378

0.00

(0.00%)

Today

205,200

Volume

227,004

Avg volume

Company Background

Perseroan merupakan penyedia jaringan telekomunikasi wholesale yang berdiri sejak tahun 2000, dimana memulai bisnisnya sebagai ISP (Internet Service Provider) dan Call Center. Perseroan melakukan pengembangan usaha pada tahun 2007 sebagai penyedia jasa infrastrukstur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik di Pulau Jawa sepanjang 7,5 km. Perseroan mulai berkiprah secara global dengan dibangunnya kabel bawah laut internasional dengan nama MIC-1 (Moratelindo International Cable-system One) pada tahun 2008 yang menghubungkan dari Jakarta ke Singapura. Seperti diketahui Singapura merupakan gerbang internet di duni... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

AHHH $SGER tinggal nunggu $MORA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA kapan LK Q2 keluar?

$IHSG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA rungkad rungkad 😂 XC distribusi terus

$WIFI $DCII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA

NEXT DCI nih 😂
Infrastruktur oke, jaringan bawah laut banyak, jualan data center juga, tinggal dilirik bandar kakap merah ajaaa 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$TOWR $MORA $GHON

1/4

testestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA Tes masuk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA alhamdulillah match di harga ARB 😂

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@juliushalim Saya setuju, pasar memang sering tak tunduk pada logika, kadang yang dinilai rugi justru terbang, dan yang penuh narasi malah tumbang. Saya pun nggak menganggap analisis sebagai kebenaran mutlak, lebih sebagai cara untuk mengajak ngobrol, mempertajam intuisi.

Soal UBO, MM, dan kepentingan di balik layar itu realitas yang nggak bisa diabaikan, tapi tetap menarik buat ditelusuri. Toh ujung-ujungnya memang pasar ini soal probabilitas, bukan kepastian. Yang penting kita tetap belajar sambil sesekali menertawakan asumsi sendiri.

Tag : $INET $GHON $MORA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@juliushalim Memang kontribusi masih terlihat seuprit, tapi menilai transformasi infrastruktur hanya dari satu-dua triwulan ibarat menilai konstruksi gedung dari fondasi yang baru dicor. Belum tampak megah, tapi bukan berarti kosong. Tidak semua investasi langsung mengalir ke pendapatan; banyak yang butuh waktu sebelum menunjukkan daya hasil. Membandingkan dengan MKNT, YELO, atau SBAT sah-sah saja, tapi konteks dan eksekusi tiap emiten berbeda. INET setidaknya sudah menggelontorkan capex nyata dan membentuk entitas operasional baru, bukan sekadar menjual mimpi lewat presentasi.

Tag : $INET $GHON $MORA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA - Saham Syariah

Setelah liat LK, kok bagus yah
semoga dikasih murah dulu disaham ini

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA laba tiap taun turun hhhh lepas aja deh

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

INET LK Q2 2025: Mesin Laba, Mesin Kas yang Tersendat

Saya sering memandangi laporan keuangan seperti seseorang melihat foto lama. Di permukaan, ada senyum dan angka yang rapi. Namun jika ditatap lebih lama, ada cerita lain yang tersembunyi di sorot mata dan gestur yang janggal. Laporan keuangan interim Sinergi Inti Andalan Prima (INET) untuk paruh pertama 2025 ini adalah salah satu foto semacam itu. Di permukaan, ini adalah potret kesuksesan yang cemerlang. Pendapatan neto melesat hampir tiga kali lipat, dari Rp 15,1 miliar di pertengahan 2024 menjadi Rp 45 miliar pada periode yang sama di tahun 2025. Laba bersihnya lebih dramatis lagi, melonjak lebih dari tujuh kali lipat, dari Rp 1 miliar menjadi Rp 7,7 miliar. Di dunia yang haus akan narasi pertumbuhan, angka-angka ini adalah musik yang merdu, sebuah lagu kemenangan yang dinyanyikan dengan lantang oleh manajemen.

Tapi kemudian, mata saya beralih dari halaman laba rugi ke bagian yang lebih sunyi dan jarang disorot: laporan arus kas. Di sanalah musik itu tiba-tiba berhenti. Di balik laba Rp 7,7 miliar yang megah itu, kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi ternyata hanya Rp 425 juta. Ini bukan salah ketik. Laba miliaran rupiah di atas kertas, namun kas yang masuk ke brankas dari kegiatan bisnis inti tak lebih dari sekadar uang receh jika dibandingkan. Ini seperti melihat seorang pelari maraton yang memecahkan rekor kecepatan, tapi saat melewati garis finis ia langsung terkapar kehabisan napas. Laba adalah fotonya di garis finis, sementara arus kas adalah kondisinya yang sesungguhnya. Ada sebuah cerita yang tidak sinkron di sini.

Cerita itu bernama piutang. Ketika sebuah perusahaan menjual begitu banyak tetapi tidak kunjung mengumpulkan uangnya, piutang usaha akan membengkak. Inilah yang terjadi pada INET. Pos piutang usaha dari pihak ketiga meledak dari Rp 4,8 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp 24,2 miliar hanya dalam enam bulan. Penerimaan kas dari pelanggan hanya Rp 25,6 miliar , jauh di bawah pendapatan Rp 45 miliar yang diakui. Ini menandakan sebuah strategi penjualan yang sangat agresif, yang mungkin lebih memprioritaskan pencatatan pendapatan daripada kesehatan arus kas. Mereka seolah membuka toko dan membiarkan banyak orang mengambil barang dengan janji "bayar nanti". Hal ini memunculkan pertanyaan, apakah pertumbuhan pendapatan ini organik dan berkelanjutan, atau sekadar didorong oleh kelonggaran syarat pembayaran yang berisiko? Lebih dalam lagi, rincian piutang menunjukkan sebuah anomali. Dari total piutang Rp 24,6 miliar, sebagian besar, atau sekitar Rp 22,3 miliar, masuk dalam kategori "Lain-lain (di bawah Rp 100.000.000)". Sebuah jumlah yang luar biasa besar untuk dikumpulkan dalam pos yang tidak terperinci, berpotensi menyembunyikan konsentrasi risiko di balik selubung diversifikasi.

Lalu, jika bukan dari operasional, dari mana datangnya semua uang tunai yang membuat posisi kas perusahaan terlihat sehat, naik dari Rp 61,9 miliar menjadi Rp 95,9 miliar? Jawabannya ada di aktivitas pendanaan. Perusahaan mendapatkan suntikan dana segar sebesar Rp 68,2 miliar, hampir seluruhnya berasal dari pelaksanaan waran. Ini adalah uang dari investor, bukan dari pelanggan. Ini adalah modal eksternal yang membiayai napas perusahaan. Tentu, ini bukan hal yang buruk. Perusahaan yang sedang berekspansi butuh bahan bakar. Namun, ini menunjukkan sebuah ketergantungan. Mesin bisnis intinya belum mampu membiayai dirinya sendiri, apalagi membiayai ambisinya yang besar.

Dan ambisi itu memang tidak kecil. Arus kas untuk investasi menunjukkan pengeluaran besar sebesar Rp 34,6 miliar, terutama untuk uang muka aset tetap. Catatan kaki mengungkap cerita di baliknya: perjanjian-perjanjian strategis untuk penyediaan jaringan kabel serat optik jangka panjang, termasuk proyek prestisius Batam-Singapura dan Jakarta-Batam. Mereka juga mendirikan entitas anak baru, Internet Anak Bangsa (IAB), pada Mei 2025. Manajemen tidak sedang tidur di atas tumpukan kas dari waran itu. Mereka sedang membangun rumah yang jauh lebih besar, bertaruh pada masa depan konektivitas digital Indonesia. Ini adalah sisi optimisme dari cerita ini, sebuah visi yang berani dan langkah-langkah konkret untuk mewujudkannya. Mereka sedang mengubah modal investor menjadi aset infrastruktur yang nyata.

Di titik ini, kita disuguhkan dua narasi yang berjalan paralel. Di satu sisi, ada cerita pertumbuhan eksplosif dan ekspansi visioner yang didukung oleh kepercayaan investor. Di sisi lain, ada realitas operasional di mana mesin kas inti masih tersendat, sangat bergantung pada suntikan modal eksternal dan kebijakan piutang yang agresif. Ini adalah potret sebuah perusahaan yang sedang berlari sangat kencang, mungkin terlalu kencang. Mereka membangun fondasi untuk masa depan, tetapi dengan uang yang berasal dari antusiasme pasar, bukan dari keuntungan operasional yang solid.

Angka-angka ini tidak berbohong, tapi mereka juga tidak selalu menceritakan seluruh kebenaran. Mereka menunjukkan sebuah perusahaan yang sedang bertransformasi dengan cepat. Pertanyaannya bukanlah apakah tujuan itu layak dicapai, melainkan apakah mereka memiliki cukup napas untuk sampai ke sana.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Tag : $INET $GHON $MORA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA lapkeu Q1 bagus tinggal nunggu lapkeu Q2 biar tambah hebat dan prospek usaha jg bagus semoga konglo ada yg lirik buat akuisisi biar jadi bagger 🔥🚀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA kalo loncatannya langsung ARA keren sih ini the real bandar sultan

$MORA volume meledak hebat, ini pasti ada alasan d balik meningkatny volume

$IHSG $WIFI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA kemaren d angkat hari ini d banting, kapan ke harga 1000??

$IHSG $DCII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA turun serok, mna tau diakuisisi dcii wkwk

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA pdhl tdi pagi iep tembus 500 mungkin msh harus d cicil cicil lgi biar bisa bertahan do atas 500

$WIFI $IOTF

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA kapan bisa d harga macam $WIFI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA cicil cicil lagi 😋

$IHSG $WIFI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KETR Saham Kabel Optik

Request salah satu member Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Ketrosden Triasmitra Tbk adalah emiten infrastruktur digital yang bergerak di pembangunan dan pemeliharaan jaringan serat optik bawah laut dan darat, dengan model bisnis yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Oktober 2022 dengan harga IPO Rp300 per saham dan meraih dana sebesar Rp128 miliar. Namun, akar dari KETR tak lepas dari sosok Galumbang Menak, tokoh utama di balik Moratelindo dan pengendali PT Fajar Sejahtera Mandiri Nusantara (FSMN), pemegang 56,53 persen saham KETR kala itu. Galumbang mengendalikan FSMN melalui PT Gema Lintas Benua. Nama besar ini runtuh pada November 2023 saat ia terseret dalam skandal korupsi proyek BTS 4G bersama sejumlah pejabat negara dan tokoh bisnis. Banyak yang lolos, tapi Galumbang tidak. Imbas dari skandal ini menghantam kredibilitas FSMN dan menyeret citra KETR dalam bayang reputasi yang hancur. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masuknya PT Bahtera Bintang Nusantara pada Februari 2024 sebagai pemegang 88,7 persen saham FSMN menjadi titik balik. Grup baru ini langsung mengajukan tender offer saham KETR pada publik dengan harga Rp240 per saham, jauh di atas harga pasar saat itu, sebagai sinyal kuat konsolidasi kepemilikan sekaligus pembersihan struktur. Langkah ini bukan hanya taktis secara korporasi, tapi juga simbolik karena ingin memutus tali dengan masa lalu yang tercoreng. Namun, bekas luka tidak mudah hilang. Laporan keuangan KETR masih menyimpan sisa warisan Galumbang baik dalam bentuk piutang non usaha Rp83,8 miliar dan tagihan proyek Rp14 miliar ke pihak berelasi, maupun dalam ketergantungan struktural terhadap holding yang dulu sangat terafiliasi.

Secara operasional, bisnis KETR terbagi dua yaitu pembangunan sistem kabel dan jasa pemeliharaan. Segmen pembangunan menyumbang 62 persen dari pendapatan kuartal I 2025 sebesar Rp115,6 miliar, namun memerlukan belanja modal tinggi dan menciptakan inventory serta tagihan proyek yang menumpuk. Sebaliknya, segmen pemeliharaan menyumbang 38 persen pendapatan dan menghasilkan gross margin tertinggi mencapai 60,7 persen, menjadikannya sumber recurring income yang sangat menarik. Jika jaringan sudah aktif, pelanggan biasanya operator telko atau BUMN membayar biaya pemeliharaan secara berkala. Masalahnya, kabel kabel yang dibangun belum menghasilkan kas karena masih parkir dalam bentuk persediaan sebesar Rp775 miliar atau 38 persen dari total aset Rp2,04 triliun, ditambah tagihan proyek dan piutang Rp431 miliar, yang 81 persen sudah jatuh tempo lebih dari 90 hari. Arus kas macet, padahal laporan laba tetap menunjukkan keuntungan. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

CFO kuartal I 2025 tercatat minus Rp5,1 miliar dan FCF minus Rp36 miliar. Sementara kas menyusut tajam ke Rp21 miliar atau turun 78 persen dalam tiga bulan. Untuk menambal ini, KETR menarik pinjaman bank Rp45 miliar dan mengandalkan fasilitas pinjaman dari Indonesia Infrastructure Finance sebesar Rp500 miliar dengan bunga 8,75 persen yang dijamin dengan aset kabel. Beban bunga per kuartal mencapai Rp16,6 miliar atau sekitar 42 persen dari laba usaha. Obligasi sebesar Rp168 miliar yang seharusnya jatuh tempo 2026 bahkan diklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek yang mencerminkan tekanan likuiditas atau potensi pelanggaran perjanjian pinjaman. Semua ini menunjukkan bahwa di balik laba bersih Rp16,7 miliar yang tercetak di laporan laba rugi, perusahaan sebenarnya tidak memegang uang tunai yang cukup untuk menjalankan operasional tanpa utang baru.

Dari sisi neraca, masalah utama terletak pada struktur aset yang terlalu gemuk di persediaan dan piutang. Persediaan enam kali lebih besar dari pendapatan kuartalan dan piutang yang mayoritas sudah lewat jatuh tempo menunjukkan siklus konversi kas yang sangat lambat. Di sisi lain, ekuitas masih solid di angka Rp1,04 triliun dan dengan harga saham saat ini Rp216, valuasi PBV hanya 0,6 kali dan PER sekitar 9 kali. Ini tampak murah, tetapi murah bukan berarti undervalued. Ini bisa jadi harga wajar dari emiten dengan cashflow negatif dan utang berbunga tinggi. Potensi tersembunyi ada pada segmen pemeliharaan yang marginnya tebal dan berulang. Jika saja inventory bisa dikonversi menjadi jaringan aktif maka maintenance fee akan mengalir dan arus kas mulai membaik. Di sinilah harapan investor bersandar. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Agar valuasi bisa naik ke level ideal yaitu sekitar PBV 1 kali atau harga Rp360 hingga Rp370 ada syarat berat yang harus dipenuhi. Pertama, inventory dan piutang harus ditekan menjadi maksimal dua kali pendapatan kuartalan. Kedua, CFO harus positif dan konsisten dalam dua kuartal berturut. Ketiga, capex perlu ditahan hingga free cash flow stabil. Keempat, perusahaan harus mulai membayar utang berbunga dari laba bukan dari pinjaman baru. Dan terakhir, semua transaksi pihak berelasi harus diungkap dan dikendalikan untuk memastikan governance yang sehat. Jika semua itu terjadi, penilaian ulang akan terjadi secara alami. Investor akan menilai ulang potensi recurring income KETR dan valuasi akan mencerminkan fundamental, bukan sekadar spekulasi.

Namun jika syarat ini gagal dipenuhi, kalau kabel terus parkir, piutang tak tertagih, utang makin menumpuk, dan transaksi antar grup terus membebani likuiditas maka potensi jebakan valuasi murah akan menjadi kenyataan. Investor akan terjebak pada emiten yang terlihat murah tapi sebenarnya sedang menunggu waktu untuk rights issue, gagal bayar, atau valuasi yang terus terdiskon. Dengan obligasi yang sudah diklasifikasi jangka pendek dan kas yang makin menipis, risiko sistemik dari ketidaksinkronan laporan laba dan arus kas tidak bisa diabaikan.

KETR hari ini adalah perusahaan yang sedang berdiri di dua dunia. Satu kakinya masih terjebak dalam warisan reputasi dan struktur finansial dari pengendali lama, sementara kaki lainnya mencoba melangkah ke arah yang lebih sehat bersama pemilik baru yang tampaknya lebih transparan dan agresif. Investor tidak hanya menilai laporan keuangan, tapi juga membaca siapa yang ada di belakang perusahaan ini dan apa yang mereka lakukan terhadap warisan masa lalu. Jika grup Bahtera Bintang Nusantara berhasil mengendalikan arus kas, merapikan neraca, dan menjinakkan warisan Galumbang, maka KETR berpeluang menjadi bintang tersembunyi di sektor infrastruktur digital. Tapi jika tidak, KETR akan jadi contoh sempurna bagaimana margin tinggi dan pendapatan berulang tidak akan pernah menyelamatkan perusahaan yang gagal mengubah laba kertas menjadi kas nyata.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$WIFI $MORA

Read more...

1/7

testestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IMJS menarik juga nih

$MORA $WIRG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IOTF dah lah mending masuk $MORA hahaha kan bisa ARA berjilid jilid

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MORA $EXCL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DIVA goreng goreng nyam nyam

$MORA

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy