Volume
Avg volume
PT BISI International Tbk, didirikan pada 22 Juni 1983 dengan nama PT Bright Indonesia Seed Industry, merupakan perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan, produksi, dan perdagangan benih unggul seperti benih jagung hibrida, benih hortikultura (sayuran dan buah-buahan), benih padi hibrida, serta pestisida dan pupuk. BISI terus memperluas portofolio bisnis melalui berbagai kegiatan, mulai dari pertanian, pascapanen, hingga perdagangan dan pengembangan e-commerce. Dalam operasionalnya, BISI didukung oleh entitas anak yang mendukung integrasi vertikal sektor benih dan agrokimia secara menyelur... Read More
Elliott Wave & Realitas IHSG β Ketika Pasar Bergerak Seperti Ombak
Kadang pasar terlihat liar, tapi kalau diperhatikan dengan hati-hati, setiap gelombang punya polanya sendiri.
Ralph Nelson Elliott menyebutnya sebagai βwave principleβ, prinsip bahwa psikologi manusia di pasar bergerak dalam siklus berulang: naik, euforia, koreksi, takut, dan kembali percaya.
IHSG saat ini: di atas 8.100
Setelah sempat jatuh ke area 5.900, pasar perlahan membentuk gelombang demi gelombang, mirip dengan Elliott Wave impulsive pattern (1β2β3β4β5).
β’ Wave 1: Rebound awal dari area 5.900 β optimisme mulai muncul.
β’ Wave 2: Koreksi sehat ke sekitar 6.300β6.400 β ritel masih ragu.
β’ Wave 3: Kenaikan kuat ke area 7.800 β institusi mulai agresif.
β’ Wave 4: Konsolidasi di 7.300β7.500 β fase βtesting convictionβ.
β’ Wave 5: Breakout menuju 8.200 β fase euforia pelan tapi dalam.
π Banyak yang bilang IHSG sudah terlalu tinggi, tapi dalam pandangan Elliott, gelombang besar sering kali baru selesai ketika ritel mulai percaya bahwa βtak akan turun lagi.β
Dan setelah lima gelombang naik, biasanya muncul gelombang korektif AβBβC.
Tapi jangan salah, koreksi bukan akhir.
Justru di sanalah investor besar membangun posisi baru, saat ritel sedang menunggu βkonfirmasiβ yang tak pernah datang.
Seperti kata Jesse Livermore, sang trader legendaris:
βThe big money is not in the buying or selling, but in the waiting.β
Moral ceritanya:
IHSG bukan cuma angka, ia adalah refleksi psikologi kolektif seluruh investor.
Setiap lonjakan bukan kebetulan, setiap koreksi bukan kiamat.
Karena pasar, seperti ombak, selalu kembali, tapi tak pernah ke tempat yang sama.
π§ Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan investor ritel saat ini?
Di fase akhir wave 5 seperti sekarang, langkah terbaik bukan lagi mengejar harga tinggi, tapi menjaga posisi dan disiplin menunggu peluang baru.
Ambil sebagian profit, perkuat cash, dan jangan takut melewatkan momentum.
Gelombang berikutnya (AβBβC) bukan bencana, justru pintu masuk bagi yang sabar dan rasional.
Ingat, ritel yang bertahan bukan yang tercepat, tapi yang tahu kapan harus diam.
$BMRI $BISI
kayaknya udah mentok ya $BISI
atau ini jebakan betmen? π€·ββοΈ
salah satu ex yg ngasih capital gain banyak.. jadi pengen CLBK π
$BISI kan untuk ritel $IHSG yang bisa kasih $CUAN
π Cerita: Saat Bandar Menguji Pasar β βFalse Breakoutβ yang Menjebak Ritel FOMO
Pernahkah kamu melihat saham tiba-tiba naik tinggi menembus resistance, disertai volume besar, tapi beberapa jam atau hari kemudian malah turun lagi dan membuat cut loss massal?
Fenomena ini bukan kebetulan.
Ini disebut βUpthrustβ atau βFalse Breakoutβ, sebuah metode klasik dalam teori Wyckoff.
π§ Sedikit Sejarah: Siapa Wyckoff?
Richard D. Wyckoff (1873β1934) adalah seorang trader legendaris Wall Street dan peneliti perilaku pasar.
Ia mengamati bahwa pergerakan harga tidak acak, melainkan dikendalikan oleh smart money (bandar besar) yang melakukan akumulasi, distribusi, dan manipulasi volume untuk menguji minat pasar.
βοΈ Apa Itu Metode Wyckoff?
Wyckoff membagi siklus pergerakan harga menjadi 4 fase:
1. Accumulation β Bandar mengumpulkan saham di harga bawah
2. Markup β Harga mulai naik, ritel mulai ikut masuk
3. Distribution β Bandar mulai menjual ke ritel
4. Markdown β Harga turun, ritel cut loss, bandar siap akumulasi lagi
Nah, di antara fase tersebut, ada momen penting yang disebut βUpthrustβ atau βSpring Testβ β yaitu uji volume pasar.
π Tujuan dari Uji Volume / False Breakout
Bandar menaikkan harga secara cepat melewati resistance untuk melihat:
β’ Apakah masih banyak pembeli FOMO yang mau ngejar harga tinggi,
β’ Seberapa kuat tekanan beli dari ritel,
β’ Sekaligus menjual sebagian lot ke euforia pasar (distribusi ringan).
Jika ternyata volume ritel besar tapi harga tidak bisa bertahan di atas resistance, maka bandar tahu:
βPasar sudah lemah. Saatnya tarik harga turun dulu.β
π₯ Kerugian Ritel FOMO
Ritel yang tidak paham konteks ini akan langsung masuk saat breakout β karena takut ketinggalan momentum.
Tapi karena kenaikan itu bukan kenaikan sehat, harga segera dibanting turun.
Akibatnya:
β’ Banyak yang terjebak di puncak,
β’ Cut loss massal terjadi,
β’ Bandar berhasil menguji minat dan menciptakan likuiditas murah untuk akumulasi berikutnya.
β
Like dan follow biar ga ketinggilan info lainnya
$BISI - Belajar Proyeksi #3: Emiten dgn Pemulihan Kinerja (Bagian Kedua)
Setelah di artikel sebelumnya sy coba belajar menilai proyeksi emiten yg mengalami pemulihan kinerja karena faktor situasional, kini sy coba naik satu tingkat ke tipe turnaround yg lebih kompleks, yaitu emiten siklikal.
Kalau SPMA sempat turun karena tekanan sementara lalu mungkin perlahan dapat pulih seiring membaiknya daya beli, maka contoh berikutnya justru berada di sektor yg naik-turun mengikuti harga komoditas dan pola musim tanam, di mana timing menjadi segalanya.
Karakteristik emiten seperti ini tidak bisa dinilai hanya dari pertumbuhan tahunan biasa, tapi harus dipahami lewat siklus bisnisnya. Karena itu, utk melanjutkan seri proyeksi ini, sy akan membahas contoh emiten siklikal yg sedang berada di titik bottom siklusnya dan berpotensi berbalik arah, yaitu PT BISI International Tbk (BISI).
Emiten benih jagung ini memberi kita pelajaran penting tentang bagaimana membaca peluang βturnaroundβ dari perusahaan yg menyiapkan langkah besar justru di saat pasar sedang sepi.
Sebelum lanjut, untuk part sebelumnya bisa teman-teman simak pd link berikut:
#1 https://stockbit.com/post/21460711
#2 https://stockbit.com/post/21469322
#3A https://stockbit.com/post/21477553
Mari kita mulai. Bila melihat kinerjanya, dapat dikatakan BISI tengah berada di lembah siklusnya. Setelah mencatatkan pendapatan lebih dr Rp2,4 triliun dan laba bersih Rp523 miliar di 2022, angka itu anjlok menjadi hanya Rp1,36 triliun dan laba Rp179 miliar di 2024. Bahkan, laporan Q2 2025 menunjukkan laba baru Rp0,8 miliar.
Sebuah penurunan tajam yg menunjukkan tekanan serius di sektor agribisnis, khususnya benih jagung dan hortikultura. Seperti emiten siklikal pd umumnya, kinerja perusahaan di sektor siklikal memang bisa berada di puncak ataupun lembah siklusnya (bottom).
Siklus ini sebenarnya bukan hal baru bagi BISI. Dalam sejarahnya, BISI selalu bergerak mengikuti irama permintaan benih jagung nasional, yg dipengaruhi harga komoditas jagung dunia dan program tanam pemerintah.
Ketika harga jagung tinggi dan petani agresif menanam, permintaan benih naik signifikan. Sebaliknya, saat harga jagung lesu, permintaan benih melemah. Inilah kenapa 2017-2018 menjadi periode puncak, sementara 2023-2024 menjadi lembah yg dalam.
Namun menariknya, di tiap siklus penurunan BISI selalu menyiapkan langkah strategis. Kita bisa lihat di laporan keuangan 2017, arus kas investasi negatif besar karena akuisisi aset dan perluasan kapasitas. Lalu di 2023, saat kas internal melimpah dr periode harga jagung tinggi, BISI jg kembali melakukan ekspansi. Artinya, manajemen tidak pasif. Mereka mengatur timing akuisisi di saat punya cadangan kas besar, selaras dgn filosofi siklus bisnisnya.
Penurunan 2023-2024 banyak dipicu faktor eksternal. Cuaca ekstrem, perubahan pola tanam, serta lemahnya harga jagung lokal membuat petani menunda pembelian benih unggul. Selain itu, permintaan dr segmen hortikultura jg ikut tertekan.
Tapi yg lebih menarik adalah arah ke depan, karena siklus seperti ini biasanya menciptakan peluang βturnaroundβ bagi investor sabar. Belum lg kini muncul katalis baru yg bisa mengubah arah siklus, yakni rencana penerapan program BBM E10, yaitu campuran bensin dgn 10% etanol.
Pemerintah mulai mengkaji diversifikasi sumber etanol dr bahan non-tebu, termasuk bonggol/tongkol jagung dan sorgum. Beberapa proyek pabrik bioetanol dr jagung sudah dalam tahap pengembangan, dan kalau program ini terealisasi, maka demand terhadap jagung bisa meningkat signifikan.
Dari sisi efisiensi lahan dan sumber daya, jagung punya keunggulan besar dibanding tebu. Tebu memang memberi rendemen etanol lebih tinggi, tp butuh air melimpah dan hanya cocok di lahan subur. Jagung justru bisa tumbuh di tanah kering, berkapur, bahkan di lahan marginal seperti Gunungkidul, Blora, atau NTT, apalagi jika memakai varietas unggul seperti BISI Maskot 234 dan Macho 235π yg adaptif terhadap kekeringan.
Artinya, ekspansi bioetanol berbasis jagung bisa memanfaatkan lahan kurang produktif tanpa bersaing langsung dgn sawah atau tebu. Dari sudut pandang nasional, ini memberi jalan bagi program E10 tanpa konflik lahan dan tanpa beban irigasi besar.
Selain itu, jagung jg unggul dr sisi rotasi tanam dan efisiensi waktu. Dengan siklus tanam hanya sekitar 100 hari, suplai bahan baku bioetanol bisa lebih cepat dan adaptif terhadap kebutuhan energi domestik. Secara ekonomi, meski rendemen etanol per ton jagung sedikit lebih rendah, biaya totalnya bisa lebih efisien karena tak perlu investasi besar di irigasi dan lahan basah.
Kombinasi ini menjadikan jagung sebagai basis logis utk strategi energi hijau yg sesuai karakter geografis Indonesia. Menariknya, gagasan pemanfaatan jagung sebagai sumber energi bukan cuma wacana dunia nyata. Dalam seri Mobile Suit Gundam: Iron-Blooded Orphans, diceritakan bahwa koloni Mars bergantung pd jagung sebagai bahan dasar energi terbarukan utk menopang kehidupan dan operasional mereka.
Jagung diolah menjadi biofuel yg efisien dan berkelanjutan, menggambarkan masa depan di mana energi bersih berasal dr hasil bumi (mars πΉ), bukan fosil. Imajinasi itu justru makin relevan sekarang, karena dunia nyata mulai menapaki arah serupa dengan mencari sumber energi baru dr hasil pertanian, termasuk jagung.
Jika skenario E10 bahkan mungkin E100 ke depannya berjalan, maka bukan cuma industri energi yg diuntungkan, tapi jg sektor benih. Karena permintaan jagung sebagai bahan baku bioetanol otomatis mendorong luas tanam dan kebutuhan benih unggul. Di titik inilah BISI akan kembali menjadi pemain utama, mengingat pangsa pasar benih jagung unggul mereka di atas 40% secara nasional.
Kemudian untuk membuat proyeksi kinerja masa depan untuk emiten siklikal seperti BISI, menurut sy kita tidak bisa hanya menggunakan pendapatan-laba bersih dr kinerja tahun terakhir sebagai basis data untuk diproyeksikan. Kalau secara logika siklikal, pemulihan biasanya mengarah ke mean reversion atau titik rata-rata historis antara lembah dan puncak, bukan sekadar pertumbuhan linier dr dasar atau kinerja terakhirnya.
Karena itu, model proyeksi untuk emiten siklikal seperti BISI sebaiknya menggunakan kinerja terbaik masa lalu (2017-2018 dan 2021-2022) sebagai acuan potensi puncak siklus berikutnya. Dari data historis, pendapatan puncak BISI mencapai sekitar Rp2,0-2,4 triliun, dgn laba bersih Rp400-Rp523 miliar.
Dengan dasar itu, kita bisa membangun dua skenario. Skenario konservatif mengasumsikan pemulihan bertahap dgn pertumbuhan 15-20% per tahun dr level 2024. Maka di 2026, pendapatan bisa mendekati Rp1,8-2,0 triliun, dgn laba bersih sekitar Rp250-300 miliar. Jika BISI menjaga margin di kisaran 14-15%, valuasi PER 8-10x saja sudah menempatkan harga wajar di kisaran Rp1.300-Rp1.500 per saham.
Sedangkan skenario optimis, yg memasukkan potensi lonjakan permintaan dari program E10, bisa mendorong pendapatan kembali ke level Rp2,3-2,5 triliun dgn laba Rp450-500 miliar pd 2027. Dengan asumsi PER bisa sampai ke 12-13x karena sentimen sektor agribisnis positif, maka harga wajar bisa berada di kisaran Rp1.900-Rp2.200. Ini berarti upside 100-130% dari harga saat ini di Rp920.
Logika ini lebih realistis karena berbasis pd kapasitas yg sudah terbukti, bukan asumsi ekspansi fiktif. BISI sudah pernah mencapai level itu sebelumnya tanpa bantuan katalis bioetanol. Jika sekarang muncul potensi tambahan permintaan dr E10, maka puncak berikut tentu bisa sj lebih tinggi dr sebelumnya.
Namun tentu, risiko tetap ada. Ketergantungan pd kebijakan pemerintahan yg terkesan agak "bahlul", fluktuasi harga jagung dunia, serta kecepatan realisasi proyek bioetanol menjadi faktor pembatas. Karena itu, skenario konservatif tetap penting sbg patokan dasar investasi. Jika di skenario konservatif saja valuasi sudah menarik, maka investor punya margin of safety besar saat memasuki fase pemulihan.
Dalam konteks lebih luas, story BISI menggambarkan bagaimana emiten siklikal tdk bisa dinilai hanya dr satu tahun buruk. Justru di lembah seperti inilah peluang mulai terbentuk. Ketika market melihat penurunan sebagai sinyal akhir, nyubi impostor seperti sy malah melihatnya sebagai fase akumulasi.
Kombinasi kas kuat, manajemen yg berpengalaman melewati siklus, dan peluang makro dr kebijakan energi terbarukan menjadikan BISI contoh turnaround play di sektor agribisnis. Sama seperti musim tanam yg selalu datang kembali setelah paceklik, bisnis benih pun selalu menemukan musim semi-nya.
Dan bagi investor yg sabar menanam di saat tanah masih kering, hasil panen biasanya jauh lebih manis di tahun-tahun setelahnya.
Disclaimer:
Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang metode proyeksi sampai valuasi dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pd tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.
Tag Emiten Agribisnis lainnya:
$PSGO $SAMF
1/9
sinyal2 harga buttom setelah downtrend parah,
Untuk mode investasi (mungkin 3-4 tahun) ada di.
-> $ADRO
-> $KKGI
-> $BISI
apakah bisa turun? Bisa tapi menurut saya sudah sangat terbatas.π
Selamat berinvestasi gengs. sesuaikan dengan selera masing2 y
$BISI
Udah bener belum nih nariknya? Pake fibonanci sama stochastic..
Kalo kaya gini cyclical, teknikalnya sama kaya thun 2021.
Para suhu tolong komen bawah, diajarin sekalian..
@errikosea yuk kita cari informasinya bareng, kemarin ada yang $BISI kin kalau ada plan garap proyek di jawa barat
$EMAS
Bertarung dengan kondisi sikologis, akhirnya CL -5% π mending milih tenang βΊοΈ
Belum lagi ada yg $BISI kin teruss daritadiπ
Makan siangg dulu boyy π½πΎ
$BISI
Harga komoditi jagung lagi naik, diversifikasi market juga MANTAP!!
Bpk Presiden lebih suka swasembada π₯
Apalagi nih katalisnya, ada yg bisa nambahin??
Entry: 875-935
TP: 1200-1600
@abilly memasuki musim hujan, saat nya $BISI ramai karena masuk musim tanam jagung...profit biasanya meningkat tajam di Q3 dan Q4.
$BISI Menarik juga nih saham sudah turun terlalu lama dan sudah ga diappreciate market. Kinerja Q2 juga kurang bagus yah resultnya. Tapi sekali lagi BISI ini saham cyclical yah kadang bisa jelek tapi bisa bagus juga tergantung momentum. Dilihat dari technical juga sudah mulai sideways pergerakannya dan kalo Q3 tiba2 hasil bagus pergerakan sahamnya bisa berubah arah. Lalu menariknya diperhatikan di harga 880 - 900 selalu ada lot gede ditaruh di range harga tersebut. Bandarnya mau akumulasi di harga bawah gitu ceritanya ? π€. 3 Bulan belakangan diperhatikan juga ada Big Accumulation dari PD.
1/3
β
Produksi jagung Indonesia juga diproyeksikan masih oke.
Masih tumbuh secara kumulatif tahunan, walaupun sempat turun drastis di bulan-bulan tertentu.
https://cutt.ly/Tr1oQruA
$BISI $MAIN $JPFA
$BISI ditahan di 885 gt harga nya....puyeng jg yg pegang barang di atas itu...sabar aja ya...kali aja meleduk
Adanya program pemerintah pusat dibidang pangan & makanan bergizi gratis..
Jelas $BISI diuntungkan sebagai produsen benih jagung & pestisida..
Harga toh juga bottom karena penurunan kinerja..problem juga temporer masih cash rich & kokoh dari solvabilitas...
Inget kata Warren Buffett, "buy great company when they're on operating table."
@kalvinwan kata Prabowo, hapus kuota impor untuk barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. πΏ
$AKRA $BISI $HOKI