Volume
Avg volume
PT Intiland development Tbk adalah perusahaan pengembang properti yang berfokus pada pengembangan, pengelolaan, dan investasi berbagai bisnis di sektor properti. Proyeknya meliputi pengembangan kawasan hunian segmen menengah atas, kawasan terpadu dan pengembangan bangunan vertikal, serta wakasan industri. Proyeknya terfokus di Jakarta dan Surabaya. Portofolio Perseroan meliputi pengembangan kawasan mixed-use dan high rise, kawasan hunian untuk segmen pasar menengah atas, kawasan industri, dan properti investasi di seputaran wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), serta di Surabaya dan sekitarnya. Lebih la... Read More
Kumpulan judul berita emiten 04 Nov 2024
$BGTG , $ITIC , $WMUU , $INAF, $DILD
Tag tidak ada arti
Warna setiap baris tidak ada arti
Cek kembali di google atau di lapangan
Disclaimer on,
š Rangkuman Berita Hari Ini
āŖ $ACES: Pengendali Aspirasi Hidup Indonesia, PT Kawan Lama Sejahtera, membeli 16,9 juta saham ACES dengan harga rataārata 905 rupiah per lembar pada 28 Oktober 2024. Total nilai transaksi mencapai 15,3 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan PT Kawan Lama Sejahtera di ACES naik dari 59,9% menjadi 60%.
āŖ $DILD: Direktur Utama Intiland Development, Hendro S Gondokusumo, menjual 260 juta saham DILD dengan harga rataārata 200 rupiah per lembar pada 29 Oktober 2024. Total nilai transaksi mencapai 52 miliar rupiah dan ditujukan untuk divestasi investasi. Setelah transaksi ini, kepemilikan Hendro S Gondokusumo di DILD turun dari 2,51% menjadi 0%.
āŖ $HEAL: Direktur Medikaloka Hermina, Yulisar Khiat, membeli ~8 juta saham HEAL dengan harga rata-rata 1.549 rupiah per lembar pada 15ā28 Oktober 2024. Total nilai transaksi mencapai ~12,3 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Yulisar di HEAL naik dari 12,56% menjadi 12,61%.
āŖ $DMAS: Puradelta Lestari menandatangani perjanjian fasilitas kredit senilai 1,5 triliun rupiah dari Bank Mandiri (BMRI) pada 30 Oktober 2024. Fasilitas kredit akan digunakan untuk pengembangan di Kawasan Deltamas, Jawa Barat, dalam jangka waktu 5 tahun sejak penandatanganan.
āŖ $MUTU: Pengendali Mutuagung Lestari, PT Afda Ekselensi Lintas Dunia, menjual 100 juta saham MUTU dengan harga rataārata 85 rupiah per lembar pada 24 Oktober 2024. Total nilai transaksi mencapai 8,5 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan PT Afda Ekselensi Lintas Dunia di MUTU turun dari 10,5% menjadi 7,32%.
āŖ SMAR: Sinar Mas Agro Resources and Technology akan membagikan dividen interim tahun buku 2024 senilai 301,6 miliar rupiah atau 105 rupiah per saham. Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi pada 11 November 2024, dengan pembayaran pada 20 November 2024. Mengacu harga saham SMAR pada Senin (4/11) di level 4.250 rupiah per lembar, maka indikasi dividend yield adalah 2,5%.
āŖ FILM: MD Entertainment telah menyelesaikan akuisisi 80,05% saham Net Visi Media (NETV) dengan harga pelaksanaan 50 rupiah per lembar pada 25 dan 29 Oktober 2024. Total nilai transaksi mencapai 1,7 triliun rupiah. Sebelumnya, FILM telah mengumumkan rencana akuisisi ini pada 28 Agustus 2024.
š§©Berita Lainnya
āŖ Reuters melaporkan bahwa pemerintah Indonesia akan merevisi kembali aturan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE-SDA) dengan memperpanjang jangka waktu kewajiban penempatan DHE-SDA untuk para eksportir. Aturan ini ditujukan untuk meningkatkan pasokan devisa negara dalam negeri di tengah tekanan yang terus berlanjut terhadap rupiah dalam beberapa pekan terakhir. Sebagai gambaran, saat ini DHE-SDA berdasarkan PP Nomor 36/2023 mewajibkan eksportir untuk menyimpan 30% DHE-SDA dalam sistem keuangan domestik dengan jangka waktu minimal 3 bulan.
āŖ Pemerintah akan memperpanjang insentif pembebasan pajak penghasilan (PPh) badan atau tax holiday dalam jangka waktu tertentu hingga Desember 2025 bagi industri pionir yang menanamkan modal di Indonesia. Namun, penerima tax holiday akan tetap membayar PPh sebesar 15% seiring dengan berlakunya penerapan pajak minimum global tahun depan. Adapun Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Rosan Roeslani, mengatakan bahwa pemerintah dapat tetap memberikan insentif bagi perusahaan terkait dalam bentuk lain. Sebagai informasi, Rosan Roslani menyatakan bahwa program tax holiday ini telah berkontribusi lebih dari 25% terhadap realisasi investasi di Indonesia.
āŖ Menteri Badan Usaha Milik negara (BUMN), Erick Thohir, optimis target setoran dividen BUMN pada 2025 sebesar 90 triliun rupiah dapat tercapai. Target tersebut naik dibandingkan dengan target setoran dividen BUMN pada APBN 2024 yang ditetapkan sebesar 85,54 triliun rupiah.
āŖ Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto, mengatakan bahwa pemerintah akan memperpanjang insentif pajak, termasuk untuk sektor perumahan dan kendaraan listrik, hingga tahun depan. Perpanjangan insentif dalam bentuk pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN-DTP) dan pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) tersebut belum dirinci besaran anggaran serta kuota insentifnya. Airlangga mengatakan kebijakan tersebut diambil pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat agar perekonomian bisa tumbuh signifikan.
āŖ Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan 3 lahan berluas 92 hektare untuk peternakan sapi perah yang akan dikelola oleh investor asal Vietnam. Ketiga lahan ini akan bertempat di Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, dengan lahan di Poso, Sulawesi Tengah sudah ditinjau bersama perusahaan Vietnam, TH Group.
āŖ Dewan pekerja produsen mobil asal Jerman, Volkswagen (VW), mengatakan bahwa VW berencana untuk melakukan PHK massal, menutup pabrik, dan memotong gaji karyawan. Dewan pekerja menyebut VW akan menutup sedikitnya 3 pabrik di Jerman serta memberhentikan puluhan ribu karyawan.
-------------
Stockbit Snips
Senin, 4 November 2024
$DILD $ASRI $APLN
Rencana pemerintah membebaskan bphtb 5% dan ppn 11%
Apakah akan menjadi sentimen positif di sektor properti,
kalau kita kaji secara real di lapangan, malahan dengan adanya wacana pembebasan pajak tersebut , user yg rencana mau beli properti , akan hold , wait n see, menunggu aturan tersebut berlaku , baru akan beli property, sehingga menyebabkan marketing property susah untuk closing ,
pertanyaan kedua , kapan wacana tersbt akan di realisasikan, hanya pemerintah yg tahu,
setiap kebijaksanaan pemerintah akan mepengaruhi market , let see kedpn spt apa
Good luck dan have a nice day
MET sore all,,,
mau nanya lap keu Q3 $SMRA udah keluar belum yah??
kalo blm ada yg tau kapan keluarnya???
klo udh dmn yah saya bisa liat nya??
$PWON $DILD $BSDE $PANI
$DMAS Insight!
"DMAS: The New Data Hub ala Silicon Valley dan Data Center Alley-nya Indonesia!"
Jadi, guys, kalau ngomongin Silicon Valley, pasti langsung kepikiran tech hub nomor satu dunia, ya kan? Di sana tuh tempat ngumpulnya raksasa-raksasa teknologi dengan ekosistem yang sangat mendukung inovasi. Nah, DMAS melalui Greenland International Industrial Center (GIIC) ini lagi menuju ke arah yang sama, terutama di sektor data center yang makin nge-hits di era digitalisasi sekarang. DMAS nggak cuma sekadar jual tanah, tapi benar-benar bangun ekosistem yang sustainable dan strategis banget buat sektor teknologi di Asia Tenggara.
Di sisi lain, kalau kita ngomongin Data Center Alley di Virginia, ini pusat data paling besar di AS, jadi hub utama buat banyak perusahaan cloud dan teknologi yang nyari lokasi aman dan aksesibilitas super premium. DMAS tuh mirip-mirip lah: lokasinya di GIIC, dekat Jakarta, dengan fasilitas yang support banget buat industri pusat data. Plus, mereka nggak nanggung-nanggung narik nama besar kayak Microsoft dan Princeton Digital Group buat bangun data center di sana. Jadi, secara positioning, DMAS ini ibaratnya āData Center Alleyā-nya Indonesia, tempat di mana tech giants bisa āparkirā fasilitas mereka dengan biaya dan lokasi yang strategis.
Why DMAS is Setting Up for Long-term Success
DMAS paham banget kalau growth di dunia digital ini bukan tren sesaat, makanya mereka berani banget all-in buat jadi pusat data di kawasan industri. Dengan branding yang kuat di segmen ini, DMAS berpotensi besar buat jadi hub utama bagi perusahaan-perusahaan teknologi dan data center, nggak cuma di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara. Mereka kayak bangun āmini Silicon Valleyā dan āData Center Alleyā versi lokal, jadi pilihan tepat buat investor yang mau ngeliat pertumbuhan jangka panjang di sektor properti teknologi yang lagi ngebut banget.
DMAS ngasih kita glimpse masa depan properti Indonesia: nggak sekadar jual lahan industri, tapi jadi enabler utama buat transformasi digital di kawasan ini. Mereka siap ngasih solusi kelas dunia buat perusahaan global yang lagi nyari landasan digital yang stabil dan berkembang.
So guys, di tengah IHSG yang mungkin lagi bikin was-was, DMAS malah bikin moves yang solid banget di kuartal III 2024. Kalau kita zoom in ke performa mereka, nggak heran kalau saham ini banyak dibicarain sama investor.
1. Pendapatan Usaha (Revenue): DMAS Lagi Gaspol!
2023: Rp984 miliar
2024: Rp1,7 triliun
Growth: 71,8%
Revenue DMAS literally skyrocketed! Mereka bener-bener manfaatin demand buat lahan data center, dan itu ngasih boost yang masif ke pendapatan. Segmen ini aja nyumbang 64,5% dari total revenue ā bayangin betapa strategisnya DMAS main di sektor digital ini.
Pasar data center ini emang lagi hype banget, dan DMAS ngeliat ini sebagai cuan opportunity. Ini nunjukin mereka nggak cuma āsurviveā tapi juga thrive di tengah kebutuhan infrastruktur digital. Jadi mereka tuh lagi nge-ride wave digitalisasi dengan pas.
2. Laba Bersih (Net Profit): Makin Gede, Makin Kece!
2023: Rp608 miliar
2024: Rp1,12 triliun
Growth: 84,7%
Bayangin, laba bersih naik hampir dua kali lipat! DMAS nge-game cost management dengan smooth banget, jadi revenue gede ini nggak sekadar numpang lewat, tapi ngefek langsung ke bottom line.
Margin laba bersih 66,5% bikin DMAS kelihatan premium di pasar properti. Dengan profitabilitas setinggi ini, DMAS jelas nggak cuma fokus ke top line tapi bener-bener ngejaga sustainabilitas. Ini investasi yang nggak sekadar hit-and-run.
3. Laba Kotor (Gross Profit): Marginnya Juara
2023: Rp677 miliar
2024: Rp1,18 triliun
Growth: 74,4%
Dengan marjin kotor hampir 70%, DMAS ini kayak punya āmoatā alias penghalang yang bikin mereka bisa charge harga tinggi tanpa ngorbanin customer demand. Produk mereka legit valuable, makanya margin bisa setinggi ini.
Kemungkinan karena lahan buat data center ini bukan cuma prime location tapi juga premium demand. Jadi, mereka nggak cuma jual tanah, tapi ngasih nilai tambah yang bikin lahan mereka jadi rebutan.
4. Total Aset (Total Assets): Kas Lagi Tebal, Siap Gaspol!
Desember 2023: Rp6,72 triliun
September 2024: Rp7,74 triliun
Growth: 15,2%
Lonjakan aset ini majorly driven sama kenaikan kas hampir 90%, now sitting at Rp1,95 triliun. Ini kayak safety net yang bikin DMAS makin pede buat ngambil langkah strategis ke depannya.
Dengan kas sebanyak ini, DMAS punya amunisi gede buat ambil peluang baru atau protect diri di tengah market volatility. Makin tebal kas, makin fleksibel buat expand tanpa perlu bingung soal utang.
5. Liabilitas (Liabilities): Low-key Minimalis
Desember 2023: Rp838 miliar
September 2024: Rp738,5 miliar
Growth: -11,9%
Liabilitas turun hampir 12%, terutama di bagian liabilitas kontrak yang berkurang 22,3%. Ini nunjukin strategi growth mereka nggak berisiko tinggi. Jadi DMAS literally āminimalisā banget dari segi utang.
They keep it light, dengan lebih ngandelin ekuitas buat funding. Artinya, mereka nggak harus worry sama bayar bunga atau keteteran kalau pasar lagi lesu. Buat investor yang nggak mau risiko tinggi, ini obviously attractive banget.
6. Ekuitas (Equity): Ekspansi Bertenaga!
Desember 2023: Rp5,9 triliun
September 2024: Rp7 triliun
Growth: 19,1%
Ekuitas yang naik hampir 20% ngasih sinyal kuat kalau DMAS lagi bener-bener niat buat growth jangka panjang. Dengan begini, nilai perusahaan bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan terus.
Jadi buat investor yang āstay for the long run,ā kenaikan ekuitas ini bikin DMAS makin keliatan solid. Mereka reinvest laba balik ke perusahaan, jadi makin kokoh buat weather the storm di industri properti.
--
Jadi, DMAS ini nggak cuma sekadar perusahaan properti biasa. Mereka udah ngeliat peluang di sektor digital dan berani all-in buat jadi leader di pasar lahan data center yang lagi hot banget sekarang. Dengan struktur finansial yang sehat, cash ready buat growth, dan risiko yang terjaga, DMAS keliatan banget kayak "the right bet" buat investor yang pengen exposure di properti industri dengan stability dan sustainable.
Kalau lo lagi cari investasi yang nggak sekadar cashcow tapi juga sustainable, DMAS ini bisa banget jadi bintang di portofolio lo.
$DILD $MTLA
Rilis data ekonomi US
āļø ISM Manufacturing PMI Oct = 46,5 (vs previous 47,2, vs consensus 47,6)
āļø ISM Manufacturing Employment Oct = 44,4 (vs previous 43,9, vs consensus 45,0)
ā ISM Manufacturing New Orders Oct = 47,1 (vs previous 46,1, vs consensus 47,0)
ā ISM Manufacturing Prices Oct = 54,8 (vs previous 48,3, vs consensus 48,5)
ā S&P Global Manufacturing PMI Final Oct = 48,5 (vs previous 47,3, vs preliminary 47,8)
ā Construction Spending MoM Sep = 0,1% (vs previous 0,1%, vs consensus 0%)
PMI manufaktur US menurut ISM turun cukup signifikan makin dalam di zona kontraksi dan di bawah ekspektasi.
Sejalan dengan turunnya PMI Chicago yang rilis kemarin.
Mengindikasikan aktivitas manufaktur US yang lemah dan terus mendukung upaya disinflasi, dan tetap membutuhkan cut rate oleh Fed untuk mencegah pelemahan lebih dalam.
Hanya saja komponen harga malah meningkat ke zona ekspansi dan dikhawatirkan bakal meningkatkan tekanan inflasi karena naiknya input cost.
Selanjutnya, data final PMI manufaktur menurut S&P Global malah direvisi naik, walaupun masih ada di zona kontraksi.
New orders (pesanan baru) manufaktur menurut S&P Global masih lemah walaupun laju penurunannya mereda. Rekrutan tenaga kerja dan pembelian bahan baku juga lemah.
Begitupun inflasi input cost juga terus melemah ke level terendah setahun terakhir, dan harga output juga melemah inflasinya.
Sementara itu, pengeluaran konstruksi meningkat di level yang sama seperti bulan sebelumnya, walaupun sedikit di atas ekspektasi.
Keseluruhan data ini menunjukkan aktivitas ekonomi US yang lemah dan mendukung Fed untuk meneruskan cut rate.
Walaupun tekanan inflasi masih perlu menjadi perhatian untuk Fed tidak cut rate secara agresif.
$BTC $DILD $NISP $SMGR $MDKA
@sur23 pak LKH sabar bgt di 2 emiten ini $BMTR dan $DILD , mungkin beliau melihat masa depan yang indah di 2 emiten ini, berbeda dengan yg dilihat orang lain...
walaupun sahamnya pak LKH rungkad beliau tetep Legend Bursa yang tidak pernah menjelek2kan saham emiten yang lain yang tidak ada di porto beliau , beliau tetep sabar dengan pilihannya šš itu salah satu positifnya.. tetap semangat untuk holder 2 eminten tersebut kalian memang luar biasa š
buy in BAD time, sell in GOOD time, and you will be RICH
simpel quote dari pak LKH sang maestro panutan ane. menarik kalau quote ini diterapkan di perusahaan-perusahaan yang tepat. (ya kali kalo belinya unilever..bukannya be rich tapi be gembel wkwkw)
ya, beliau adalah spesialis KOMODITAS.
ā¢ cuan 60x lipat yang diperoleh dari penjualan MBAI (poultry)
ā¢ cuan 40x lipat yang diperoleh dari penjualan INDY (batubara)
ā¢ cuan 20x lipat yang diperoleh dari penjualan INKP (pulp and paper)
cmiiw guys untuk nominal cuannya, tapi menarik ya karena dari 3 contoh di atas semuanya berbeda industri, tapi beneran naik beribu-ribu persen. kalau boleh ane tarik benang merahnya ada 4 poin yang menjadi incaran beliau
1. produknya komoditas. YANG DIJUAL SELALU SAMA. minim nilai tambah. margin boleh naik turun karena dinamika supply demand, tapi demandnya SELALU ADA dan TIDAK TERGANTIKAN.
2. perusahaan sedang dalam MASALAH. menghadapi kejadian tidak terduga, kondisi finansial yang merugi. sehingga harga sahamnya murah banget
3. skala usahanya besar. kenapa? karena ini komoditas. size matters. skala besar = EFISIEN.
4. laba bisa mendadak meroket. laba = omzet-hpp. beliau mencari yang harga jual ASP-nya bisa NAIK DRASTIS, atau yang HPPnya bisa turun drastis
saat ini semua harga saham batubara sudah meroket. pulp and paper juga sudah terapresiasi jauh dibanding th 2017 yang lalu. trus gimana menurut juragan-juragan sekalian, apa sekarang ini masih ada perusahaan yang masuk dalam kriteria ini?
tag saham maestro $INDY $INKP $BMTR $GJTL $DILD