340

+2

(0.59%)

Today

118,300

Volume

409,980

Avg volume

Company Background

PT IMC Pelita Logistik Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran dan jasa angkutan laut. Kegiatan usaha yang terdiri dari: 1) Menjalankan kegiatan usaha pengangkutan laut untuk barang-barang mineral dan batubara serta usaha pelayaran/pengangkutan barang antar pelabuhan laut. 2) Menjalankan usaha penyewaan kapal laut (chartering) dengan menggunakan berbagai jenis kapal. 3) Menjalankan usaha pelayaran penundaan laut.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSAT

Ini ketika listing, pernya masih diangka 4.

Dibawah $TPMA Dan $PSSI

Harganya aja mahal, tp ya masih bagus kok

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI perasaan udh masuk periode buyback, tetap aja sepi lapak ini.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Katanya mau buyback estimasi Rp 80 Miliar sebanyak 100jt lembar saham.

Periode Buyback 29-Apr s/d 28-Jul

Ehh sampai Akhir Juni Saham Treasury kaga berubah.

Itu duit 80 miliar beneran mau dipake ga sihhh 😮‍💨 .
ehh salah,
Duitnya beneran ada atau cuma diatas kertas 😝.

$TPMA $HATM $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@Pajas15 saya pilih $PSSI untuk kemajuan sepakbola $HATM . .
wkwkwkwkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

News Today
👉 Wall Street melanjutkan penguatan, Investor berharap ada pemotongan bunga oleh The Fed.
👉 Harga minyak dunia turun seiring meredanya tensi geopolitik di timur tengah.
👉 LM Antam hari ini terpantau naik Rp16rb ke level Rp1,896jt/gram.
👉 BEI mencermati pola transaksi saham ITMA dan DEWI terkait dengan UMA.
👉 Persada Kapuas Prima anak usahanya $SINI mulai produksi Batu bara.
👉 $BBRI siap untuk melunasi pokok green bond yang akan jatuh tempo senilai Rp2T.
👉 $PSSI infokan rencana Buyback saham sebanyak 200jt lembar saham perseroan.
👉 ATIC infokan adanya transaksi afiliasi akuisisi saham Smartnet Magna global senilai Rp6,79M.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAIS PSP nggak ada duit buat menggaji karyawannya akhirnya buang kiri biar ada uang buat gaji karyawannya. ayo2 yang sudah gajian rame2 tebalkan kiri siap2 tampung buangan barang PSP

random tag
$BMRI $PSSI

laporan mingguan apestor $BJBR, avg turun dari 1026 ke 1024. di bulan Juli ini kita saksikan drawing WCQ ronde 4, penasaran timnas $PSSI bakal lawan siapa🤣

$PSAT - Duit Masuk dari Publik, Kapal Dibeli dari Saudara

Datang Tanpa Janji Besar

Ketika banyak perusahaan datang ke bursa membawa narasi penyelamatan bumi, PSAT melangkah pelan tapi pasti. Tidak menyebut net zero, tidak menjual energi terbarukan, dan tidak menyodorkan roadmap ESG. PSAT datang bukan untuk mengubah dunia, tapi untuk mengangkut batu bara, nikel, pupuk, dan baja dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain. Tidak seksi, tapi nyata. Tidak menjanjikan pertumbuhan eksponensial, tapi ada arus kas dan ada barang yang bergerak.
--------------------------------------------------------------------------

Tukang Angkut Lautan

PSAT adalah perusahaan pelayaran logistik nasional. Mereka mengoperasikan kapal tunda, tongkang, dan bulk carrier. Barang yang mereka angkut bukan milik sendiri, tapi milik pelanggan tambang, energi, dan industri berat. Mereka tidak menyimpan, tidak memproses, tidak mengolah. Hanya menarik, mengirim, dan dibayar berdasarkan volume dan rute.

Model bisnisnya sederhana. Tidak ada disrupsi. Tidak ada platform. Hanya rantai pasok logistik yang tetap dibutuhkan selama ada tambang dan pabrik.
-----------------------------------------------------------------------

Dana IPO: Masuk ke Anak Usaha, Lalu Bayar Kapal Saudara Sendiri

Dari Rp200 miliar yang dikumpulkan lewat IPO, sebesar Rp175 miliar akan disetor ke anak usaha PSAT, yaitu PKS. Dana itu akan digunakan untuk membeli dua kapal bulk carrier dari PMT, perusahaan afiliasi yang dimiliki oleh PSP. PMT bukan anak usaha PSAT, tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan, dan tidak terikat secara struktural. Tapi kendalinya ada di tangan yang sama.

Jadi uang publik, yang seharusnya mendorong ekspansi, justru dipakai untuk membeli kapal dari “keluarga sendiri.” Sah secara hukum, sudah dinilai wajar oleh KJPP, tapi substansinya tetap harus dicatat. Ini bukan murni ekspansi ke luar. Ini aliran modal yang kembali ke dalam.
------------------------------------------------------------------------------

Sapu Bersih Saldo Laba Ditahan Sebelum Publik Masuk

Sebelum publik masuk, pada tanggal 6 Maret 2025, PSP melakukan pembersihan “saldo laba ditahan”, dengan membayar dividen tunai kepada PSP sebesar Rp100 miliar, dan mengkapitalisasi Rp988 miliar "laba ditahan" menjadi saham baru milik PSP. Sehingga Saldo "Laba ditahan" Rp1,088 triliun turun menjadi Rp68,6 miliar, ketika publik masuk.

Serelah pembagaian dividend tunai sebesar Rp. 100 Miliar, maka ekuitas sebelum IPO juga turun dari Rp1,175 triliun menjadi Rp1,075 triliun.

Sehingga struktur harga relatif saham IPO sebagai berikut:
• Publik menyetor Rp200,1 miliar untuk 15 persen saham, setara Rp13,34 miliar per 1 persen
• Ekuitas milik PSP Rp1.075 triliun untuk 85 persen saham, setara Rp12,64 miliar per 1 persen

Publik masuk di harga 1,05 X lebih mahal daripada PSP. Tapi kali ini selisihnya tidak separah IPO lain yang sering kali tiga kali lipat. Gap-nya masih dalam batas logika, meskipun tetap harus dicatat.
------------------------------------------------------------------------------

Valuasi: Murah tapi Bukan Diskon Istimewa

Laba bersih tahun 2024 sebesar Rp243 miliar. Dengan jumlah saham setelah IPO sebanyak 1,48 miliar lembar, EPS-nya adalah Rp164. Dengan harga IPO di kisaran Rp850–900, valuasi masuk di sekitar 5,2 sampai 5,5 kali laba bersih.

Sebagai pembanding PER-TTM:
$PSSI diperdagangkan di 13,61 kali
• TMAS di 11,29 kali
$SMDR yang sedang lesu pun masih di 5,73 kali

Valuasi PSAT di bawah semuanya. Tapi ini bukan diskon kemurahan hati. Ini diskon yang lahir dari realitas: kapal tua, kontrak sebagian pendek, dan arus kas yang berpotensi tidak selalu kembali ke pemegang saham publik.
------------------------------------------------------------------------------

Armada: Bukan Anak Kemarin Sore

Armada PSAT terdiri dari:
• 2 bulk carrier aktif
• 2 bulk carrier akan dibeli dari afiliasi
• 36 tugboat, 23 aktif dan 13 dalam docking
• 29 tongkang, 25 aktif dan 4 perawatan

Semua bulk carrier adalah kapal bekas. Pancaran Liberty dibangun tahun 2013. Tugboat dan barge dibeli antara 2010 sampai 2015. Ini berarti kapal yang digunakan bukan baru. Usianya rata-rata 10 sampai 14 tahun. Belum masuk museum, tapi juga bukan generasi muda.

Kapal-kapal ini masih menghasilkan, tapi biaya perawatannya akan naik. Dan margin akan makin sensitif terhadap waktu idle, rute, dan ketepatan utilisasi.
----------------------------------------------------------------------------

Kontrak: Ada yang Kuat, Ada yang Segera Habis

PSAT punya dua kontrak utama yang bonafide:
• PT Vale Indonesia, sampai Juni 2027
• Kideco Jaya Agung, sampai Maret 2026

Sisanya:
• Bahtera Adhiguna (anak PLN), habis Oktober 2025
• Dian Ciptamas Agung dan Manoor Bulatn, habis Desember 2025

Jadi dua kontrak utama cukup aman. Tapi mayoritas lainnya akan berakhir kurang dari setahun sejak IPO. Potensi perpanjangan ada, tapi belum pasti.
------------------------------------------------------------------------------

Riwayat Dividen: Ada Sebelum Publik, Belum Janji Setelahnya

Dividen besar pernah dibagikan. Tapi hanya satu kali. Itu pun sebelum publik masuk. Setelahnya, belum ada kebijakan. Tidak ada komitmen. Tidak ada pola historis. Maka publik tidak bisa mengasumsikan bahwa dividen akan berlanjut hanya karena pernah dibagikan.
------------------------------------------------------------------------------

PSP: Satu Orang, Semua Kendali

PSAT dikendalikan oleh satu orang sosok. Ia adalah ultimate beneficial owner. Ia adalah direktur utama. Ia adalah pemegang kendali di semua entitas afiliasi, termasuk PMT, PKS, dan lainnya. Tidak ada nama besar lain. Tidak ada grup konglomerat. Tidak ada dana institusi. Ini adalah entitas milik tunggal yang kini sebagian dibuka ke publik. Bukan pemilik pasif, tapi pemilik aktif yang mengendalikan semua hal.
------------------------------------------------------------------------------

Lock-Up: Aman Sementara

Seluruh saham milik PSP dikenai lock-up period selama 8 bulan setelah pernyataan efektif. Sudah ada surat pernyataan dan pemblokiran oleh BAE. Tidak akan ada distribusi saham dalam waktu dekat. Ini memberi ruang bagi harga untuk mencari titik keseimbangan.
------------------------------------------------------------------------------

Tidak Ada Waran, Tidak Ada Pemanis

IPO ini bersih. Tidak ada waran. Tidak ada efek bersyarat. Tidak ada pemanis. Hanya saham biasa, dengan struktur yang sederhana.
------------------------------------------------------------------------------

Terbukti Menjadi Cash Cow Grup

Satu hal yang tidak bisa diabaikan: sebelum tanggal 31 Desember 2024 (pada masa lalu), PSAT pernah meminjamkan uang kepada kepada pihak berelasi. Saldo piutang kepada pihak berelasi (enitas grup satu PSP), per 31 Des 2023 pernah mencapai Rp161,3 miliar.

Per 31 Desember 2024, saldo piutang lain-lain ke pihak berelasi turun menjadi Rp2,4 miliar.

Ini adalah risiko yang melekat, ketika PSAT mampu menghasilkan laba, tapi tidak menjamin arus kasnya akan dinikmati pemegang saham minoritas, melainkan dipinjamkan kepada pihak berleasi.
------------------------------------------------------------------------------

Kapal Ini Tidak Kencang, Tapi Bisa Jalan

PSAT bukan IPO untuk mereka yang mencari pertumbuhan eksponensial. Tapi juga bukan perusahaan kosong. Mereka punya kapal, punya kontrak, dan punya arus kas. Tapi publik perlu sadar bahwa kapal ini tidak dikendalikan oleh sistem, melainkan oleh satu orang. Dan sejarah menunjukkan, kapal ini pernah menjadi sumber mata uang internal grup, bukan sumber dividen untuk pemegang saham.

Kalau kamu tahu ke mana kapal ini berlayar, dan tahu bahwa kamu hanya salah satu penumpangnya, maka PSAT layak diamati untuk tempat investasi.
----------------------------------------------------------------------------

Disclaimer
Tulisan ini bukan ajakan membeli atau menjual saham. Bukan rekomendasi, bukan bujukan.

Ini hanyalah upaya memahami isi prospektus secara menyeluruh:
dari arus kas ke arah kapal, dari niat tersembunyi ke angka yang terbaca,
dari transaksi afiliasi ke cerita siapa sebenarnya yang memegang kendali.

Karena di pasar modal, yang penting bukan siapa yang paling cepat mengambil posisi,
tapi siapa yang paling tenang membaca arah angin, dan tahu siapa yang pegang kemudi.

Untuk IPO selanjutnya silahkan mampir di https://cutt.ly/RrRqBVO4

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAIS ayo2 diguyur, kapal sudah nambah saatnya juga nambah muatan. nambah muatan nambah juga profitnya. kalo sudah nambah profitnya nambah naik juga harganya. yukz sampah2 harus dibuang, biar melajunya nanti ringan.

random tag
$NELY $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Lagi mager lanjutin postingan Value Investing, sekarang tentang IPO dulu deh :

$PSAT — Antara Ombak, Kapal, dan Janji Dividen 100% (Edun..)
Di lautan modal, tak semua nilai diukur dari balok baja atau pipa baja berpipa.
Beberapa terpahat dari suara gemuruh mesin dan dentuman jangkar bercokol di palka.

PSAT adalah kisah tentang kapal, ombak, dan janji air mancur dividen.

🛳️ Model Bisnis: Jasa Angkutan Laut yang Membelah Ombak
PSAT tidak menjual batu bara; ia menjual jalan bagi batu bara berlayar.
Dengan armada 36 tugboat, 29 lighter, dan 2 bulk carrier, setiap kapal adalah “tiket” menyusuri pulau-pulau Indonesia.
Mereka menyewakan jasa freight charter—mengangkut batubara, bijih, hingga produk migas—kepada pelabuhan dan penambang.
Pendapatannya mengalir seperti arus laut: stabil saat komoditas digemari, tenang saat pasang surut ekonomi.

📈 Kinerja Keuangan 2024: Gelombang Yang Terukur
Pendapatan: Rp980 miliar

Laba Bersih: Rp243,4 miliar

Margin Bersih: ~24,8 %

Utang: Terukur, tidak berlebihan

Arus Kas Operasional: Positif, menopang operasi kapal tanpa perlu pinjaman darurat

Bisnis ini berdenyut dari kontrak sewa jangka panjang—bila batubara mengalir, pendapatan mengalun.
Namun pasang surut harga komoditas bisa bikin kapal berlabuh lebih lama dari rencana.

PSAT bukan pemain baru. Sejak 2008 mereka sudah berlayar.
Yang menarik, mereka bukan hanya mengangkut—mereka juga membangun dan merawat armada sendiri, lewat Pancaran Shipyard (PSS).
Dari galangan sampai pengangkutan, mereka punya kendali penuh.

Pelanggan? Tak main-main:

Kideco

Vale Indonesia (INCO)

Bahtera Adhiguna (anak PLN)

Dian Ciptamas

Empat ini menyumbang 51% pendapatan 2024.

💸 Dana IPO: Ekspansi Armada, Bukan Sekadar Fasad
PSAT melepas 15 % saham untuk menambal pundi IPO senilai ~Rp200 miliar.
Dana tersebut diarahkan untuk:

Pembelian 1–2 kapal bulk carrier baru

Upgrade mesin tugboat agar lebih hemat BBM

Peningkatan sistem navigasi & safety sesuai regulasi pelayaran internasional

Tak ada embel-embel brosur atau kopi panas di dek kapal—semua dana fokus pada aset keras yang menahan ombak.

🏦 Komitmen Dividen: Seperti Angin Surga
PSAT berani berjanji: 100 % laba bersih 2024 akan dibagikan sebagai dividen.
Artinya, setiap rupiah laba disalurkan ke pemegang saham—sebuah jejak jarang di IPO Indonesia.
Investor bagaikan nelayan: menunggu bagan laba “ditabur” sebagai ikan segar di perahu mereka.

🔍 Valuasi & Risiko: Navigasi Bijak di Lautan
EPS 2024: ≈ Rp164/saham

Harga IPO: Rp850–900 → P/E ≈ 5,2–5,5× (sangat murah)

Risiko Utama:

Fluktuasi harga batubara & biaya BBM

Gangguan cuaca & kondisi pelayaran

Ketergantungan pada kontrak tambang besar

Namun yayasan dividen penuh memberi buffer—turun 10 % pun tertahan oleh “arus kas” dividen.

🎯 Kesimpulan:
PSAT bukan cerita tentang layar yang siap bertiup angin—ia adalah janji imbal hasil lewat dividen dan valuasi murah.
Bila kamu mengincar kombinasi yield play dan defensif di sektor logistik, PSAT adalah jalur cepat menuju arus kas rutin.

Tag : $TPMA $PSSI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAIS heran ditahan di 194. padahal ada kesempatan untuk melaju ke 200

random tag
$SMDR $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

➖ Masih ada aja dramanya.

Pejabat senior Iran mengaku belum menerima proposal gencatan senjata apapun.

Iran masih akan terus meningkatkan intensitas serangan balasan.

https://cutt.ly/XrESBjvm

Komentar ini disampaikan hanya sesaat sebelum Trump mengumumkan kesepakatan gencatan senjata di Truth.

$SMDR $PSSI $WINS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

➖ Perusahaan pelayaran asal Denmark, Maersk, menyatakan kapal-kapal masih bisa berlayar melewati Selat Hormuz.

Namun demikian Maersk akan terus memonitor risiko keamanan bagi kapal-kapalnya di regional tersebut.

https://cutt.ly/KrEz8LJW

$SMDR $TPMA $PSSI

🤗DIVIDEN SUDAH DITERIMA🤗

Terimakasih Emiten yang sudah berbaik hati membagikan Dividen.

Saking sibuknya hari-hari ini, seerok menyerok💈.

Belum sempet update dividen. 🤣

Sebagian keuntungan Untuk Reinvest🏦.

Sebagian Siapin CASH💰 buat serok seperti hari-hari ini, sekitar 100juta buat serok saham fundamental bagus & diskon.

Sebagian buat jajan👛


$ELSA$ADMR$PSSI

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI ga punya lot banyak, dan dividen kecil aja...tapi terimakasih untuk uang jajannya..mudah2an segera recover dari Q1 dan profit di Q selanjutnya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

alhamdulillah jumat berkah walau IHSG merah membara masih dapat hiburan dividend $PSSI, $PNGO, dan $KDSI sudah cair 😍😍😍

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI brok, hidup erik tohir

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAIS muatan kapal sudah mulai ringan. apakah akan melaju lebih kencang lagi menerjang ombak?

random tag
$PSSI $SMDR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI ini barang gada yg mau ngegoreng apa kyk $WIIM di akhir 2023 sampe ke 3.700 an, sgni2 aja perasaan harganya.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

➖ G7 joint statement

Iran tidak boleh punya senjata nuklir.

Juga seruan de-eskalasi konflik Israel-Iran.

https://cutt.ly/WrWpstA7

$COAL-NEWCASTLE $INDF $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$TPMA $PSSI $NELY - Siapa Kapten Kapalmu Saat Laut Bergelombang?

Mungkin banyak yg belum menyadari bahwa sektor logistik laut Indonesia saat ini sedang berdiri di persimpangan yg cukup menentukan. Di satu sisi, ada tekanan global berupa perang yg makin rumit di kawasan Timur Tengah, melibatkan dua pemain lama: Iran dan Israel. Tapi di sisi lain, justru dari konflik inilah muncul peluang emas buat emiten-emiten pelayaran, terutama yg punya spesialisasi dalam angkutan komoditas energi seperti batubara dan nikel. Tiga nama yg langsung muncul dalam radar adalah TPMA, PSSI, dan NELY. Ketiganya bergerak di industri serupa, tp punya pendekatan, struktur bisnis, dan daya tahan yg berbeda.

Logika sederhananya begini. Kalau kapal-kapal tanker harus muter jauh gara-gara jalur seperti Selat Hormuz atau Laut Merah terganggu, otomatis jumlah kapal aktif menurun. Durasi pengiriman jadi lebih lama, kapal-kapal jadi langka, dan harga sewa melonjak. Belum ditambah dampak pd suplai minyak dan gas yg terbatas, harganya yg juga ikutan naik, menyebabkan permintaan substitusinya—batubara—juga terkerek. Ini kejadian nyata, bukan teori doang—sudah terbukti saat pandemi 2020 dan saat perang Rusia–Ukraina meletus. Efek rantainya pun sama: harga minyak dan gas naik, negara-negara Eropa yg selama ini mengandalkan gas jadi panik dan buru-buru balik ke batubara. Hasilnya? Harga batubara melonjak, permintaan ekspor dari Indonesia naik, dan perusahaan pelayaran yg biasa antar coal pun ikut panen cuan.

Dari sinilah kita mulai bedah satu-satu. TPMA, atau Trans Power Marine Tbk., punya positioning yg unik. Mereka nggak cuma main di angkutan batubara, tapi jg udah ekspansi ke komoditas lain seperti semen, gypsum, bahkan nikel lewat anak usaha TLP (Trans Logistik Perkasa). Baru-baru ini TPMA juga akuisisi 65% saham Bahtera Energi Samudra Tuah (BEST), memperluas jangkauan bisnis mereka di jalur laut domestik. Semua langkah ini konsisten: TPMA lg ngebangun rantai logistik maritim nusantara.

Kontrak TPMA mayoritas bersifat jangka menengah sampai panjang. Artinya, meski harga freight spot naik-turun, volume pengangkutan mereka relatif aman. Pelanggan mereka bukan pemain kaleng-kaleng: KPC, Adaro, ITMG, PTBA, semua ada di daftar klien. Kalau permintaan coal naik, pelanggan ini pasti genjot produksi. Ujung-ujungnya? Order logistik ke TPMA tambah ramai. Tapi kalau harga coal turun? TPMA ttp kerja, krn kontraknya ttp jalan.

Fundamental TPMA pun menarik. Dengan pendapatan TTM Rp2 triliun lebih dan laba bersih Rp405 miliar, valuasi mereka saat ini kelihatan murah banget: PER sekitar 5x, EV/EBITDA di kisaran 3x. Kalau dibandingin sama emiten shipping regional yg average PE-nya 8–12x, jelas TPMA masih undervalued. Apalagi mereka bukan sekadar ekspansi, tapi jg efisien. Salah satu contohnya, mereka beli 79 kapal bekas dr Titan Group ketimbang nunggu produksi galangan yg bisa makan waktu 2 tahun. Strategi cerdas: capex hemat waktu, kapal datang langsung bisa nge-gas.

Berpindah ke PSSI, atau IMC Pelita Logistik Tbk., ceritanya agak beda. Mereka jg pengangkut batubara, tapi porsi terbesar bisnis mereka datang dr segmen floating loading facility (FLF)—kapal pemuatan apung yg jadi simpul penting ekspor batubara lewat laut. Saat harga freight spot naik, FLF bisa nyedot margin besar. Tapi kalau demand ekspor drop, segmen ini paling cepat terpuruk. Dan itu yg lagi kejadian di Q1 2025: PSSI catat rugi Rp8 miliar, pertama kalinya dalam beberapa kuartal terakhir. Padahal sebelumnya PSSI sempat cetak laba tahunan Rp622 miliar di 2023.

Tapi jangan buru-buru ngecap ini sebagai sinyal buruk. Kalau kita lihat dari skenario perang Iran–Israel berlanjut sampai 2026, justru PSSI bisa dpt lonjakan kinerja lagi. Kenapa? Karena FLF itu seperti alat hisap freight premium: begitu tarif naik dan ekspor melonjak, FLF disewa non-stop. Kalau volume angkutnya bisa naik 15–20% per tahun, revenue mereka bisa tembus Rp1,5 triliun di 2026. Saat itu, net profit bisa balik ke kisaran Rp250–300 miliar, dan PER mereka bakal turun drastis. Artinya, di skenario ekstrem, PSSI justru bisa outperform.

Di sisi lain, struktur keuangan PSSI sangat solid. DER mereka cuma 0,11x, dan kas Rp842 miliar cukup utk jaga likuiditas tanpa perlu utang besar. Tapi justru di situ juga tantangannya. Kalau manajemen nggak ambil langkah ekspansi agresif atau repositioning kontrak, potensi upside bisa terlewat. Karena tanpa kejar pertumbuhan, PSSI cuma bakal jadi “alat tempur saat perang”, bukan “pemenang saat damai”.

Lain halnya dengan NELY, atau Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. Mereka ini pemain kecil secara skala, tapi punya keunikan: efisiensi tingkat dewa. DER di bawah 0,2x, margin net profit yg tembus 40% lebih dlm 3 tahun terakhir, dan capex yg irit tapi tepat guna. Segmen mereka nggak cuma batubara, tapi juga angkutan kayu, pasir, dan punya usaha docking (galangan kapal skala kecil). Bisnis docking ini mungkin kelihatan remeh, tapi di saat armada-armada pelayaran sibuk kerja keras di tengah lonjakan permintaan, layanan perawatan kapal jadi krusial. Dan NELY ambil posisi itu.

Masalahnya, NELY terlalu konservatif. Pendapatan mereka stagnan di kisaran Rp500 miliar-an, meski net profit tetap sehat di atas Rp200 miliar. Tapi dgn pertumbuhan lambat dan skala kecil, valuasi mereka yg murah (PER ~4,3x) jadi wajar. Investor yg cari defensif dan yield stabil akan cocok dgn NELY. Tapi buat yg cari pertumbuhan eksplosif? Rasanya bukan di sini tempatnya.

Dan semua ini makin menarik saat kita masukkan variabel geopolitik. Kalau perang Iran–Israel berlarut-larut, maka pola krisis energi seperti saat Rusia–Ukraina akan terulang: kapal langka, freight naik, minyak dan gas naik, negara switch ke coal, dan pelayaran domestik Indonesia panen order. Tapi kalau perang cepat mereda? Maka harga energi akan turun, Eropa balik ke gas, dan freight kembali normal.

Tapi analisis nggak berhenti di skenario harga freight saja. Karena ujung dari semua ini adalah: siapa yg bisa bertahan dalam dua musim—musim euforia dan musim dingin. Dan pertanyaan itulah yg jadi penentu arah investasi ke depan. Kita nggak bisa hanya menilai kinerja perusahaan saat perang sedang memanas, tp jg hrs mengukur seberapa sustainable performa mereka ketika kondisi global kembali tenang. Justru di sinilah ketiganya menunjukkan watak aslinya.

TPMA mungkin bukan yg paling agresif dalam hal return per kuartal, tapi strategi mereka menunjukkan pola pertumbuhan yg dipikirkan matang. Mereka bukan sekadar pengangkut, tapi sedang pelan-pelan mengubah dirinya jd operator logistik mineral terintegrasi. Setelah akuisisi TLP dan BEST, mereka bukan cuma punya armada, tapi jg kontrol jalur distribusi dan eksposur ke nikel, komoditas masa depan buat baterai dan elektrifikasi. Kita bicara tentang positioning jangka panjang di pasar yg bukan hanya relevan hari ini, tapi bakal krusial lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Dan struktur keuangannya pun mendukung arah itu. Meski TPMA mencatat liabilitas sebesar Rp1,6 triliun, hampir semua itu produktif: digunakan utk akuisisi, pembiayaan armada, dan pengembangan usaha. DER di bawah 0,6x, masih sangat wajar utk sektor pelayaran, bahkan tergolong sehat. Malah kalau nggak ada leverage, perusahaan shipping justru sulit berkembang. Inilah perbedaan besar antara TPMA dgn NELY—satu memilih dorong pertumbuhan lewat leverage yg terukur, satunya lagi lebih nyaman jalan pelan tapi stabil.

Kondisi ini jadi relevan saat kita membandingkannya dgn NELY. Ibarat mobil, NELY seperti mobil hemat BBM, cocok buat jalan santai jauh, tapi jgn harap bisa salip di tanjakan curam. Tanpa utang besar dan dgn efisiensi operasional tinggi, NELY berhasil menjaga margin bahkan saat pasar volatile. Tapi justru karena itu, mereka susah lompat level. Pendapatan Rp499 miliar di TTM Q1 2025 dgn capex kecil menunjukkan bahwa mereka cenderung bermain aman, dan dalam dunia shipping yg permintaannya bisa berubah ekstrem dalam 6 bulan, itu bisa jadi pedang bermata dua.

NELY tetap punya daya tarik: struktur bersih, beban kecil, pelanggan setia di segmen kayu dan batubara, serta unit docking yg menghasilkan recurring income. Tapi kita jg harus jujur: pasar akan memberi premium terhadap growth, bukan hanya efisiensi. Kecuali NELY berani lakukan ekspansi lebih agresif atau positioning ulang ke logistik mineral seperti TPMA, valuasi mereka mungkin akan terus mandek di zona “stabil tapi tidak spektakuler”.

Sementara itu, PSSI duduk di tengah-tengah. Mereka bisa sangat kuat saat harga freight naik, krn FLF dan barge mereka sering digunakan oleh eksportir batubara besar. Tapi begitu freight normal lagi, mereka bs langsung goyah. Rugi Rp8 miliar di Q1 2025 seakan jd sinyal awal kalau eksposur mereka terlalu berat di segmen spot, meskipun struktur biaya ttp efisien dan kas perusahaan sangat sehat. Kalau manajemen PSSI bisa menjaga kontrak-kontrak semi-berjangka dan ekspansi efisien seperti tahun 2023, maka mereka tetap bisa bersinar. Tapi kalau tidak, volatilitas akan trs menghantui mereka tiap kali freight berubah arah.

Setelah menimbang semua ini, pertanyaannya sederhana: di tengah kondisi global yg penuh ketidakpastian, siapa dari ketiga ini yg layak disebut kendaraan investasi utama? Jawabannya mengerucut ke satu nama: TPMA. Bukan karena mereka yg paling untung tahun lalu, bukan jg karena valuasinya paling murah, tapi karena mereka yg paling siap menangkap momentum sekaligus bertahan saat badai reda. Mereka punya arah strategis, koneksi pelanggan jangka panjang, ekspansi ke komoditas masa depan, dan struktur modal yg cukup berani tapi tetap sehat. Mereka bukan sekadar hidup dari euforia harga coal, tapi sedang membangun sistem yg bisa hidup bahkan setelah euforia itu hilang.

Jadi kalau ditanya sekarang: mana dari TPMA, PSSI, dan NELY yg paling layak dikoleksi utk 1–3 tahun ke depan? Jawabannya bukan hanya berdasarkan PER rendah atau laba bersih sesaat. Tapi berdasarkan siapa yg sedang membangun kapal paling kuat utk menghadapi ombak besar. Dan dari semua yg kita bahas, TPMA-lah yg sedang mengarahkan haluannya ke sana.

Dengan pertumbuhan pendapatan yg sudah tembus Rp2 triliun secara TTM, margin yg tetap sehat, dan transformasi bisnis dr angkutan batubara ke integrasi logistik mineral, TPMA bukan cuma mengikuti arus, tapi menciptakan arusnya sendiri. Entah perang Iran–Israel ini memanas sampai 2026, atau mereda cepat dalam beberapa bulan, TPMA punya narasi yg tetap utuh: mereka sedang tumbuh, bukan sekadar menumpang tren. Dan itu adalah jenis perusahaan yg layak dibawa dalam portofolio jangka menengah, bahkan panjang.

Lalu apakah PSSI dan NELY harus dihindari? Tidak. PSSI cocok utk impostor yg ingin main cepat dan siap mental menghadapi volatilitas. Kalau misalnya saya punya keyakinan bahwa freight spot akan tetap tinggi dlm 1–2 tahun ke depan, PSSI bisa memberikan upside yg lebih cepat dari TPMA. Tapi saya jg harus siap kalau angkanya bisa turun secepat naiknya. Sementara NELY cocok utk impostor yg cari stabilitas, dividen, dan nggak peduli harga saham mau stagnan setahun dua tahun, asal perusahaan tetap untung. Tapi kalau saya cari pertumbuhan dan transformasi yg nyata? Maka TPMA tetap jadi pilihan paling masuk akal—setidaknya saat ini.

Disclaimer: ini bukan ajakan untuk membeli kapal atau menjual saham perkapalan.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HAIS hati2, sudah beberapa hari ini tembok tebal sudah dikikis habis. ingat tidak ada duit yg instant. tidak sabar, bakalan merugi. ada momentum langsung ambil kesempatan, jangan tunggu naik baru beli tapi jangan juga terburu-buru menjual.

random tag
$NELY $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI 12 Jun 25
Shareholder : Bio Permai
Type : Local
Bought : +256,500 (+0.01%)
Current : 395,188,000 (7.3%)
Previous : 394,931,500 (7.29%)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BULL BUYBACK ? BERAPA T?
$SOCI $PSSI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PSSI

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy