama bisa berlanjut ke periode berikutnya. Dalam kondisi seperti ini, keunggulan neraca yang kuat saja tidak cukup, karena yang menentukan pemulihan adalah kemampuan manajemen menyesuaikan operasional dengan cepat dan tepat terhadap dinamika pasar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ESSA $NPGF

Read more...

1/8

testestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI LK Q2 2025: Masih Masalah Persediaan

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT BISI International Tbk adalah salah satu pemain besar di industri agribisnis Indonesia yang punya sejarah panjang dan jalur bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir. Perusahaan ini berdiri pada 22 Juni 1983 dengan nama PT Benihinti Suburintani dan fokus awalnya ada di pengembangan benih. Setelah berganti nama menjadi PT BISI International pada Oktober 2006, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 11 Mei 2007 dengan melepas 3 miliar saham bernilai nominal Rp100 per lembar. Kendali utama berada di tangan keluarga Jiaravanon, kelompok konglomerasi besar di Asia yang juga membawahi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Kantor pusat berada di Sidoarjo dengan pabrik berlokasi di Pare, Kediri, dan Mojokerto. Dari awal operasinya di 1983, BISI mengembangkan portofolio bisnis di sektor pertanian mulai dari benih jagung, padi, sayuran, hortikultura, pestisida, pupuk, hingga riset dan rekayasa genetika.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis BISI mengalir mulus dari hulu sampai hilir. Di hulu, mereka menjalin kemitraan dengan petani lokal untuk memproduksi benih. Polanya sederhana tapi efektif, perusahaan menyediakan benih dasar lalu petani menanam dan menyerahkan hasil panennya kembali dalam bentuk benih komersial. Selama proses ini BISI memberikan bimbingan teknis dan pengawasan. Untuk kebutuhan bahan baku pestisida, pupuk, dan peralatan pertanian, perusahaan mengandalkan pemasok yang tersebar sehingga tidak ada ketergantungan pada satu vendor tertentu. Di tahap produksi, anak usaha seperti PT Multi Sarana Indotani mengurus manufaktur pestisida, sementara fokus besar juga diarahkan pada riset dan pengembangan. Biaya R&D semester pertama 2025 tercatat Rp44,52 miliar, termasuk kerja sama dengan Chia Tai Co., Ltd. Thailand untuk pengembangan berbagai komoditas. Salah satu pilar penting adalah lisensi dari Monsanto Company Amerika Serikat yang memberi hak produksi dan pemasaran benih jagung hibrida di Indonesia dengan sistem pembayaran royalti per volume penjualan. Di hilir, produk didistribusikan ke pasar domestik di berbagai wilayah seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Bali Nusra, ditambah sebagian kecil pasar ekspor. Tidak ada satu pelanggan pun yang kontribusinya melebihi 10% dari total penjualan, artinya basis pembelinya luas dan tersebar.

Kondisi keuangan terbaru per 30 Juni 2025 menunjukkan kontras yang cukup tajam. Dari sisi kesehatan neraca, BISI berada di posisi yang sangat kuat. Kas dan setara kas naik dari Rp567,67 miliar di akhir 2024 menjadi Rp593,11 miliar. Current ratio berada di 12,24 kali, jauh di atas batas aman 1,1 kali yang biasa jadi patokan kreditur. Tidak ada utang berbunga, sehingga beban bunga nihil dan fleksibilitas keuangan sangat besar. Fasilitas kredit dari CIMB Niaga tetap belum terpakai, artinya jika ada kebutuhan pembiayaan besar, mereka punya cadangan likuiditas tambahan. Free cash flow justru naik menjadi Rp103,86 miliar berkat penurunan belanja modal dan pemangkasan dividen tunai dari Rp240 miliar di semester pertama 2024 menjadi Rp84 miliar di periode yang sama tahun ini. Secara kas, ini perusahaan yang aman sekali.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalah justru terlihat di laporan laba rugi. Penjualan bersih semester pertama 2025 turun 12,1% dari Rp713,51 miliar menjadi Rp626,92 miliar. Penyebab utamanya ada di penurunan tajam penjualan benih jagung yang merosot dari Rp191,06 miliar menjadi Rp115,84 miliar, benih sayuran dan buah yang turun dari Rp158,29 miliar menjadi Rp109,60 miliar, serta benih padi yang juga ikut tertekan. Satu-satunya segmen yang naik adalah pestisida dan pupuk dari Rp348,78 miliar menjadi Rp371,10 miliar. Secara geografis, hampir semua wilayah domestik mengalami penurunan penjualan, hanya penjualan ekspor yang tumbuh. Di sisi biaya, Cost of Goods Sold justru naik 3,1% menjadi Rp380,05 miliar. Ini anomali besar, karena penurunan penjualan biasanya diikuti penurunan beban pokok, bukan kenaikan. Penyebab utamanya adalah lonjakan biaya bahan baku dari Rp321,52 miliar menjadi Rp380,63 miliar, indikasi adanya inflasi harga input atau produksi yang lebih besar dari penjualan sehingga stok menumpuk. Dampaknya, gross profit terjun 28,5% menjadi Rp246,87 miliar dan gross margin susut dari 48,3% menjadi 39,4%.

Beban penjualan turun 25,8% menjadi Rp114,97 miliar dan beban umum-administrasi turun 16,5% menjadi Rp37,03 miliar, tanda manajemen melakukan efisiensi. Namun beban lain-lain justru melonjak dari Rp1,83 miliar menjadi Rp17,57 miliar, dipicu rugi penjualan persediaan Rp8,36 miliar, rugi penjualan salvage Rp7,73 miliar, rugi kurs Rp0,52 miliar, dan denda pajak Rp0,65 miliar. Pendapatan lain-lain anjlok 79,5% dari Rp23,37 miliar menjadi Rp4,80 miliar karena tidak ada lagi keuntungan penjualan salvage atau keuntungan kurs seperti tahun lalu. Kombinasi ini membuat operating profit anjlok 69,2% menjadi Rp37,58 miliar, dan laba bersih turun 73,1% menjadi Rp30,55 miliar. EPS ikut terjun dari Rp38 menjadi Rp10.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di neraca, total aset sedikit menyusut menjadi Rp3,60 triliun. Kas naik, piutang dagang bersih turun tajam dari Rp488,55 miliar menjadi Rp259,36 miliar, kemungkinan karena penagihan yang lebih cepat atau penghapusan piutang lama. Persediaan naik menjadi Rp1,57 triliun di tengah penurunan penjualan, sinyal adanya mismatch antara produksi dan permintaan. Kewajiban jangka pendek naik menjadi Rp204,27 miliar, sebagian besar dari utang usaha dan kewajiban imbalan kerja. Ekuitas turun menjadi Rp3,34 triliun, terutama karena pembayaran dividen yang nilainya lebih besar dari laba bersih periode berjalan.

Risiko usaha BISI sebagian besar berasal dari pasar dan kondisi eksternal seperti cuaca dan serangan hama. Dari sisi keuangan, risiko kredit dijaga dengan ketat, risiko likuiditas aman karena kas jauh melebihi kewajiban, risiko kurs relatif kecil, dan risiko bunga praktis nol karena tidak ada pinjaman berbunga. Posisi ini memberi mereka keleluasaan untuk bertahan meski laba sedang tertekan.

Dari kacamata investor, perusahaan ini menarik karena neracanya sangat kokoh, likuiditas tinggi, dan tidak ada beban bunga. Namun kelemahan utama ada di penurunan kinerja inti dan margin yang tergerus. Kuncinya ada di bagaimana manajemen bisa membalik tren penjualan benih jagung, sayuran, dan padi, sekaligus menekan biaya bahan baku dan mengelola persediaan. Segmen pestisida dan pupuk yang sedang naik bisa dijadikan penopang sementara, tapi perbaikan di core business tetap wajib. Dengan modal yang kuat, mereka punya ruang untuk agresif di R&D, memperluas pasar, atau bahkan mengakuisisi pemain lain. Jika ini dijalankan dengan baik, pemulihan margin dan EPS bisa cepat terjadi. Sebaliknya, jika strategi dan eksekusinya lemah, kas tebal hanya akan jadi bantalan sementara dan nilai perusahaan bisa terkikis seiring waktu.

Masalah persediaan di PT BISI International Tbk ini cukup kelihatan jelas dari angka di laporan keuangan dan nyambung langsung ke penurunan laba. Per 30 Juni 2025, nilai persediaan bersih naik dari Rp1,47 triliun di akhir 2024 menjadi Rp1,57 triliun, padahal penjualan bersih justru turun 12,1% di periode yang sama. Kenaikan ini paling banyak berasal dari bahan baku dan barang jadi. Artinya perusahaan kemungkinan memproduksi lebih banyak dari yang bisa dijual atau membeli bahan baku dalam jumlah besar ketika permintaan pasar sedang lesu.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kondisi ini nyambung ke kenaikan COGS yang aneh, yaitu naik 3,1% di tengah penurunan penjualan. Jadi walaupun barang belum keluar sebagai penjualan, biaya produksinya sudah membebani laporan laba rugi. Ini juga diperkuat oleh munculnya rugi penjualan persediaan Rp8,36 miliar di pos beban lain-lain, yang biasanya terjadi ketika stok lama atau slow-moving dijual murah di bawah harga pokoknya. Risiko berikutnya, kalau stok yang menumpuk terlalu lama, perusahaan bisa kena tambahan biaya penyimpanan dan potensi write-down untuk persediaan usang atau turun nilai pasarnya.

Dari sudut pandang manajemen modal kerja, ini sinyal ada mismatch antara proyeksi permintaan dengan realisasi pasar. Kalau tren ini berlanjut tanpa penyesuaian produksi atau strategi penjualan yang agresif, margin akan terus tergerus dan kas akan terkunci di aset persediaan yang sulit dicairkan cepat. Jadi meskipun likuiditas kas BISI masih kuat, efisiensi pengelolaan persediaan harus jadi prioritas supaya masalahnya tidak merembet ke laba dan arus kas di periode berikutnya.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di harga pasar Rp875 per lembar, valuasi PT BISI International Tbk jadi kombinasi antara terlihat murah dari sisi aset tapi terasa mahal dari sisi laba. Dengan jumlah saham beredar 3 miliar, kapitalisasi pasarnya berada di sekitar Rp2,63 triliun. Kalau membandingkan harga saham dengan nilai bukunya, PBV-nya hanya 0,79 kali. Nilai buku per saham Rp1.113, artinya pasar saat ini menghargai BISI di bawah nilai aset bersihnya. Secara teori, kondisi seperti ini bisa dianggap undervalued, apalagi kalau aset-asetnya produktif dan bisa menghasilkan imbal hasil yang layak. Namun ketika menoleh ke laporan laba rugi, gambarnya jauh berbeda.

Laba bersih semester pertama 2025 hanya Rp30,50 miliar, anjlok 73% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Kalau angka ini di-annualisasi, EPS-nya sekitar Rp20,33 per saham. Dengan harga sekarang, PER BISI tembus 43 kali, angka yang biasanya cuma wajar untuk perusahaan dengan prospek pertumbuhan laba tinggi dan stabil. Dalam kasus BISI, kondisi ini justru berkebalikan karena tren laba dan penjualan sedang menurun. Hal ini menimbulkan mismatch besar antara ekspektasi harga pasar yang tinggi terhadap laba dan kinerja riil yang sedang melemah. Dari perspektif investor, PER setinggi ini tanpa dukungan pertumbuhan laba yang jelas membuat saham terasa mahal.

Dari sisi arus kas, ceritanya agak menenangkan. Cash flow dari operasi semester pertama 2025 sebesar Rp153 miliar, atau sekitar Rp306 miliar jika di-annualisasi. P/CFO-nya hanya 8,58 kali, cukup masuk akal untuk ukuran perusahaan yang sedang mengalami tekanan di laba akuntansi. Free cash flow setelah potong belanja modal di-annualisasi berada di kisaran Rp208,91 miliar dengan P/FCF sekitar 12,56 kali. Artinya meskipun laba turun, kemampuan menghasilkan kas bersih dari bisnis inti masih terjaga. Kas ini penting karena bisa digunakan untuk modal kerja, investasi, atau pembayaran dividen tanpa harus mengandalkan utang. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Dari sisi dividen, yield yang dihasilkan sekitar 3,2% berdasarkan dividen tunai Rp28 per saham untuk laba tahun buku 2024. Untuk investor yang fokus ke pendapatan dividen, angka ini cukup menarik. Namun dengan penurunan laba bersih yang drastis, keberlanjutan dividen di tingkat ini perlu dicermati. Kalau laba 2025 tidak membaik, manajemen mungkin harus memilih antara mempertahankan dividen dengan mengorbankan saldo kas, atau menurunkannya demi menjaga likuiditas.

Kalau masuk ke valuasi berbasis laba operasional dan penjualan, rasio EV/EBITDA ada di 17,31 kali, sedangkan EV/EBIT mencapai 30,45 kali. Keduanya terbilang tinggi untuk ukuran perusahaan di sektor agribisnis, apalagi dalam kondisi margin yang sedang tertekan. EV/Sales berada di 1,82 kali, angka yang masih bisa dianggap moderat, tetapi penurunan penjualan dari Rp713,51 miliar menjadi Rp626,92 miliar membuat rasio ini kurang nyaman jika tren turunnya berlanjut. Angka-angka ini menegaskan bahwa valuasi berbasis laba terlihat mahal, valuasi berbasis arus kas cukup sehat, dan valuasi berbasis aset menunjukkan potensi undervaluation.

Dari sisi neraca, BISI punya kas tebal, utang berbunga nol, dan aset bersih yang nilainya di atas harga pasar saham. Dari sisi arus kas, perusahaan masih bisa menghasilkan uang dari bisnis intinya dalam jumlah yang memadai. Tapi dari sisi laba, kondisinya sedang terpuruk, penjualan turun, margin tergerus, dan biaya produksi naik. Pasar saat ini membayar harga yang tinggi jika dilihat dari laba, tapi rendah jika dilihat dari nilai aset. Artinya keputusan investasi di BISI bukan hanya soal melihat murah atau mahal dari PBV, tetapi tentang keyakinan investor terhadap kemampuan manajemen membalikkan kinerja operasional.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau manajemen berhasil menaikkan penjualan di segmen inti seperti benih jagung, sayuran, dan padi, serta menekan biaya bahan baku agar margin kembali sehat, valuasi saham bisa bergeser ke arah yang lebih ideal. Dengan modal kas yang kuat, BISI punya ruang untuk memperbesar promosi penjualan, mempercepat inovasi produk lewat R&D, dan mengoptimalkan distribusi. Ini akan membuat PER turun ke level yang lebih wajar dan PBV bisa mendekati atau melampaui 1 kali. Namun jika perbaikan tidak terjadi, investor berisiko melihat harga saham bergerak stagnan atau melemah meski aset dan kasnya terlihat aman di neraca. Dalam kondisi seperti ini, harga saham akan sangat tergantung pada kemampuan manajemen membuktikan bahwa penurunan kinerja di 2025 hanyalah gangguan sementara, bukan tren jangka panjang.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$NPGF $SAMF

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sip!! $BISI LK-mu jan gak tepak puoll.. wkwk !! Mau turun sejauh mana kamu nanti..

Saya nyangkut bisi di 980 wkwk.. aseeem.. BTW sy juga bisa nyangkut yah geiiss..

So sorry, cancel dulu forecast yang saya post di stream https://stockbit.com/post/19126348 (obsolete)
Saya bikin update-an-nya dulu..

---

Biarin dulu bisi jatuh sedalam dalamnya. Dan sangat berharap harganya bisa ngedrop sampai nembus trend line support. Semoga saja terjadi salah harga bottom.. hingga mencapai PBV 0.25-0.15x mungkin?? wkwkw...

Secara fundamental LK Q2 bakalan membawa sentimen negatif. haha.. Jan kasuse bisi 2025 selalu ada aja..
Bertubitubi..

PE sekarang langsung anclap jadi 27.47x, secepat kilat jadi saham yang gak performing.. Klo dihitung misal mean PE Band nya 12.02 dan sekarang PBV 0.79x di harga 875 berarti piye rumus harga fair value-nya??

Harga Fair = (27,47/12.02)x875 = 282,23/Lembar
PBV = (282,23/875)x0.79 = 0,25

Nahh.. Jauh amat wkwkwk.. Gatau wes.. babah.. Saatnya untuk sabar..

Hanya saja, yaaitu hanya berlaku di kuartal ini saja loo ya, saya berharapnya ada perbaikan LK Q3 bersama direksi baru.. Sehingga ada katalis untuk meng come back kan saham ini di akhir tahun.

--

Jadi tetep nanti tiap minggu cross check dari pola candle nya bisi secara teknikal klo sudah di area 680-282 atau setidaknya keliatan udah sehat.

Misal beneran bisa nyentuh ke 282 sih mantab!.. Potensi gainnya juga tambah berlipat ganda.
Tapi klo masih bisa bertahan di area 680 dan harganya stabil, juga gapapa.. wkwkwk.. tetep tampung juga..

Sisi lain saya tetep optimis dengan kinerja bisi untuk kedepannya akan kembali normal dengan adanya beberapa program2 dari pemerintah yang sangat baik jika dimanfaatkan bisi, pasti akan bisa segera sehat lagi.

---

Kesimpulannya
Kan biasanya bisi ini ada reversal di trend Harga terendah seperti cycle sebelum-sebelumnya, tapi sekarang ketambahan potensi risk tembus ke 282. Kan terlalu riskan juga..

Jadi gak bisa buru2 dulu entry di bottom price seperti sejarahnya. Kalo terusan turun yaa gimana.. Loss dong jadinya... hahaha...

Nah lalu, saya sih gak Cut Loss karena saya gak beli banyak, cman 3 lot aja karena masih yakin, akan potensi reversal di trend support trendline. Tapi untuk avg down-nya aja yang musti titis, nyari titik avg amannya dimana gitu loh..

---

Yawis gitu aja, follow untuk insight lainnya, like jika suka.. Karyawan UMR.. jaya! jaya! jaya! (apaan sih.. wkwk)
Buaeeyyy Baaeeyyy!!

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

menarik nih jadi kebun thanks info nya wak.. btw gimana $BISI wak.. nyuncep terus jadinya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI ninggal jejak dulu. kinerja rungkad tapi harga sahamnya ada yg nahan. menarik nihh

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI ayo Ndar kutuk lage ini baru d harga 2020, bisa lah ke harga 2014😁😁😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Fajwani pertanian $BISI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

βž– Produksi jagung agak tertekan pelemahan dalam beberapa bulan ke depan.

Namun secara kumulatif tahunan, jumlah produksi masih meningkat dibandingkan tahun lalu.

https://cutt.ly/krSS5PTJ

$BISI $CPIN $JPFA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI waduh kalo kaya gini bisi bisi ke 500 ni

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI sudah di prediksi. sesuai hitungan wajar harus ke 590 dahulu.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI waduh lk2 jelek...tambah nyungsep dah harga bisi

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI ke 700

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI Chart Update!
Ehhh… Kok samar samar lampunya udah ijo sih… A..a..apakah sudah saatnya kita terbang kan…!!! Gas Pakde! Jumat Sesi 1 kupantau yahh… Lets kooo…!!!

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI

Masih Wait and See, di perkirakan awal agustus akan mulai naik bertahap. Yang sudah didalam tetap sabar, yang mau masuk sabar dulu.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Spot Edukasi Saham

Apa yang membuat harga per lembar naik atau turun?

➑️ Harga saham ditentukan oleh mekanisme permintaan & penawaran (supply & demand).
Jika:
β€’ Banyak yang ingin beli = harga naik
β€’ Banyak yang ingin jual = harga turun

πŸ’‘Faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham (menit, jam, harian)

a. Faktor Fundamental (jangka panjang, tapi bisa berdampak harian juga)
β€’ Kinerja keuangan: laba bersih, utang, cash flow
β€’ Valuasi (PER, PBV)
β€’ Dividen
β€’ Prospek bisnis (proyek baru, ekspansi, kontrak besar)
β€’ Aksi korporasi: stock split, buyback, rights issue

b. Faktor Sentimen & Berita (jangka pendek)
β€’ Isu korupsi, manajemen buruk, skandal
β€’ Sentimen positif: akuisisi strategis, IPO anak usaha, kolaborasi internasional
β€’ Kabar ekonomi makro: suku bunga, inflasi, harga komoditas
β€’ Konflik geopolitik

c. Faktor Teknikal (trading jangka pendek)
β€’ Pola grafik (chart pattern): breakout, reversal, support/resistance
β€’ Volume transaksi dan indikator teknikal (MACD, RSI, Moving Average)
β€’ Aksi para trader besar (bandar): distribusi-akumulasi

d. Persepsi & Psikologi Pasar
β€’ Fear & Greed (ketakutan dan keserakahan)
β€’ Rumor pasar / sosial media
β€’ FOMO (takut ketinggalan) vs panic selling

$BISI $ADMR $KREN

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI petani bakalan rame nih beli bibit

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham Pakan Ternak dan Impor Jagung

Lanjutan postingan kemarin di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau tarif impor jagung dari Amerika Serikat jadi nol persen, ceritanya bakal beda jauh dengan sekadar wacana dagang biasa. Kita lagi ngomong soal dampak riil ke seluruh ekosistem pertanian dan industri pakan di Indonesia. Kebijakan ini nggak berdiri sendiri, karena menyentuh langsung kepentingan petani jagung lokal, industri pakan ternak, peternak ayam, dan konsumen akhir di pasar. Dari permukaan mungkin kelihatan seperti win win deal, tapi kita tahu bersama, tidak ada yang namanya win win. Nanti akan kelihatan jelas siapa yang bakal senyum lebar dan siapa yang bakal cemberut karena kebijakan ini. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Perusahaan mana yang akan diuntungkan? Saya tidak berani sebut nama saham secara spesifik soalnya takut dianggap pompom saham yang melanggar aturan OJK. Jadi saya bahas secara umum saja untuk comply dengan aturan OJK.

Secara historis, Indonesia pernah mencapai produksi jagung nasional di kisaran 18 sampai 19 juta ton per tahun, dengan mayoritas panen berasal dari Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tapi dari sisi kebutuhan, industri pakan ternak kita jauh lebih rakus. Setiap tahun mereka butuh sekitar 8 sampai 9 juta ton jagung buat campuran pakan ayam, terutama buat ayam broiler dan layer. Masalahnya, harga jagung lokal seringkali dianggap terlalu mahal oleh industri pakan, bisa tembus 5 ribu sampai 6 ribu rupiah per kilogram di saat harga referensi internasional lebih rendah. Ditambah lagi isu kualitas, pasokan tidak stabil, dan biaya distribusi antar pulau, makin bikin industri pakan mendesak pemerintah buat kasih kelonggaran impor.

Makanya, waktu pemerintah ngomong mau impor jagung dari Amerika Serikat dengan tarif masuk nol persen, pasar langsung bereaksi. Bagi pelaku industri pakan, ini bisa jadi angin segar. Artinya mereka bisa dapet jagung dengan harga lebih murah, kualitas seragam, dan volume besar tanpa biaya bea masuk. Secara teori, ini bakal nurunin cost of goods sold mereka, yang biasanya 70 sampai 80 persen biaya produksi pakan berasal dari bahan baku seperti jagung, bungkil kedelai, dan vitamin. Turunnya biaya bahan baku ini bisa langsung dorong margin mereka naik. Kalau margin naik, laba naik. Dan kalau laba naik, ya pasti ada potensi kenaikan valuasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis perusahaan pakan ternak sendiri umumnya vertically integrated. Artinya mereka nggak cuma produksi pakan, tapi juga punya unit breeding ayam, pemotongan ayam, bahkan distribusi retail. Jadi dampak dari impor jagung murah ini bisa menyebar ke banyak lini. Harga pakan turun, maka biaya produksi ayam turun, harga jual bisa ditekan, permintaan bisa naik. Ini bisa menciptakan efek domino positif buat semua entitas dalam satu grup usaha. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi ini dari sisi perusahaan pakan. Dari sisi petani jagung lokal, ini mimpi buruk. Mereka bisa kehilangan sebagian besar pasar. Harga jagung lokal bisa anjlok karena kalah saing dengan jagung impor. Kalau pemerintah nggak bikin perlindungan seperti kuota terbatas, penyerapan lewat BULOG, atau insentif harga, maka petani kecil bisa kapok nanam jagung. Dalam jangka panjang ini berbahaya karena kita jadi tergantung pada pasokan luar negeri. Begitu harga global naik atau ada embargo, Indonesia bakal kerepotan sendiri.

Dari sisi neraca perdagangan, ada risiko defisit kalau volume impor naik terus sementara ekspor tetap stagnan. Mungkin ekspor sawit ke AS bisa dijadikan alasan penyeimbang, tapi struktur nilai tambah dan pelaku utama dua sektor ini beda banget. Jagung dipegang petani kecil, sedangkan sawit dikendalikan korporasi besar. Jadi ketika yang satu dirugikan dan yang lain diuntungkan, artinya ini bukan transaksi yang setara.

Efek ke pasar saham juga menarik. Perusahaan pakan yang efisien dan punya skala besar tentu bisa ambil untung dari situasi ini. Apalagi kalau mereka punya akses pembiayaan murah, fasilitas produksi terintegrasi, dan jaringan distribusi nasional. Tapi tetap harus waspada, karena kalau harga ayam jadi terlalu murah akibat oversupply, bisa timbul tekanan margin dari sisi hilir. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi, rencana impor jagung dari Amerika dengan tarif nol persen itu bisa dibilang pedang bermata dua. Sisi positifnya, perusahaan pakan ternak bisa dapat efisiensi, margin naik, laba berpotensi tumbuh. Tapi sisi negatifnya, ekosistem petani jagung bisa runtuh, dan kalau dibiarkan, ini bikin kita makin tergantung pada luar negeri. Kebijakan ini bisa bikin saham pakan ternak cuan, tapi di saat yang sama bikin petani lokal tekor. Semuanya tergantung pada bagaimana kebijakan ini dieksekusi, apakah ada mekanisme perlindungan untuk petani, atau hanya jadi transaksi dagang sepihak yang timpang.

Asumsi bahwa jagung impor pasti lebih murah dari jagung lokal itu belum tentu benar. Banyak faktor yang memengaruhi harga akhir jagung impor, mulai dari harga di negara asal (FOB), ongkos kirim internasional (freight), biaya bongkar muat di pelabuhan, biaya transportasi ke pabrik, risiko fluktuasi kurs dolar, dan juga waktu pengiriman. Jadi meskipun tarif impornya nol persen, bukan berarti harga akhirnya akan otomatis lebih murah dari jagung lokal.

Contohnya, harga jagung di AS memang bisa lebih murah dalam kondisi normal, misalnya sekitar USD 250–280 per ton FOB. Tapi begitu ditambah freight ke Indonesia (sekitar USD 40–50 per ton), biaya pelabuhan, dan margin importir, bisa jadi harga landed cost-nya sudah mendekati atau bahkan melampaui harga jagung lokal yang sedang panen raya. Apalagi kalau kurs dolar lagi tinggi, atau kalau logistik sedang kacau, harga bisa makin tidak kompetitif. Dalam kondisi seperti itu, jagung lokal justru bisa lebih menarik dari sisi harga. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Tapi ada satu hal yang bikin jagung impor tetap dilirik meskipun harganya beda tipis atau bahkan sedikit lebih mahal, yaitu kualitas. Jagung impor, terutama dari negara seperti AS dan Brasil, umumnya punya kualitas yang lebih seragam, kadar air lebih rendah, ukuran biji lebih stabil, dan aflatoksin lebih terkontrol. Buat produsen pakan, kualitas seperti ini penting karena berpengaruh langsung ke formulasi pakan, stabilitas nutrisi, dan efisiensi konversi pakan ke daging. Jadi walaupun selisih harga cuma Rp100–Rp200 per kilogram, kalau jagung impor bisa menjamin kualitas dan mengurangi risiko aflatoksin atau penolakan hasil produksi di segmen downstream, maka mereka bisa memilih jagung impor juga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Industri pakan itu bukan cuma soal harga per kilogram bahan baku, tapi soal total efisiensi dari bahan itu ketika diolah jadi pakan dan diubah jadi daging atau telur. Kalau jagung lokal kualitasnya jelek, misalnya kadar air tinggi, tercampur bonggol, atau mengandung cemaran, maka meskipun harganya lebih murah, biaya total bisa jadi lebih mahal karena output-nya bermasalah.

Jadi bisa dibilang, keputusan impor bukan cuma berdasarkan harga, tapi juga consistency dan predictability. Produsen pakan besar lebih suka jagung yang mereka tahu pasti mutunya seperti apa, bahkan kalau itu berarti bayar sedikit lebih mahal. Tapi kalau jagung lokal bisa bersaing dari sisi kualitas dan distribusi, maka tetap ada peluang besar untuk diserap industri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Intinya, tarif nol persen memang bisa membuat jagung impor lebih kompetitif secara teori. Tapi realitanya tetap tergantung banyak faktor. Harga akhir belum tentu lebih murah, dan kualitas jadi penentu utama. Jadi perang sebenarnya bukan cuma soal harga, tapi juga soal standar. Dan kalau petani lokal bisa jaga kualitas dan pasokannya tepat waktu, mereka tetap punya tempat di industri ini meskipun jagung impor mulai berdatangan.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut, silakan bergabung di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan kode: A38138
πŸ“Ž Link panduan: https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini:
https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut:
https://cutt.ly/XruoaWRW

πŸ“ƒ Disclaimer
Konten ini bersifat informasi umum dan dibuat semata untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat investasi berizin dari OJK dan tidak memiliki izin usaha atau izin perseorangan di bidang pasar modal. Konten ini bukan merupakan ajakan, penawaran, rekomendasi, atau analisis atas suatu Efek, produk, maupun layanan pasar modal.

Segala bentuk opini yang disampaikan adalah pendapat pribadi, tidak mewakili pihak manapun, dan tidak dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan investasi.

Investor diharapkan untuk melakukan riset mandiri secara menyeluruh, atau berkonsultasi dengan penasihat investasi yang telah memiliki izin resmi dari OJK, sebelum membuat keputusan jual atau beli Efek apapun.

Saya tidak menerima kompensasi, imbalan, atau bentuk afiliasi apapun dari perusahaan efek, emiten, atau pihak ketiga lainnya dalam pembuatan konten ini, kecuali secara eksplisit dinyatakan sebaliknya.
$MAIN $JPFA $BISI

Read more...

1/6

testestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$TAPG πŸ“ˆ $BISIπŸ“‰ great job president prabowo

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Pemerintah Akan Impor Jagung dan Gandum dari Amerika Serikat Tarif Impor Nol Persen

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Rencana impor gandum dan jagung dari Amerika Serikat yang disampaikan Menteri Pertanian Amran Sulaiman jelas bukan cuma soal logistik atau dagang biasa, tapi menyangkut banyak kepentingan di sektor pertanian dan industri dalam negeri. Pemerintah menyebut kebijakan ini sebagai bagian dari kesepakatan dagang resiprokal, yaitu Indonesia buka keran impor gandum dan jagung sebagai timbal balik Amerika membuka pintu ekspor untuk kelapa sawit. Sekilas kelihatan adil, tapi kalau dilihat lebih dalam, dampaknya bisa sangat berbeda tergantung siapa yang terdampak. Ada yang diuntungkan, ada juga yang bisa megap-megap. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Indonesia jelas bukan negara produsen gandum. Tanaman ini nggak bisa tumbuh optimal di iklim tropis, jadi sejak dulu 100 persen kebutuhan gandum kita dipenuhi lewat impor. Data tahun 2023 menunjukkan kita mengimpor sekitar 10,5 juta ton gandum, dengan nilai 3,66 miliar dolar AS. Mayoritas datang dari Australia, Kanada, Rusia, dan Ukraina. Jadi kalau sekarang Amerika mau masuk ke daftar negara pemasok gandum ke Indonesia, ini tinggal soal persaingan harga dan kualitas. Buat pabrik tepung besar seperti Bogasari, Indofood, dan grup-grup lain di bawah APTINDO yang kapasitas pengolahannya mencapai hampir 15 juta ton per tahun, ini bisa jadi berita bagus. Mereka bisa punya lebih banyak opsi bahan baku, apalagi kalau tarif masuk dari AS diturunkan, bisa menekan biaya produksi mereka. Jadi buat sektor ini, rencana impor gandum dari AS itu cenderung netral bahkan menguntungkan.

Masalah justru muncul dari sisi jagung. Tidak seperti gandum, jagung adalah komoditas yang ditanam luas di Indonesia, dengan petani tersebar dari Jawa, Sumatera, Sulawesi sampai Nusa Tenggara. Produksi nasional dalam beberapa tahun terakhir berada di kisaran 18–19 juta ton per tahun. Bahkan pada 2018–2019, Indonesia sempat ekspor jagung ke Filipina dari Gorontalo. Pemerintah sempat gembar-gembor swasembada jagung. Tapi faktanya, industri pakan seperti Charoen Pokphand (CPIN), Japfa, Malindo, dan lainnya tetap butuh pasokan besar, dan seringkali harga jagung lokal dianggap terlalu mahal dan kualitasnya kurang seragam. Akibatnya, saat produksi dalam negeri agak seret atau harga naik, wacana impor selalu muncul lagi. Pada 2023, Indonesia kembali mengimpor 1,79 juta ton jagung, bahkan BULOG ditugaskan langsung menalangi 500 ribu ton untuk peternak kecil. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau sekarang pemerintah mau lanjut buka impor jagung dari AS, meski dengan alasan berdasarkan rekomendasi Kementan, ya tetap saja itu sinyal buruk buat petani. Mereka bisa kehilangan pasar, harga panen bisa anjlok, dan semangat tanam bisa turun. Padahal banyak perusahaan lokal seperti BISI, Sang Hyang Seri, dan Azuma yang sedang berusaha keras memperbaiki kualitas benih, meningkatkan hasil per hektar, dan mendukung swasembada jagung pakan. Kalau pemerintah malah memilih jalan pintas impor karena alasan dagang, ini bisa mematikan insentif perbaikan ekosistem pertanian dalam negeri.

Di sisi lain, ekspor kelapa sawit ke AS disebut sebagai peluang emas dari kesepakatan ini. Secara diplomasi dagang, memang masuk akal. Indonesia punya surplus sawit, sementara AS punya surplus jagung dan gandum. Tapi jangan lupa, kelapa sawit itu sektor korporasi besar, dikuasai grup-grup besar yang punya akses ekspor dan teknologi. Sementara jagung lebih banyak digarap petani kecil. Jadi ketika pemerintah menukar akses sawit dengan impor jagung, yang untung perusahaan besar, yang rugi petani kecil. Ini seperti barter sepihak yang kelihatan setara di atas kertas, tapi timpang dalam kenyataan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kata Amran di penutup di video itu, kalau kita cukup, kan tidak impor. Masuk akal sih apa kata menteri. Impor itu dilakukan karena pasokan dalam negeri dianggap kurang. Tapi ini juga menegaskan bahwa pemerintah belum siap sepenuhnya membangun sistem pertanian yang tahan banting. Kalau setiap kali produksi dalam negeri goyah sedikit langsung diatasi dengan impor, maka petani lokal akan kalah saing terus. Bahkan industri benih dan teknologi pertanian lokal pun jadi stagnan karena kalah bersaing dengan harga luar negeri.

Jadi, rencana impor gandum dari AS itu cenderung positif buat industri tepung. Tapi impor jagung punya potensi besar merusak ekosistem pertanian lokal kalau tidak disertai perlindungan dan penguatan sisi hulunya. Ekspor sawit ke AS mungkin memberi napas segar bagi sektor perkebunan besar, tapi kalau dilakukan dengan mengorbankan sektor jagung yang dipegang petani kecil, ini akan memperdalam ketimpangan dan menurunkan daya tahan pangan nasional. Impor itu sah-sah saja kalau darurat, tapi kalau dijadikan solusi jangka panjang buat barter diplomasi, maka yang akan membayar mahal adalah petani, dan pada akhirnya, kita semua.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut, silakan bergabung di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan kode: A38138
πŸ“Ž Link panduan: https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini:
https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut:
https://cutt.ly/XruoaWRW

πŸ“ƒ Disclaimer
Konten ini bersifat informasi umum dan dibuat semata untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat investasi berizin dari OJK dan tidak memiliki izin usaha atau izin perseorangan di bidang pasar modal. Konten ini bukan merupakan ajakan, penawaran, rekomendasi, atau analisis atas suatu Efek, produk, maupun layanan pasar modal.

Segala bentuk opini yang disampaikan adalah pendapat pribadi, tidak mewakili pihak manapun, dan tidak dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan investasi.

Investor diharapkan untuk melakukan riset mandiri secara menyeluruh, atau berkonsultasi dengan penasihat investasi yang telah memiliki izin resmi dari OJK, sebelum membuat keputusan jual atau beli Efek apapun.

Saya tidak menerima kompensasi, imbalan, atau bentuk afiliasi apapun dari perusahaan efek, emiten, atau pihak ketiga lainnya dalam pembuatan konten ini, kecuali secara eksplisit dinyatakan sebaliknya.
$TAPG $BISI $INDF

Read more...

1/7

testestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI Chart Update!
Cuma kasih warning aja, klo kejadian panic sell drop nya nyampe ke 680.. hehe.. kuat ga yah pejuang ritel nanti?

$BISI Chart Update!
Persiapan serok di 900. Potensi rebound di area ini di Alam Semesta BISI. Persiapkan mental ajah karena kemungkinan akan ada peperangan supply demand di area ini.

Sesuai analisa di thread yah, rebound hanya terjadi jika ada market panic. silahkan di baca kenapa kok ada pertarungan supply demand.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI $CPIN $CPRO dengan deal Tarrif Trade USA Artinya produk Agriculture mereka bebas masuk ke Indonesia
Bad or Good Impact kah?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Riyan7777 iya om, sedari musim Covid kemarin, dua lagi ada $SPTO & $BISI πŸ˜„

2013-2025 Stockbit Β·AboutΒ·ContactHelpΒ·House RulesΒ·TermsΒ·Privacy