Price To Free Cash Flow Dari Peter Lynch
Beberapa waktu lalu, saya ditanya oleh beberapa orang mengenai model PFCF Ratio dari Peter Lynch setelah mereka membaca sebuah website/postingan dari salah satu influencer di stockbit.
Orang-orang yang tanya saya mengenai ini tentunya SUDAH membaca kedua buku Peter Lynch (One Up On Wall Street dan Beating The Street) sehingga mereka menjadi keliru dengan statement influencer tersebut (Yang membuat saya yakin bahawa influencer tersebut malah tidak selesai (atau tidak pernah) membaca buku Peter Lynch, dan cuman comot sanan sini sehingga dia tidak memahami apa yang dia nulis.. seperti halnya Blue Ocean Strategy, yang jelas2 dia tidak memahami).
Saya copy langsung statement influencer tersebut: “Saham dengan harga 200 rupiah/saham dan cash flow 20 rupiah/saham akan menghasilkan nilai rasio 10:1 yang mana ini bisa disebut Undervalued. Perusahaan dengan rasio 20:1 adalah fair price. Dan jika anda menemukan saham dengan harga 20 rupiah/saham dan cash flow 10 rupiah/saham maka belilah sebanyak mungkin saham yang bisa ditemukan.” (Bisa cek disini: https://bit.ly/2KmYXeR dan photo screenshot yang saya attached)
Yang benar aja? Did you even read any of Peter Lynch’s book? Tolong deh jangan sembarangan suka-suka comot sana sini tanpa mengerti (atau baca) sehingga omongan anda semua salah. Kesian follower anda malah pelajari hal/ilmu yang salah.
Statement itu tentunya salah banget. Jadi apa yang Peter Lynch bilang?
Lynch bilang: “For instance, a $20 stock with $2 per share in annual cash flow has a 10-to-1 ratio, which is standard…..And if you find a $20 stock with a SUSTAINABLE $ 10-per-share cash flow, mortgage your house and buy all the shares you can find. There’s no point getting bogged down in these calculations.”
Artinya: ”Perusahaan dengan harga saham $20 dan cash flow $2 per saham mempunyai ratio 10:1, YANG MERUPAKAN STANDAR… Dan jika Anda menemukan saham $20 dengan cash flow $10 per saham (cash flow yang sustainable/yang perusahaan tersebut bisa menghasilkan dengan konsisten), gadai rumah Anda dan beli semua saham yang dapat anda temukan. Tidak ada gunanya terjebak dalam perhitungan ini.”
1) Jadi, sudah jelas Lynch tidak bilang bahawa perusahaan dengan nilai/ratio 10:1 adalah Undervalued. Dia bilang 10:1 adalah STANDAR.
2) Bila dia bilang bahwa kita harus gadaikan rumah dan membeli semua saham perusahaan dengan price/cash flow ratio $20:$10.. perhatikan dia bilang “SUSTAINABLE” – cash flow yang perusahaan tersebut bisa menghasilkan dengan konsisten dari revenue mereka.
3) Perhatikan dia bilang “There’s no point getting bogged down in these calculations” – artinya “Tidak ada gunanya terjebak dalam perhitungan ini”. Kenapa dia bilang ini? Kalau anda benar2 baca bukunya, dia menjelaskan kepada kita bahwa asumsi pukul sama rata ratio seperti itu berbahaya. Ada banyak factor yang harus anda perhatikan untuk mengunakan rumus/metode valuasi PFCF.
4) Kalau anda mau pukul rata menggunakan ratio tersebut seperti article influencer tersebut, artinya MYRX yang punya P/FCF 8.09 undervalued dong? BHIT yang punya P/FCF 1.59 atau DUCK yang punya P/FCF 1.17 juga undervalued dong?(seperti kata influencer tersebut)
5) Tolong catet bahwa Lynch tidak menggunakan PFCF untuk mencari valuasi (or intrinsic value) sebuah perusahan, but he used it as part of his analysis to see if the company is financially healthy and etc, if they are undervalued compared to the industry average and to their competitors.
6) Dan jelas banget Lynch juga TIDAK bilang: “Saham dengan harga 200 rupiah/saham dan cash flow 20 rupiah/saham akan menghasilkan nilai rasio 10:1 yang mana ini bisa disebut Undervalued. Perusahaan dengan rasio 20:1 adalah fair price.”
7) Pelajaran apa yang kita bisa dapatkan disini? Pastikan anda benar2 baca bukunya sampai selesai dan ngertiin isinya. Jangan asal comot comot tanpa anda mengerti, akhirnya sesat dan membahayakan. Masalah Blue Ocean Strategy sudah jelas2 dia comot tanpa ngerti, sekarang terbukti ilmu Lynch juga di comot tanpa ngerti.
Teman-teman yang sering chat sama saya pasti tau saya adalah seorang fans nya Peter Lynch and my investing style is really influenced by Lynch. So let me try to explain some stuffs.
Peter Lynch dan beberapa investor hebat yang lain seperti Philip Carret menjelaskan bahwa kita harus menganalisis free cash flow (FCF) dan total cash. Kenapa? Karena cash jauh lebih sulit untuk dimanipulasi daripada pendapatan, sehingga menjadi cara analisa yang jauh lebih baik untuk mengevaluasi fundamental sebuah perusahaan.
Perusahaan mana aj bisa memanipulasi FS mereka dan menyembunyikan hutang (dll) dan membuat pendapatan tampak jauh lebih baik daripada yang sebenarnya (Bisa baca buku Financial Shenanigas oleh Howard M. Schilit) tetapi total cash jauh lebih transparan… total cash bisa membuktikan kalau pendapatan itu benar2 ada atau cuma nipu2.
Beberapa teman chatting di telegram juga pasti tau, bagaimana saya selalu focus FCF sebuah perusahaan. Ini karena Free Cash Flow (FCF) bahkan lebih sulit untuk dimanipulasi. FCF bisa digunakan untuk beberapa cara analisa and imho, must be used by all value/growth investors.
Opa Peter Lynch bilang: “Free cash flow is what’s left over after the normal capital spending is taken out.”
Apa itu FREE CASH FLOW (FCF) dan kenapa ia penting banget untuk seorang value/growth investor?
Menghasilkan cash yang banyak adalah apa yang harus diperjuangkan oleh setiap perusahaan. Perusahaan dengan cash yang banyak bisa continue growing dengan menginvestasikan kembali modal ke dalam bisnis mereka tanpa hutang, membayar dan meningkatkan dividen, dan melakukan shares buyback (untuk meningkatkan EPS). Cash Flow adalah jumlah cash yang masuk dikurangi jumlah cash yang keluar.
Free Cash Flow (FCF) adalah bagian dari cash flow dan merupakan jumlah cash yang tersisa setelah biz expenses dan capex telah dibayar, mangkanya dikenal dengan istilah "free", “gratis”.
FCF adalah jumlah cash yang bisa digunakan management untuk benar-benar menciptakan value bagi perusahaan dan pemegang saham.
Let’s use $ADES as an example. (Saya pakai data-data dari stockbit saja ya)
ADES’s 2019 FCF = OCF (Operating Cash Flow) – CAPEX (Capital Expenditure)
OCF 2019: 184 Milyar
Capex 2019: 9 M
FCF = 184M – 9M = 175M
Beberapa Cara Saya Menggunakan FCF Untuk Menganalisa Sebuah Perusahaan
P/FCF – Price/Free Cash Flow: Ini adalah ilmu dari idola saya Peter Lynch. Peter Lynch mengajari kita untuk mengunakan P/FCF untuk analisa keuangan dan profibilitas sebuah perusahaan. Dia juga mengajari kita untuk mengunakan metric/ratio ini untuk membandingkan dengan perusahaan2 kompetitor, industry average, dan market index average. Yang jelas, dia tidak menggunakan ini untuk menghitung valuasi (Intrinsic Value) sebuah perusahaan.
-
Free Cash Flow / Sales - Ini adalah sebuah metrics yang memberi tahu kita berapa persentase dari sales yang menjadi FCF. Sambil kita perhatikan growth dan yield, ratio FCF/Sales berguna untuk menunjukkan profitabilitas sebuah perusahaan.
ADES 2019 FCF/SALES: ( 175M / 834M) x 100 = 20.9%
Bagaimana saya menggunakan persentase ini? Saya akan compare dengan competitor2 nya dan industry average. Saya juga menggunakan persentase ini untuk membandingkan dengan persentase 2018, 2017 dll untuk Analisa growth/profitabilitas ADES.
-
Free Cash Flow Yield (FCF YIELD) - Ratio ini membantu saya untuk valuasi saham perusahaan tersebut dan membandingkannya dengan yield dari investasi lain. Ia membantu saya untuk tahu jika sebuah perusahaan sedang divaluasi dengan harga yang undervalued (dan seberapa undervalued) dibandingkan dengan competitor/perusahaan lain DAN investasi lain, seperti obligasi/deposito dll.
Cara mendapatkan FCF Yield ttm = (Free Cash Flow ttm / Enterprise Value (Marcap + Total Debt - Total Cash)) * 100
FCF YIELD ttm ADES = (212m / (988 + 5 - 273)) x 100 = 29.4%
FCF YIELD 29.4% adalah sesuatu yang layak dipertimbangkan. Biasanya sebuah perusahaan dengan FCF YIELD di atas 12.5% adalah sesuatu yang saya perhatikan terutama ketika ID 10Y T-BOND sekarang berada di kisaran 6.5% dan investasi lain seperti Obligasi AAA sekarang berada di sekitaran 10%.
-
Enterprise Value (EV) / Free Cash Flow (FCF) – Saya secara pribadi lebih suka menggunakan ratio ini daripada cuman menggunakan PE ratio atau EV/EBITDA. Kenapa? Kalau anda mengerti apa yang sy jelasin di atas, imho FCF lebih reliable daripada earnings yang bisa dimanipulasikan.
EV/FCF ADES ttm = (988 + 5 - 273) / 212 = 3.39
Berdasarkan pengalaman pribadi dan bacaan2 saya.. biasanya perusahaan dibawah EV/FCF 15 (atau industry PE average dan IHSG PE average, whichever is higher) bisa dianggap undervalued (keyword: biasanya, tapi anda harus membandingkan dengan competitor dan industry) . Jika anda ketemu sebuah perusahaan dengan EV / FCF di bawah 10, you may have found a potential hidden gem :blush: (Tapi tolong dicatet, sy tidak analisa sebuah perusahaan dengan metode ini saja, masih banyak pertimbangan/factor lain. Investing is an art :wink:). Fun fact: Kalau kamu benar2 riset dan pelajari, Opa Warren Buffett banyak initiate entry/berinvestasi di perusahaan yang diperdagangkan pada level ratio ini.
-
Seperti semua rasio dan cara valuasi/metode, apa yang saya sharing di atas tidak bisa menceritakan keseluruhan cerita/fundamental sebuah perusahaan. Pastikan untuk menggunakan metode/rasio lain untuk menilai sebuah perusahaan.
Tetapi saya bisa pastikan, kalau anda tau menggunakan metode FCF yang saya sharing di atas dengan benar, ia dapat memberi anda beberapa petunjuk penting tentang bagaimana kinerja sebuah perusahaan dan bagaimana mr market/pasar menilai sahamnya secara keseluruhan.
Hal paling penting yang harus saya tekankan adalah anda harus benar2 mengerti perusahaanya dan business/industry perusahaan tersebut sebelum anda mencoba valuasi perusahaan tersebut. Banyak orang yang bikin kesalahan menggunakan template valuasi/ratio tanpa mengerti business tersebut.
Bear in mind, there is NO one-size-fits-all valuation method/metric/ratio in investing. Make sure you understand the FULL CONTEXT of a method, book, knowledge from the investing legends.. jangan asal comot sana sini tanpa anda mengerti context nya.
Apa lagi kalau anda seorang influencer yang menjual membership/ebook dan menjadi remissier... sudah menjadi kewajiban moralitas untuk pastikan you know what you are talking about and sharing to your members. Mau cuan dari members ya gpp, tapi do it right lah please.
Dan teman2... tolong baca ini: https://bit.ly/33IbOyj supaya anda tidak dibodoh2i oleh orang2 yang punya hidden agenda (read: mau uang anda).
Saya akhiri article ini dengan quote dari idola saya, Phillip Fisher: “I think a WEAKNESS of many people's approach to investment is that they try to be jacks of all trades and MASTERS OF NONE.”
$UNVR $PBID $ULTJ $ICBP