


Volume
Avg volume
PT Pakuwon Jati Tbk merupakan perusahaan properti pertama yang mencatatkan sahamnya di bursa. Perusahaan yang mempunyai usaha pengembangan dan pembangunan superblok, retail, kantor, kondominium, dan hotel yang terintegrasi ini mempunyai pusat kegiatan di Jakarta. Selain itu perusahaan juga mengelola pusat perbelanjaan besar di Jakarta seperti Gandaria City Superblock, Tunjungan City Superblock, dan Superblok Kota Kasablanka.
$PWON saat ini ada kisaran area Support terdekat di 364-368 yaa, selama PWON ini kedepannya ga breakdown kebawah area support itu, potensial ini PWON Kedepannya akan bisa rebound n balik naik lagi menuju Targetnya yang ada dikisaran angka 390-400.
$CTRA $BSDE
$INDY
Buy 1850-1880
TP1 1950-1960 (RRR 1:1.8)
TP2 1970-1980 (RRR 1:2.1)
Stop Loss if Close : <1800
yang menarik lainnya untuk hari ini $MDKA $PWON
Komen dibawah untuk bocoran.

$PWON aku tunggu di 360 dan 350 ndar 🙏
$SIDO mesin cetak uang ini, tinggal nunggu dividend berikutnya buat beli business class SQ Dubai ke Tokyo 😁
$ACES ini juga mesin cetak uang saya tapi lagi mogok aja 😂
Update porto hari ini, masih rungkad tapi ngga masalah karena tiap tahun cetak uang secara otomatis 😊

Saham FundaMENTAL yang Masih Nyungsep 4 Desember 2025
Skrining di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Banyak saham fundamental yang saat ini sedang nyungsep. Padahal kalau dilihat pakai angka, yang turun itu bukan cuma emiten ecek ecek tapi juga mesin laba yang sudah bertahun-tahun cetak kas. PBV banyak yang ke bawah 1 kali buku, PER nyelonong jauh di bawah rata-rata historis 10 tahun, sementara free cash flow dan dividen masih ngalir manis. Di saat mayoritas investor panik lihat grafik merah, justru orang yang mau repot baca laporan keuangan dan screener bisa nemu saham bagus yang lagi dijual diskon. Pertanyaannya sederhana, investor mau ikut arus takut, atau mau beli bisnis bagus yang lagi didiskon? Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau bicara kombinasi fundamental kuat dan valuasi benar-benar murah, nama pertama yang layak disorot itu PWON. Developer ini masih pegang net profit margin sekitar 30 lebih, operating margin di atas 40, free cash flow triliunan, dan posisi neraca malah net cash bukan tekor. Secara historis, pasar biasa menghargai PWON di PBV kisaran 1,5 ke atas, tapi sekarang PBV cuma sekitar 0,82, sudah di bawah batas minus 1 standar deviasi sekitar 1,05. PER pun cuma 7,74 padahal rata-rata 10 tahun di kisaran 14,50. Artinya investor hari ini beli PWON bukan cuma lebih murah dari teman se-sektor, tapi juga jauh lebih murah dibanding bagaimana pasar sendiri menilai PWON selama satu dekade.
ARNA juga menarik karena jarang ada perusahaan dengan ROE sekitar 22, return on assets sekitar 15, net cash, dan dividen tebal sekitar 8 yang dihargai seperti saham biasa-biasa saja. Price to book value masih sekitar 2,15 kelihatan tidak sedalam PWON, tetapi historisnya ARNA biasa diperdagangkan di atas 3 dan minus 1 standar deviasi saja masih 2,68. Di sisi laba, revenue masih tumbuh dua digit, laba cuma turun tipis sekitar 4, jadi ini bukan emiten yang hancur bisnisnya, cuma lagi disanksi sentimen. PER di kisaran 9,6 jauh di bawah rata-rata 10 tahun di atas 22, jadi investor beli bisnis keramik berkualitas tinggi dengan harga yang biasanya dipakai pasar untuk perusahaan kelas menengah.
Di sektor infrastruktur, TOWR adalah contoh textbook bisnis bagus yang lagi dipaksa murah gara-gara isu leverage dan sentimen suku bunga. Margin operasi tembus sekitar 57, net profit margin 26 lebih, free cash flow belasan triliun, kontrak sewa tower panjang dan repetitif. Utang memang besar sekitar 44 triliun, tetapi dibayar oleh cash flow yang sifatnya nyaris utilitas. Dulu pasar rela membayar PBV di atas 3, sekarang cuma sekitar 1,24 sementara batas minus 1 standar deviasi masih 2,66. PER 9,5 padahal rata-rata 10 tahun di sekitar 18, artinya investor dibayar dua kali, lewat dividen dan lewat potensi rerating kalau pasar mulai terima bahwa utang TOWR masih dalam batas wajar untuk model bisnisnya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BFIN di kubu pembiayaan konsumen juga masuk kategori value bersih. Net profit margin sekitar 26, operating margin 44, ROE sekitar 14 sampai 15, dan yang lebih penting, posisi neraca net cash dengan free cash flow positif. Di harga sekarang PBV sekitar 1,05, padahal minus 1 standar deviasi historisnya 1,17 dan rata-rata lebih tinggi lagi. PER di bawah 7,5 versus rerata 12 an, sementara dividend yield nyaris menyentuh 9. Dengan kata lain, investor dibayar tinggi setiap tahun lewat dividen sambil menunggu pasar sadar kalau bisnis pembiayaan yang efisien ini tidak layak dihukum seperti emiten keuangan yang bermasalah.
INDF jadi wakil sektor konsumsi yang kelihatan membosankan di permukaan, tapi justru sedang menarik dari sisi valuasi. Grup ini masih pegang operating margin sekitar 21, net margin 6–7, ROE sedikit di atas 10, dan free cash flow belasan triliun per tahun yang cukup kuat untuk secara bertahap menurunkan utang bersih sekitar 32 triliun. Selama satu dekade, pasar biasa memberi multiple dua digit dengan PER di atas 11 dan PBV di atas 1, sekarang INDF diperdagangkan di PBV cuma 0,88 dan PER 5,89. Jadi investor yang masuk hari ini sebenarnya sedang membeli bisnis produk dasar rumah tangga yang relatif tahan resesi, dengan harga yang biasanya dipakai untuk saham siklikal kelas dua.
Di pinggir ring, EAST dan SMSM layak disebut sebagai pelengkap gambar besar. EAST kecil, net cash, margin laba kotor dan operasi gila-gilaan tebal, dividend yield di atas 8, PBV di bawah minus 1 standar deviasi dan PER jauh di bawah rata-rata historis, hanya saja ROE sekitar 6–7 dan laba lagi turun belasan sehingga kualitasnya tidak setebal PWON atau ARNA. SMSM justru kebalikannya, fundamental hampir sempurna dengan ROE mendekati 30 dan free cash flow kuat, tapi PBV masih di kisaran 2,6 walau sudah lebih murah dari sejarahnya sehingga lebih cocok disebut perusahaan sangat bagus di harga wajar-murah, bukan super diskon.
Market lagi menghukum hampir semua sektor tanpa cukup membedakan mana yang memang hancur lebur dan mana yang cuma ikut hanyut sentimen. PWON, ARNA, TOWR, BFIN, dan INDF berada di kuadran yang jarang terjadi, bisnisnya masih layak disebut bagus, cash flow masih kuat, dividen tetap mengalir, tetapi valuasi sudah jatuh ke zona yang biasanya cuma muncul ketika pasar lupa cara menghitung. Di fase seperti ini, risiko terbesar buat investor jangka panjang bukan lagi nyangkut di saham jelek, melainkan melewatkan peluang beli saham bagus saat orang lain lagi sibuk panik dan hanya lihat warna merah di chart. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
1. EAST
PBV 0,81 di bawah -1SD 0,89, PER 13,72 jauh di bawah rerata 24,90.
Margin kotor dan laba sangat tebal, NPM 33,28%, OPM 40,55%.
Net cash, utang bersih minus 3,83 B, FCF 36,18 B, dividen 8,60%.
Laba dan revenue lagi turun sekitar belasan persen, wajar kalau harga terkoreksi.
Ini tipe small cap cash machine. Secara kualitas dan neraca sangat aman, valuasi diskon besar ke sejarah, cuma pertumbuhan lagi melambat. Cocok untuk investor yang cari dividen tinggi dan tidak masalah dengan likuiditas yang kecil.
2. $PWON
PBV 0,82, padahal -1SD historis 1,05. PER 7,74 vs rerata 14,50.
NPM 30,54%, OPM 42,28%, ROE 9,79%, laba dan revenue masih tumbuh.
Net cash, FCF 2,39 triliun, dividen ok 3,51%.
Secara fundamental ini sangat menarik. Minusnya, asing lagi net sell besar sekitar 68,81 B dan jumlah pemegang saham naik tajam, artinya retail makin menumpuk. Buat investor sabar justru bagus, bisa akumulasi saat diskon historis dengan FCF kuat.
3. $ACES
Harga jauh di bawah MA200, PBV 1,13 vs -1SD 2,45, PER 11,21 vs rerata 24,69. Diskon besar sekali dibanding 10 tahun terakhir.
Net cash lebih dari 1,7 triliun, FCF di atas 1 triliun, dividen 8,10%.
Tapi laba turun 16,22% sementara revenue cuma naik tipis. NPM hanya 9,20%.
Asing jual besar sekitar 82,84 B, investor ritel naik ribuan orang.
Secara angka ACES super murah dibanding sejarah sendiri, tetapi fundamental masih dalam mode pemulihan yang belum meyakinkan. Ini kandidat turnaround, bisa jadi multiyear rerating kalau recovery jalan, bisa juga jadi value trap kalau margin tidak balik.
4. ARNA
PBV 2,15 di bawah -1SD 2,68, PER 9,66 vs rerata 22,42.
ROE 22,73%, ROA 15,70%, NPM 14,29%, margin sangat sehat.
Net cash, FCF positif, dividen 8,11%.
Revenue masih tumbuh dua digit, laba turun sedikit sekitar 4,35%.
Ini kualitas tinggi dengan valuasi di bawah sejarah, kombinasi yang jarang. Asing memang net sell kecil, dan ritel nambah, tapi secara bisnis ARNA termasuk yang paling solid di screener ini.
5. TOWR
PBV 1,24 vs -1SD 2,66, PER 9,54 vs rerata 18,15. Artinya tower telko ini lagi diperdagangkan jauh di bawah valuasi normal 10 tahun.
EBITDA dan margin operasi sangat tebal, NPM 26,54%, OPM 57,37%.
FCF 6,68 triliun, tapi utang besar 44,53 triliun.
Asing net buy signifikan sekitar 27,38 B dengan buy streak 7 hari, sinyal minat institusi kembali.
Diskon historis besar, kualitas cashflow bagus, cuma leverage tinggi. Untuk investor yang nyaman dengan profil utang, TOWR salah satu kandidat rerating terbaik.
6. $BFIN
PBV 1,05 vs -1SD 1,17, PER 7,34 vs rerata 12,30.
ROE 14,85%, NPM 26,15%, dividen 8,82%.
Net cash, FCF hampir 0,5 triliun.
Asing net buy sekitar 61,55 B, cukup kuat, walau ritel juga nambah.
Bisnis pembiayaan yang efisien, valuasi diskon, neraca aman. Termasuk emiten keuangan yang menarik untuk income dan potensi rerating.
7. SMSM
PBV 2,66 vs -1SD 3,03, PER 9,14 vs rerata 13,35.
ROE hampir 30%, NPM 21,35%, dividen 8,07%.
Net cash, FCF di atas 1 triliun, laba tumbuh 13,93%.
Secara kualitas SMSM hampir sempurna, hanya saja valuasi sudah tidak semurah EAST atau PWON karena PBV tinggi. Asing net sell dan harga terkoreksi, jadi bisa jadi kesempatan masuk ke bisnis autoparts yang cash rich dan rajin bagi dividen.
8. DLTA
PBV 2,09 vs -1SD 2,49, PER 12,04 vs rerata 15,22.
Net cash besar, FCF positif, dividen tebal 8,47%.
Margin laba di atas 20%, ROE 18,22%, growth net income datar.
Jumlah pemegang saham justru turun, artinya weak hand berkurang, sesuai preferensi investor yang suka ritel menyusut.
DLTA ini semacam obligasi yang dibungkus saham, cashflow stabil, market kecil, valuasi diskon tipis dari historis. Cocok untuk yang cari dividen dan tidak butuh likuiditas besar.
9. ABMM
PBV 0,56 vs -1SD 0,72, PER 8,61 vs rerata 15,12. Dari sisi valuasi historis terlihat sangat murah.
Tapi laba anjlok 60,86%, margin tipis, utang 13,52 triliun meski FCF 3,20 triliun.
Ini contoh klasik deep value di sektor siklikal yang sedang masuk fase jelek. Bisa sangat menguntungkan kalau siklus balik, tapi juga berisiko kalau earning downtrend berkepanjangan. Bukan kandidat defensif.
10. INDF
PBV 0,88 vs -1SD 1,03, PER 5,89 vs rerata 11,90.
Grup konsumsi besar, NPM 6,48% dengan OPM 20,94%.
FCF 11,80 triliun, utang bersih 32,91 triliun tetapi masih tertutup FCF beberapa tahun.
Asing net buy kecil sekitar 13,48 B, ritel nambah cukup banyak.
Valuasi sudah masuk zona sangat menarik untuk emiten konsumer defensif. Growth laba memang sedang negatif, tapi untuk horizon beberapa tahun, ini enak sebagai core holding yang dibeli saat diskon historis.
11. BBCA
PBV 3,67 sedikit di bawah -1SD 3,84, PER 17,52 vs rerata 24,47.
ROE 20,68%, NPM hampir 50%, net cash raksasa, FCF selevel laba.
Asing net buy sangat besar sekitar 541,82 B dengan buy streak 3 hari.
Harga masih premium, tetapi untuk standar BBCA ini termasuk murah.
Ini bukan value murahan, tapi quality at a discount. Untuk bank paling berkualitas di Indonesia, PBV di bawah 3,7 dan PER di bawah 18 historisnya jarang terjadi. Cocok untuk investor yang lebih mengutamakan keamanan jangka panjang daripada upside terbesar.
Emiten value defensif dengan kombinasi valuasi diskon, neraca kuat, FCF besar, dan dividen menarik = EAST, PWON, ARNA, TOWR, BFIN, SMSM, DLTA, INDF, BBCA.
Emiten deep value siklikal yang memberi upside besar tetapi risiko juga tinggi = ACES, ABMM.
Kalau fokus ke kriteria PBV 0 sampai 1, PER 0 sampai 10, dividen tinggi, margin sehat, dan tidak keberatan sektor siklikal, kandidat paling menarik menurut angka saat ini = EAST, PWON, ARNA, TOWR, BFIN, ABMM, INDF.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Sejak artikel tulisan ini di tulis, sekarang harga sahamnya sudah naik 8% ✍️
https://stockbit.com/post/24258744
Apakah saya tau akan di gerek naik lagi sampai upside 80%?? Saya juga ga tau 🚀🐉
RT:
$PWON $MPOW $MLPL
KAN APA KU BILANG , SUDAH DIUNGKAPKAN , $GMFI otw terbang yang blm MASUK BURUAN MASUK RANDOM TAG $PWON $AKRA
💡 Membedakan Sinyal dan Kebisingan Pasar (Noise)
Pasar saham dipenuhi oleh kebisingan (noise)—transaksi-transaksi kecil yang tidak memiliki dampak signifikan pada pergerakan harga jangka panjang. Tantangannya adalah menemukan sinyal yang jelas di tengah hiruk-pikuk ini. Sinyal yang paling kuat selalu datang dari pergerakan Smart Money atau dana besar, yang membeli secara strategis dan tersembunyi. Mereka adalah penyebab fundamental di balik lonjakan harga yang tiba-tiba.
Trigger Smart Money adalah mesin penyaring canggih yang diciptakan untuk mengisolasi sinyal murni dari kebisingan di Bursa Efek Indonesia. Kami beroperasi berdasarkan premis: Volume yang ekstrem adalah tanda, tetapi arah aliran dana adalah konfirmasi. Alat ini memberikan trader ritel akses ke jenis analisis yang sebelumnya hanya tersedia untuk institusi.
Fitur paling krusial adalah Pendeteksian Volume Abnormal Intraday. Kami tidak lagi menggunakan indikator volume lama yang mudah terlambat. Trigger Smart Money memantau volume pergerakan saat ini dan memberitahu Anda ketika volume sebuah saham melonjak, katakanlah, 4 hingga 7 kali lipat di atas rata-rata volume dalam periode waktu yang sama. Lonjakan yang masif dan mendadak ini hampir mustahil dilakukan oleh investor ritel perorangan; ia adalah signature dari akumulasi terorganisir. Namun, yang membedakan alat ini secara fundamental adalah Analisis Arus Dana Dominan. Apakah lonjakan volume tersebut disebabkan oleh dominasi tekanan beli (akumulasi valid) atau tekanan jual (distribusi yang berpotensi menjatuhkan harga)? Hanya jika volume abnormal ini dikonfirmasi oleh arus dana masuk yang dominan, barulah sistem mengeluarkan alert sebagai sinyal beli yang kuat. Ini adalah cara paling efektif untuk membuang false signal dan memastikan bahwa Anda hanya menanggapi pergerakan dana besar yang sebenarnya.
$MANG $PWON $PBSA
1/2


[ Harga $IPCC sekarang Rp 1.385 ]
Zona Area Beli Aman : Rp 1.330 – 1.360
Area support dekat MA trend, cocok untuk entry pantulan
Zona Stoploss : < Rp 1.300
Jika turun ke bawahnya, struktur swing melemah & rawan lanjut turun
Jika naik & breakout : > Rp 1.420 → ENTRY LANJUTAN (tambah posisi)
Target Profit:
• TP1 = Rp 1.450
• TP2 = Rp 1.520 – 1.580
Keterangan Tambahan:
• IPCC cenderung volatile, cocok untuk swing dengan disiplin SL
• Selama bertahan di atas 1.330 momentum masih aman
• Breakout 1.420 membuka peluang menuju 1.520+
Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik Boss.
Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti
$TLKM $PWON
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!
Support like agar terus update!!!
Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend
Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏
$PWON tadi tambah 2000 lot lagi, kalau besok ke 380 saya lepas semua ndar 😁
$ICBP barusan makan indomie rebus sama telor, lumayan enak 🍜
$BBRI rungkad 😂
Update porto hari ini, ytd profit masih 435 juta.

💡 Transparansi Pasar: Memaksa Smart Money Mengungkap Kartu Mereka
Pasar saham sering terasa tidak transparan, terutama ketika pemain besar (Smart Money) menyembunyikan aksi akumulasi mereka. Mereka ingin pasar tetap tenang saat mereka membeli dalam volume besar. Namun, aktivitas mereka tidak bisa sepenuhnya tersembunyi—mereka meninggalkan jejak pada data transaksi yang terperinci.
Trigger Smart Money adalah alat yang menciptakan transparansi buatan, memaksa Smart Money untuk secara tidak langsung mengungkapkan kartu mereka di pasar saham Indonesia. Kami mengubah data transaksi mentah menjadi informasi yang dapat diakses, mengungkap di mana akumulasi sedang terjadi.
Transparansi ini dicapai melalui Deteksi Anomali Volume Intraday yang Ekstrem. Kami mencari lonjakan volume yang sangat tiba-tiba, yang melampaui norma intraday hingga 5 hingga 8 kali lipat. Lonjakan volume masif ini adalah bukti terkuat bahwa kartu Smart Money sedang dimainkan. Untuk memverifikasi niat di balik kartu ini, kami menerapkan Filter Arus Dana Bersih yang Dominan. Kami memastikan bahwa volume ekstrem tersebut didorong oleh tekanan beli netto yang kuat. Hanya sinyal yang terkonfirmasi oleh arus dana masuk yang kuat yang akan dikeluarkan. Dengan Trigger Smart Money, Anda mendapatkan transparansi yang dibutuhkan untuk bertindak sebelum aksi Smart Money tersebut terungkap sepenuhnya di pergerakan harga.
$KLBF $MSTI $PWON
1/2


$EAST - Dari China dan Jakarta Ke Yogyakarta
Fenomena bergesernya arus liburan wisatawan China belakangan ini membuat sy tertarik menelusuri lebih dalam bagaimana dampaknya terhadap industri perhotelan di Indonesia. Arus yg sebelumnya kuat ke Jepang mulai terpecah akibat tensi geopolitik dan biaya perjalanan yg naik, lalu sebagian berpindah ke kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Perubahan pola ini membuat sy ingin melihat lebih dekat bagaimana hotel lokal menyerap peluang, terutama di kota wisata seperti Yogyakarta.
Kebetulan ada teman sy @noageo tinggal tidak jauh dr Eastparc, sebuah hotel besar yg sering menjadi pilihan keluarga dan rombongan tur. Penasaran apakah fenomena relokasi liburan ini terasa di level operasional, sy mulai menyusun data kunjungan dan piutang kuartalan hotel tersebut.
Dari sini gambaran awal muncul bahwa kinerja Eastparc pd 2025 tidak hanya bergantung pd turis mancanegara melainkan sangat dipengaruhi oleh dinamika kebijakan pemerintah.
Oya, sy memberi perhatian khusus pa angka piutang karena di industri hotel, piutang adalah jejak aktivitas yg paling bisa investor dapatkan. Ketika tamu datang lewat travel agent, rombongan instansi, atau perusahaan besar, pola transaksinya tidak langsung tunai dan tercatat sebagai piutang dgn rentang jatuh tempo tertentu.
Dari situ kita bisa membaca siapa saja yg berkunjung, seberapa besar volume permintaannya, dan segmen mana yg sedang aktif atau justru menghilang. Data piutang belum jatuh tempo bisa jd indikator paling sensitif untuk menangkap sinyal kunjungan kuartalan sebelum angka pendapatan resmi muncul di laporan keuangan.
Teman-teman @stockbit bisa melihat polanya sperti ini:
Q4 > Q1–Q2 < Q3
(Rp266 jt) > (-Rp649 jt)-(Rp42 jt) < (Rp450 jt)
Masuk ke pembahasan, ternyata pemerintah pd awal 2025 lalu memberlakukan pembatasan rapat dan perjalanan dinas bagi ASN dan BUMN ke hotel. Kebijakan ini jelas menimbulkan tekanan besar bagi industri MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) yg selama ini menjadi tulang punggung hotel-hotel di Yogyakarta.
Efeknya terlihat jelas pd Q1 dan Q2 ketika piutang kuartalan Eastparc berada di posisi rendah bahkan negatif jika dihitung sebagai kuartal-only. Negatif Q1 2025 selain karena kemungkinan menurunnya okupansi, jg sebenarnya menunjukkan penagihan besar (sepertinya pembayaran final dr event/tamu korporat yg terjadi di Q4 2024).
Menghilangnya pelanggan instansi dan BUMN mengubah komposisi piutang secara drastis. Klien yg sebelumnya rutin seperti Pertamina Training dan Pertamina Hulu tidak lagi muncul dlm catatan kuartalan.
Bio Farma menjadi satu-satunya institusi besar yg masih bertahan, sementara kontribusi dr korporat lain tidak cukup besar untuk menahan penurunan. Pada titik ini struktur pendapatan Eastparc bergeser dan hotel memasuki fase low season yg panjang.
Pemberitaan media kemudian mencatat adanya pelonggaran kebijakan pd awal Juni 2025 ketika pemerintah mulai mengizinkan kembali kegiatan rapat dan pertemuan di hotel. Perubahan ini tidak serta-merta mengangkat performa, tetapi memberikan sinyal bahwa pasar korporat akan mulai bergerak lagi. Pelonggaran seperti ini biasanya membutuhkan beberapa minggu hingga bulan sebelum tercermin pd angka pemesanan.
Ketika memasuki Q3 2025, tanda-tanda pemulihan itu mulai muncul. Piutang kuartal-only menunjukkan kenaikan yg lebih kuat dibanding dua kuartal sebelumnya. Ini memperlihatkan bahwa aktivitas MICE perlahan kembali berjalan dan instansi atau korporat mulai membuka agenda kegiatan. Q3 tampak menjadi kuartal transisi tempat bisnis hotel kembali mendapatkan aliran permintaan baru.
Pola seasonality jg ikut memainkan peran penting. Yogyakarta biasanya mengalami peningkatan aktivitas pd Q3 karena liburan sekolah, kegiatan akademik, dan persiapan rapat akhir tahun. Kombinasi faktor musiman dan pelonggaran regulasi menciptakan struktur pemulihan yg lebih kokoh pd kuartal ini. Berdasarkan aliran piutang, sy menilai Q3 sebagai sinyal awal kebangkitan.
Komposisi pelanggan kuartalan jg memberi cerita tersendiri. Bio Farma tetap muncul di daftar, sementara klien seperti PAMA dan Bhumi Jepara Services menambah variasi. Meski kontribusi mereka belum besar, pola ini memperlihatkan bahwa segmen korporat mulai kembali mengisi ruang yg sebelumnya kosong pd Q1 dan Q2. Pemulihan kecil seperti ini menjadi pondasi sebelum Q4 datang.
Pada saat yg sama, dinamika wisatawan China memberi dorongan tambahan. Perubahan preferensi akibat tensi regional membuat Indonesia menjadi salah satu pilihan substitusi yg menarik. Wisata budaya, destinasi keluarga, dan paket tur rombongan sering diarahkan ke kota seperti Yogyakarta. Jika arus ini menguat, Eastparc berada dlm posisi yg cukup ideal untuk menyerap peningkatan dr segmen keluarga dan grup travel agent.
Pergerakan domestik jg menambah lapisan permintaan yg stabil. Q4 hampir selalu menjadi kuartal dgn permintaan tertinggi karena libur Natal dan Tahun Baru. Okupansi meningkat tajam dan harga kamar biasanya terkerek naik. Hotel dgn karakter family-friendly seperti Eastparc cenderung mencatat performa paling kuat pd periode ini.
Q4 menjadi kuartal dgn dua mesin sekaligus, yaitu pemulihan korporat setelah pelonggaran MICE dan lonjakan wisatawan baik lokal maupun mancanegara pd musim liburan. Ketika dua arus ini bertemu, performa hotel biasanya naik signifikan dibanding kuartal lain. Polanya sudah terlihat sejak 2024 dan struktur 2025 tampaknya bergerak ke arah yg serupa.
Jika melihat pergerakan piutang kuartalan, siklus Eastparc sepanjang 2025 mulai tampak jelas. Kuartal pertama dan kedua menurun karena kebijakan pembatasan, kuartal ketiga menanjak sebagai fase peralihan, dan kuartal keempat berpotensi menjadi titik puncak. Siklus seperti ini sangat relevan bagi investor yg menilai pola musiman dan ketergantungan pendapatan pd segmen tertentu.
Fenomena relokasi liburan wisatawan China jg melengkapi story ini. Arus wisata yg menguat pd akhir tahun dapat memperbesar peluang pemulihan Q4 melalui booking rombongan dan peningkatan penggunaan fasilitas. Perubahan kecil pd preferensi perjalanan dapat memberi dampak besar pd hotel yg berada pd destinasi wisata budaya.
Dari sudut pandang nyubi seperti sy, Eastparc bisa memasuki Q4 2025 dlm kondisi yg jauh lebih baik dibanding paruh awal tahun. Permintaan korporat menunjukkan tanda hidup, arus wisata mancanegara berpotensi mengalir lebih deras, dan pasar domestik bergerak naik secara musiman. Tiga faktor ini saling bertemu dan memperkuat momentum.
Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang industri perhitelan yg diperoleh dr berbagai sumber umum. Bukan info A1. Dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.
Tag grup lain yg punya hotel di Yogyakarta: $SIDO $PWON
1/6






🚀 Mengapa Indikator Volume Lama Anda Tidak Lagi Relevan
Apakah Anda masih mengandalkan indikator Volume Rata-Rata Harian (Moving Average Volume) untuk mengambil keputusan? Jika iya, Anda mungkin selalu terlambat. Pasar saham modern bergerak terlalu cepat untuk metrik yang lambat dan reaktif tersebut. Pergerakan harga signifikan di pasar Indonesia hampir selalu didahului oleh manuver rahasia dari Smart Money. Pemain besar ini membeli secara perlahan, sehingga kenaikan volume mereka tidak terlalu menonjol pada grafik harian, tetapi sangat terlihat pada skala waktu intraday.
Trigger Smart Money adalah lompatan generasi dalam analisis volume. Alat ini diciptakan untuk memotong kebisingan pasar dan langsung menunjukkan di mana Smart Money sedang menaruh taruhannya. Ia bekerja sebagai alat penganalisis market microstructure, memantau setiap detik perdagangan di bursa untuk mencari pattern unik yang mengindikasikan kehadiran kekuatan beli institusional yang tersembunyi.
Kunci utama keunggulannya adalah Deteksi Ledakan Volume Intraday yang Tidak Biasa. Alat konvensional hanya melihat volume hari ini dibandingkan dengan rata-rata 20 hari terakhir. Sebaliknya, Trigger Smart Money melihat lonjakan volume secara tiba-tiba dalam satu sesi perdagangan, memberikan peringatan hanya ketika volume meningkat drastis—misalnya, tujuh kali lipat dari rata-rata volume per jam normal. Lonjakan volume masif ini adalah bukti tak terbantahkan bahwa ada entitas besar yang sedang "mengoleksi" saham tersebut secara agresif. Namun, volume tinggi saja belum cukup. Trigger Smart Money memperkuat sinyalnya dengan Arus Uang Domestik dan Asing (Money Flow). Ia membedakan dengan jelas: apakah volume tinggi itu didorong oleh tekanan beli yang kuat (akumulasi) atau karena aksi jual yang masif (distribusi). Hasilnya adalah alert yang presisi, yang memungkinkan Anda untuk menyelaraskan posisi Anda dengan arah pergerakan dana besar yang sebenarnya, dan mulai berinvestasi sebelum efek harga dari akumulasi tersebut dirasakan oleh pasar secara luas.
$BSBK $PWON $BREN
1/2

