3,650

+70

(1.96%)

Today

3.3 M

Volume

6.14 M

Avg volume

Company Background

PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan pada tahun 1978 dan merupakan perusahaan infrastruktur jalan tol terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan publik sejak IPO pada 2007, Jasa Marga berfokus pada pengelolaan, pembangunan, dan pemeliharaan jaringan jalan tol yang mendukung mobilitas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perseroan mengoperasikan berbagai ruas jalan tol di seluruh Indonesia, menggunakan teknologi canggih seperti Intelligent Transport System (ITS) dan Integrated Tollroad Maintenance System (ITMS) untuk meningkatkan layanan. Jasa Marga juga memiliki 17 entitas anak dan berencana untuk mengembangkan lebih lanjut infr... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

berhubung belum tidur karena ngulik.. jadi ane isi dengan penutupan nulis biar otaknya capek dan ngantuk....karena bingung jadi kayaknya bahas roic ajadah.

________________

Tulisan ini saya buat biar nggak salah paham soal ROIC. Sama seperti waktu bahas operating leverage di $DCII, ini bukan soal menilai saham murah atau mahal, tapi soal logika dasar: kapan suatu angka efisiensi benar-benar mencerminkan kekuatan bisnis, dan kapan justru bisa menyesatkan kalau dibaca tanpa konteks.

ROIC, atau Return on Invested Capital, pada dasarnya nanya: dari semua modal yang sudah dipakai buat bangun bisnis, baik dari pemilik maupun dari utang, seberapa besar hasil bersih yang bisa dihasilkan dari operasionalnya. Rumusnya: laba operasional setelah pajak dibagi total modal aktif, yaitu ekuitas ditambah utang berbunga, dikurangi kas yang belum dipakai. Kas dikurangkan karena belum ikut bekerja menghasilkan keuntungan.

Secara angka, ROIC kelihatan rapi dan mudah dibandingkan antar perusahaan. Tapi seperti metrik keuangan lainnya, ini cuma alat bantu. Gunanya buat screening awal atau bantu menjelaskan prinsip dasar efisiensi modal. Karena di lapangan, bisnis itu nggak bisa disederhanakan jadi rumus. Investasi hari ini belum tentu menghasilkan besok. Bahkan bisa saja hasilnya jauh lebih besar, atau malah gagal total. Tidak ada jaminan bahwa 1 modal ditambah 1 investasi otomatis menghasilkan 2 keuntungan. Bisa jadi hasilnya minus, bisa juga tiga kali lipat. Tergantung seberapa kita paham bisnisnya, dan apakah aset yang dibeli benar-benar bisa bekerja. yang tak kalah penting berani mengambil posisi.

Contohnya bisnis jalan tol $CMNP $JSMR. Di awal pembangunan, ROIC-nya pasti rendah karena sudah keluar biaya besar tapi belum ada pendapatan. Tapi begitu operasional jalan dan trafik mulai stabil, pendapatannya rutin dan biaya operasionalnya minim. ROIC pelan-pelan naik dan bisa jadi sangat efisien dalam jangka panjang. Ini contoh ROIC rendah di awal tapi punya prospek kuat ke depan.

Kebalikannya, bisnis seperti department store bisa punya ROIC tinggi di masa lalu. Modelnya ringan, cukup sewa tempat dan jualan. Tapi seiring konsumen pindah ke e-commerce, bisnis ini mulai kehilangan daya saing. ROIC secara angka mungkin masih kelihatan tinggi, tapi fondasinya mulai runtuh. Di sini, efisiensi yang tampak hanya sisa dari momentum lama, bukan kekuatan masa depan.

Itu sebabnya saya pribadi lebih nyaman pakai pendekatan yang praktis. ROE saya jadikan acuan awal kalau perusahaan utangnya kecil, dan ROA kalau utangnya besar. Tapi itu cuma titik mulai. Karena saya sudah cukup terbiasa baca laporan, saya bisa lihat cepat apakah ROE tinggi karena memang efisien, atau cuma karena utangnya besar. Begitu juga ROA, kadang terlihat bagus tapi ternyata asetnya nggak produktif.

Setelah itu, yang paling penting tetap arus kas. Saya lihat dulu uang investasi keluarnya berapa, lalu cek di neraca, uang itu jadi apa. Apakah jadi aset yang jelas menghasilkan, atau cuma pindah ke pos yang nggak produktif. Karena bagi saya, arah penggunaan dana lebih penting dari angka rasio. Kalau saya tidak yakin bahwa aset yang dibeli bisa membawa nilai ke depan, saya nggak akan masuk, meskipun ROIC-nya kelihatan bagus di atas kertas.

Jadi, ROIC bisa jadi alat yang berguna, tapi jangan dijadikan patokan tunggal. Angka tinggi belum tentu sehat, angka rendah belum tentu jelek. Yang lebih penting adalah memahami konteks bisnis, arah strategi, dan ke mana uang itu sebenarnya bergerak. Karena pada akhirnya, keputusan investasi bukan ditentukan dari angka paling kinclong, tapi dari logika yang paling masuk akal. serta keberanian mengambil resiko.. tentunya jika margin of safety sudah memadai

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR ada agenda apasih ndar? Ditembokin terus😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Strategi Cuan di Pasar Kripto Saat Volatilitas Tinggi

Baca Selengkapnya: https://cutt.ly/urTrt1a3

$BRIS $SMGR $JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR 🤑 orang lama dah hapal kek nya ni ya...

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KKGI $JSMR $PGEO 👑

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sore tadi Kota dan Kab. Tangerang, Banten mengalami kemacetan parah.
Sampai tengah malam macetnya belum kelar.

Salah satu penyebab utama adalah banjir di Tol Jakarta-Tangerang Km.24 akibat luapan Kali Sabi setelah hujan deras yang cukup lama (tapi tidak seharian).
https://cutt.ly/IrRCMq41

Kali Sabi ini selalu jadi penyebab banjir di pemukiman sepanjang alirannya dari hulu di wilayah selatan Kab. Tangerang (Kec. Legok), hingga bertemu Sungai Cisadane di Kota Tangerang (Kec. Periuk).

Nih saya sebut satu-satu area di Tangerang yang langganan banjir akibat Kali Sabi (dari utara ke selatan) :
Pondok Arum, Periuk Jaya, Benua Indah, Taman Cibodas, Perumnas IV, Perumnas III, Harapan Kita, 'Lippo Karawaci', Saribumi Indah, Binong Permai.
Total jarak rentetan yang saya sebut ini lebih dari 10 km garis lurus.

Nah pasti yang tinggal di luar Tangerang lebih familiar tuh dengan perumahan yang saya kasih tanda '...'
Dan kebetulan yang tadi banjir di titik jalan tol Km.24 juga sebelahan dengan perumahan ini.

Namun yang lebih mengkhawatirkan dari si Lippo Karawaci yang padahal udah sering kebanjiran gara-gara Kali Sabi.

Eh malah dia bangun lagi Park Serpong dan lanjutan Cendana series di bagian hulu Kali Sabi di Bojong Nangka (Kec. Kelapa Dua), Curug Wetan (Kec. Curug), dan Kec. Legok.

Lokasinya sebelahan pula dengan Danau Cadas dan Danau Gawir yang seharusnya bisa jadi retensi penampungan air wilayah hulu Kali Sabi.

Moga aja danau dan badan sungainya gak dibabat jadi bangunan juga.

Kalau cek website BHUMI Kementerian ATR BPN, memang sih sungainya gak disertifikatkan.
Tapi kok ya batas sertifikatnya mepet bener sama pinggir sungai. Boleh emangnya ya? 🤔

Selain itu, dulunya lahan ini juga masih berupa sawah, kebun, empang, ruang terbuka (ada cuplikan citra historis Google Earth tahun 2017).

Kapasitas resapan air dulunya tentu lebih besar dibandingkan sekarang yang sudah diurug tanah, lalu dijadikan jalan perumahan dan bangunan.

Pertanyaannya, ketika dulu masih ada area resapan pun Kali Sabi udah banjir, apalagi sekarang dan nanti kedepannya ?

Mau bagian hilir dikeruk terus, dibersihin terus, kalau bagian hulunya gak beres ya tetep aja banjir.
Sia-sia anggaran bersihin kali di hilir cuma jadi formalitas belanja pake APBD.

Maka itu cuma bisa berharap Gubernur Banten Andra Soni, Walikota Tangerang Sachrudin, Bupati Tangerang Maesyal Rasyid.
DPRD nya juga mana nih.

Contohlah sedikit itu Gubernur Jabar 'Bapak Aing' Dedi Mulyadi, Walikota Bekasi Mas Tri, Bupati Bekasi 'Raja Bongkar' Ade Kunang.

Coba review lagi tata ruang Kabupaten, Kota, dan Provinsi. Tinjau langsung ke lapangan.
Kalo pun emang $LPKR udah bener, pastikan pembangunannya tidak ganggu fungsi resapan air.

Kalo bisa Pemda atur, syaratkan, dan ajak dengan kesadaran LPKR untuk sisakan tanah sedikit buat dibikin retention pond, danau buatan. Kan bisa jadi CSR tuh.
Preservasi dan lebarkan juga badan sungai di hulunya, hijaukan.

Upaya ini bisa menahan debit air Kali Sabi gak langsung turun ke hilir.

Sekarang Bekasi udah mau balik ke bumi. Tangerang jangan malah jadi planet lain, macet banjir dimana-mana.
Padahal perumahan elit, emiten properti besar ngumpul semua di Tangerang 🤔

Gak mau nyalahin LPKR, tapi kok ya faktanya gak bisa dielakkan.
Pembangunan paling masif di hulu Kali Sabi ya cuma oleh LPKR ini.

Track record perusahaan kurang baik.
Track record Pemda Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang juga kurang baik soal penerbitan sertifikat dan pengaturan tata ruang, udah jelas itu sertifikat laut afiliasi PIK2 jadi contoh.

Sulit percaya.

Ini baru satu sungai, Kali Sabi, belum sungai dan saluran air lain di Tangerang dan Banten yang bikin banjir.

$LPCK $JSMR

Read more...

1/9

testestestestestestestestes

#analisapribadi $JSMR berdasarkan Price Action.
Pola : Pada Daily Chart $JSMR membentuk Triple Bottom yang menunjukkan adanya pembalikan arah (reversal) dan di timeframe 15 menit terdapat pola Double Bottom.

Indikator :
MACD: Garis MACD mulai mendekati garis sinyal dan dapat menunjukkan perubahan arah ke tren bullish jika garis MACD melintasi garis sinyal.
Stochastic: Indikator ini menunjukkan bahwa saham berada di wilayah oversold dan telah mulai bergerak ke atas, memberikan sinyal bullish.
Volume: Volume transaksi mulai meningkat, menunjukkan adanya minat beli yang lebih tinggi, yang mendukung potensi kenaikan harga.

Kesimpulannya:
Harga Entri: 3.580 IDR
Take Profit 1: 3.670 IDR
Take Profit 2: 3.730 IDR
Stop Loss: Dibawah 3.560 IDR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR Sepi = serok

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR kalau bisa ke 2800 enak tuh. sedap mantap lezat

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

*News Brief*: 25 Juni 2025
*EMITEN HEWS*

=====================
GIAA
*Danantara Suntik Dana Rp 6,65 Triliun ke Garuda Indonesia (GIAA)*
🔗 https://cutt.ly/qrE0qTPh
🔗 https://cutt.ly/SrE0qTCQ

*PGEO*
*Danantara Mau Investasi ke Anak Usaha Pertamina (PGEO)*
🔗 https://cutt.ly/ErE0qTLI

HOKI
Meski Rugi Tahun 2024, Buyung Poetra (HOKI) Bagikan Dividen
🔗 https://cutt.ly/zrE0qYh4

PMTR
Saham Master Print (PTMR) Melesat hingga Disuspensi, Ternyata Ada Informasi Penting
🔗 https://cutt.ly/ErE0qYWY

LIFE
MSIG Life (LIFE) Tetapkan Rasio Dividen 99%, Yield Capai Segini
🔗 https://cutt.ly/5rE0qYqx

INPP
Rekor Tertinggi Baru, Indonesian Paradise (INPP) Anggarkan Capex Rp 1,1 Triliun
🔗 https://cutt.ly/lrE0qYT8

PSAT
Pancaran Samudera (PSAT) Siap Tambah Armada
🔗 https://cutt.ly/erE0qTbt

$BMRI
Laba Bank Mandiri (BMRI) Tumbuh 0,13% pada Mei 2025
🔗 https://cutt.ly/frE0qTQP

$JSMR
Jasa Marga (JSMR) Guyur Operator Tol Rp 1,1 Triliun
🔗 https://cutt.ly/GrE0qTx8

BRRC
Raja Roti (BRRC) Tambah Pabrik Baru, Target Penjualan Meningkat
🔗 https://cutt.ly/2rE0qT77

MERI
*Jejak Konglomerat Hermanto Tanoko di Balik IPO Merry Riana Edukasi (MERI)*
🔗 https://cutt.ly/nrE0qTUB

$AMMN
*Direktur AMMN Lego 39 Juta Saham, Kantongi Rp 300 Miliar Lebih*
🔗 https://cutt.ly/2rE0qTHy

_by Primbon Saham_

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Suntikan Bernama Danantara: Nafas Baru atau Napas Panjang untuk Garuda?

Garuda Indonesia ($GIAA) kembali muncul ke radar investor. Bukan karena kinerja operasional yang memukau, melainkan karena drama baru dalam bentuk suntikan dana dari BPI Danantara. Ini adalah badan pengelola investasi negara yang belum genap setahun berdiri, tetapi sudah diberi mandat sebesar langit. Dana sebesar 405 juta dolar AS (dari total komitmen satu miliar dolar) dialirkan dalam bentuk pinjaman pemegang saham, bukan ekuitas. Langkah ini menyiratkan dua hal: negara masih percaya, tapi tidak cukup percaya untuk menambah kepemilikan saham secara langsung.

Mari kita bedah. Di atas kertas, dana ini dialokasikan untuk menghidupkan kembali puluhan pesawat yang dikandangkan. Lebih dari separuh armada Citilink dan sepertiga milik Garuda masih nongkrong di apron, menunggu suku cadang dan... dana talangan. Manajemen mengklaim bahwa masalah utama adalah rantai pasok global. Namun laporan independen seperti Bloomberg mengungkap sesuatu yang lebih memprihatinkan. Pemasok meminta pembayaran di muka karena kehilangan kepercayaan atas solvabilitas GIAA. Masalahnya bukan hanya ada di luar negeri, tetapi juga di dalam dompet sendiri.

Dana Danantara masuk pada saat yang genting. Kerugian bersih sebesar 69,7 juta dolar pada tahun 2024 belum membaik. Bahkan di kuartal I 2025 justru membengkak menjadi 75,9 juta dolar. Meski arus kas operasional tercatat positif, itu tidak cukup menutup kenyataan bahwa utang GIAA masih menumpuk sebesar 4,6 miliar dolar pasca restrukturisasi. Sementara MRO menjadi lubang hitam yang harus segera ditambal. Dengan kata lain, Danantara bukan membawa angin segar, melainkan oksigen darurat. Jika tidak disertai disiplin keuangan, intervensi ini hanya akan memperpanjang denyut sebelum koma kembali.

Strategi GIAA, setidaknya di kertas presentasi, cukup ambisius. Targetnya adalah 100 pesawat aktif pada akhir 2025, lalu ekspansi ke 170 unit pada 2026. Diiringi rencana aliansi global dengan Emirates dan Japan Airlines. Namun ekspansi butuh modal kerja. Dan modal kerja Garuda selama ini bukan berasal dari laba, tetapi dari skema penyelamatan yang terus berulang. Bila investor ritel masih membayangkan GIAA sebagai maskapai Asia yang kisah bangkitnya inspiratif, lebih baik lirik Singapore Airlines atau EVA Air. Mereka tidak perlu “diselamatkan” untuk bisa bangkit. Bahkan maskapai low-cost seperti AirAsia X, yang sempat direstrukturisasi, kini mulai menghasilkan arus kas sehat tanpa perlu disandarkan pada dana kekayaan negara.

Lalu bagaimana posisi Danantara? Di satu sisi, kehadirannya sebagai pemegang saham aktif terdengar menjanjikan. Ada niat menciptakan tata kelola yang lebih kuat, disiplin berbasis kinerja, dan kontrol terhadap pencairan dana. Namun di sisi lain, konsentrasi kekuasaan ekonomi yang besar dan komposisi tokoh politik pada dewan pengawasnya menimbulkan pertanyaan tentang netralitas pengambilan keputusan. Suntikan ke GIAA tidak semata keputusan investasi. Ini adalah ujian bagi kredibilitas Danantara sebagai institusi baru dengan mandat sebesar Republik.

Dibandingkan dengan BUMN lain, GIAA adalah pasien lama di ruang gawat darurat yang kini diberi ruang ICU eksklusif. Emiten seperti Jasa Marga ($JSMR) atau Perusahaan Gas Negara ($PGAS) juga menghadapi tekanan operasional dan struktur utang. Namun keduanya masih bisa membiayai operasional dari laba. Mereka tidak hidup dari infus. JSMR, meskipun terbebani proyek jalan tol, tetap konsisten menghasilkan EBITDA margin di atas 50 persen. Garuda? EBITDA-nya seringkali ditopang oleh item satu kali dan masih berdarah dari sisi laba bersih. PGAS yang tertekan regulasi harga gas pun masih memiliki neraca yang jauh lebih waras dibandingkan maskapai yang gagal menjaga struktur modalnya selama lebih dari satu dekade.

Akhirnya, investasi Danantara ke Garuda membawa dua pesan utama. Pertama, negara tidak rela Garuda jatuh. Ini bukan soal potensi bisnis, tetapi soal simbol. Kedua, investor tidak bisa melihat dana masuk sebagai sinyal “buy”. Dana talangan bukan jaminan perbaikan. Dan pinjaman pemegang saham bukan bentuk kepercayaan mutlak. Risiko eksekusi, tekanan eksternal, dan beban historis justru menciptakan lanskap tambal sulam yang kompleks.

GIAA bukan saham turnaround seperti yang banyak investor harapkan. Ia lebih menyerupai rumah tua bersejarah yang terus direnovasi dengan dana negara. Tidak bisa dijual mahal, tapi juga tidak boleh dibiarkan runtuh. Jika Anda memilih naik ke pesawat ini, pastikan Anda tidak hanya mengandalkan pilot. Karena kadang, bahkan dalam penerbangan yang dikawal negara, turbulensi tetap datang. Dan satu-satunya parasut penyelamat tetaplah fundamental.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR gatau balik kapan

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$APEX $JSMR $IOTF 👑

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR 3530

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR bumn emng gokil rndmtg $IHSG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR mau support di berapa ya?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR Cl di 3.760 beli di 4.126 bjirr

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR mending cl

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR ampun dah🥴

Mengurai Masalah Truk ODOL: Jalan Tengah Menuju Transportasi yang Sehat dan Ekonomi yang Efisien

Di tengah polemik penertiban truk ODOL (Over Dimension Over Load), para sopir truk Indonesia saat ini dihadapkan pada dilema yang tidak sederhana. Pemerintah menegaskan aturan pembatasan dimensi dan beban truk demi keselamatan serta umur infrastruktur jalan. Namun di lapangan, realitasnya jauh lebih rumit.
Mengapa Truk ODOL Terjadi?

Truk ODOL, alias truk yang melebihi dimensi dan muatan standar, tidak muncul tanpa sebab. Ada beberapa faktor utama:

1. Tekanan Tarif dari Pemilik Barang
o Jika truk dipaksa sesuai standar, kapasitas angkut berkurang. Namun, pemilik barang seringkali menolak kenaikan tarif pengiriman. Alhasil, beban tarif tetap harus dibagi dengan jumlah muatan yang lebih sedikit, merugikan pengusaha truk dan sopir.
o Persaingan ketat di sektor logistik juga membuat tarif sulit naik, meski biaya naik.

2. Beban Operasional Tinggi Akibat Pungli
o Pungutan liar (pungli) di jalan menjadi “biaya wajib” yang membebani supir. Baik dari oknum berseragam (razia liar, pungli formal) hingga preman lokal, ini menghabiskan hingga 20% biaya operasional.
o Untuk mengkompensasi pungli, kapasitas truk “digelembungkan”, tujuannya agar tetap untung walau biaya jalan tinggi.

3. Struktur Pasar Logistik yang Tidak Sehat
o Banyak pemain kecil (truk mandiri, perorangan) tidak punya daya tawar ke pemilik barang besar, dan akhirnya hanya “mengikuti arus”.
Risiko Truk ODOL
• Keselamatan: Beban berlebih membuat kendaraan rentan kecelakaan fatal.
• Kerusakan Jalan: Truk ODOL mempercepat kerusakan jalan nasional, meningkatkan biaya perawatan negara.
• Produktivitas Terganggu: Jalan rusak dan kemacetan akhirnya menurunkan efisiensi rantai logistik nasional.
Solusi Sehat: Fokus Pemberantasan Pungli
Memberantas ODOL tanpa mengatasi akar masalah, yaitu pungli dan struktur tarif, hanya menambah tekanan pada sopir dan pengusaha truk.

Solusi win-win yang nyata:

1. Berantas Pungli secara Total
o Pemerintah harus menegakkan hukum tegas dan transparan, baik pada aparat maupun preman di jalur logistik.
o Dengan biaya operasional turun hingga 20%, tarif dapat tetap kompetitif walau kapasitas angkut mengikuti standar.

2. Tarif yang Wajar dan Transparan
o Butuh edukasi dan regulasi di sisi pemilik barang, agar tarif pengiriman benar-benar merefleksikan beban kerja, risiko, dan biaya aktual sopir/pengusaha truk.

3. Modernisasi dan Konsolidasi Logistik
o Mendorong konsolidasi ke perusahaan angkutan besar (fleet management), bukan hanya perorangan, agar daya tawar dan efisiensi meningkat.

Korelasi dengan Pasar Modal & Emiten Terkait
Masalah truk ODOL dan pungli berdampak langsung pada biaya logistik nasional. Efisiensi logistik sangat memengaruhi daya saing industri, konsumsi domestik, dan harga jual produk di pasar.
Berikut tiga emiten besar yang berkorelasi erat:
________________________________________

1. PT Astra International Tbk ( $ASII )
• Keterkaitan: Anak usaha Astra (PT United Tractors, PT Pamapersada) banyak bergerak di sektor transportasi dan alat berat.
• Dampak: Jalan rusak akibat ODOL menambah biaya pemeliharaan armada. Sebaliknya, logistik sehat mendukung distribusi kendaraan dan alat berat ke seluruh Indonesia.

2. PT Jasa Marga Tbk ( $JSMR )
• Keterkaitan: Operator jalan tol terbesar di Indonesia.
• Dampak: ODOL mempercepat kerusakan tol, meningkatkan beban perbaikan dan menurunkan margin keuntungan. Pemberantasan ODOL dan pungli = umur jalan tol lebih panjang, biaya lebih efisien.

3. PT Samudera Indonesia Tbk ( $SMDR )
• Keterkaitan: Salah satu pemain utama logistik terintegrasi dan pelayaran di Indonesia, termasuk jasa trucking dan transportasi darat.
• Dampak: Efisiensi logistik darat memperlancar distribusi barang pelabuhan ke end-user, meningkatkan throughput, dan profitabilitas.
________________________________________

Konklusi : Momentum Perubahan dan Peluang Investasi

Penertiban ODOL akan efektif jika disertai pemberantasan pungli.
Jika biaya operasional sopir dan pengusaha truk bisa ditekan, struktur tarif menjadi lebih sehat, dan investasi pada sektor transportasi/logistik (baik lewat bursa maupun bisnis riil) akan jauh lebih menarik. Emiten besar seperti ASII, JSMR, dan SMDR akan diuntungkan oleh ekosistem logistik yang lebih efisien, sehingga mendukung pertumbuhan kinerja mereka dalam jangka panjang.
Investasi di sektor logistik dan transportasi menjadi semakin atraktif ketika Indonesia bisa mengatasi masalah klasik pungli dan ODOL, karena berarti daya saing nasional dan profitabilitas emiten terkait akan naik, sebuah potensi “hidden alpha” yang belum banyak dihargai pasar saat ini.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$JSMR naik dikit dikit. Sekali turun dalam. 😅

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

BUY LOW => SELL HIGH

$DEWA
Harga (192) < MA 5 (196) | > MA 50 (138)
Volume (415M) < Volume MA 20 (724M)
Relative Strength Rating: 96%

Entry 1: 185
Entry 2: 175

Take Profit 1: 220 (+14.6%)
Take Profit 2: 240 (+25.0%)

Stop Loss: 165 (-14.1%)

Kesimpulan:
Meski harga di bawah MA5, RSR tinggi (96%) dan premium MA50 signifikan (+39%). Volume besar menunjukkan liquiditas baik.

📌 Disclaimer:
PEG ratio negatif (-1.88) perlu diwaspadai.

Random TAG: $PBSA, $JSMR

FOLLOW FOR MORE

Read more...
2013-2025 Stockbit ¡About¡ContactHelp¡House Rules¡Terms¡Privacy