1,185

0.00

(0.00%)

Today

702,800

Volume

1.76 M

Avg volume

Company Background

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) (“Astragraphia”) adalah perusahaan publik yang didirikan pada tahun 1975 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1989. Sebagai pilar bisnis Astra di bidang teknologi informasi, Astragraphia fokus pada ruang lingkup bisnis Printing and Digital Services. Astragraphia memiliki Portofolio bisnis Document Solution dengan mitra eksklusif FUJIFILM Business Innovation, menghadirkan solusi end-to-end mulai dari kebutuhan cetak personal, perkantoran, Graphic Art hingga managed print services. Astragraphia memiliki entitas anak yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang melaya... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

FIXED CLOSING
____________________

[WATCHLIST ONLY : 141 EMITEN]

Rabu, 03 September 2025 15:59
Saham potensial gap-up/down di CLOSING market, diurut berdasarkan nilai persentase:
(cukup pantau baris paling atas dan paling bawah untuk cek gap terbesar):

GAP UP:
🔼 $PTPS gap up ke 178 (+3 / +1.71%) dari 175
🔼 $ASGR gap up ke 1185 (+15 / +1.28%) dari 1170
🔼 BBRI gap up ke 4030 (+50 / +1.26%) dari 3980
🔼 PBSA gap up ke 880 (+10 / +1.15%) dari 870
🔼 ICBP gap up ke 9300 (+100 / +1.09%) dari 9200
🔼 HAIS gap up ke 194 (+2 / +1.04%) dari 192
🔼 AUTO gap up ke 2400 (+20 / +0.84%) dari 2380
🔼 TBIG gap up ke 1805 (+15 / +0.84%) dari 1790
🔼 TLKM gap up ke 3110 (+20 / +0.65%) dari 3090
🔼 BMRI gap up ke 4620 (+30 / +0.65%) dari 4590
🔼 MCOL gap up ke 3800 (+20 / +0.53%) dari 3780
🔼 SGRO gap up ke 4390 (+20 / +0.46%) dari 4370
🔼 BBNI gap up ke 4410 (+20 / +0.46%) dari 4390

GAP DOWN:
🔽 UNTR gap down ke 25600 (-75 / -0.29%) dari 25675
🔽 PRDA gap down ke 2670 (-20 / -0.74%) dari 2690
🔽 TEBE gap down ke 1780 (-15 / -0.84%) dari 1795
🔽 IPCC gap down ke 1095 (-10 / -0.9%) dari 1105
🔽 BTPS gap down ke 1450 (-15 / -1.02%) dari 1465
🔽 SOCI gap down ke 192 (-2 / -1.03%) dari 194
🔽 ERAL gap down ke 324 (-4 / -1.22%) dari 328
🔽 $TMAS gap down ke 134 (-2 / -1.47%) dari 136

Cek ulang semuanya dan IEP bisa berubah smp menit terakhir. Salam Cuan.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Closing terlihat IHSG ditarik ke atas. Hari ini banyak saham yg breakout dan cukup kondusif untuk trading.
-------------------
[WATCHLIST ONLY : 141 EMITEN]

Rabu, 03 September 2025 15:55
Saham potensial gap-up/down di CLOSING market, diurut berdasarkan nilai persentase:
(cukup pantau baris paling atas dan paling bawah untuk cek gap terbesar):

GAP UP:
🔼 $TLKM gap up ke 3150 (+60 / +1.94%) dari 3090
🔼 $HRUM gap up ke 1095 (+20 / +1.86%) dari 1075
🔼 $ASGR gap up ke 1190 (+20 / +1.71%) dari 1170
🔼 PTPS gap up ke 178 (+3 / +1.71%) dari 175
🔼 BBRI gap up ke 4030 (+50 / +1.26%) dari 3980
🔼 PGAS gap up ke 1780 (+20 / +1.14%) dari 1760
🔼 ICBP gap up ke 9300 (+100 / +1.09%) dari 9200
🔼 INDF gap up ke 7775 (+75 / +0.97%) dari 7700
🔼 BMRI gap up ke 4630 (+40 / +0.87%) dari 4590
🔼 LSIP gap up ke 1380 (+10 / +0.73%) dari 1370
🔼 AALI gap up ke 7350 (+50 / +0.68%) dari 7300
🔼 GGRM gap up ke 8625 (+50 / +0.58%) dari 8575
🔼 TBIG gap up ke 1800 (+10 / +0.56%) dari 1790
🔼 MCOL gap up ke 3800 (+20 / +0.53%) dari 3780
🔼 SGRO gap up ke 4390 (+20 / +0.46%) dari 4370
🔼 BBNI gap up ke 4410 (+20 / +0.46%) dari 4390

GAP DOWN:
🔽 ITMG gap down ke 22250 (-50 / -0.22%) dari 22300
🔽 ISAT gap down ke 1945 (-10 / -0.51%) dari 1955
🔽 TEBE gap down ke 1785 (-10 / -0.56%) dari 1795
🔽 EXCL gap down ke 2730 (-20 / -0.73%) dari 2750
🔽 PRDA gap down ke 2670 (-20 / -0.74%) dari 2690
🔽 TSPC gap down ke 2220 (-20 / -0.89%) dari 2240
🔽 IPCC gap down ke 1095 (-10 / -0.9%) dari 1105
🔽 MBMA gap down ke 434 (-4 / -0.91%) dari 438
🔽 BTPS gap down ke 1450 (-15 / -1.02%) dari 1465
🔽 SOCI gap down ke 192 (-2 / -1.03%) dari 194
🔽 ERAL gap down ke 324 (-4 / -1.22%) dari 328
🔽 TOTL gap down ke 755 (-10 / -1.31%) dari 765
🔽 TMAS gap down ke 134 (-2 / -1.47%) dari 136
🔽 TKIM gap down ke 7575 (-125 / -1.62%) dari 7700

Cek ulang semuanya dan IEP bisa berubah smp menit terakhir. Salam Cuan.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$TOTO $ bayu $ASGR boleh di lirik

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR gaskannnn

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR hidden gems. menarik ni untuk di koleksi.
bukan kata saya tapi kata ChatGPT 😂

$MHKI $PTPS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NCKL $ASGR Bismillah, semoga udah tepat bid entry-nya 😇

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Miftah11R lhoh lhoh lhoh.. kalo nyangkut di saham ga jelas. oke lah 🆑.. kalo nyangkut di $ASGR ya avgdwn lah omm

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"Jumat, 29 Agustus 2025 | $AALI $ASGR $BBTN
Disclaimer On & Do Your Own Research
Lot.Beli = (-TargetLossRp)/[(SL - E) * 100]"

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR lihat grapik nya ada kehidupan yang terjaga🍻

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ISAT mau RUPS malah anjlok 🤣😅
Masuk sekarang apa gimana ya kak?

$TEBE 😍 $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ada $EAST $DMAS atau $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR tutorial cara minus kan porto,, beli asgr
☺cl dah, ketimbang tambah longsor

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR .. Pagi2 yuhuuuu $CUAN .. TOP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR nasibmu pahit sekali. gk spt narasi play pak PP, salim, elang dll

$BRMS $BREN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

smack down $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR wii bantingan maut

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR Data Center menyusul DCII & DSSA??
$TOBA $PANI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Simbol takhingga atau simbol tak terhingga (bahasa Inggris: infinity symbol), yang dilambangkan sebagai ∞

merupakan simbol matematika yang mewakili konsep takhingga. Simbol ini disebut juga sebagai lemniskat, yang dinamai dari bentuk yang serupa dalam geometri aljabar, yaitu kurva lemniskat.

Logomology 😎
$WIFI $TOBA $ASGR

1/4

testestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII gorengan rungkad satu grup arb $ASGR $UNTR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR $AUTO $ANTM #AKRA #IPCM #IPCC pada naik nihh saham padahal mau nambah muatan..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR gak usah buru²,slow santai aja kaya biasanya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Agustus itu bulan 8

after $WIFI $TOBA $ASGR

may be its time for next logomology
Matrix Saham (bio)
Happy Cuan
Horisontal.

1/3

testestes

Edited sinyal menyesuaikan market $ASGR

$PGEO part 11

🌴 https://stockbit.com/post/19653505

1/5

testestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Perkenalkan saya Erie Irianti, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Keuangan, Universitas Terbuka, sedang melakukan penelitian sebagai bagian dari penyusunan tugas akhir dengan judul "Pengaruh Overconfidence terhadap Keputusan Investasi Saham''.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh overconfidence terhadap keputusan investasi saham.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk meluangkan waktu dalam mengisi kuesioner ini.

Seluruh data dan informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik.

Kuesioner ini bersifat anonim dan tidak akan digunakan untuk tujuan lain di luar penelitian.

https://cutt.ly/jrKrgCdo

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i), saya mengucapkan terima kasih.

$TOBA $ASGR $MMIX

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham
$ASGR
$ADMG
masih menarik dipantau karena bandsr akum
masih rendah
tapi awal2 mungkin turun dulu

Saham $STRK dan CASS
opening naik lalu koreksi

$ULTJ - Berakit-rakit ke hulu...

ULTJ sering dianggap salah satu emiten consumer goods yg paling stabil di BEI. Produk susu UHT ready to drink, teh dalam kemasan, sampai sari buah yg mereka produksi sudah jd bagian komsumsi sehari-hari masyarakat.

Kalau kita bedah laporan keuangan 2019–2021, ada cerita menarik tentang seberapa efisien mesin usaha mereka bekerja, terutama lewat analisis kinerja operasional yg membandingkan mutasi laba bersih dgn mutasi modal kerja operasional bersih (MKOB).

Kalau laba naik lebih besar dr tambahan MKOB, berarti perusahaan efisien, bukan hanya bisa menutup kebutuhan operasional, tapi masih menyisakan kas. Itulah yg disebut surplus. Tapi kalau modal kerja yg bertambah lebih besar dr pertumbuhan laba, bahkan membuat kas jd defisit, kita perlu hati-hati. Bisa jd itu tanda kalau tiap kenaikan laba justru membuat napas keuangan makin pendek.

Metode perhitungan tentang analisis surplus/defisit kinerja operasional bisa dilihat pd artikel berikut:
AISA: https://stockbit.com/post/18963089
$ASGR: https://stockbit.com/post/19632507.
Melalui metode ini kita bisa tahu apakah perusahaan benar-benar menghasilkan kinerja cash yg surplus atau justru terjebak defisit.

Mari kita mulai dari 2019, teman-teman bisa sembari memperhatikan gambar 2 yg terlampir. Tahun 2019 ULTJ mencatat laba bersih yg dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp1.032 miliar dan posisi MKOB ada di Rp859 miliar. Kita bisa melihat bahwa skala laba bersih lebih besar dibanding kebutuhan modal kerja. Di titik ini, ULTJ berada di posisi sehat menjelang masuk ke periode penuh guncangan global.

Memasuki 2020, pandemi covid meluluhlantakkan hampir semua sektor konsumer. Meskipun produk ULTJ tergolong kebutuhan harian, tapi supply chain dan distribusi semua tersendat. Hotel, restoran & cafe mati suri, sekolah jg libur panjang. Sektor-sektor yg biasanya menyerap produk susu ULTJ semuanya ikut terpukul. Pola konsumsi masyarakat berubah drastis.

Dalam keterpurukan itu ULTJ masih beruntung, laba bersih tetap naik meski hanya tipis ke Rp1.100 miliar, tambahan cuma Rp67 miliar dibanding 2019. Sebaliknya, MKOB melonjak ke Rp1.636 miliar, naik Rp777 miliar. Bila dihitung selisihnya, mutasi laba Rp67 miliar dikurangi mutasi MKOB Rp777 miliar, menghasilkan defisit Rp710 miliar.

Inilah kondisi “lebih besar pasak daripada tiang” meskipun laba tidak turun. Defisit ini menunjukkan bahwa untuk mempertahankan omzet dan margin di tengah pandemi, ULTJ harus menambah modal kerja lebih banyak dari tambahan laba yg didapat.

Artinya, secara operasional, 2020 bukan tahun efisien, walaupun masih lebih baik dibanding banyak emiten lain yg malah mencatat kerugian. Gambaran ini menguatkan pandangan bahwa pandemi memaksa perusahaan memperlebar modal kerja hanya utk mempertahankan kinerja.

Masuk 2021, arah berubah drastis. Setelah distribusi mulai normal dan masyarakat kembali beraktivitas, ULTJ langsung memanfaatkan momentum pemulihan. Laba bersih melonjak ke Rp1.272 miliar, atau naik Rp172 miliar dibanding tahun sebelumnya. MKOB juga bertambah, naik Rp71 miliar ke Rp1.707 miliar.

Namun kali ini, kenaikan laba lebih besar dibanding kenaikan modal kerja. Hasil akhirnya surplus Rp101 miliar. Secara operasional, ini jd titik penting, bahwa ULTJ bukan hanya mampu mengembalikan pertumbuhan laba pasca pandemi, tapi jg melakukannya dgn efisien.

Tambahan modal kerja yg mereka suntik justru menghasilkan laba lebih tinggi. Secara kualitas pertumbuhan, 2021 bisa disebut sebagai tahun efisiensi karena mesin usaha mampu mencetak kas bersih lebih banyak dibanding dana yg terkunci di piutang atau persediaan.

Kalau dirunut, periode 2019–2021 mencerminkan transisi dari baseline sehat, ke tekanan pandemi, lalu pemulihan dgn efisiensi. Tahun 2019 jadi pondasi normal, 2020 menguji daya tahan, dan 2021 membuktikan bahwa bisnis ULTJ punya kinerja operasional yg kuat dgn setiap tambahan modal kerja bisa dikonversi kembali menjadi laba bersih lebih besar.

Inilah sinyal awal bahwa manajemen ULTJ punya pola kerja konservatif tapi adaptif. Ketika dipaksa defisit, mereka mampu menyeimbangkan ulang hanya dlm waktu setahun.

Memasuki 2022, arah bisnis ULTJ mulai berubah. Setelah mampu keluar dr tekanan pandemi dan mencatat surplus operasional di 2021, manajemen memulai pembangunan fasilitas produksi baru (pabrik dan gudang) yg lebih modern dan otomatis di Bandung, Jawa Barat, serta pengembangan lahan pakan ternak seluas 500 hektar di Subang, Jawa Barat. Sementara beban pembiayaan obligasi yg diterbitkan setahun sebelumnya jg mulai terasa di arus kas.

Dari sisi angka, laba bersih turun ke Rp961 miliar, tergerus Rp311 miliar dibanding 2021. Sebaliknya, MKOB justru naik signifikan ke Rp1.921 miliar, tambahan Rp214 miliar. Kombinasi ini menghasilkan defisit Rp525 miliar, salah satu yg paling dalam pd periode 2019-2025.

Defisit tersebut menunjukkan bahwa 2022 memang jd tahun di mana ULTJ harus rela mengikat kas lebih banyak utk menopang ekspansi. Bukan karena mesin usaha lemah, melainkan krn strategi jangka panjang menuntut modal kerja lebih besar dr laba yg dihasilkan.

Tapi cerita berbalik di 2023. Infrastruktur produksi baru yg mulai berfungsi memberi dampak langsung pd efisiensi operasional. Laba bersih pulih ke Rp1.169 miliar, naik Rp208 miliar dibanding 2022. Sementara itu, MKOB justru turun tajam ke Rp1.536 miliar, menyusut Rp386 miliar.

Hasil akhirnya surplus Rp594 miliar, sebuah lonjakan yg membuktikan bahwa tambahan kapasitas logistik 2022 berhasil mengurangi beban modal kerja. Arus kas yg sebelumnya terikat di persediaan dan piutang kembali longgar, sementara mesin penjualan berjalan normal lagi.

Dari perspektif analisis kinerja operasional, 2023 adalah tahun emas, yaitu ketika modal kerja bisa dilepas dan laba ikut naik, menghasilkan surplus besar yg menegaskan kualitas pertumbuhan.

Namun memasuki 2024, kondisi makro masih menantang. Dunia masih berada di fase stagflasi, era suku bunga tinggi, harga bahan baku naik, tapi daya beli masyarakat melemah. Dalam tekanan itu, laba ULTJ turun tipis ke Rp1.137 miliar, berkurang Rp33 miliar. MKOB sedikit naik ke Rp1.543 miliar, tambahan Rp8 miliar.

Selisihnya menghasilkan defisit kecil sekitar Rp41 miliar. Walau defisit, angka ini relatif ringan bila dibandingkan tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa fondasi produksi dan modal kerja sudah terkendali, meski margin tertekan akibat cost-push inflation.

Dengan kata lain, 2024 adalah tahun stabilisasi. Tentu bukan hasil spektakuler, tapi bukti bahwa setelah fase ekspansi dan surplus, ULTJ masih mampu menjaga keseimbangan di tengah kondisi makro yg sulit.

Kalau dirunut, periode 2022–2024 menunjukkan siklus perusahaan consumer goods pd umumnya yg sedang agresif ekspansi. Tahun pertama modal kerja dikunci besar-besaran sehingga mencatat defisit, tahun berikutnya investasi itu mulai memberi hasil lewat surplus, lalu masuk fase penyesuaian krn tekanan makro.

Bedanya, ULTJ mampu menjaga agar defisit 2024 tetap tipis, tanda bahwa sistem distribusi baru cukup efektif menopang kestabilan meski kondisi makro belum sepenuhnya kondusif.

Kalau kita geser fokus ke periode terbaru, semester pertama 2024 sebenarnya mencatat kinerja cukup solid. Laba bersih Rp755 miliar dan MKOB berada di Rp965 miliar. Artinya, posisi operasional masih relatif seimbang, dgn kebutuhan modal kerja tidak jauh melampaui laba tahunan yg sudah diakumulasi.

Namun memasuki semester pertama 2025, kondisi langsung berubah drastis. Laba bersih justru turun ke Rp604 miliar, terkoreksi Rp151 miliar dibanding setahun sebelumnya. Di sisi lain, MKOB melonjak tajam ke Rp1.809 miliar, bertambah Rp844 miliar. Bila dihitung selisihnya, hasil akhirnya defisit besar Rp995 miliar.

Defisit ini menunjukkan bahwa ekspansi DC baru dengan fasilitas yg lebih besar dan modern di MM2100 langsung menyedot modal kerja. Banyak kas yg terkunci di piutang dan persediaan, sementara liabilitas lancar justru turun sehingga perusahaan harus menahan lebih banyak modal sendiri utk menopang sistem distribusi yg makin luas. Pada saat yg sama, margin laba ikut tertekan oleh biaya bahan baku impor dan energi di tengah kondisi stagflasi.

Dalam kacamata operasional, ini memang gambaran umum dari fase ekspansi. Jangka pendeknya terlihat berat, terlihat laba turun, modal kerja membengkak, arus kas defisit. Tapi jika pabrik baru mulai efektif di semester II 2025, seharusnya putaran modal kerja bisa dipercepat, sehingga tekanan defisit bisa berkurang dan kinerja kembali pulih.

Kalau kita proyeksikan ke FY 2025, arah perusahaan akan ditentukan oleh seberapa cepat pabrik & DC baru bisa menyumbang laba. Sy terpikirkan untuk mensimulasikan dua skenario, yaitu skenario optimis dan skenario pesimis.

Dalam skenario optimis, DC baru bisa fully operational pd Q1 2025 dan pabrik baru jg mulai terasa sehingga laba naik 8% vs 2024 atau meningkat Rp91 miliar menjadi Rp1.228 miliar. Namun masih ada kebutuhan modal kerja utk operasional DC & pabrik baru sehingga MKOB sy perkirakan bisa meningkat Rp400 miliar (lebih moderat karena DC efisien dan capex sebagian dr internal).

Memasuki tahun 2026, pada skenario optimis ini pabrik fase pertama mulai berkontribusi dan menyebabkan laba naik 12% vs 2025. Kenaikan Rp147 miliar tersebut menghasilkan laba FY 2026 ULTJ sebesar Rp1.375 miliar. MKOB jg turun signifikan sebanyak Rp600 miliar saat efisiensi & turnover kerja yg lebih baik. Hal ini berdampak pd surplus jumbo sebesar Rp747 miliar di akhir 2026.

Dengan skenario optimis ini, tambahan kapasitas dr pabrik baru bisa segera meningkatkan skala produksi, distribusi makin efisien, dan laba bisa naik signifikan sementara modal kerja hanya bertambah moderat. Hasilnya surplus kembali. Skenario ini menegaskan bahwa ekspansi kali ini lebih terukur.

Sementara itu dalam skenario pesimis, situasi makro global belum pulih. Stagflasi berkepanjangan, daya beli masyarakat lemah, dan margin tergerus. Tambahan fasilitas justru jd beban, membuat laba tidak bertumbuh sesuai harapan sementara MKOB harus naik besar. Kalau ini yg terjadi, defisit seperti 2022 bisa terulang.

Katakanlah permintaan domestik tetap lemah sehingga laba turun 8% vs 2024. Penurunan Rp91 miliar menyebabkan laba bersih hanya Rp1.046 miliar. MKOB melonjak luar biasa sebanyak Rp1.000 miliar karena inventory & piutang (penumpukan saat distribusi & stok awal pabrik baru. Hasilnya defisit jumbo Rp1.091 miliar.

Pada 2026 pun mengikuti jalur yg sama. Pemulihan masih lambat, laba naik hanya 2% vs 2025. Kenaikan Rp21 miliar menjadikan laba bersih FY 2026 Rp1.067 miliar. Sementara sebagian MKOB dirilis sedikit, melonggar sekitar Rp100 miliar. Hasilnya surplus operasional kecil, Rp121 miliar saja.

Dari public expose kita dapat mengetahui bahwa DC MM2100 sudah start akhir 2024/Q1 2025 dan ini tentunya butuh tambahan stok awal, OPEX IT/staff, dan integrasi distribusi yg sementara menaikkan modal kerja. Pabrik baru utk fase pertama jg baru mulai berproduksi Q3 2025, kemungkinan mayoritas benefit produksi & margin nyata baru terasa pd 2026.

Menurut sy simulasi ini cocok dgn pola investasi 1 tahun kemudian manfaatnya baru terasa 1–2 tahun setelahnya. Sesuai dengan pola pd periode-periode historisnya.

Skenario optimis berasumsi DC & pabrik baru dapat berkontribusi dgn cepat, ditambah pemulihan demand sehingga laba bersih bisa rebound. Sementara skenario pesimis mengasumsikan stagflasi berkepanjangan dan/atau penundaan operasional pabrik baru sehingga laba stagnan/menurun sekaligus MKOB naik.

Kalau dirangkum, siklus 2019–2024 sudah memberi pola yg cukup jelas. Tahun 2019 sebagai baseline ULTJ bisa dikatakan sehat, kemudian 2020 defisit krn pandemi, surplus 2021 saat pemulihan, kemudian 2022 defisit kembali namun krn ekspansi, lalu 2023 mampu surplus saat ekspansi mulai berbuah manis, lalu kembali defisit kecil krn stagflasi di 2024. Kini, menjelang FY 2025–2026, perusahaan sedang berdiri di persimpangan yg sama.

Hasil akhirnya akan sangat tergantung pada bagaimana manajemen mengeksekusi ekspansi di MM2100 tahap berikutnya. Jika berhasil, ULTJ bukan hanya bertahan sebagai emiten consumer goods yg stabil, tapi jg naik kelas dgn efisiensi pd skala yg lebih besar. Tetapi kalau gagal, cerita defisit bisa terulang kembali, dan investor harus menunggu lebih lama sebelum surplus kembali hadir.

Terakhir, kalau bicara valuasi, dari dua skenario sebelumnya kita bisa ambil data target laba bersih untuk 2026. Pada skenario optimis, laba bersih Rp1.375 miliar setara EPS Rp132,2. Sementara skenario pesimis laba hanya Rp1.067 miliar setara EPS Rp102,6.

Kemudian bila kita gunakan PER rata-rata 10 tahun ke belakang yg di angka 18x, maka harga wajar ULTJ untuk FY 2026 ada pd rentang Rp1.847-Rp2.380. Titik tengahnya di Rp2.114. Harga sekarang yg hanya Rp1.275 menandakan saat ini ULTJ sedang terdiskon 40%.

Mungkin pd saatnya nanti ULTJ akan mencapai tiang demi tiang, tapi pertanyaannya sekarang, apakah mau menunggu ULTJ berakit-rakit dahulu?

Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang kerabat dr $CAMP yg diperoleh dr berbagai sumber umum. Bukan info A1. Dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy