@Stockbit: Tulis ide kamu di sini...
Beberapa pertanyaan muncul ketika melihat kalimat di atas.
Untuk apa menulis? — Apa tujuannya?
Untuk siapa ditulis? — Siapa target pembacanya?
Kenapa ditulis? — Apa pentingnya?
Kalau saya, tujuan menulis ide investasi adalah untuk meninggalkan jejak, untuk sebagai pengingat prinsip, memertajam alur berpikir ketika melakukan analisis, serta bahan evaluasi kelak — apakah berhasil atau tidak?
Berdasarkan tujuan tersebut, harusnya jelas, bahwa sy menulis untuk diri sendiri. Maka tak akan ada pernyataan yg bersinggungan dgn pihak lain. Justru sebaliknya, ketika ada input data baru dr sesama stockbitor, itu akan sangat bermanfaat. Saya dpt menjadi lebih jernih lg ketika berpikir — bukan malah memperkeruh pikiran.
Sementara terkait pentingnya menulis ide investasi, biar para tokoh yg lebih ahli dlm berinvestasi yg menjawabnya:
"If you can’t write it down, you haven’t thought it through." — Warren Buffett
Buffett menekankan bahwa kemampuan menuliskan ide investasi adalah bukti bahwa investor benar-benar memahami apa yg sedang kita analisis. Menulis memaksa otak utk berpikir jernih, bukan sekadar ikut-ikutan pasar.
"Writing about your investments forces you to articulate the assumptions and logic of your decision-making." — Seth Klarman
Buat Klarman, menulis adalah latihan menyusun logika. Dengan menuliskannya, investor bisa mengevaluasi sendiri apakah asumsinya masuk akal atau hanya keinginan kosong yg dibungkus harapan.
"You should write down your investment rationale to be able to review it later. It’s the only way to assess your own judgment." — Howard Marks
Marks percaya bahwa menulis jd semacam journal of truth—saat nanti hasil keluar, investor bisa kembali dan menilai: apakah logikanya benar tapi hasil belum sesuai, atau hanya beruntung sj?
"Know what you own, and know why you own it." — Peter Lynch
Kutipan ini sering dipakai, tp jarang dijalankan. Menulis adalah cara termudah dan paling jujur utk menjawab "kenapa" kita pegang suatu saham. Tanpa menulis, mudah sekali pikiran kita disesatkan oleh volatilitas pasar.
"The act of writing imposes a discipline that forces you to think clearly, logically, and to confront contradictions." — George Soros
Soros menunjukkan sisi filosofisnya, bahwa menulis itu seperti bercermin. Kita tdk bisa terus membohongi diri ketika logika-logika yg kontradiktif mulai terpikirkan ketika dituangkan ke atas kertas.
"Pain + Reflection = Progress." — Ray Dalio
Walau ini bukan kutipan langsung tentang menulis, tp reflection hampir selalu terjadi saat kita menuliskan proses berpikir. Dari situlah pembelajaran investasi yg sejati lahir.
Menulis ide investasi bagi sy, bukan hanya soal dokumentasi, tapi alat berpikir, alat belajar, dan alat menilai diri sendiri. Investor legendaris tidak pernah meremehkan kekuatan pena (atau keyboard 😹). Kalau sy tdk menuliskannya, bisa jd sy belum benar-benar memikirkannya.
Tetapi menulis ide investasi bagi orang lain? belum tentu sama dengan sy, bisa jd ada motif lain. Termasuk promosi? saya sendiri tidak ada promosi apapun tentang sy.
Random Tag: $SUNI $AMMN $BOSS