Volume
Avg volume
PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan pada tahun 1978 dan merupakan perusahaan infrastruktur jalan tol terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan publik sejak IPO pada 2007, Jasa Marga berfokus pada pengelolaan, pembangunan, dan pemeliharaan jaringan jalan tol yang mendukung mobilitas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perseroan mengoperasikan berbagai ruas jalan tol di seluruh Indonesia, menggunakan teknologi canggih seperti Intelligent Transport System (ITS) dan Integrated Tollroad Maintenance System (ITMS) untuk meningkatkan layanan. Jasa Marga juga memiliki 17 entitas anak dan berencana untuk mengembangkan lebih lanjut infr... Read More
🎯 Strategi Trading $JSMR
- Skenario 1 – Breakout Bullish:
Entry: Buy jika close > 3.700 dengan volume tinggi
Target: 3.732 – 3.830 – 4.087
SL: Close < 3.639
- Skenario 2 – Buy on Weakness:
Entry di area 3.599–3.550 jika terjadi pullback sehat
Target: kembali ke 3.668–3.700
SL: Close < 3.500
- Skenario 3 – Risiko Bearish:
Gagal bertahan di 3.639 → potensi kembali ke 3.599 atau 3.550
⚠️ Catatan & Risiko
EMA50 & EMA200 masih di atas harga, menjadi hambatan teknikal utama
Supertrend masih merah → tren besar belum sepenuhnya berubah bullish
Kenaikan cepat tanpa konsolidasi bisa memicu profit taking
📌
JSMR menunjukkan perbaikan sinyal jangka pendek dengan breakout EMA20, dukungan volume, dan net buy asing. Namun, tren menengah-panjang masih tertahan di bawah EMA50 & EMA200. Breakout di atas 3.700 akan memperkuat peluang menuju 3.830–4.087, sementara gagal bertahan di 3.639 membuka risiko koreksi.
"Rabu, 13 Agustus 2025 | $CYBR $IPCC $JSMR
Disclaimer On & Do Your Own Research
Lot.Beli = (-TargetLossRp)/[(SL - E) * 100]"
1/3
$JSMR ini ada macd divergence kah? konfirmasinya di mana ya kalau memang ada? terima kasih atas ilmunya suhu2 sekalian... @hmasori
Just my prediction💰
Disclaimer ini bukan rekomendasi🙏
Follow untuk analisa lainnya dan bacaan dunia finance
$PTPP$JSMR$GIAA
$JSMR Tantiem atau insentif kinerja untuk Direktur Utama ditetapkan sebesar 100 persen, sedangkan Komisaris Utama mendapatkan 45 persen dari tantiem Direktur Utama, Wakil Komisaris Utama 42,5 persen, anggota Dewan Komisaris 90 persen dari tantiem Komisaris Utama, dan anggota Direksi 85 persen dari tantiem Direktur Utama.
Jika tantiem komisaris dihapus, hemat berapakah jasamarga?
$SOLA LK Q2 2025: Bergantung Pada Satu Proyek
Perusahaan yang baru masuk bursa biasanya harus cepat menunjukkan hasil yang bagus. PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) melakukan ini dengan sangat baik. Di pertengahan 2025, pendapatannya naik hampir 200% dan perusahaan yang tadinya rugi Rp 4,1 miliar kini untung Rp 10,1 miliar. Ini adalah tipe cerita pertumbuhan yang sangat disukai investor. Tapi pertanyaannya, apakah ini karena bisnisnya memang sebagus itu, atau hanya performa sesaat untuk menarik perhatian di awal?
Untuk menjawabnya, kita bisa melihat struktur perusahaannya. Pengendali utamanya adalah PT Energi Hijau Investama. Banyak anak usahanya, dari bisnis aspal sampai energi, yang ternyata dibeli dari perusahaan lain yang juga dimiliki oleh pengendali yang sama sebelum IPO. Artinya, ini bukan pertumbuhan alami, melainkan hasil penataan keuangan. Ini menimbulkan pertanyaan, apa keuntungan dari penggabungan ini, selain agar perusahaannya kelihatan lebih menarik saat dijual ke publik?
Penyumbang terbesar pertumbuhan ini datang dari segmen konstruksi, yang pendapatannya melonjak dari Rp 12 miliar menjadi Rp 82 miliar. Namun, pendapatan ini sangat bergantung pada satu pelanggan, yaitu PT Servo Lintas Raya, yang menyumbang 78% dari total pendapatan. Sulit untuk tidak mengaitkan proyek besar ini dengan momen IPO, seolah ini adalah kunci agar penawaran sahamnya laku. Ketergantungan ini jelas punya risiko tinggi. Investor perlu bertanya, apa yang terjadi pada SOLA saat proyek ini selesai atau jika kontraknya berubah? Saat ini, investor mungkin mengabaikan risiko ini karena angka pertumbuhannya yang besar.
Hal ini terlihat di laporan arus kas. Perusahaan memang dapat banyak uang dari operasional, sebesar Rp 39,3 miliar. Tapi, uang itu langsung dipakai untuk belanja aset tetap sebesar Rp 57,7 miliar. Modal kerja ini sebagian besar datang dari uang muka pelanggan, yang tercatat sebagai "liabilitas kontrak" yang nilainya melonjak jadi Rp 17,5 miliar. Artinya, SOLA memakai uang muka pelanggan untuk membiayai ekspansinya. Cara ini memang cepat, tapi berisiko. Akibatnya, saldo kas turun drastis dari Rp 25,2 miliar menjadi hanya Rp 5,8 miliar dalam enam bulan. Apakah ini cara kerja yang efisien, atau justru membuat kas perusahaan jadi terlalu tipis?
Di tengah semua ini, pihak bank tampaknya sangat berhati-hati. Perjanjian utang dengan BRI ternyata berisi aturan-aturan ketat untuk SOLA. Contohnya, ada larangan melakukan merger tanpa izin dan batasan dalam pembagian dividen. Ini adalah detail penting yang sering terlewat oleh investor. Sikap hati-hati dari bank ini menjadi pengingat, karena mereka punya data yang lebih lengkap. Kenapa bank perlu memberi aturan seketat itu jika bisnis SOLA memang sangat bagus?
Pada akhirnya, SOLA menunjukkan dua sisi dari sebuah perusahaan baru di bursa. Di satu sisi, ada cerita pertumbuhan yang menarik. Di sisi lain, ada kenyataan bisnis yang lebih rumit. Pertumbuhannya memang nyata, tapi ditopang oleh fondasi yang berisiko, seperti ketergantungan pada satu pelanggan, cara mengelola kas yang agresif, dan struktur perusahaan yang dibentuk sesaat sebelum IPO. Pertanyaan penting bagi investor bukanlah "beli atau tidak?", tapi "apa yang sebenarnya saya beli?". Apakah prospek perusahaan infrastruktur besar di masa depan, atau kinerja bagus dari satu proyek besar dengan struktur keuangan yang rumit? Jawaban atas pertanyaan itu akan menentukan apakah investasi ini cocok untuk jangka panjang atau hanya untuk sementara.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Tag : $KEEN $JSMR
$JSMR gw punya keberuntungan yang sial, kalo gw jual skrg kemungkinan besar bakal naik hahaha
coba gw iseng jual setengah, mumpung belinya juga iseng iseng
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) akan ikut turun tangan membenahi permasalahan BUMN Karya yang merugi karena imbas dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria mengataka...
www.cnbcindonesia.com