#20 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) -> Liabilitas -> Pendapatan Diterima di Muka
Pendapatan Diterima di Muka sering kali tampil di laporan keuangan dengan sebutan Uang Muka Pelanggan.
Artinya, uang dari pelanggan sudah perusahaan terima duluan, tapi pelanggan belum menerima barang atau jasa dari perusahaan yang setara dengan keseluruhan nilai uang tersebut.
Jadi, akun ini adalah utang (liabilitas) dalam bentuk produk yang belum sepenuhnya diserahkan.
Bukan utang yang harus dibayar dengan uang.
.............................................................
Mekanismenya mirip dengan Liabilitas Kontrak yang sudah saya paparkan di postingan berikut
https://stockbit.com/post/16776731
Namun bedanya, Liabilitas Kontrak mengacu pada "kontrak" pekerjaan, yang biasanya melibatkan dana yang besar dan jangka waktu pekerjaan yang panjang.
Sehingga, uang yang sudah diterima duluan dari customer bisa dipakai perusahaan untuk mengerjakan kontrak sampai selesai.
Jadi secara akuntansi, liabilitas kontrak ini termasuk 'pembiayaan signifikan', yang mana harus dihitung unsur beban bunganya.
Karena kalau perusahaan meminjam uang ke bank untuk penyelesaian proyek, tidak mengandalkan uang dari customer, tentu ada hitungan bunganya.
Akan tetapi, beban bunga itu nantinya diasumsikan akan dibayarkan ke customer dalam bentuk proyek yang sudah jadi sesuai kontrak.
Beban bunga yang timbul akan tercover masuk ke pencatatan Pendapatan saat serah terima proyek.
..........................................................
Nah, Pendapatan Diterima di Muka ini lebih sederhana, karena biasanya berupa barang atau jasa yang cepat direalisasikan dalam jangka pendek, dengan nilai per unit produk yang tidak signifikan.
Maka dari itu, Pendapatan Diterima di Muka dicatat dalam kelompok Liabilitas Jangka Pendek. Sedangkan Liabilitas Kontrak dicatat dalam kelompok Liabilitas Jangka Panjang.
Pelanggan yang membayar uang lebih dulu itu tujuannya agar perusahaan memperoleh "komitmen".
Padahal barang dan jasanya sebenarnya sudah ada, atau bisa diadakan oleh perusahaan tanpa harus memakai uang muka tersebut.
Sehingga tidak ada unsur beban bunga yang harus dicatat dari akun ini.
Beda dengan Liabilitas Kontrak yang produknya belum ada, dan perlu memakai uang muka dari customer untuk membiayai proyek sampai selesai.
..........................................................
Contoh pendapatan diterima di muka misalnya :
A menerima uang muka dari B untuk sewa kios di pasar milik A untuk masa pakai setahun ke depan.
Ini artinya kios pasar milik A ini sudah tersedia untuk bisa dipakai oleh B. A tidak memakai uang dari B untuk bangun pasar dan kios tersebut.
Namun karena B sudah bayar untuk setahun ke depan, maka masih ada hak pakai B yang belum sepenuhnya direalisasi, tapi uangnya sudah masuk di A.
Jadi, A tidak bisa mencatat semua sebagai Pendapatan, melainkan harus dicatat sebagai kewajiban (liabilitas).
Contoh lain, A menerima uang muka dari B untuk pembelian barang.
A sebenarnya bisa saja mengadakan barang tersebut tanpa memanfaatkan uang dari B. Tapi uang muka dari B adalah 'komitmen', sehingga A harus mendahulukan pengadaan barang tersebut untuk B dibandingkan customer lain yang belum memberi uang muka.
.................................................
Jadi sama seperti Liabilitas Kontrak, maka akun Pendapatan Diterima di Muka ini bisa jadi indikasi besaran pendapatan yang akan dicatat oleh perusahaan di masa mendatang. Ujungnya bakal berkontribusi ke laba bersih.
Arus kas (uang) juga sudah masuk ke perusahaan.
Walaupun dikelompokkan sebagai 'utang', tapi akun ini rendah risiko, selama perusahaan bisa memberikan barang dan jasa sesuai komitmen.
Jurnal penerimaan uang muka :
(Debit) Kas -> masuk arus kas
(Kredit) Pendapatan Diterima di Muka
Jurnal ketika barang atau jasa sudah diberikan :
(Debit) Pendapatan Diterima di Muka
(Kredit) Pendapatan -> masuk laba/rugi
Akun ini sebenarnya hanya mengumpulkan saldo 'keuntungan yang tertunda'.
.................................................
Meningkatnya saldo akun ini bisa menjadi pertanda baik kalau perusahaan dipercaya oleh konsumennya.
Produknya punya daya saing, sehingga konsumen pun rela untuk duluan bayar sebagai komitmen, walaupun mungkin tidak dengan nilai 100%.
Tapi setidaknya perusahaan bisa mengurangi risiko piutang konsumen yang tidak tertagih. Barang dikirim, uang tak dapat.
Risiko tetap ada, kalau misalnya kewajiban pemberian barang dan jasa tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh perusahaan.
Atau kalau konsumen minta batal.
Konsumen bakal minta refund, artinya perusahaan harus keluar kas dan batal mencatat pendapatan.
..................................................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya
#19 : Liabilitas Kontrak
https://stockbit.com/post/16702751
#18 : Utang Pajak
https://stockbit.com/post/16729132
#17 : Biaya yang Masih Harus Dibayar
https://stockbit.com/post/16776731
Tag emiten yang jadi contoh lampiran
$CTRA $DRMA $ABMM
1/6