Volume
Avg volume
Perseroan merupakan penyedia jaringan telekomunikasi wholesale yang berdiri sejak tahun 2000, dimana memulai bisnisnya sebagai ISP (Internet Service Provider) dan Call Center. Perseroan melakukan pengembangan usaha pada tahun 2007 sebagai penyedia jasa infrastrukstur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik di Pulau Jawa sepanjang 7,5 km. Perseroan mulai berkiprah secara global dengan dibangunnya kabel bawah laut internasional dengan nama MIC-1 (Moratelindo International Cable-system One) pada tahun 2008 yang menghubungkan dari Jakarta ke Singapura. Seperti diketahui Singapura merupakan gerbang internet di duni... Read More
$LUCY
✅ ENTRY IDEAL: Rp74–79
(Base MA20/MA50 support dan breakout area, swing entry bertahap pada candle hijau/pullback sehat. Harga baru spike +8,9% hari ini menembus atas MA, volume meningkat, reversal parabolic mulai terbentuk—area low risk untuk swing sepanjang trailing disiplin cut loss bawah base support.
🔰 ENTRY AGRESIF: Rp83–85
(Posisi sekarang hingga spike upper band, fast swing/scalping, scaling lot kecil wajib scaling out profit tiap spike. Hindari average up tanpa breakout + volume >93, karena area atas rawan distribusi dan historical reversal setelah spike LUCY.
🔥 TAKE PROFIT (TP):
TP1: Rp93
(Minor psychological resistance & target fast spike—area profit taking wajib karena distribusi seller sering muncul di zona ini setelah swing uptrend LUCY).
TP2: Rp100
(Target optimis breakout mid-swing, hanya untuk risk taker; exit cepat bila reversal merah di spike atas/volume menipis).
🚫 STOP LOSS (SL):
SL: Rp71
(Cut loss disiplin di bawah base konsolidasi MA utama, area ini jadi zona risk ARB jika reversal. Floating profit mudah hilang, wajib exit jika breakdown support.
📊 RISK–REWARD PERSENTASE
Dari Entry Ideal (74):
TP1: +25.7% (93/74–1)
TP2: +35.1% (100/74–1)
SL: -4.1% (71/74–1)
Dari Entry Agresif (85):
TP1: +9.4% (93/85–1)
TP2: +17.6% (100/85–1)
SL: -16.5% (71/85–1)
📰 ISU, BERITA & SENTIMEN
FUNDAMENTAL & KATALIS PASAR:
LUCY (Lima Dua Lima Tiga Tbk) basis bisnis F&B-resto bar rooftop, prospek 2025 didorong ekspansi nasional, inovasi menu (kolaborasi dengan Chef Juna), dan penambahan outlet baru di kota besar. Laba Q1 2025 membaik, kas naik 15,9% YoY, top line growth +10%. Namun, secara value, LUCY tetap overvalued (PBV 3,07x), market cap <200M, DER tinggi (1,01x), 3 tahun EPS negatif, current ratio <1, NPM -17,7%, ROE -8,7%—hanya cocok untuk momentum swing bukan investasi jangka panjang.
Sentimen utama: euforia volume, fast swing, rotasi microcap ritel & bulletin inovasi/kuliner. Tidak ada aksi korporasi baru Q3 2025, manajemen secara resmi menyatakan tidak ada corporate action/rights/rumor dalam 3 bulan mendatang, relatif aman dari aksi dadakan. Oscillator daily RSI/ADX/Stoch tetap overbought, tapi mayoritas rating volume & momentum tetap “buy strong”. Namun aksi profit taking/intraday reversal selalu risk besar di upper band spike.
RISIKO & PASAR:
Risiko: overbought, risk ARB sudden, distribusi cepat spike, bid tipis, profit turun cepat jika aksi volume melempem. Microcap seperti ini harus scaling, trailing stop, dan tidak full size.
📊 STRATEGI TRADING
Akumulasi batch kecil 74–79 jika retrace/candle hijau. Entry agresif 83–85 scaling out tiap spike. Scaling wajib TP1 di 93, TP2 (optimis) di 100, trailing SL disiplin <71 semua entry. Hindari average up tanpa breakout kuat.
📢 RINGKASAN LUCY (IDX:LUCY) – Agustus 2025
LUCY rebound volume, entry ideal 74–79, agresif 83–85, TP1 93, TP2 100, SL <71. Prospek: ekspansi nasional, sentimen inovasi, upside microcap. Downside: bid tipis, ARB, distribusi cepat.
Strategi: batch kecil, scaling fast/trailing risk, momentum saja.
❗Disclaimer: Informasi dan analisa yang dibagikan di sini hanya untuk tujuan edukasi dan referensi. Ini bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau saran untuk membeli, menjual, atau memegang saham tertentu. Selalu lakukan analisa dan riset Anda sendiri sebelum mengambil keputusan investasi. Investasi mengandung risiko, dan hasil masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan.
$MORA $GHON
Proyek $KETR Banyak?
Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Ketrosden Triasmitra Tbk atau KETR bersama anak usahanya bisa dibilang pemain yang tidak bisa diremehkan di bisnis infrastruktur telekomunikasi, terutama jaringan kabel serat optik yang jadi urat nadi internet modern. Mereka bergerak di tiga bidang utama, yaitu penjualan sistem kabel serat optik, jasa konstruksi jaringan, serta jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan kabel serat optik baik darat maupun bawah laut. Jadi bukan cuma soal pasang kabel, tapi benar-benar dari hulu ke hilir dikerjakan, mulai dari desain dan pembangunan, penjualan sistem, hingga menjaga kabel itu tetap berfungsi selama belasan tahun. Skema bisnis macam ini memberikan jaminan pendapatan yang relatif stabil sekaligus menuntut investasi besar dan kemampuan teknis yang solid.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Karakter proyek KETR berbeda dengan kontrak jangka pendek kebanyakan. Mayoritas kontraknya berlaku sampai 15 tahun, sehingga setiap kesepakatan baru pada dasarnya sama dengan mengunci arus kas jangka panjang. Revenue recognition atau pengakuan pendapatan dari jasa konstruksi bahkan sampai disebut sebagai key audit matter, karena jumlah kontraknya banyak, nilainya besar, dan cara pengakuannya bisa sangat memengaruhi laporan keuangan. Auditor menganggap ini rawan karena sedikit saja salah perhitungan progres bisa menggoyang laba bersih. KETR sendiri juga tidak main-main dalam mendukung proyek-proyek tersebut. Mereka punya kapal pemasang kabel bawah laut CLV Bentang Bahari yang nilainya sudah mencapai Rp515,9 miliar dengan progres 95% per Juni 2025, kemudian ada pembangunan Network Operating Center di Tanjung Pakis senilai Rp19,4 miliar dengan progres 99%, serta trencher senilai Rp6,9 miliar yang hampir rampung. Dari sini terlihat bahwa mereka memang mengalokasikan dana besar ke belanja modal untuk menjaga kelangsungan bisnis.
Pendapatan terbesar datang dari jasa konstruksi dan penjualan sistem kabel serat optik yang per semester I 2025 menyumbang Rp423,9 miliar. Angka ini tidak kecil dan didukung oleh pelanggan-pelanggan besar. PT Pusat Fiber Indonesia, misalnya, punya kontrak bernilai Rp188,8 miliar dengan dua proyek penting, yaitu Batam–Singapura Rp39,6 miliar dan RISING8 Jakarta–Batam Rp202,9 miliar, keduanya berlaku 15 tahun. PT Remala Abadi menambah Rp143,2 miliar dengan kontrak Ultimate Java Backbone senilai Rp21,6 miliar dan Jakarta–Batam Rp192 miliar. Ada juga PT Solnet Indonesia dengan kontrak Rp31,8 miliar, PT Iforte Solusi Infotek dengan dua proyek besar senilai Rp150,6 miliar dan Rp89 miliar, lalu PT Trans Indonesia Superkoridor yang mengikat kontrak Rp75 miliar untuk proyek Jayabaya serta Rp11,4 miliar untuk jaringan backbone Jawa. Nama besar seperti Indosat $ISAT dan Parsaoran Global Datatrans pun ikut hadir dengan kontrak masing-masing Rp75 miliar sampai Rp77,4 miliar untuk jaringan Jakarta–Surabaya serta Rp65 miliar untuk rute Batam–Dumai–Medan. Semua kontrak ini mengunci arus kas hingga 15 tahun, artinya meski ada fluktuasi tahunan, KETR punya pondasi jangka panjang.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Segmen jasa pemeliharaan dan pengelolaan jaringan juga penting walaupun kontribusinya lebih kecil, yaitu Rp93,4 miliar di semester I 2025. PT Mora Telematika menyumbang Rp15,4 miliar dengan kontrak besar seperti perawatan jaringan Dumai–Medan Rp99 miliar dan dua kontrak Surabaya–Jakarta masing-masing di atas Rp100 miliar. PT Mega Akses Persada menambah Rp12,3 miliar dengan kontrak jaringan Jakarta–Surabaya Rp67,4 miliar, Dumai–Medan Rp30,3 miliar, dan jaringan Jakarta–Singapura senilai USD13 juta. Ada juga PT Palapa Ring Barat dengan kontrak Rp23,6 miliar, PT Link Net dengan kontrak Rp35 miliar untuk rute Jakarta–Bandung dan Rp8 miliar untuk Surabaya–Denpasar, lalu Indosat yang tercatat dengan nilai Rp7,8 miliar dari kontrak maintenance Surabaya–Denpasar serta jaringan Jakarta–Bangka–Batam–Singapura. Sekilas angka revenue dari maintenance terlihat lebih kecil dibanding konstruksi, namun sifat kontraknya yang panjang membuat kontribusinya ke stabilitas keuangan tetap signifikan.
Satu poin penting yang sering luput dilihat adalah keterkaitan langsung proyek-proyek ini dengan kesehatan finansial KETR. Obligasi perusahaan punya syarat covenant keuangan yang harus dipenuhi berdasarkan laporan audit tahunan. Kalau proyek tidak jalan atau revenue tidak sesuai, risiko pelanggaran covenant bisa muncul dan itu akan merugikan perusahaan. Jadi proyek bukan cuma soal pendapatan, tapi juga soal menjaga kepercayaan investor obligasi. Selain itu, pada awal 2023 mereka mengalokasikan 80% dana hasil IPO atau Rp89,9 miliar ke anak usaha PT Jejaring Mitra Persada, sebuah langkah yang menegaskan bahwa strategi KETR sepenuhnya bertumpu pada ekspansi bisnis serat optik.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Aspek akuntansi dari kontrak multi-periode ini pun tidak bisa dianggap remeh. Manajemen harus membuat estimasi dan judgment signifikan terkait progres konstruksi, nilai biaya, serta timing pengakuan pendapatan. Kesalahan estimasi bisa berimbas langsung pada laporan laba rugi. Hal inilah yang membuat proyek serat optik bukan sekadar pekerjaan teknik, tapi juga medan akuntansi yang kompleks dan rawan.
KETR adalah perusahaan yang identitasnya sudah menyatu dengan kabel serat optik. Dari total pendapatan semester I 2025, Rp423,9 miliar datang dari konstruksi dan Rp93,4 miliar dari pemeliharaan. Kontrak 15 tahun jadi kekuatan utama mereka, kapal dan peralatan berat menunjukkan keseriusan investasi, pelanggan besar seperti Indosat, Mora, Mega Akses, dan Pusat Fiber Indonesia menjadi bukti posisi mereka di industri. Namun di sisi lain, tekanan covenant obligasi, kompleksitas akuntansi, serta kebutuhan belanja modal besar terus menghantui. Dengan kata lain, bisnis KETR bisa dibilang punya pondasi panjang, tapi sekaligus mengandung risiko tinggi kalau ada proyek yang meleset. Ini perusahaan yang harus berlari terus tanpa boleh berhenti karena kalau tersandung sekali saja, dampaknya bisa langsung ke keuangan dan kredibilitas di mata pasar.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MORA
1/6
$KETR Ini Beneran Utangnya Berkurang?
Komentar salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Komentar disampaikan di postingan sebelumnya di sini https://stockbit.com/post/20435783
PT Ketrosden Triasmitra Tbk atau KETR punya cerita keuangan yang cukup menarik dilihat dari laporan interim Juni 2025. Perusahaan ini memang baru saja menuntaskan kewajiban obligasi seri A senilai Rp415 miliar yang jatuh tempo Januari 2024. Pembayaran itu bukan pakai kas murni, melainkan hasil refinancing lewat pinjaman baru Rp500 miliar dari Indonesia Infrastructure Finance yang diteken Desember 2023. Jadi jelas ada pola ganti utang lama dengan utang baru, dengan tambahan ruang untuk modal kerja anak usaha. Dari laporan keuangan, obligasi turun drastis dari Rp582 miliar per Desember 2023 jadi tinggal Rp168 miliar per Juni 2025. Ini bukti riil refinancing berjalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau ditotal, posisi liabilitas KETR juga makin ramping. Dari Rp1,23 triliun akhir 2023, turun jadi Rp1,04 triliun akhir 2024, dan makin susut ke Rp944 miliar per Juni 2025. Penyumbang utamanya jelas pelunasan obligasi tadi ditambah penurunan porsi pinjaman jangka panjang baik dari bank maupun lembaga non-bank. Memang ada reklassifikasi utang jangka panjang ke jangka pendek karena sudah mau jatuh tempo, tapi secara bersih beban utang tetap turun. Bank loan jangka panjang misalnya dari Rp92 miliar di akhir 2024 jadi Rp46 miliar di Juni 2025, sedangkan pinjaman non-bank dari Rp415 miliar akhir 2024 susut ke Rp176 miliar di Juni 2025.
Hal lain yang menarik, laba KETR semester I 2025 bukan sekadar angka di kertas, tapi benar-benar ditopang arus kas operasi. Laba bersih periode enam bulan itu tembus Rp127,5 miliar, naik lebih dari dua kali lipat dibanding Rp63,5 miliar di periode yang sama 2024. Dan lebih penting lagi, arus kas operasi positif Rp251,3 miliar, jauh melampaui laba bersihnya. Padahal setahun sebelumnya justru minus Rp3,6 miliar. Artinya bisnis inti benar-benar menghasilkan uang tunai, bukan laba semu hasil permainan akuntansi.
Kalau ngomongin pos akrual, KETR mencatat Rp56,1 miliar per Juni 2025. Isinya macam-macam, mulai dari accrual operasional Rp20,7 miliar, accrual biaya proyek Rp17,3 miliar, sampai accrual penerimaan barang Rp18,1 miliar. Menariknya, accrual bunga obligasi yang sempat Rp10 miliar di akhir 2023 sudah hilang, logis karena obligasi seri A sudah dilunasi awal 2024.
Untuk pengakuan pendapatan, KETR sudah patuh PSAK 115 dengan lima langkah standar, dari identifikasi kontrak sampai pengakuan revenue saat kewajiban terpenuhi. Karena bisnis mereka banyak di jasa konstruksi kabel serat optik dan maintenance, revenue diakui berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan atau over time. Biaya pun dicatat berbasis akrual. Selain itu, ada perubahan PSAK lain seperti PSAK 109 untuk instrumen keuangan (penentuan expected credit loss piutang) dan PSAK 219 untuk imbalan kerja. Dampak PSAK 219 dianggap tidak signifikan, tapi PSAK 109 lumayan terasa karena ada allowance ECL besar. Per Juni 2025, cadangan kerugian ekspektasian piutang mencapai Rp648 miliar, angka yang jelas berpengaruh ke laba. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Mengenai aset, meskipun laporan disusun berbasis biaya historis, tetap ada mekanisme revaluasi dalam bentuk impairment test untuk aset non-keuangan dan penilaian ECL untuk aset keuangan. Jadi nilai piutang dan aset tetap bisa dikoreksi kalau ada indikasi tidak recoverable. Inilah yang bikin profitabilitas bisa naik-turun karena provisi ECL atau impairment langsung masuk ke laporan laba rugi.
Soal laba, lonjakan laba semester I 2025 jelas digerakkan oleh revenue yang melonjak dari Rp252 miliar semester I 2024 ke Rp517 miliar semester I 2025. Pendorong utamanya konstruksi dan penjualan sistem kabel serat optik yang naik gila-gilaan dari Rp165 miliar ke Rp424 miliar. Layanan maintenance juga naik tipis dari Rp86,8 miliar ke Rp93,4 miliar. Cost of revenue memang ikut naik dari Rp99,7 miliar ke Rp287,1 miliar, tapi gross profit tetap terdongkrak dari Rp152 miliar ke Rp230 miliar. Sementara beban operasional (SGA) relatif stabil di kisaran Rp48 miliar. Beban bunga memang naik tipis ke Rp33 miliar, pajak final juga dobel ke Rp15,3 miliar, bahkan pos other income berubah jadi rugi Rp2,7 miliar. Tapi semua itu tertutup oleh lonjakan revenue inti. Jadi kesimpulannya profit naik bukan karena trik akuntansi atau non-core income, tapi memang bisnis kabel optik mereka lagi kenceng.
Singkatnya, KETR sekarang berdiri di posisi lebih sehat. Utang berhasil dipangkas lewat refinancing, liabilitas menyusut, laba melonjak dan lebih penting lagi kas operasional benar-benar deras. Tantangan tentu masih ada, terutama dari provisi kerugian piutang yang besar dan kewajiban jatuh tempo yang harus dikelola hati-hati. Tapi setidaknya dari kacamata semester I 2025, core business mereka yang berbasis proyek kabel serat optik memang lagi on fire dan berhasil jadi motor utama profit. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
1. Total Liabilitas Menurun
➡️ Dari Rp1,23 triliun (2023) ke Rp1,04 triliun (2024) lalu Rp943,88 miliar (Juni 2025)
➡️ Turun total Rp288,7 miliar atau -24% dalam 1,5 tahun
✅ Beban utang makin ringan
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
2. Struktur Utang Bank
➡️ 2023 Rp93,60 miliar, naik ke Rp126,73 miliar (2024) lalu turun ke Rp94,04 miliar (Juni 2025)
➡️ Kontribusi ke liabilitas 7,59% (2023), 12,16% (2024), 9,96% (2025)
➡️ Kontribusi ke aset 4,30% (2023), 6,12% (2024), 4,48% (2025)
❌ Fluktuatif, tapi porsinya relatif kecil
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
3. Utang Lembaga Keuangan Non-Bank
➡️ 2023 Rp415 miliar, naik ke Rp499,99 miliar (2024), turun sedikit ke Rp468,21 miliar (2025)
➡️ Kontribusi ke liabilitas 33,67% (2023), 48,01% (2024), 49,60% (2025)
➡️ Kontribusi ke aset 19,08% (2023), 24,14% (2024), 22,29% (2025)
✅ Jadi sumber pendanaan utama, dominasi jelas sejak 2024
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
4. Obligasi
➡️ 2023 Rp582,44 miliar, anjlok ke Rp167,73 miliar (2024), lalu Rp167,86 miliar (2025)
➡️ Penurunan -71,19% karena pelunasan obligasi Seri A Rp415 miliar Januari 2024
➡️ Kontribusi ke liabilitas 47,26% (2023), 16,10% (2024), 17,78% (2025)
➡️ Kontribusi ke aset 26,78% (2023), 8,09% (2024), 7,99% (2025)
✅ Beban obligasi jauh berkurang, tinggal Seri B jatuh tempo 2026
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
5. Kas dan Likuiditas
➡️ Kas 2023 Rp412,09 miliar, anjlok ke Rp99,16 miliar (2024), naik lagi ke Rp174,02 miliar (2025)
➡️ Rasio kas terhadap liabilitas 33,43% (2023), 9,52% (2024), 18,43% (2025)
❌ Likuiditas drop tajam di 2024, meski membaik di 2025 tapi belum kembali ke level 2023
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
6. Kontrak Liabilitas dan Order Book
➡️ Dari Rp15,44 miliar (2023) ke Rp66,71 miliar (2024) dan stabil di 2025
➡️ Artinya pelanggan bayar di muka lebih banyak, proyek jalan, order book kuat
✅ Positif untuk revenue ke depan
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
7. ➡️ Total utang turun signifikan, obligasi besar sudah lunas, non-bank loans jadi penopang utama, bank loans relatif kecil, kas fluktuatif tapi naik di 2025
➡️ Risiko ada di liabilitas jangka pendek yang melonjak karena reklassifikasi obligasi dan utang non-bank mendekati jatuh tempo
➡️ Secara keseluruhan struktur utang lebih sehat, meski tantangan likuiditas tetap harus dijaga
✅ Profil liabilitas KETR makin rapi, tapi fokus ke manajemen kas jadi kunci
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MORA $EXCL
1/8
Perkenalkan saya Erie Irianti, mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Keuangan, Universitas Terbuka, sedang melakukan penelitian sebagai bagian dari penyusunan tugas akhir dengan judul "Pengaruh Overconfidence terhadap Keputusan Investasi Saham''.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh overconfidence terhadap keputusan investasi saham.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk meluangkan waktu dalam mengisi kuesioner ini.
Seluruh data dan informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik.
Kuesioner ini bersifat anonim dan tidak akan digunakan untuk tujuan lain di luar penelitian.
https://cutt.ly/GrKRyqq0
Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara(i), saya mengucapkan terima kasih.
$MAIN $MIKA $MORA
Hype Emiten. Selasa, 26 Agustu 2025
Kata kunci: Proyek Kabel Bawah Laut
SKKL RISING 8 - Proyek kabel bawah laut milik $KETR yang menghubungkan Jakarta - Batam - Singapura.
SKKL Rising 8 ini akan memiliki panjang kabel sekitar 1.128,5 km dengan menggunakan teknologi sistem Repeater dan memiliki kapasitas sebesar 25 terabite (TB) per second per fiber pair. Kapasitas maksimal yang akan di-deliver di kabel laut ini bisa mencapai 400 Tbps.
Kabel yang akan digunakan untuk membangun SKKL Rising 8 ini menggunakan kabel dari produsen Jerman yaitu Norddeutsche Seekabelwerke (NSW), sementara Repeater yang digunakan berasal dari produsen Perancis yaitu Alcatel Submarine Network (ASN).
Disampaikannya bahwa saat ini kabel dan repeater sudah berada di atas kapal Bentang Bahari milik perusahaan. Sementara pada bagian komersial, tiga pelanggan Off-Taker telah diperoleh kesepakatannya, dan sejumlah pelanggan potensial lainnya sedang berada pada tahap negosiasi akhir.
"Jadi, diharapkan di kuartal keempat ini penggelaran SKKL Rising 8 selesai," ucapnya.
Selain itu, Triasmitra juga sedang berencana mengembangkan cakupan bisnisnya sampai ke Indonesia Tengah dengan rencana Pembangunan SKKL Indonesia Tengah yang menyambungkan pulau Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. SKKL Indonesia Tengah ini dirancang dengan memiliki 9 Segmen dengan total panjang hingga 2.597 km.
SKKL Indonesia Tengah ini akan menyambungkan kabel laut dari Sanur (Bali), Kawinda Nae, Labuan Bajo, Makassar, Selayar, Baubau, Wakatobi, Kendari, Morowali, dan Luwuk. Pembangunan SKKL Indonesia Tengah ini akan dibagi ke dua tahap.
Tahap 1 akan dibangun pada tahun 2026 untuk Segmen Sanur sampai Makassar. Sementara Tahap 2 akan dibangun pada tahun 2027 untuk Segmen Selayar sampai Luwuk.
"Saat ini proses pembangunan berada dalam fase perizinan dimana Surat Izin Rekomendasi 1 untuk kegiatan Marine Survey telah dirilis, dan marine survey akan dilaksanakan setelah pembangunan SKKL Rising 8 selesai," tambahnya.
$MORA $INET
@rionfransdela tolong dianugerahi daya pikiran oleh yang diatas dipake om. Ketr itu yang gelar kabel laut rising eight. Kabel laut itu jartub international plus SKKL bukan nap.
Coba jelaskan proses pengurusan izin kabel bawah laut om ? Ente mengerti bedanya kabel laut repeatered dengan unrepeatered juga saya tidak yakin wkwkwkw
B2JS itu proyek kerja sama $KETR dan $MORA om bukan emiten kesayangan ente :)
kalau internet dijawa sudah dikuasai $WIFI lewat jaringan kereta api, kemungkinan besar selanjutnya pulau pulau lain di indonesia. klo mau kuasai internet pulau pulau besar di indonesia maka arahnya jaringan tulang punggung. siapa pemegang jaringan tulang punggung? palapa ring, salah satunya palapa ring barat yg dulu dimenangkan oleh moratelematika ($MORA) dan ketrosden triasmitra ($KETR)