920

+10

(1.10%)

Today

537,300

Volume

785,944

Avg volume

Company Background

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) (“Astragraphia”) adalah perusahaan publik yang didirikan pada tahun 1975 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1989. Sebagai pilar bisnis Astra di bidang teknologi informasi, Astragraphia fokus pada ruang lingkup bisnis Printing and Digital Services. Astragraphia memiliki Portofolio bisnis Document Solution dengan mitra eksklusif FUJIFILM Business Innovation, menghadirkan solusi end-to-end mulai dari kebutuhan cetak personal, perkantoran, Graphic Art hingga managed print services. Astragraphia memiliki entitas anak yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang melaya... Read More

prediksi hari ini:
$NICL
$ASGR
MINA

CL 3-5% Disc on

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR saham yang lama harganya tiduran akhirnya pas mau pengumuman LQ keluar langusng bangun tanda tanda apaan ini

$ADRO $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR🔥

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR Q2 bakal bagus stlh ada penambahan bbrp lini usaha..?

kl dr market ada yg ngumpulin dan jg offer makin di atas 900 makin tipis..

keterlaluan emang market membiarkan saham murah begini

$ASII $MMLP

$IPCC - Kenapa masih salah padahal sudah jago baca LK?

Investor sering dibayangkan sebagai sosok rasional yg rajin membaca laporan keuangan, jago mengukur valuasi, dan lebih tenang dlm mengharapi fluktuasi pasar. Tapi realita lapangan tidak sebersih itu. Di balik layar monitor dan angka-angka yg terlihat presisi, terselip satu makhluk tak kasat mata yg lebih sering mengendalikan portofolio, yaitu bias.

Banyak investor merasa telah membuat keputusan dgn logika. Padahal yg bekerja diam-diam di balik keputusan itu adalah emosi, pengalaman masa lalu, atau asumsi yg tertanam sejak awal. yg menarik, semua ini terjadi nyaris tanpa disadari.

Salah satu penyebab utamanya adalah apa yg disebut Daniel Kahneman sebagai sistem berpikir cepat. Otak manusia memang dibekali kemampuan merespons secara instan, praktis, dan hemat energi. Tapi justru di situlah celah munculnya berbagai bias kognitif.

Salah satu bias paling umum dan paling mematikan bagi investor ritel adalah anchoring. Ini terjadi saat seseorang tanpa sadar menggantungkan harapannya pd informasi pertama yg dia terima, dan menjadikannya sebagai “jangkar psikologis”.

Misalnya sj seorang investor beli saham IPO di harga seribu per lembar. Beberapa bulan kemudian harga longsor ke tujuh ratus. Tapi alih-alih mengevaluasi ulang berdasarkan fundamental atau kondisi pasar terbaru, ia tetap bersikeras bahwa harga wajarnya adalah seribu.

Harapan akan kembali ke titik modal menjadi keyakinan yg tak tergoyahkan, meski realitasnya sudah berubah total. Spreadsheet bisa bilang valuasi wajarnya hanya delapan ratus. Tapi bias sudah menanamkan jangkar terlalu dalam. Cut loss jd terasa mustahil, padahal bisa jd itulah keputusan rasional yg dibutuhkan.

Kasus nyata mungkin bisa kita lihat pada saham OJOL saat IPO. Banyak investor ritel membeli di harga 338 dan menjadikan angka itu sbg jangkar psikologis. Meski OJOL kemudian anjlok ke bawah 100, banyak yg tetap menahan dgn harapan harga akan kembali, bukan karena prospek atau valuasi, tapi karena harga awal sudah menempel di kepala. Padahal OJOL adalah saham teknologi yg waktu itu belum mencetak laba, dan valuasinya sangat spekulatif. Tapi jangkar itu terlalu kuat utk digeser, bahkan oleh data.

Dari anchoring kita beranjak ke bias kedua yg sering menjerat keputusan investor, yaitu reference dependence. Sederhananya, manusia itu cenderung menilai sesuatu tidak dr nilai absolut, melainkan dr titik acuannya masing-masing.

Dua orang bs memiliki reaksi yg sangat berbeda terhadap persentase cuan. Hal ini tergantung dr ekspektasi awal mereka. Misalnya si A membeli saham $ASGR dan berharap naik 30%, lalu ketika hanya naik 10% ia kecewa dan merasa gagal.

Sementara si B beli di harga sama tapi tidak berharap apa-apa, dan ketika naik 10% ia merasa sangat berhasil. Nilai yg sama, emosi yg berbeda. Semua tergantung dr “patokan awal” di kepala masing-masing.

Bias ketiga muncul ketika kita menyadari bahwa sensasi terhadap angka tdk selalu berjalan secara proporsional. Kahneman menyebutnya sebagai diminishing sensitivity. Ini menjelaskan kenapa seorang investor bisa merasa sangat senang cuan seratus ribu di saham second liner, tapi nyaris tdk bergeming saat untung sejuta dr saham blue chip.

Sensitivitas manusia terhadap nilai ekonomi akan terus mengecil seiring dengan membesarnya nominal. Itu sebabnya banyak investor ritel suka memburu saham gocap atau lapis tiga. Bukan karena valuasinya bagus, tapi krn potensi kenaikan 10 poin dr harga Rp50 ke Rp60 terasa lebih “greget” dibanding saham blue chip yg naik seribu. Padahal dlm konteks nominal dan risiko, nilainya belum tentu sebanding.

Lalu ada satu bias lagi yg bekerja lebih dalam dr yg kita sadari. Kahneman menyebutnya sebagai konflik antara experiencing self dan remembering self.

Dalam berinvestasi, experiencing self adalah diri kita yg sedang menjalani proses investasi hari demi hari, entah itu naik turun portofolio, baca laporan keuangan, menunggu rilis kinerja, atau mendengarkan opini pasar. Sementara remembering self adalah diri kita yg akan menilai dan menyimpulkan pengalaman itu di masa depan.

Masalahnya, remembering self seringkali menyeleksi memori berdasarkan momen paling menyakitkan atau paling menggembirakan, bukan keseluruhan prosesnya.

Inilah yg membuat banyak investor merasa punya “kenangan pahit” dengan saham tertentu, padahal jika dilihat secara objektif, performa saham itu tak seburuk yg diceritakan. Mungkin karena sempat turun dua hari saat dia pegang, dan kebetulan dia jual sebelum naik lagi. Maka ia simpulkan saham itu jelek, padahal realitanya bisa sebaliknya.

Sama halnya dengan kesan berlebihan terhadap “saham paling cuan”, hanya karena pernah naik 50% dlm seminggu, meskipun secara keseluruhan tidak konsisten. Kita lebih sering mengingat yg paling dramatis, bukan yg paling logis.

Keempat bias ini sering bekerja bersamaan. Kadang kita menyandarkan keputusan pd harga beli (anchoring), menolak fakta baru karena acuannya sudah tertanam (reference dependence), lebih menikmati cuan kecil yg cepat ketimbang potensi besar yg lambat (diminishing sensitivity), lalu menyimpulkan pengalaman berdasarkan satu-dua kejadian ekstrem (remembering self).

Kombinasi ini menciptakan perangkap psikologis yg bisa membuat investor mengalami stagnasi, panik, atau bahkan menyerah sepenuhnya dr dunia saham.

Dan semuanya bisa terjadi meskipun spreadsheet menunjukkan hal sebaliknya.

Itulah sebabnya, memahami bias bukan sekadar pelengkap teori. Ia adalah fondasi mental yg harus dikenali, dilatih, dan dikendalikan. Karena dlm berinvestasi, kesalahan terbesar seringkali bukan berasal dr angka. Tapi dr cara kita mempersepsikannya.

Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.

$XAU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MSTI tetap strong bahkan menembus ma200 di tgh IHSG koreksi.

$ELIT $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@robertgunawankeren $ASGR ya koh

MENDING DAME $UNTR ATAU DAME $ASGR YA? UNGKEEEEE $ASII

$ASII tolong dihiraukan karena ini hanya iseng ngarep

$ASGR $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSAT cuma dot 5 lot mending jual
Thanks ya


Saatnya pindah ke $ASGR $MERI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🎯 Strategi Trading $NAIK

✅ Skenario 1 – Rebound Teknikal (High Risk):

Entry: 160–168 hanya jika ada candle bullish reversal dengan volume naik

Target: 177 – 185

SL: Close < 160

✅ Skenario 2 – Breakdown Lanjutan:

Jika turun di bawah 160 dengan volume tinggi → hindari entry, tren bearish berpotensi lanjut ke 145 atau lebih rendah

✅ Skenario 3 – Reversal Kuat (Konfirmasi):

Entry: Break dan close di atas EMA200 (232) dengan volume tinggi

Target: 185 – 197 – 232

⚠️ Catatan & Risiko

NAIK menunjukkan pola pump-dump sangat jelas → kenaikan ekstrem diikuti penurunan tajam berbulan-bulan

Harga saat ini jauh di bawah semua EMA → tren bearish kuat secara menengah-panjang

Cocok hanya untuk trader spekulatif dengan kontrol risiko ketat

$ASGR $INDX

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@HendricRenanta mantep sih kalau $ASII $AUTO $ASGR bisa konsisten kasih yield diatas 10 persen dengan eps yg terus meningkat.

@davidwinarta
$ASII $UNTR $ASGR Banyak duit tapi dividen pelit?🤔😅🤦 Transaksi afiliasi yg di perbanyak.🤦
Paling ngak kasih dong DY >10% ke investor scr konsisten.🤔

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sepertinya masih jauh dari ipo sih si pama. Group $ASII lg kebanyakan duit. Cash banyak. Cash jg di isi ulang sebesar 500 milyar - 1 T tiap minggu nya.

Management bingung itu duit yg uda ada mau di apain. Bingungnya belum selesai. Duit yg baru dateng lg.

Jd rasanya jauh sih dari IPO.

$AUTO $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@alfatih59 Tag: $AKRA $ASGR $TLKM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

salah satu yang membuat investor bingung dari management $ASGR adalah kebingungan management itu uang kas mau dikelola gimana.. 😁 semoga aja bisa trus berinovasi..

Astra Graphia ( $ASGR ) Rp900: DISKON 58% DARI NILAI WAJAR???
#ASGR #RecehCerdas #ValueInvesting #SahamDividen #Undervalued
📅 Insight 22 Juni 2025

📊 DATA RINGKAS:
• Harga Saat Ini: Rp900
• PBV: ±0.87x
• EPS TTM: Rp164,9
• PER: 5,46x
• Dividend Yield: ±5%
• Book Value: ±Rp1.030
• ROE: ±16%
• Free Cash Flow (10 Yr Avg): Rp215 M

🖨️ BISNIS MATANG, DIVIDEN STABIL, HARGA MURAH?
ASGR (Astra Graphia) adalah anak usaha grup $ASII di bidang solusi dokumen, IT enterprise, dan digital printing ritel. Laba stabil, dividen rutin, tapi dihargai hanya Rp900 — jauh di bawah estimasi nilai wajarnya!
✅ Nilai wajar konservatif: Rp1.725 – Rp2.157 per lembar
✅ Margin of Safety: 58% – 65%
✅ Dividen konsisten, yield tinggi (>5%)
⚠️ Tapi ada risiko stagnasi bisnis cetak & ritel online belum signifikan

🔍 VALUASI CEPAT:
1️. Graham Formula – Aset Nyata, Harga Receh
• EPS: Rp164,9
• Growth: 5% (Asumsi optimis, growth <5% = MOS tipis/alarm jual)
• AAA Bond Yield: 6.05
• Nilai Intrinsik (Graham): Rp1.438,98
• ✅ MOS 65% pada harga Rp900
Kayak beli mesin cetak Rp1.400 cuma bayar Rp900!
Ideal Price: Rp935 → Harga pasar masih di bawah → BUY

2️. DCF (Free Cash Flow) Model 5 thn – Bisnis Tetap Cetak Duit
• Rata-rata FCF 10 tahun: Rp215,6 M (fluktuatif tapi positif)
• Asumsi growth 5 thn kedepan dan terminal: 2%, WACC 8,01%
• Nilai Wajar per Saham (DCF): Rp2.675
• MOS: 66,36%
• Harga ideal membeli: Rp2.140
Walau pertumbuhan lambat, arus kas tetap kuat dan stabil.

3️. PEGY Ratio: 0.78 – Undervalued Secara Pendapatan + Dividen
• PER: 5,46
• Growth: 2%
• Dividend Yield: 5%
• PEGY = 5.46 / (2 + 5) = 0.78 → Masih undervalued

⚠️ RISIKO & KEKHAWATIRAN:
• Stagnasi Segmen Utama: Bisnis mesin cetak mulai menurun, walau kompensasi dengan layanan IT cukup baik
• Skala Ritel Lemah: PrintQoe dan segmen UMKM belum signifikan
• Pertumbuhan EPS melambat: Perlu inovasi baru agar valuation rerate
• Ketergantungan pada FujiFilm: Sebagai mitra utama mesin cetak

📈 STRATEGI RECEHANCER:
Aksi Harga Catatan
Entry Rp850–900, Nilai wajar konservatif = Rp1.400+.
Tambah Posisi, Jika harga tetap di bawah Rp1.000 dan dividen tetap
Take Profit Rp1.500 (jual 50%), Sesuai estimasi Graham/DCF
Take All Rp1.700–2.000 Near fair value upper band
Cut Loss < Rp800 Jika laba & dividen mulai anjlok cek LK Q2

🚨 Disclaimer: Ini adalah analisis pribadi, bukan ajakan beli. Risiko utama ASGR ada di pertumbuhan lambat dan disrupsi digital. Cocok untuk investor income seeker & value hunter.

Ada saham undervalued lain yang dividen-nya konsisten seperti ini?
Tulis di kolom komentar!
$ASGR #DividenLancar #ValuePlay #RecehCerdas #SahamMurah

Read more...

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Skrining Cepat (sorted by Dividend Payment Streak):
Current PE Ratio (TTM): 0-15
Current Price to Book Value: <1
EPS (TTM YoY Growth): >0 (Positif)
Dividend Payment Streak (Annual): >0
Dividend Yield: >0
EPS Growth Streak: >0
Free cash flow (TTM): >0
Debt to Equity Ratio (Quarter): <1

Banyak yang menarik.. Kira-kira mana yang worth it untuk dianalisis lebih lanjut?! Hmmm...
Sekilas anaknya $ASGR $AUTO lebih menarik dari bapaknya $ASII ..haha..

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

higher high. slowly but sure di $ASGR

$ENRG $PYFA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR Bisnis Apa?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Model bisnis Astra Graphia (ASGR) ini kalau disederhanakan ibarat tiga jalur utama yang bergerak dari mesin cetak, jasa IT, sampai logistik dokumen. Tapi semuanya punya benang merah yang sama, yaitu solusi dokumen dan informasi untuk perusahaan. Dari sisi rantai nilainya, ASGR bukan produsen dari nol, mereka lebih fokus pada integrasi, distribusi, dan layanan purna jual. Jadi kalau dibedah dari hulu ke hilir, bisnisnya dimulai dari pengadaan barang, masuk ke proses integrasi dan perakitan, lalu berakhir di layanan ke pelanggan B2B dengan kontrak berjangka. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di lini Solusi Dokumen, ASGR adalah distributor resmi produk-produk FujiFilm Business Innovation (dulu Fuji Xerox). Jadi bahan bakunya berupa printer multifungsi, mesin cetak digital, sparepart, dan tinta, semua itu diimpor, mayoritas dari Jepang dan Singapura. Barang-barang ini tidak langsung dilempar ke pasar, tapi disimpan dulu di gudang sentral lalu dirakit, dikalibrasi, dan dites kualitasnya. Proses ini mereka lakukan di internal logistik mereka yang sudah digital dan terkoneksi sistem inventori. Barang jadi kemudian dikirim ke 92 titik layanan (Service Point) di 31 kota seluruh Indonesia, lengkap dengan teknisi yang siap menangani instalasi dan perawatan. Untuk penjualan, mereka menerapkan dua skema, yaitu penjualan putus (langsung beli) atau sewa jangka panjang (leasing) yang dibundling dengan layanan servis berkala. Pelanggannya mayoritas korporasi dan institusi pemerintah, termasuk rumah sakit, universitas, bank, dan kantor pemerintahan. Model pembayarannya umumnya kredit 30–90 hari, tergantung jenis kontrak dan reputasi klien.

Di lini Solusi Teknologi Informasi, anak usaha mereka AGIT (Astra Graphia Information Technology) bertugas sebagai integrator IT dan penyedia layanan cloud. Barang bakunya berupa server, perangkat jaringan, lisensi software (seperti Oracle, Microsoft, SAP), dan tools cloud dari penyedia besar global. Sama seperti lini dokumen, barang ini juga mayoritas impor. Tapi nilai tambah mereka ada di proses integrasi dan implementasi, mereka bukan cuma jual barang, tapi juga bangun sistem dari awal, termasuk custom software, cyber security, sampai integrasi antar aplikasi. Aktivitas utama AGIT lebih berbasis proyek, mulai dari tender, design, implementasi, hingga maintenance. Mereka juga jual layanan data center dan sistem cloud. Kliennya banyak berasal dari grup Astra sendiri, BUMN, dan lembaga pemerintahan. Di sinilah arus kas jadi agak lambat, karena proyek besar biasanya dibayar bertahap setelah milestone selesai. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sedangkan di lini Solusi Perkantoran, mereka punya layanan cepat seperti print-on-demand, percetakan volume kecil, dan distribusi dokumen logistik. Produk cetaknya bukan hanya brosur atau dokumen biasa, tapi juga termasuk personalized printing dan packaging. Mereka sediakan jasa end-to-end dari desain sampai distribusi. Operasionalnya jauh lebih ringan dibanding dua lini utama, dan bisnis ini lebih melayani permintaan jangka pendek atau kebutuhan darurat. Bahan bakunya juga lebih fleksibel, kertas, tinta, dan mesin cetaknya berasal dari principal internasional, tapi bisa dibeli lokal lewat distributor resmi. Pelanggannya didominasi klien tetap dari sektor korporat dan event organizer. Karena skalanya lebih kecil, margin per produk cukup tinggi, tapi volume dan skalanya tidak sebesar dua lini lainnya.

Dari semua lini tadi, struktur pendapatan ASGR saat ini mulai bergeser. Di kuartal I 2025, pendapatan terbesar datang dari segmen TI, menyumbang 56,2 persen dari total pendapatan Rp721,28 Miliar, diikuti Solusi Dokumen 43,8 persen, dan Solusi Perkantoran sisanya kurang dari 2 persen. Ini artinya transformasi bisnis sedang berlangsung, tapi juga membawa risiko. Lini TI punya margin lebih kecil karena sifatnya adalah proyek berbasis hardware dan service, beda dengan printer yang sekali jual bisa kasih margin lebih tebal. Makanya meski pendapatan naik signifikan, margin kotor justru turun dari 24,44 persen ke 21,36 persen.

Rantai nilainya juga punya titik rawan, terutama di pembayaran. Karena sebagian besar klien mereka adalah entitas besar dan bahkan entitas berelasi dalam grup Astra sendiri, pembayaran cenderung pakai skema termin (60–90 hari). Bahkan per Maret 2025, nilai kontrak aset dengan pihak berelasi melonjak jadi Rp66,43 Miliar. Artinya, meski order sudah jalan, kasnya belum tentu langsung masuk. Tapi untungnya posisi kas mereka masih sangat kuat, dengan cadangan Rp1,58 Triliun, yang bisa jaga likuiditas dan fleksibilitas operasional. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Singkatnya, ASGR bukan produsen dalam arti harfiah, tapi mereka ahli dalam mengelola supply chain, logistik, dan servis berbasis kontrak. Dari barang cetak dan printer, hingga layanan cloud dan integrasi sistem, mereka bukan cuma jual produk, tapi jual solusi lengkap. Model bisnis seperti ini memang bisa bikin revenue stabil, tapi tantangannya adalah menjaga margin di tengah beban impor tinggi dan pembeli yang bayarnya suka molor. Selama mereka bisa atur arus kas, efisiensi biaya, dan negosiasi kontrak yang fair, bisnis ini tetap tahan banting, terutama karena sebagian besar kliennya korporat besar dan loyal.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ASII $UNTR

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR hidden gem 👍

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR asing masuk banyak hr ini

$ASII $UNTR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII sideway fase plg membosankan , tapi di fase ini mentalitas dan convinction investor kembali diuji. Selain itu fase ini adalah fase reanalisis dan akumulasi jika harga masih masuk preferensi MoS yang telah dianalisa.

$ASGR $UNTR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy