Volume
Avg volume
PT. Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan pemanduan dan penundaan kapal, dengan nama dagang IPC Marine Service. Jasa Armada Indonesia adalah anak perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Perusahaan mulai beroperasi tahun 1960.
Untuk kedua kalinya saya ikut site visit dari $IPCC yang diadakan Stockbit. Tapi kali ini terasa jauh lebih seru karena saya juga sempat main ke $IPCM, emiten yang justru lebih dulu saya kenal. Saya cukup sering memantau kapal-kapal mereka seperti Abimanyu lewat Marine Traffic, situs pelacakan kapal yang biasa saya pakai untuk cek pergerakan armada. Dan sekarang, akhirnya bisa lihat langsung kapalnya di depan mata.
Buat saya pribadi itu cukup berkesan. Kapal yang biasanya cuma saya lihat sebagai angka di laporan keuangan, entah sebagai aset tetap, beban penyusutan, atau cuma catatan kaki, sekarang bisa saya lihat bentuk fisiknya. Naik tugboat juga jadi pengalaman pertama. Dan ternyata cukup seru juga melihat bagaimana kapal besar bisa ditarik keluar dari dermaga.
Tapi ada satu hal lagi yang menarik perhatian saya, yaitu lahan reklamasi di sisi kanan. Saat beberapa waktu lalu menganalisis PORT, saya sempat lihat di Google Maps ada area persegi panjang yang membentang dari IPCC sampai Mustika Alam Lestari, anak usahanya PORT. Awalnya saya pikir itu cuma kesalahan peta. Tapi ternyata itu beneran ada dan luas banget.
Saya tanya-tanya dan ternyata itu lokasi NPCT2. Ini adalah lanjutan dari NPCT1, terminal hasil kerja sama antara Pelindo dengan Mitsui, PSA International, dan Ocean Network Express (ONE). Kenapa ini menarik? Karena skema JV seperti ini sebenarnya bisa aja terbuka buat pemain lokal, misalnya PORT yang sekarang dipegang oleh China Merchants Port, atau Meratus lewat KARW. Syaratnya, modalnya harus ada, dan yang penting juga Pelindo harus percaya sama rekam jejak mereka dalam urusan bongkar muat kontainer.
Kalau semua ini kejadian, bisa jadi tambahan rejeki buat IPCM juga. Mereka kemungkinan besar tetap dipakai buat urusan tunda-menunda kapal di terminal baru itu.
Tapi kalau pun nggak kejadian, saya rasa IPCM masih aman. Dalam skenario paling konservatif pun, laba mereka cukup stabil buat bagi dividen 7% sampai 9% per tahun. Nggak gede-gede amat, tapi lumayan lah, apalagi kalau dibandingkan dengan kupon obligasi negara. Jadi ya, cerita NPCT2 ini memang menarik, tapi belum saatnya berekspektasi berlebihan ke situ karena masih lama dan masih cukup awang-awang juga.
āø»
Ngomong-ngomong soal IPCC, Selama permintaan alat berat dan mobil listrik dari China masih kencang, trafik mereka saya rasa akan aman-aman aja. Beberapa orang sempat khawatir kalau makin banyak pabrik EV berdiri di Indonesia, ekspor-impor kendaraan bisa turun. Tapi dari penjelasan manajemen, kayaknya nggak seseram itu.
Soalnya industri otomotif itu sistemnya saling melengkapi antar negara. Setiap model biasanya diproduksi di negara yang berbeda. Misalnya, Thailand bisa fokus produksi BYD Seal, sementara Indonesia kebagian produksi BYD M6. Nantinya kedua negara ini akan saling ekspor-impor sesuai model yang diproduksi. Jadi alurnya bukan satu negara produksi semua lalu berhenti impor, tapi justru dibagi per varian supaya masing-masing tetap punya trafik keluar masuk. IPCC pun tetap relevan dalam jalur logistik kendaraan, apalagi kalau mereka berhasil masuk ke segmen logistik darat yang bisa memperluas layanan dari pelabuhan ke dealer.
Dari paparan tadi, ada dua hal yang saya catat:
1. Mereka mau mulai masuk ke logistik darat lewat skema KSO, dan bisa jadi ke depan akan berujung ke merger atau akuisisi
2. Pembangunan gedung parkir 3 lantai senilai Rp400 miliar masih tertunda gara-gara sekarang harus lewat izin AMDAL dari KLHK, yang prosesnya bisa makan waktu sampai 8 bulan
Secara pribadi, saya masih lihat IPCC sebagai dividend stock yang lumayan menarik, tentu tergantung belinya di harga berapa. Hal yang sama juga berlaku untuk IPCM.
āø»
Ada satu hal baru yang juga saya pelajari hari ini. Ternyata sistem layanan kapal pendukung pelabuhan seperti tugboat, pilot boat, dan kapal kepil sekarang sudah full by system. Jadi meskipun kapal ditarik oleh tugboat IPCM (kapal kecil bertenaga besar yang digunakan untuk mendorong atau menarik kapal besar), belum tentu kapal pilot (yang mengantar petugas pandu ke kapal) dan kapal kepil (yang bertugas membantu penarikan dan pengikatan tali kapal di dermaga) juga berasal dari IPCM. Semua layanan ini sudah diatur secara sistematis oleh otoritas pelabuhan, dibagi secara bergilir berdasarkan sistem.
Bukan karena operator bisa pilih sendiri.
Satu hal lagi, tarif jasa untuk setiap layanan juga berbeda-beda tergantung lokasi pelabuhan, dan yang menentukan tarif adalah asosiasi, bukan IPCM.
Dari situ, saya simpulkan bahwa peluang pertumbuhan IPCM ke depan datang dari empat arah:
1. Efisiensi lewat sistem monitoring yang makin baik
2. Volume pelabuhan yang mereka kelola, kalau terus naik
3. Dapat wilayah kerja baru atau BUP tambahan
4. Penyesuaian tarif jasa setiap dua tahun, sesuai regulasi dan asosiasi
āø»
Kesimpulannya, IPCM dan IPCC menurut saya bukan tipe saham yang harus dianalisis ribet-ribet banget. Bisnisnya relatif sederhana, cash flow-nya stabil, dan dividennya oke. Selama dibeli di harga yang masuk akal, dua saham ini cocok buat investor yang cari yield sambil tetap tidur nyenyak.
1/4
Mari kita tunggu bersama, kapan $IPCM akan menjadi induk dari Klaster Pelayanan Kapal. Semoga di tahun 2025 ini.
1/2
@bingarbn81 Mohon like postingan setelah di analisis ya š š . Terimakasih sudah mampir.
$ADMR
Belum ada sinyal beli. SIlakan awasi level FIbonacci di 1005-980. Kalau harga tertahan di area tersebut dan indikator masuk area oversold, silakan bisa masuk.
$WIFI
Tidak masuk kriteria chart yg cocok dianalisis dengan Fibonacci ya. Karena trendnnya tidak terlihat jelas. Kalau fundamentalnya cocok dengan selera anda, lebih baik investasi.
$IPCM
Belum ada sinyal beli ya. Kalau harga turun, silakan awasi level Fibonacci 276-270. Misal harga sudah di area tersebut dan indikator sudah oversold, silakan bisa masuk.
@Chepy276 š Analisa Saham $IPCM ā 31 Mei 2025
⨠Ringkasan Umum
Saham IPCM ditutup di harga 292 (+0.69%), mencoba menembus resistance area R2 (296ā297). Harga berada dalam fase konsolidasi setelah rally dan kini berpotensi membentuk pola base breakout.
š§ Trend dan Struktur Harga
Harga saat ini: 292
Range harian: 290 ā 292
Candlestick: Body kecil, sumbu bawah, menandakan ada tekanan beli meski belum signifikan
EMA Levels (Triple EMA: 20, 50, 200):
EMA20: 284 ā
EMA50: 275 ā
EMA200: 272 ā
ā Harga berada di atas semua EMA utama, menunjukkan tren naik jangka menengah dan panjang masih valid
Supertrend (14,3):
Masih berwarna hijau, konfirmasi tren naik tetap bertahan
Parabolic SAR:
Titik SAR sudah di atas candle, memberi sinyal awal potensi koreksi jangka pendek
Pivot Point (Fibonacci):
Pivot (P): 275
Support:
S1: 270
S2: 256
S3: 232
Resistance:
R1: 286 ā
R2: 296 ā (saat ini dihadapi)
R3: 312 šÆ (target jika breakout sukses)
š Indikator Pendukung
Stochastic RSI (14,14,3,3):
%K: 40.5 | %D: 28.5
Sinyal cross up dari bawah, arah naik terbuka
Masih di zona netral ā belum overbought, masih ada ruang kenaikan
Volume:
Volume terakhir: 653.8K < rata-rata 20 hari = 1.523M
ā Volume rendah saat mencoba breakout, perlu waspada terhadap false breakout
Net Foreign Buy/Sell:
Net Sell: -3.27M š»
ā Investor asing masih melakukan distribusi
OBV (EMA9):
OBV sedikit naik, masih di atas EMA OBV
ā Ada indikasi akumulasi pelan-pelan, tapi belum signifikan
š§± Support dan Resistance Penting
Support Kuat:
284 (EMA20 + area R1 sebelumnya)
275 (Pivot + EMA50)
270 (S1 + area pantulan historis)
Resistance Kuat:
296ā297 (R2 + ujung konsolidasi)
312 (R3, target teknikal)
šÆ Strategi Trading
Skenario 1 ā Breakout Play:
Entry: Breakout valid di atas 297
Syarat: Volume > 1.5 juta
SL: 284
TP1: 312
TP2: 330 (jika momentum kuat)
Skenario 2 ā Buy on Weakness (Pullback):
Entry: 275ā284
SL: <270
TP1: 296
TP2: 312
Skenario 3 ā Hindari Entry:
Jika breakdown <270 dengan volume besar
Tunggu konfirmasi bottoming ulang di 256 atau 246 (S2/S1)
ā ļø Risiko & Catatan
Parabolic SAR sudah muncul di atas ā potensi koreksi teknikal
Volume breakout masih rendah, rawan false breakout
Tekanan jual asing cukup besar (Net Sell -3.27M)
Namun, tren jangka menengah masih naik (EMA < harga)
š Kesimpulan
IPCM masih dalam fase bullish kuat di atas semua EMA. Saat ini sedang menguji resistance R2 (296ā297) dan bisa menuju 312 jika berhasil breakout dengan volume besar. Namun, ada sinyal koreksi pendek dari SAR dan Net Sell asing yang signifikan. Strategi konservatif lebih aman menunggu breakout valid, atau masuk di area pullback 275ā284 dengan disiplin stop loss.
Sudah ada nih laporan tahunan PMS 2023, net profit 3x lipat $IPCM. Apa jadinya ya kalau nanti digabung ???
Entah $IPCM atau PMS yang menjadi surviving entity, yang jelas investor retail yang diuntungkan:
1. Jika IPCM dibeli oleh PMS, maka IPCM harus go private terlebih dahulu atau akan ada tender offer (tentu tender offer dengan harga tinggi).
2. Jika PMS dibeli oleh IPCM, maka IPCM untung karena mendapatkan asset dua kali lipat lebih besar sekaligus dapat beroperasi di seluruh indonesia.