910

+5

(0.55%)

Today

1.24 M

Volume

841,366

Avg volume

Company Background

PT Astra Graphia Tbk (ASGR) (“Astragraphia”) adalah perusahaan publik yang didirikan pada tahun 1975 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1989. Sebagai pilar bisnis Astra di bidang teknologi informasi, Astragraphia fokus pada ruang lingkup bisnis Printing and Digital Services. Astragraphia memiliki Portofolio bisnis Document Solution dengan mitra eksklusif FUJIFILM Business Innovation, menghadirkan solusi end-to-end mulai dari kebutuhan cetak personal, perkantoran, Graphic Art hingga managed print services. Astragraphia memiliki entitas anak yaitu PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang melaya... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR LK Q1 2025: Anak $ASII yang Lebih Berguna dari $ACST

Request salah satu member user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau ASGR ini kita ibaratkan sebagai warung teknologi modern, maka dia bukan cuma jualan printer dan server doang, tapi juga sewa alatnya, kasih jasa perawatan, bantu kelola cloud, sampai bikin dokumen korporat skala massal. Canggih? Jelas. Tapi meskipun tampilannya seperti bisnis yang terstruktur dan elegan, laporan keuangan terbarunya di Q1 2025 justru ngasih gambaran kayak warung bakso Pak Toto yang penuh pelanggan tapi uangnya belum nyampe ke laci kasir. Semua kelihatan ramai, tapi dompetnya belum ikut rame. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pendapatan ASGR naik 18% YoY jadi Rp721 M. Ini lumayan. Tapi kalau dilihat lebih dalam, yang naik tajam adalah segmen IT Solution, tembus 103% pertumbuhan. Tapi margin kotor IT cuma 10%. Sementara tulang punggung tetap Document Solution, mesin printer sewa plus jasa cetak, yang kasih gross margin 34%, dan menyumbang mayoritas laba usaha. Artinya, mesin lama masih jadi sapi perah, sementara si anak muda IT Solution masih dalam fase bakar modal untuk tarik pasar. Office Services makin kempes, turun 20%, kayak bisnis sablonan kecil yang kalah sama printing digital.

Laba usaha tembus Rp47 M, naik 65%. Ini bagus, terutama karena mereka berhasil memangkas beban pegawai dan ongkos operasional. Tapi ada catatan penting yaitu sekitar Rp15,7 M laba bersih justru datang dari bunga deposito. Ini bukan laba operasional, tapi lebih ke hasil dari duit nganggur yang diparkir di deposito time deposit yang bunganya masih lumayan karena suku bunga tinggi. Kalau ini kayak Pak BudiDolDol bin Judd Old yang habis dapat warisan koperasi merah ijo dari Kamboja, trus bukannya diputar buat dagang sabung ghoib, malah ditaruh di deposito dan hidup dari bunga. Aman, tapi nggak sustainable.

Bagian yang bikin was was kita adalah cashflow-nya negatif. Arus kas dari aktivitas operasi (CFO) minus Rp30,6 M. Padahal laba bersih Rp47,1 M. Jadi ini kayak Pak Toto yang jualan bakso rame, semua pelanggan bilang, nanti transfer ya, Pak, tapi di akhir bulan dia tetap gak bisa bayar tukang daging karena uangnya belum masuk. Penyebab utamanya? Aset kontrak melonjak 70% ke Rp121 M. Jadi, proyek-proyek yang dikerjakan (terutama dari sesama grup Astra) sudah diakui sebagai pendapatan, tapi uangnya belum dibayar. Sementara liabilitas kontrak malah turun, artinya jumlah kewajiban yang belum diberikan layanan justru menyusut. Ini jelas bikin mismatch antara profit dan cash. Tambah lagi, pembayaran ke supplier Rp541 M dan payroll Rp184 M, ya jelas kasnya bocor. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita bedah model bisnisnya dari hulu ke hilir, ASGR ini dapet barang dari vendor luar negeri seperti printer, server, dan barang-barang ICT, dari Jepang dan AS, jelas ekspor-import. Artinya mereka kena risiko mata uang asing, terutama JPY dan USD. Sisi tengahnya, mereka kemas jadi layanan sewa printer, IT solution, dan jasa cetak. Sisi hilirnya, mereka jual ke klien korporat, dan hampir 45% dari omzetnya datang dari sesama Grup Astra. Ini seperti Pak Toto jualan bakso di komplek keluarga besar sendiri, omzetnya naik, tapi semua saudaranya ngomong, utang dulu ya.

Dan masalahnya bukan cuma revenue dari pihak berelasi, tapi juga piutang. Rp154 M piutang dari grup, dan 41% dari total piutang berasal dari pihak berelasi. Bahkan kontrak aset juga banyak dari grup, jadi proyek sama keluarga, ngaku untung duluan, tapi duitnya lama masuk. Persis koperasi merah ijo yang kasih pinjaman ke pengurusnya sendiri, laporannya untung, tapi kas kosong.

Tapi dari sisi kekuatan, neraca ASGR luar biasa kokoh. Kas dan setara kas Rp1,58 T, sementara utang jangka pendek total hanya Rp779 M. Utang berbunga? Nggak ada. Paling cuma liabilitas sewa Rp25 M. Jadi dari sisi likuiditas, mereka bisa hidup tenang 3-4 tahun ke depan walau cashflow operasional negatif. Tapi ini hanya bertahan kalau perusahaan tetap hemat dan nggak nekat ekspansi besar tanpa kas masuk. Jangan sampai seperti Pak BudiDolDol yang kehabisan bunga deposito lalu bingung bayar langganan sabung ghoibnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Risiko lain yang harus dicatat adalah kurs. Perubahan USD atau JPY 10% bisa menggoyang laba bersih Rp8-9 M. Mereka memang pasang kontrak lindung nilai 540 juta yen, tapi tetap saja margin tetap rentan kalau yen menguat. Gross margin-nya aja sudah turun 3% dalam setahun terakhir, padahal beban tenaga kerja sudah ditekan. Jadi daya tahan bisnis ini cukup oke, tapi nggak sekuat tembok kalau variabel eksternal seperti kurs dan bunga mulai goyah.

Sebagai investor, harapannya tentu agar manajemen bisa benahi sisi penagihan. Proyek boleh banyak, tapi harus bisa tarik duit cepat. ASGR harus belajar dari warung bakso Pak Toto, jangan terlalu baik sama pelanggan yang suka bilang, nanti-nanti bayarnya, karena meski omzet naik, uang di tangan tetap kering.

Harapan lainnya adalah uang kas Rp1,58 T bisa dimanfaatkan buat sesuatu yang produktif, entah ekspansi ke luar Grup Astra, buyback, atau dividen lebih besar. Kalau harapan ini terwujud, maka valuasi saham bisa rerating. Saat ini harga saham 905, itu setara hanya 0,46x dari kas per saham. Artinya, kalau manajemen bisa ubah kas nganggur jadi mesin laba baru, harga saham bisa naik drastis.

Tapi kalau harapannya gagal? Kalau penagihan tetap lambat, kontrak tetap di keluarga sendiri, dan kas cuma nganggur tanpa diputar? Maka laporan laba akan tetap bagus di permukaan, tapi tidak pernah benar-benar realized di kas. Dan ketika bunga deposito turun atau grup mulai retrench proyek internal, ASGR bisa mendadak terlihat keropos. Seperti warung bakso Pak Toto yang tampak ramai dari luar tapi tidak punya uang belanja bahan baku minggu depan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi ASGR ini memiliki bisnis yang sehat secara struktur, tapi kualitas labanya masih belum cash-based. Laporan keuangan bagus di kertas, tapi belum sepenuhnya hidup di kenyataan. Investor harus tetap hati-hati, bukan cuma lihat profit, tapi cek juga, apakah uangnya masuk gak? Karena dalam bisnis, yang dibelanjain itu bukan profit, tapi cash. Dan selama cash belum menyusul profit, ya sama saja kayak sabung ghoib Pak BudiDolDol yang cuma rame narasinya, tapi kenyataan bisa beda cerita.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

baru nemu faktahi dup, grup astra selalu rutin bagi dividen bulan october
$ASII $UNTR $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR company bagus, efisien, bahkan kas melebihi market caps tapi krn gk liquid dan DIANGGAP lesu growthnya maka dicuekkin market.. Peluang..?

$AADI $HEXA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR
cek ombak

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR mantap

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR Deviden diterima

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Astra Group
payment date $ASGR, lanjut $UNTR & $AUTO, ASII belakangan. 🤔 bagaimana pergerakan harganya setelah payment ?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Menunda kesenangan


Semenjak mengenal investasi dan pasar modal (tahun2 terakhir kuliah 2018) penulis membuat target yg harus diraih. “20 tahun harus punya pilihan untuk pensiun dini”. Menikmati masa tua bersama keluarga, santai dan menikmati hidup. Mungkin kalau bahasa sekarang FIRE (Financial Independent, Retire Early).

Penulis sendiri suka membayangkan nanti kalau sudah pensiun, tinggal di Salatiga atau Boyolali (karena Semarang kota kelahiran penulis sudah panas & sumpek), sambil berkebun kecil2an menikmati hidup bersama keluarga.

Sejak itu, penulis benar2 mengetatkan ikat pinggang, jarang penulis menyenangkan diri sendiri. Banyak hal yang penulis inginkan di masa muda tidak penulis dapatkan (walau sebenarnya bisa) karena sayang uangnya, ada sesuatu yang harus dicapai tadi.

Apakah penulis menyesal karena itu? Jelas tidak, lagipula hal2 yg diinginkan itu hanya untuk mengenyangkan gengsi. Supaya dipandang “wah”, “keren”, “hebat” oleh orang2. Setelah bosan, mereka akan kembali biasa saja. Gengsi tersebut harus diberi makan lagi agar kita kembali dipandang hebat oleh orang lain. Jadi gengsi tadi seperti lingkaran setan yang tiada ujungnya.

Membuat target jangka panjang itu bagus. Supaya ketika kita salah langkah, target tersebut dapat ikut serta mengingatkan, “itu ada lho hal yg harus kamu raih, jangan meleng!” Begitu kira2.

Menunda kesenangan sekarang untuk kebahagiaan di usia senja. Kalau nanti mati sebelum bisa menikmati gimana? Ya gapapa, setidaknya sudah ada legacy untuk keluarga. Biar mereka yg menikmati. Walau sampai sekarang anak & istri belum ada, setidaknya penulis sudah siapkan untuk mereka dari sekarang.

Tag jagoan
$ITMG $ADMR $ASGR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@IPOhunter2 malah anak2nya $ASII jg lg diskon om 🤣

$UNTR $ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@saputrahendry dari pemerintah cuti bersama mungkin di harapkan mendorong masyarakat Extra konsumsi dan belanja sehingga perekonomian naik

Tapi dari sisi misal pemilik usaha /pabrik ya pusing juga kalau dikit2 cuti bersama /hari kejepit.. Produktifitas jelas terganggu dan tidak mencapai target

$UNTR $ASGR $AUTO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BUMI $ASGR $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Arah Digitalisasi $ASGR

https://cutt.ly/mrcXJJD9

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BAYU besok cum ke 1465 dlu, pas exdate 1365. Terus geraknya akan seperti $ASGR mantab lah pokoknya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR
halt yg membahagiakan.. hatur nuhun

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kenapa investasi di holding company (seperti $ASII) harganya lebih stagnan dibandingkan anak usahanya, $UNTR, $ASGR dll


Harga saham holding company seperti Astra International (ASII) cenderung lebih stagnan dibandingkan anak-anak usahanya seperti UNTR (United Tractors) atau ASGR (Astra Graphia) karena beberapa alasan utama berikut:

1. Diskon Holding (Holding Discount)

Holding company biasanya diperdagangkan dengan diskon terhadap nilai aset bersih (NAV) anak-anak usahanya. Artinya, meskipun anak usaha bertumbuh dan valuasinya naik, saham holding belum tentu ikut naik secara proporsional. Ini disebabkan oleh:

Kompleksitas struktur kepemilikan
Kekhawatiran pasar soal efisiensi alokasi modal oleh holding

2. Diversifikasi Mengurangi Sensitivitas

ASII memiliki portofolio usaha yang sangat beragam: otomotif, alat berat, agribisnis, keuangan, properti, dll. Ketika satu sektor naik (misalnya UNTR dari sektor alat berat), sektor lain (misalnya otomotif atau agribisnis) mungkin stagnan atau turun, sehingga performa agregatnya cenderung moderat.

3. Kurangnya Katalis Spesifik

Saham anak usaha seperti UNTR seringkali memiliki katalis spesifik (misalnya harga batu bara, proyek infrastruktur, ekspansi bisnis) yang bisa langsung memicu kenaikan harga saham. Sebaliknya, ASII sebagai holding tidak memiliki katalis tunggal yang dominan, sehingga respons pasar bisa lebih lambat.

4. Investor Lebih Suka Eksposur Langsung

Banyak investor lebih memilih eksposur langsung ke anak usaha dengan potensi pertumbuhan dan dividen yang lebih tinggi (seperti UNTR) dibanding investasi melalui ASII yang “membungkus” banyak bisnis sekaligus.

5. Kurangnya Buyback atau Aksi Korporasi Signifikan

ASII cenderung tidak terlalu agresif dalam aksi korporasi seperti buyback saham atau spin-off, yang biasanya bisa membantu meningkatkan valuasi pasar holding.

*begitu kata chatgpt...

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Membandingkan listingan grup Astra $ASII $AUTO $ASGR UNTR dan AALI
Mana yang menarik di invest tahun 2025 based on kinerja Q1 25 dan masa lalu.

https://cutt.ly/Jrcf1VY4

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR sabar itu melelahkan, tapi hasilnya cukup baik, semoga bisa terus naik sampai Ara, meskipun pelan²

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Fix, dividen trap $ASGR gaga total!
Beli di 880 pas cumdate, dapat dividen 50 + capital gain pas jual di 915.

Otw trapnya $ULTJ dan $PRDA yg sepertinya akan mengikuti kegagalan ASGR wkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ini investor lebih pada pilih buy $AUTO dan $ASGR ya daripada nambah $ASII 😔

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dividen trap $PRDA hampir pasti gagal, karena harga sudah hampir nembus 2650 mendekati closing cumdate di 2660, tapi buybacknya sukses. Dividen trap $ASGR juga gagal karena harga smpt tembus 885. Dividen trap $ULTJ gagal. Buybacknya juga gagal, barang buybacknya direbut sama pak Sabana. Apes memang nyangkut di emiten yg gagal segalanya ini 🫣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Hype Emiten. Senin, 19 Mei 2025
Kata kunci: ASII, Equinix, Data Center, Infrastruktur Digital, JK1, Cloud Services

Astra (ASII) & Equinix Luncurkan JK1: Game Changer Baru Industri Digital Indonesia?

Ringkasan:
PT Astra International Tbk (ASII) menapakkan kaki di industri infrastruktur digital lewat kolaborasi strategis dengan Equinix Inc., perusahaan data center global asal Amerika Serikat. Melalui perusahaan patungan yang dibentuk sejak 2023, keduanya meresmikan fasilitas data center perdana mereka di Jakarta, bernama JK1 sebagai langkah awal menghadirkan konektivitas digital kelas dunia di Indonesia.




Langkah Strategis di Tengah Gelombang Digitalisasi
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menjadi magnet ekspansi bagi pelaku industri teknologi global. Dengan target digitalisasi 30 juta UMKM serta lonjakan permintaan layanan cloud, kebutuhan terhadap data center yang andal dan scalable meningkat tajam.

Menangkap peluang itu, Equinix menggandeng Astra membentuk perusahaan patungan bernama Equinix Indonesia, dengan komposisi kepemilikan 75% Equinix dan 25% Astra. Kemitraan ini mengombinasikan kekuatan Equinix dalam pengelolaan lebih dari 260 pusat data di 35 negara dengan jaringan luas dan pemahaman pasar lokal yang dimiliki Astra.

“Dengan keahlian global Equinix dan pengalaman lokal Astra, kami percaya JK1 akan menjadi fondasi transformasi digital Indonesia,” ujar Santosa, Direktur Astra International.




Detail Teknis JK1: Fasilitas Digital Berstandar Dunia
JK1 atau Jakarta 1 adalah fasilitas International Business Exchange (IBX®) pertama milik Equinix di Indonesia. Berlokasi strategis di kawasan bisnis Kuningan, Jakarta, JK1 berdiri di gedung delapan lantai dengan kapasitas awal 550 rak server, yang akan diperluas hingga 1.600 rak dalam beberapa tahap ke depan.

Total luas ruang kolokasi: ±5.300 m² (pada fase penuh).

Investasi total: USD74 juta

Tahap awal investasi: USD38 juta

Cloud ecosystem: Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, Google Cloud, Alibaba Cloud, Oracle, Huawei, dan lainnya.

Fitur unggulan: konektivitas global ke seluruh jaringan Equinix dan layanan Global Network Services (GNS).


Equinix mengklaim bahwa fasilitas JK1 sudah didesain untuk menjadi “pintu gerbang digital” yang menghubungkan pelaku usaha Indonesia ke lebih dari 50 layanan cloud global dan lokal, menjadikannya sebagai digital hub strategis di Asia Tenggara.




Astra Masuk Data Center: Diversifikasi dengan Visi Jangka Panjang
Langkah Astra terjun ke sektor data center menjadi sinyal kuat dari pergeseran portofolio bisnis konglomerat ini. Selama ini dikenal dominan di sektor otomotif, agribisnis, jasa keuangan, dan alat berat, ekspansi ke infrastruktur digital menunjukkan komitmen Astra menjawab tuntutan zaman.

Apalagi, dengan profil keuangan solid dan jaringan bisnis kuat di seluruh Indonesia, Astra dinilai punya kemampuan logistik dan dukungan operasional yang dibutuhkan untuk mempercepat penetrasi data center ke berbagai wilayah di tanah air.

Kolaborasi dengan Equinix juga membuka peluang strategis lainnya—seperti integrasi layanan cloud dengan bisnis otomotif (kendaraan terhubung), jasa keuangan (digital banking), serta otomasi industri melalui Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI).




Proyeksi & Ekspansi Selanjutnya: Menuju JK2 hingga JK8?
Presiden Direktur Equinix Indonesia, Haris Izmee, menyatakan bahwa peluncuran JK1 bukanlah titik akhir, melainkan awal dari ekspansi jangka panjang. Jika melihat rekam jejak ekspansi Equinix di Jepang (Tokyo 1 hingga Tokyo 15), bukan tidak mungkin Jakarta akan melihat lahirnya JK2 hingga JK8 dalam beberapa tahun ke depan.

“Ekspansi kami bergantung pada kebutuhan konsumen. Di negara lain kami tumbuh mengikuti permintaan pasar. Di Indonesia pun, kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan enterprise dan industri,” jelas Haris.

Namun, ia mengakui bahwa proses pembangunan data center di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, seperti waktu konstruksi, ketersediaan vendor, dan pencarian lahan. Meski demikian, pemerintah disebut telah aktif mendukung percepatan transformasi digital nasional, yang diharapkan mampu melancarkan proses ekspansi ke depannya.




Sektor yang Menjadi Target Utama: Siapa Pengguna JK1?
Equinix menyebut bahwa seluruh industri berpotensi menjadi pengguna layanan data center JK1. Namun, beberapa sektor diprediksi akan menjadi klien utama, di antaranya:

Perbankan & asuransi: kebutuhan akan sistem keamanan data, disaster recovery, dan real-time analytics.

E-commerce: kebutuhan akan uptime tinggi dan manajemen trafik digital.

Transportasi & travel: integrasi digital dan big data untuk efisiensi operasional.

Fintech & pembayaran digital: permintaan latency rendah dan ketersediaan tinggi.

UMKM digital: platform cloud untuk bisnis skala kecil hingga menengah.


Menurut Dion Montasser, Direktur Sales Equinix Indonesia, tantangan bukan pada infrastruktur lagi, melainkan pada kapabilitas Indonesia dalam menangkap peluang regional dan global.

“Indonesia punya potensi jadi basis digital Asia Tenggara, asal kita bisa menciptakan solusi lokal untuk kebutuhan global. Equinix akan menjadi penghubungnya,” kata Dion.




Kesimpulan: Apakah ASII Akan Menjadi Raja Digital Berikutnya?
Kolaborasi ASII dengan Equinix menghadirkan narasi baru dalam peta persaingan digital Indonesia. Bukan hanya soal diversifikasi bisnis, tapi juga tentang positioning jangka panjang Astra dalam ekonomi digital Asia.

Langkah ini bisa menjadi transformasi strategis, terutama jika Astra mampu memperluas sinergi JK1 ke seluruh portofolio bisnisnya, termasuk otomotif, asuransi, dan logistik.




Menurut kamu, apakah Astra bisa bersaing dengan Telkom, Indosat, dan pemain digital lain lewat data center ini? Atau justru ASII sedang membangun fondasi untuk dominasi digital di masa depan?

Tulis pandanganmu di kolom komentar!

$ASII $ASGR $AUTO

Read more...

Nunggu $BSDE dan $ASGR hijau, trs lepas dan avg down $TPMA. Prioritas avg down yg minus diatas 5%, GOTO gak perlu diperdulikan karena belum bagi dividen (sekedar pegang GOTO sedikit karena yakin suatu saat akan naik kl udah bisa cetak laba).

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apes bgt kena dividen trap saham $ULTJ $PRDA sama $ASGR

Nyangkut dah nyangkuutttttt

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"$AGRS $ASGR $AYAM
Kamis, 15 Mei 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Beli = -(MauLossRp)/[(SL - E) * 100]"

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ijin menambahkan koh...
$AUTO $TAPG $ASGR
btw, mohon review nya saham INCI koh...
thx

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR sudah mulai naik lagi semenjak ExDate. Jangan takut dividen trap, asalkan membeli di harga terbaik. apalagi saham undervalued.

$ASGR

Longrun play atau Longsleep play

Q1 2025 > Q1 2016 saat harga Rp 2000an, apakah 2016 yang kemahalan atao 2025 yang kemurahan? saya belum tau karena saya belum pernah buka LK 2016.

Saham jalan, apakah naik atau turun, secara fundamental butuh 1 atau semuanya dari 3 hal,
- LK ciamik atau jelek,
- ada aksi korporasi / coorporate action (CA),
- ada money flow (MF)
dari 3 ini yang paling besar pengaruhnya adalah money flow, lihat saja $AMMN laba bonyok tapi money flow (MF) kencang, alhasil saham sudah naik 50%, $BNLI dulu ada berita akuisisi naik kaya balon helium (CA). Nah LK memang short term maybe bisa dorong dengan probabilitas 60%, paling kecil dan temporer, yang paling kuat itu MF dan CA, bayangkan saja 2020 semua yang digital jadi hot commodities toh?

Saya pribadi, tidak terlalu. paham MF ato CA, kalo CA Pak @athira lebih paham, saya cuma mengerti 10 dari 1000 tentang LK, so yang saya paham sedikit di ASGR adalah cash berlimpah hutang kecil CFO so far positif, dan mau (entah) merubah atau menambah sesuatu di jenis usaha yang dijalankan di RUPS mendatang, something? dunno. Atau bisa usulkan buat SS sebesar 1:5, supaya sahamnya agak likuid, jadi enak digoreng kriuk crispy.

Lalu ASGR bagaimana arah pergerakannya? Kalo TA silakan tanyakan di komunitas Pak @yudichen. Kalau tanya saya, saya bilang ya tergantung bandar. ahahhaha

DYOH

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASGR secara fundamental cukup memuaskan bisa di hold dalam waktu 7 tahun nih.

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy