imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham Pakan Ternak dan Impor Jagung

Lanjutan postingan kemarin di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau tarif impor jagung dari Amerika Serikat jadi nol persen, ceritanya bakal beda jauh dengan sekadar wacana dagang biasa. Kita lagi ngomong soal dampak riil ke seluruh ekosistem pertanian dan industri pakan di Indonesia. Kebijakan ini nggak berdiri sendiri, karena menyentuh langsung kepentingan petani jagung lokal, industri pakan ternak, peternak ayam, dan konsumen akhir di pasar. Dari permukaan mungkin kelihatan seperti win win deal, tapi kita tahu bersama, tidak ada yang namanya win win. Nanti akan kelihatan jelas siapa yang bakal senyum lebar dan siapa yang bakal cemberut karena kebijakan ini. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Perusahaan mana yang akan diuntungkan? Saya tidak berani sebut nama saham secara spesifik soalnya takut dianggap pompom saham yang melanggar aturan OJK. Jadi saya bahas secara umum saja untuk comply dengan aturan OJK.

Secara historis, Indonesia pernah mencapai produksi jagung nasional di kisaran 18 sampai 19 juta ton per tahun, dengan mayoritas panen berasal dari Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Tapi dari sisi kebutuhan, industri pakan ternak kita jauh lebih rakus. Setiap tahun mereka butuh sekitar 8 sampai 9 juta ton jagung buat campuran pakan ayam, terutama buat ayam broiler dan layer. Masalahnya, harga jagung lokal seringkali dianggap terlalu mahal oleh industri pakan, bisa tembus 5 ribu sampai 6 ribu rupiah per kilogram di saat harga referensi internasional lebih rendah. Ditambah lagi isu kualitas, pasokan tidak stabil, dan biaya distribusi antar pulau, makin bikin industri pakan mendesak pemerintah buat kasih kelonggaran impor.

Makanya, waktu pemerintah ngomong mau impor jagung dari Amerika Serikat dengan tarif masuk nol persen, pasar langsung bereaksi. Bagi pelaku industri pakan, ini bisa jadi angin segar. Artinya mereka bisa dapet jagung dengan harga lebih murah, kualitas seragam, dan volume besar tanpa biaya bea masuk. Secara teori, ini bakal nurunin cost of goods sold mereka, yang biasanya 70 sampai 80 persen biaya produksi pakan berasal dari bahan baku seperti jagung, bungkil kedelai, dan vitamin. Turunnya biaya bahan baku ini bisa langsung dorong margin mereka naik. Kalau margin naik, laba naik. Dan kalau laba naik, ya pasti ada potensi kenaikan valuasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis perusahaan pakan ternak sendiri umumnya vertically integrated. Artinya mereka nggak cuma produksi pakan, tapi juga punya unit breeding ayam, pemotongan ayam, bahkan distribusi retail. Jadi dampak dari impor jagung murah ini bisa menyebar ke banyak lini. Harga pakan turun, maka biaya produksi ayam turun, harga jual bisa ditekan, permintaan bisa naik. Ini bisa menciptakan efek domino positif buat semua entitas dalam satu grup usaha. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi ini dari sisi perusahaan pakan. Dari sisi petani jagung lokal, ini mimpi buruk. Mereka bisa kehilangan sebagian besar pasar. Harga jagung lokal bisa anjlok karena kalah saing dengan jagung impor. Kalau pemerintah nggak bikin perlindungan seperti kuota terbatas, penyerapan lewat BULOG, atau insentif harga, maka petani kecil bisa kapok nanam jagung. Dalam jangka panjang ini berbahaya karena kita jadi tergantung pada pasokan luar negeri. Begitu harga global naik atau ada embargo, Indonesia bakal kerepotan sendiri.

Dari sisi neraca perdagangan, ada risiko defisit kalau volume impor naik terus sementara ekspor tetap stagnan. Mungkin ekspor sawit ke AS bisa dijadikan alasan penyeimbang, tapi struktur nilai tambah dan pelaku utama dua sektor ini beda banget. Jagung dipegang petani kecil, sedangkan sawit dikendalikan korporasi besar. Jadi ketika yang satu dirugikan dan yang lain diuntungkan, artinya ini bukan transaksi yang setara.

Efek ke pasar saham juga menarik. Perusahaan pakan yang efisien dan punya skala besar tentu bisa ambil untung dari situasi ini. Apalagi kalau mereka punya akses pembiayaan murah, fasilitas produksi terintegrasi, dan jaringan distribusi nasional. Tapi tetap harus waspada, karena kalau harga ayam jadi terlalu murah akibat oversupply, bisa timbul tekanan margin dari sisi hilir. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi, rencana impor jagung dari Amerika dengan tarif nol persen itu bisa dibilang pedang bermata dua. Sisi positifnya, perusahaan pakan ternak bisa dapat efisiensi, margin naik, laba berpotensi tumbuh. Tapi sisi negatifnya, ekosistem petani jagung bisa runtuh, dan kalau dibiarkan, ini bikin kita makin tergantung pada luar negeri. Kebijakan ini bisa bikin saham pakan ternak cuan, tapi di saat yang sama bikin petani lokal tekor. Semuanya tergantung pada bagaimana kebijakan ini dieksekusi, apakah ada mekanisme perlindungan untuk petani, atau hanya jadi transaksi dagang sepihak yang timpang.

Asumsi bahwa jagung impor pasti lebih murah dari jagung lokal itu belum tentu benar. Banyak faktor yang memengaruhi harga akhir jagung impor, mulai dari harga di negara asal (FOB), ongkos kirim internasional (freight), biaya bongkar muat di pelabuhan, biaya transportasi ke pabrik, risiko fluktuasi kurs dolar, dan juga waktu pengiriman. Jadi meskipun tarif impornya nol persen, bukan berarti harga akhirnya akan otomatis lebih murah dari jagung lokal.

Contohnya, harga jagung di AS memang bisa lebih murah dalam kondisi normal, misalnya sekitar USD 250โ€“280 per ton FOB. Tapi begitu ditambah freight ke Indonesia (sekitar USD 40โ€“50 per ton), biaya pelabuhan, dan margin importir, bisa jadi harga landed cost-nya sudah mendekati atau bahkan melampaui harga jagung lokal yang sedang panen raya. Apalagi kalau kurs dolar lagi tinggi, atau kalau logistik sedang kacau, harga bisa makin tidak kompetitif. Dalam kondisi seperti itu, jagung lokal justru bisa lebih menarik dari sisi harga. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Tapi ada satu hal yang bikin jagung impor tetap dilirik meskipun harganya beda tipis atau bahkan sedikit lebih mahal, yaitu kualitas. Jagung impor, terutama dari negara seperti AS dan Brasil, umumnya punya kualitas yang lebih seragam, kadar air lebih rendah, ukuran biji lebih stabil, dan aflatoksin lebih terkontrol. Buat produsen pakan, kualitas seperti ini penting karena berpengaruh langsung ke formulasi pakan, stabilitas nutrisi, dan efisiensi konversi pakan ke daging. Jadi walaupun selisih harga cuma Rp100โ€“Rp200 per kilogram, kalau jagung impor bisa menjamin kualitas dan mengurangi risiko aflatoksin atau penolakan hasil produksi di segmen downstream, maka mereka bisa memilih jagung impor juga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Industri pakan itu bukan cuma soal harga per kilogram bahan baku, tapi soal total efisiensi dari bahan itu ketika diolah jadi pakan dan diubah jadi daging atau telur. Kalau jagung lokal kualitasnya jelek, misalnya kadar air tinggi, tercampur bonggol, atau mengandung cemaran, maka meskipun harganya lebih murah, biaya total bisa jadi lebih mahal karena output-nya bermasalah.

Jadi bisa dibilang, keputusan impor bukan cuma berdasarkan harga, tapi juga consistency dan predictability. Produsen pakan besar lebih suka jagung yang mereka tahu pasti mutunya seperti apa, bahkan kalau itu berarti bayar sedikit lebih mahal. Tapi kalau jagung lokal bisa bersaing dari sisi kualitas dan distribusi, maka tetap ada peluang besar untuk diserap industri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Intinya, tarif nol persen memang bisa membuat jagung impor lebih kompetitif secara teori. Tapi realitanya tetap tergantung banyak faktor. Harga akhir belum tentu lebih murah, dan kualitas jadi penentu utama. Jadi perang sebenarnya bukan cuma soal harga, tapi juga soal standar. Dan kalau petani lokal bisa jaga kualitas dan pasokannya tepat waktu, mereka tetap punya tempat di industri ini meskipun jagung impor mulai berdatangan.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut, silakan bergabung di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan kode: A38138
๐Ÿ“Ž Link panduan: https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini:
https://cutt.ly/ne0pqmLm

Toko Kaos Pintar Nyangkut:
https://cutt.ly/XruoaWRW

๐Ÿ“ƒ Disclaimer
Konten ini bersifat informasi umum dan dibuat semata untuk tujuan edukasi. Saya bukan penasihat investasi berizin dari OJK dan tidak memiliki izin usaha atau izin perseorangan di bidang pasar modal. Konten ini bukan merupakan ajakan, penawaran, rekomendasi, atau analisis atas suatu Efek, produk, maupun layanan pasar modal.

Segala bentuk opini yang disampaikan adalah pendapat pribadi, tidak mewakili pihak manapun, dan tidak dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan investasi.

Investor diharapkan untuk melakukan riset mandiri secara menyeluruh, atau berkonsultasi dengan penasihat investasi yang telah memiliki izin resmi dari OJK, sebelum membuat keputusan jual atau beli Efek apapun.

Saya tidak menerima kompensasi, imbalan, atau bentuk afiliasi apapun dari perusahaan efek, emiten, atau pihak ketiga lainnya dalam pembuatan konten ini, kecuali secara eksplisit dinyatakan sebaliknya.
$MAIN $JPFA $BISI

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy