BJTM

BJTM

ID flagID flag

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.

515

+10

(1.98%)

Today

15.24 M

Volume

15.3 M

Avg volume

Company Background

PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. atau BJTM merupakan perusahaan BUMD dengan bidang usaha perbankan. Produk BJTM ada 3 yaitu Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan/Kredit dan Layanan Jasa Bank Jatim. Jaringan kantor Perseroan terdiri dari: 1 kantor pusat, 41 kantor Cabang Konvensional, 7 kantor cabang syariah, 158 kantor cabang pembantu konvensional, 8 kantor cabang pembantu syariah, 199 kantor kas, 191 kantor layanan syariah, 183 payment point, 76 kas mobil/counter, 7 Payment Point Syariah, 76 Kas Mobil/Counter, 6 Kas Mobil Syariah,6 Kas Mobil ATM, 2 Automatic Deposit Machine (ADM), 708 Anjungan Tunai Mandiri (ATM), 15 Anjungan... Read More

DIVIDEN YIELD $BBCA BISA 10%

Betul banget, dividen BBCA memang bisa 10%. Kapan itu akan terjadi?
Jawabannya bukan hanya sekedar tahun berapa, tapi juga pada sudah hold berapa lamanya.

Saya sudah rangkumkan data dividen BBCA dari 2007 sampai 2024 beserta harga sahamnya di awal tahun (Gambar 2).

Jadi di kolom Durasi itu adalah waktu tunggu agar yield dividen bisa mencapai kurang lebih 10%. Contoh, jika di awal tahun 2007 investor membeli saham BBCA, yg mana saat itu di hrg 520, maka di thn yg sama ia akan mendapat dividen 23, yield = 4.4%.

Tapi jika ia hold terus sampe 2017 maka dividen yg akan diterimanya adalah 51, yg artinya yield hampir 10% dengan durasi hold selama 10thn.

Dari tabel juga bisa terlihat bahwasanya ada kecenderungan menurunnya durasi, di mana thn 2007 masa tunggunya 10 thn, dan di 2016 masa tunggunya sudah mulai 7 thn.

Angka 10% ini buat sebagian org akan terasa kecil. Tapi buat yg kelolaan investasinya minimal 1M aja hasilnya udah bisa buat pensiun dengan bebas masalah finansial.
Dan buat sebagian orang juga 10thn sebagai waktu tunggu yg lama. Jangan kan 10 thn, di 2024-2025 ini aja big bank banyak yg rontok udah pada emosi.

Tapi berpikirlah gini, investasi saham ini sifatnya bisa diwariskan, mungkin anda gak bisa menikmati 10% yield tsb, tapi anak2/cucu kalian bisa.

Lalu kapan kita bisa jual sahamnya?
Kalo anda udah bisa simpan sahamnya 7-10 thn atau mencapai yield 10%, apa masih punya pikiran utk menjualnya? Dengan keadaan harga saham dan dividennya yg terus bertumbuh spt gambar 1, kayanya sayang deh kalo dijual, karena anda akan start dari nol lagi utk bisa menikmati dividen yield 10% tsb.

Kalo sudah seperti ini ya sudah mirip2 dengan simpanan emas, yang sayang kalo dijual, karena kita gak akan bisa membelinya kembali dengan hrg beli spt 10thn lalu saat mulai menyimpannya. Jadi ya jual lah saat anda membutuhkan cash utk momen tertentu seperti nikahkan anak, beli properti, berobat atau hal lain yg sekiranya sebanding dengan masa penantian menuju 10% tadi.

Bagi anda yg kira2 gak tahan hold lama2, bisa cek gambar 3 untuk menguatkan hati anda
😁 silahkan tunggu ATH antara agustus-desember thn ini. Di BBCA itu trading bisa menang, invest mid-term bisa menang, invest long-term juga menang. Bahkan bagi kalian yg terlanjur beli di pucuk pun tetep bisa menang, silahkan baca ulasannya di https://stockbit.com/post/19533273

tag juga yg suka dividen gede, biasanya holder $BJTM dan $ITMG
Semoga bermanfaat....

Read more...

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM LK Q1 2025: Laba Terbang

Request banyak member di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kondisi keuangan BJTM per Juni 2025, bisa dikatakan bagus dan. Laba bersih Semester I 2025 tembus Rp811.114 Miliar, naik sekitar 30,6% dibanding periode yang sama 2024. Penggeraknya jelas dari pendapatan bunga bersih atau Net Interest Income (NII) yang melesat 29,3% ke Rp3.434.269 Miliar seiring kredit bruto tumbuh 4,25% dari Rp75,35 Triliun menjadi Rp78,55 Triliun. Dari sisi dana, komposisi bergeser ke giro dan tabungan, atau Current Account Savings Account (CASA), yang naik ke Rp29,00 Triliun dan Rp12,28 Triliun, sementara deposito berjangka turun ke Rp35,42 Triliun. Pergeseran ini biasanya menurunkan biaya dana sehingga margin lebih lega. Rasio penyaluran kredit terhadap total dana, atau Loan to Deposit Ratio (LDR), naik ke 85,63% dari 83,59% yang artinya penyaluran kredit bergerak sedikit lebih cepat daripada pertumbuhan dana, namun masih di rentang aman untuk bank daerah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) naik. Gross NPL dari 2,26% ke 2,94% dan net NPL dari 0,87% ke 1,37%. Di saat yang sama bantalan kerugian justru diperkuat. Cadangan kerugian penurunan nilai atau CKPN naik dari Rp2,11 Triliun ke Rp2,56 Triliun sehingga coverage terhadap NPL naik dari 109% ke sekitar 130%. Restrukturisasi kredit turun dari Rp3,90 Triliun ke Rp2,71 Triliun pasca berakhirnya relaksasi COVID OJK pada 31 Maret 2024, dan penghapusbukuan kredit macet atau write off semester berjalan turun signifikan dibanding setahun penuh 2024. Pesannya sederhana. Rasio NPL tampak naik, tetapi manajemen menaikkan cadangan lebih cepat dari kenaikan NPL dan portofolio yang tadinya direlaksasi makin mengecil. Itu bukti mitigasi risiko berjalan, meski bukan berarti bebas risiko.

Neraca secara total relatif datar. Aset konsolidasian dari Rp118,14 Triliun menjadi Rp118,16 Triliun. Di dalamnya ada pergeseran. Kas dan giro di Bank Indonesia turun, penempatan ke Bank Indonesia dan bank lain naik ke Rp2,22 Triliun, surat berharga turun di neraca ke Rp25,96 Triliun, sementara arus kas investasi justru menunjukkan pembelian surat berharga besar Rp4,07 Triliun. Artinya manajemen aktif mengelola aset produktif, sebagian melalui rotasi dan jatuh tempo. Ekuitas naik 1,14% ke Rp14,77 Triliun terbantu swing positif dari keuntungan atau kerugian belum terealisasi atas surat berharga yang diklasifikasi dalam Other Comprehensive Income (OCI), yang berbalik dari rugi ke laba. Ada juga perbaikan pada penilaian ulang kewajiban imbalan kerja. Arus kas operasi positif Rp1,51 Triliun naik dari Rp0,89 Triliun, tetapi tersedot arus kas investasi Rp4,18 Triliun, dan ditopang arus kas pendanaan positif Rp2,23 Triliun. Net cash turun dari Rp10,69 Triliun ke Rp9,30 Triliun, masih nyaman untuk operasional harian.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Model bisnisnya khas bank pembangunan daerah dengan dua mesin. Mesin pendanaan mengandalkan dana pihak ketiga dari penduduk dan institusi di wilayah, plus dana syirkah temporer untuk unit syariah. Komposisi semester ini menunjukkan beberapa hal. DPK atau Dana Pihak Ketiga naik ke Rp76,98 Triliun dengan kontribusi besar dari giro dan tabungan, sementara deposito turun. Deposito pihak berelasi melonjak dari Rp12,27 Triliun ke Rp21,39 Triliun, dan deposito bank lain pihak ketiga juga naik tajam ke Rp3,27 Triliun. Ini menandakan jejaring pemerintah daerah, BUMD, atau pemangku kepentingan lain berperan penting sebagai pemasok dana. Mesin penyaluran aset didominasi kredit konsumsi rumah tangga Rp43,67 Triliun, diikuti investasi yang melonjak ke Rp7,30 Triliun, kredit pegawai Rp2,13 Triliun, serta eksposur ke sektor jasa publik, intermediasi keuangan, pertanian, dan industri pengolahan. Porsi pembiayaan syariah juga hadir melalui NTBS dengan murabahah sekitar Rp10,92 Triliun dan porsi musyarakah Rp2,90 Triliun. Transaksi pihak berelasi ada di dua sisi. Kredit pihak berelasi naik ke Rp211 Miliar, relatif kecil. Di sisi dana, peran pihak berelasi besar seperti disebut di atas. Secara tata kelola, NTBS terkonsolidasi penuh sejak 23 Oktober 2024 karena perjanjian pemegang saham memberi hak kendali, walau kepentingan nonpengendali di NTBS tercatat 95,91%. Ini unik. Grup mengendalikan kebijakan strategis NTBS meski porsi ekonominya kecil, sehingga konsolidasi memperbesar pendapatan dan laba, tetapi juga menambah porsi laba untuk nonpengendali.

Kelebihannya ada pada beberapa bukti angka. Pertama, mesin laba bekerja. Laba naik 30,6% sejalan NII naik 29,3% dan laba per saham atau Earnings Per Share (EPS) semester naik dari 41,35 menjadi 47,13. Kedua, dana murah membesar yang membantu margin, terlihat dari kenaikan CASA dan turunnya deposito berjangka. Ketiga, mitigasi risiko proaktif. Coverage NPL 130% dan CKPN tumbuh lebih cepat dari NPL. Keempat, diversifikasi syariah melalui NTBS sudah menyumbang pendapatan Rp288 Miliar dan laba Rp14,7 Miliar sejak konsolidasi efektif. Kelima, likuiditas operasional terjaga. LDR 85,63% dan arus kas operasi positif lebih tinggi dari tahun lalu.

Kekurangannya juga jelas di data. Rasio NPL meningkat sehingga tekanan kualitas aset tidak bisa diabaikan. Ketergantungan pada dana pihak berelasi naik tajam yang menimbulkan risiko konsentrasi pendanaan apabila terjadi penarikan dana institusional. Portofolio kredit sangat bertumpu pada konsumsi dan pegawai yang stabil namun bisa menahan yield dan pertumbuhan ketika siklus menurun. Perubahan kategori kredit modal kerja pihak ketiga dalam rupiah yang turun menjadi nol patut ditelusuri apakah karena reklasifikasi, pelunasan, atau kebijakan penyaluran yang lebih ketat. Arus kas investasi besar pada surat berharga mengurangi kas, menambah eksposur ke risiko pasar yang tercermin sebelumnya di OCI meski saat ini swing-nya positif.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Untuk saat ini BJTM masih oke, dengan catatan NPL harus kembali turun dan komposisi dana murah tetap kuat. Bagi investor, harapannya sederhana. Laba tumbuh dobel digit, margin terjaga, biaya kredit terkendali, kontribusi NTBS makin besar, dan arus kas operasi tetap positif. Kalau semua ini tercapai, harga saham berpotensi rerating ke atas sambil dividen tetap tebal. Kalau gagal, potensi return lebih mengandalkan dividen, sementara capital gain terbatas.

Kalau kita kaitkan kondisi fundamental BJTM tadi dengan valuasinya di harga Rp515 per saham sekarang, gambarnya jadi cukup menarik. Dengan EPS tahunan terakhir sekitar Rp84,56, harga ini setara Price to Earnings Ratio (PER) di kisaran 6×. Angka ini jauh di bawah rata-rata PER bank daerah yang umumnya ada di 7–9×, bahkan lebih rendah dari rata-rata sektor perbankan nasional yang ada di kisaran 15× ke atas. Dari sisi Price to Book Value (PBV), book value per saham BJTM sekitar Rp857, artinya PBV sekarang hanya 0,6×. Secara sederhana, pasar menghargai bank ini 40% di bawah nilai bukunya. Dividend yield-nya juga tebal, sekitar 11% dengan payout ratio di kisaran 64%, jadi buat investor yang suka income, ini sudah memberikan arus kas tahunan yang lumayan tanpa perlu menunggu capital gain.

Kalau dibuat skenario sederhana, dalam kondisi konservatif atau bear case, PER bisa bertahan di kisaran 5× jika NPL naik terus atau margin tertekan, yang artinya harga wajar di Rp423. Di base case, jika fundamental sekarang terjaga, coverage NPL tetap tinggi, CASA ratio stabil, dan pertumbuhan laba minimal dobel digit, PER bisa naik ke 7× yang setara harga Rp592. Jika optimis atau bull case, integrasi NTBS sukses, dana murah makin dominan, dan pertumbuhan kredit sehat, rerating ke PER 10–12× sangat mungkin, yang artinya harga target di kisaran Rp845–Rp1.015.

Bagi investor, ini berarti sekarang sedang ada gap valuasi. Jika cerita pertumbuhan dan kualitas aset terjaga, return total dalam 12 bulan bisa menarik, kombinasi capital gain dan yield dividen bisa tembus 20–30% bahkan lebih. Namun jika cerita ini patah, misalnya NPL melonjak, cost of fund naik, atau pasar merespons negatif pergerakan surat berharga, harga bisa terkoreksi ke bawah nilai sekarang dan return hanya mengandalkan dividen. Jadi kuncinya ada di tiga indikator ke depan, NPL dan coverage harus bergerak berlawanan arah, CASA ratio tidak turun, dan arus kas operasi tetap positif. Selama tiga ini terpenuhi, valuasi murah di Rp515 ini punya peluang besar berubah jadi peluang emas. Tapi kalau gagal terpenuhi, ya nyungsep. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Masalah utama yang dihadapi BJTM saat ini bisa dibagi jadi empat kelompok besar, dan semuanya punya implikasi langsung ke laporan keuangan.

Pertama, liabilitas kontinjensi dari kasus hukum. Bank masih terlibat dalam sejumlah perkara perdata, sebagian menuntut ganti rugi miliaran rupiah dan menuduh adanya perbuatan melawan hukum atau masalah keabsahan agunan. Contohnya, perkara di PN Sidoarjo dengan potensi kerugian Rp5,73 miliar sudah berujung pada putusan kasasi yang tidak menguntungkan bank, sedangkan kasus lain seperti sengketa Rp27,99 miliar di PN Kepanjen masih berjalan di tingkat kasasi. Ada juga kasus yang nilainya lebih kecil tapi jumlahnya banyak, totalnya lebih dari Rp54 miliar. Selama belum final, klaim ini memang belum masuk neraca, tapi kalau putusannya kalah, dampaknya bisa berupa pengeluaran kas tak terduga, pengakuan beban di laba rugi, dan penurunan ekuitas.

Kedua, penurunan kualitas kredit. Per Juni 2025, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk kredit dan pembiayaan syariah mencapai Rp2,56 triliun, naik cukup besar dari akhir 2024. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross naik dari 2,26% ke 2,94%, dan net NPL dari 0,87% ke 1,37%. Peningkatan ini artinya porsi kredit yang macet atau berpotensi macet makin besar. Bank juga menulis hapus kredit Rp292,34 miliar hanya dalam enam bulan pertama 2025, walau lebih kecil dari setahun penuh 2024. Banyak kredit masuk kategori perhatian khusus atau sub-standar, yang bisa menjadi NPL di masa depan kalau tidak tertangani.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ketiga, risiko kepatuhan dan tata kelola. Anak usaha pernah menerima surat tagihan pajak untuk tahun fiskal 2020, termasuk PPh Badan dan PPh 21, dengan denda administrasi. Ini mengindikasikan ada kelemahan di pengelolaan kepatuhan pajak di masa lalu. Meski nilainya tidak sebesar NPL, kasus seperti ini bisa merugikan reputasi dan menambah beban tak terduga.

Keempat, likuiditas dan faktor teknis lainnya. Rasio aset likuid bersih terhadap DPK anjlok dari 26,15% di akhir 2024 menjadi 12,87% per Juni 2025. Penurunan tajam ini berarti penyangga likuiditas menyempit, sehingga manajemen harus memastikan cadangan kas dan aset likuid lain cukup untuk menutup kebutuhan dana jangka pendek. Di luar itu, ada risiko estimasi akuntansi yang signifikan, terutama untuk perhitungan Expected Credit Loss (ECL) dan penilaian wajar, yang sifatnya subyektif. Perubahan asumsi sedikit saja bisa mempengaruhi angka di laporan keuangan. Faktor lain yang patut diwaspadai adalah potensi rugi aktuarial dari kewajiban imbalan kerja yang memengaruhi ekuitas, serta keberadaan goodwill dari akuisisi NTBS yang wajib diuji penurunan nilainya setiap tahun.

Jadi, walaupun manajemen yakin masalah ini bisa ditangani, investor perlu sadar bahwa BJTM membawa beban risiko hukum, risiko kredit, risiko kepatuhan, dan risiko likuiditas yang nyata. Kalau semua risiko ini bisa dikelola dengan baik, efeknya ke profit dan modal bisa minimal. Tapi kalau sebagian besar memburuk sekaligus, imbasnya ke laba, ekuitas, dan likuiditas bisa signifikan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/6

testestestestestes

@kahell

$BJBR vs $BJTM

1. BJBR – Kasus Kredit SRITEX
- Kasus :
a. BJBR (Bank BJB) disebut dalam berita Kejagung sebagai salah satu bank yang memberikan kredit ke SRITEX, yang kini terjerat dugaan korupsi dan gagal bayar.
b. Dugaan: kredit diberikan tidak sesuai prinsip kehati-hatian, kemungkinan dengan dokumen atau agunan yang lemah.

BJBR - Dampak di Laporan Keuangan :
- CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) melonjak di Q2 2025 ➜ dari Rp 115 miliar (Q1) jadi Rp 455 miliar.
- Ini menyebabkan laba BJBR di Q2 anjlok drastis, hanya sekitar Rp 95 miliar (dibanding Rp 398 miliar di Q1).
- Menunjukkan BJBR mulai mencatat kerugian kredit – kemungkinan termasuk eksposur ke SRITEX.
- EPS Q2 jatuh ke ~Rp 9, dari Rp 38 di Q1.

BJBR - Risiko :
- NPL bisa naik lebih lanjut di Q3–Q4 jika SRITEX benar-benar masuk daftar kredit macet.
- Jika agunan SRITEX tak bisa diuangkan, BJBR harus menyisihkan lebih banyak CKPN.
- Risiko reputasi & tata kelola, karena pemberian kredit bermasalah ini melibatkan bank daerah besar.
- Tekanan pada laba bisa berlanjut ➜ risiko penurunan valuasi saham & kepercayaan investor.

2. BJTM Kasus Kredit Fiktif Rp 569 Miliar
BJTM - Kasus :
- BJTM (Bank Jatim) melalui Cabang Jakarta, memberikan 65 kredit piutang dan 4 kredit kontraktor ke PT Indi Daya Group dan afiliasinya, senilai total Rp 569,4 miliar.
- Kredit diduga menggunakan dokumen fiktif, termasuk SPK dan laporan keuangan palsu.
- Empat orang sudah ditetapkan tersangka, termasuk Kepala Cabang BJTM Jakarta.

Dampak di Laporan Keuangan (sementara belum terlihat):
- Laba BJTM justru naik: Rp 811 miliar semester I 2025 (naik dari Rp 620 miliar tahun lalu).
- NPL gross stabil: 4,07% ➜ tidak menunjukkan lonjakan.
- Cadangan kerugian (CKPN) naik, tapi tidak drastis.

Risiko :
- Risiko bom waktu: belum ada indikasi bahwa kredit ini sudah dicatat sebagai NPL di laporan H1 2025.
- Jika kasus sudah inkrah atau audit selesai, BJTM bisa terpaksa menyisihkan CKPN ratusan miliar, menekan laba Q3–Q4.
- Risiko reputasi makin besar jika terbukti ada kelalaian sistemik.
- DPD Jatim sudah minta Pansus, artinya tekanan politik juga tinggi.
- Jika penyitaan aset gagal menutup kerugian, potensi rugi murni bisa muncul di laporan ke depan.

Analisa Kinerja Keuangan Q2 2025 BJBR vs BJTM

1. BJBR
- Laba dan EPS
> Laba bersih semester I 2025: Rp 492,94 miliar
> Laba Q1: Rp 398 miliar ➜ Laba Q2 menurun tajam menjadi sekitar Rp 95 miliar
> EPS semester I: Rp 46,85 ➜ artinya Q2 hanya menyumbang ~Rp 9 per saham

- CKPN (Cadangan Kerugian)
> CKPN semester I naik sangat besar: dari Rp 115 miliar di Q1 menjadi total Rp 570 miliar di semester I
➜ Artinya, di Q2 saja CKPN melonjak lebih dari Rp 455 miliar
> Kenaikan CKPN ini menggerus laba sangat dalam
> Menandakan manajemen mulai mengantisipasi kredit bermasalah, entah dari debitur korporasi atau sektor tertentu

- Kredit dan DPK
> Kredit yang diberikan naik, tapi tidak disertai kenaikan DPK ➜ DPK malah turun dari Rp 136 T ke Rp 128 T
> Ini bisa memberi tekanan likuiditas jika tren berlanjut

Kesimpulan singkat BJBR :
Kenaikan tajam CKPN di Q2 jadi sinyal utama penurunan laba BJBR. Meski pendapatan bunga masih naik, cadangan yang besar mengindikasikan kehati-hatian terhadap risiko kredit. Investor perlu waspadai tren CKPN di kuartal selanjutnya.

2. BJTM
- Laba dan EPS
> Laba bersih semester I 2025: Rp 811 miliar (naik dari Rp 620 miliar di 2024)
> Laba Q1: ~Rp 400 miliar ➜ Q2: ~Rp 411 miliar
> EPS semester I: Rp 47,13 ➜ stabil dan tumbuh

- CKPN (Cadangan Kerugian)
> Total CKPN semester I: sekitar Rp 185 miliar (gabungan Q1 + Q2)
Q1: ± Rp 88 miliar
Q2: ± Rp 97 miliar
> CKPN naik, tapi tidak drastis ➜ mengindikasikan manajemen masih merasa kualitas kreditnya cukup aman
> NPL (kredit bermasalah) bahkan turun dari 4,19% ke 4,07%

- Kredit dan DPK
> Kredit tumbuh positif ➜ pendapatan bunga meningkat
> DPK stabil ➜ likuiditas terjaga
> Efisiensi beban operasional tetap baik

Kesimpulan singkat BJTM :
CKPN BJTM memang naik, tapi masih dalam batas wajar. Laba tetap tumbuh, kredit sehat, dan NPL membaik. Risiko terhadap kredit fiktif di BJTM (Bank Jatim) sangat penting diperhatikan investor, karena meskipun laporan keuangannya Q2 2025 terlihat stabil dan belum menunjukkan tekanan besar, potensi dampak ke depan tetap ada.

Kemungkinan risiko kredit fiktif :
- Saat ini, kredit yang diduga fiktif kemungkinan belum dicatat sebagai NPL (Non-Performing Loan).
- Jika kasus sudah inkrah atau hasil audit internal menyimpulkan kredit tersebut tak bisa ditagih, maka BJTM wajib menyisihkan cadangan kerugian (CKPN).
- Potensi CKPN bisa mencapai ratusan miliar rupiah, yang akan langsung menggerus laba kuartal berikutnya.

Sumber berita yang bisa di cek untuk memastikan pencadangan dan dampak npl kasus kredit fiktif yang menyangkut BJTM :
1. https://cutt.ly/ArSM9s47

"Corporate Secretary Bank Jatim Fenty Rischana mengatakan pihaknya bakal melakukan recovery asset atau agunan untuk pemulihan kerugian perseroan secara optimal. "

“Serta melakukan pencadangan kerugian pada tahun buku 2024 agar tidak mengganggu kinerja perseroan pada tahun ini,” ujar Fenty dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (24/2/2025).

2. https://cutt.ly/YrSM9s6Q

Saran : sebagai investor saham, sebaiknya cek dan analisa juga ke lapangan terkait perkembangan kasus kedua kredit tersebut di masing - masing bank.

Disclaimer on,
Cek, cek, cek dan Analisa Kembali. Jangan pernah percaya siapapun sebelum kita Analisa sendiri. Ada yang cuan, harus ada yang rugi/cutlos/nyangkut di dunia saham.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM

Akumulasi
01 Agustus 2025

Net Volume 84,089
Net Value 4.3B
Average buy (Rp) 510

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJBR
saham downtrend parah emang, bahas teknikal aja sebenernya

tiap tahun bagi dividen, tapi setelah ex date gak mampu nutup gap lagi dan malah makin turun 🤣

mau alesan pake metode valuasi PE PBV mercy harga bajaj dibawah 9x1 = 9, udah gak make sense gw rasa untuk bertahan terus dimari atau malah avg down. Liat chartnya aja begitu, sangat major downtrend.

gak ada hubungan dan korelasi dengan KDM Effect, menurut gw.

tag sekalian juga ah bestienya $BJTM wkwkwk

"udah bang mending CL aja"
apakah CL bakal enteng angkat harganya?
ya belum tentu juga 🤣

tapi memang better CL kalo udah gak ada keyakinan dan prospek kedepannya terhadap emiten tsb.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJBR ternyata Q2 jeblok,
yassalam siap2 ke 500

$BJTM $BBYB

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@nzrandy17 terimakasih om sangat jelas penjelasan nya 🙏 Tapi kenapa $BJTM aman-aman aja ya?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJBR $BJTM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM
Siap Siap Macan Jatim mau Bangun dari tidurnya
Yang hold harga murah sejak Deviden akan Panen Raya
#Mimpi di Siang Bolong#

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM bank ini segan ama tetangganya $BJBR hajar az da

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM Yang baru masuk jangan heran ya, ini emitent kalau laba turun ikut turun harga sahamnya, tapi kalau laba naik, chartnya akan menyerupai pola sisir kutu

$BJBR $BEKS

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM
Q2 goodjob...
ayo 🚀🚀🚀 600

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

📊 Kenapa $BJTM (Bank Jatim) Layak Jadi Saham Andalan?

1. 💸 Dividen Gede dan Rutin

Dividen terakhir: Rp 54,71 per saham

Yield: 11,1% (lebih tinggi dari deposito!)

Payout ratio: ~63% → sehat & berkelanjutan



2. 💰 Valuasi Super Murah

Harga saham: Rp 495

P/E Ratio: 5,7×

P/B Ratio: 0,49× → Artinya: beli aset bank dengan diskon 51%!



3. 📈 Fundamental Kuat

Laba bersih 2024: Rp 1,28 triliun

Pendapatan 2024: Rp 5,27 triliun

ROE: 10,22% | ROA: 1,24% → bank efisien dan menguntungkan



4. 🏦 Didukung Pemerintah Daerah Jatim

Mayoritas saham dimiliki Pemprov Jatim

Stabil, aman, dan punya peran strategis di wilayahnya

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

semakin optimis $BJTM ditengah tantangan yg kompleks. semoga dewan direksi dan jajaran dibawahnya semakin semangat dlm mengembangkan bisnis dan menjaga aset dan kredit tetap sehat

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM baru sadar mending bank Jatim ketimbang $BJBR yang rungkad 😄

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM kinerja baik tapi jarang dilirik. Gak ada koki n wajan.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM hebat yang lain pada kebakaran kmu stay strong

Berita siang vs Pergerakan Harga 31-07-2025
$BJTM , $HMSP , $UNVR

Disclaimer on,
tag saham ga da arti/maksud.
Jangan percaya siapapun di dunia saham, terus analisa sendiri oleh mata sendiri.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Tulisan Buat Yang Ngakunya
DIVIDEN INVESTING
Saya tidak menulis nama sahamnya, biar kalian bisa objektif.

Keduanya 1 sektor.
Keduanya Rajin bagi dividen setiap tahun.

Saham A
Pendapatan Bunga bersih Q2 naik 29% dibanding Q2 2024
Laba Bersih 3 bulan Q2 2025 saja, lebih tinggi 19% dibanding kinerja 3 bulan Q1
Laba Bersih Q2 2025 naik 14% dibanding Q2 2024
Kinerja Q2 2025 diatas itu padahal sudah dipotong dengan Penyisihan Penurunan Nilai Asset/ CKPN lebih tinggi 300 M dibanding Q2 2024
Ekspektasi dividen dibanding harga saat ini 16%

Saham B
Pendapatan Bunga bersih Q2 naik 2% dibanding Q2 2024
Laba Bersih 3 bulan Q2 2025 saja lebih rendah 6% dibanding kinerja 2 bulan Q1
Laba Bersih Q2 2025 turun 5,5% dibanding Q2 2024
Kinerja Q2 2025 diatas itu sudah ditambah dengan Pendapatan hasil Investasi bersih 343 M dibanding Q2 2024
Ekspektasi dividen dibanding harga saat ini 8%

Mana Yang Kalian Pilih Sebagai DIVIDEN INVESTING ?
Anehnya Kenyataan Banyak yang memilih B

Bahkan lebih parah lagi yang ngakunya Dividen Investing ini,
Lebih memilih Saham C yang Kinerja lebih parah dari B
Laba Bersih Q2 2025 turun 11,5% dibanding Q2 2024
Ekspektasi dividen dibanding harga saat ini 8%.

Kalian ini Dividen Investing atau
Kalian ini hanya Fanatik pada 1 saham atau
Kalian hanya ikutan orang simpan saham apa atau
Kalian hanya beli karena Nama Besar saja atau
Kalian hanya investor karena sangkut atau rugi saja,
akhirnya berubah jadi Dividen Investing.

Saham A $BJTM
Saham B $BBNI
Saham C $BBRI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Waduh bang aku aja avg 600 masih stay disini 😅 $BJTM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM Alhamdulillah emiten ini tidak dipengaruhi faktor eksternal seperti konglo/bandar, foreign cash flow. bekerja sesuai intensitas keuangan mandiri. its all about money.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJBR gas turunin terus....samain aja harganya sekalian ama $BJTM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM Q2 2025 memberikan dampak positif bagi investor ritel di bank daerah terbaik di Indonesia. menambah confident level ke depannya. keep on moving into right direction.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM terbang lah kawan hahaha

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM avg price 495-505 banyak yg ganjal , kemungkinan masih bisa ke

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM efek deviden trap

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy