6,400

+25

(0.39%)

Today

23.43 M

Volume

41.25 M

Avg volume

Company Background

PT Astra International Tbk didirikan di Jakarta pada tahun 1957 sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama Astra International Inc. Pada tahun 1990, telah dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, dalam rangka penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat, yang dilanjutkan dengan pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan ticker ASII. Nilai kapitalisasi pasar Astra pada akhir tahun 2020 adalah sebesar Rp244 triliun. Sesuai anggaran dasar Perseroan, kegiatan usaha yang dapat dijalankan oleh Perusahaan mencakup perdagangan umum, perindustrian, pertambangan, penga... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Di video ini saya jelaskan konsep paling dasar tentang saham dengan bahasa yang mudah dipahami.

✔️ Apa itu saham
✔️ Kenapa perusahaan menerbitkan saham
✔️ Kenapa kita membeli saham
✔️ Apa keuntungan dan risikonya

Tonton videonya di sini 👇
https://cutt.ly/NtedS0ON
$ANTM $ARTO $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Update $BBCA, daily chart sell signal, mulai kendor, buyer asing kendor, lot swing bulanan exit. Kalau $TLKM $ASII masih hold, masih akumulasi lot November mtd

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🎶 🆑💯❌⁉️🆙♨️⭕️🆓

Fokus aja yg ini :


$ASII
$AUTO
$BBRI
BMRI
SIDO
TLKM
TSPC
UNTR :


Untuk periode
Hari : Senin
Tanggal : ⏭️ 17 November 2025 ⏮️

Hadir dalam SINYAL #ScreenerDekan™️ di StockBit .

Kita tunggu % Higher to Price sewaktu closing nanti jam 16.00 untuk cross-check hasilnya yang selama ini fitur screener StockBit tidak mengecewakan.

DisclamerOn : bukan saran jual beli, hanya Guideline pribadi 🌈

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BSDE $CTRA $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

BUMI bisalah ke 500 🔥😁


colek $ASII $ADRO $TLKM

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Update porto tiap tahun..ada yg rugi dan ada yg untung..yang penting yg realized tetap stay positif dan bertumbuh..tahun depan semoga bisa bertumbuh lagi

Porto supported by $ASII $UNTR $TSPC

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

ANALISA SAHAM FOLLOWERS🤭🤭

analisa kali ini saham nya $EMDE meleset dikit karna kurang tepat🤭🤭 baru sampe 97 bukan 94🤣🤣

BOLEH BANGET KALO MO DI ANALISA KEK GINI! freeee🤪

follow for more info😜
RT $ASII $DSNG

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII $IHSG #dyor

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Done ✅ $BBCA $ADRO $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BUMI gasss, ditungguin nih sebelum meluncurrr 🔥🔥🔥


$ASII $NCKL

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Semua orang sibuk membahas GOTO. Tapi mereka melupakan sesuatu yang jauh lebih besar.

Rencana merger $GOTO dan GRAB (yang kini kabarnya melibatkan 'sponsor' kakap dan lobi politik) punya 'efek domino' yang tidak terlihat.

Ada bank digital yang nasibnya kini di ujung tanduk. Ekosistem yang jadi 'napas' bisnisnya, terancam 'dicaplok' oleh kompetitor yang juga punya bank sendiri. Apa yang akan terjadi pada saham ARTO?

Di sisi lain, ada saham-saham seperti $TLKM dan $ASII yang selama ini 'terjebak' dengan investasi GOTO mereka. Apakah ini akan jadi 'exit plan' yang mereka tunggu-tunggu? Dan bagaimana dengan EMTK yang diam-diam punya 'kuda' di dalam GRAB?

Mikirduit membedah 4 skenario merger yang mungkin terjadi—dan dampaknya bukan cuma ke GOTO, tapi ke seluruh ekosistem yang terkait.

Ini adalah pertarungan ekosistem. Ada yang akan jadi pemenang mutlak, ada yang akan tergilas. Posisi portofolio Anda di mana?

Jangan cuma fokus di satu titik. Lihat gambaran besarnya. Pahami siapa yang paling berisiko dari merger raksasa ini. Klik & Baca Analisisnya di sini https://cutt.ly/mtw3uwm0

Read more...

$ESSA

$ASII $AADI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Meski dibuka menguat di 8.412.826, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham, Kamis (13/11/2025) ditutup melemah 16,567 poin atau turun 0,2% ke level 8.371,999, dari penutupan Rabu (12/11/2025).
IHSG hari ini sempat naik ke level tertinggi harian angka 8...

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII kelakuannya BK kalau setelah mengeluarkan berita bagus

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Asikk $MMLP udah main di 570 nih 😍

$ASII $SSIA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$UNVR aku lihat cukup penting ini angka 2490nya, perhatikan aja dulu kisaran angka tersebut.

Selama UNVR tidak breakdown dari angka tersebut, viewnya masih aman n ada potensi untuk UNVR ini bisa naik ke kisaran 2600 lagi.

$ASII $TLKM

Given these kind of graphics, it's fascinating to see that most people are still easily volunteering to be victimized by "get rich quick" schemes.

Mayoritas manusia merasa dirinya superior, padahal kurang dari 1% populasi dunia yang benar-benar extra-ordinary.

Ada alasannya kenapa hanya ada 1 Michael Schumacher, 1 Valentino Rossi, 1 Messi, 1 Ronaldo, 1 Elon Musk, 1 Jim Simons di dunia. Sisanya hanyalah segelintir above average, and the rest majority are mediocres and below average. Beware of survivorship bias, my friends.

I only want to play in a game that even a mediocre like me has high chance to win and low chance to lose...

*Chart 1 shows the likelihood of losses.

$BBCA $ASII $TLKM

Read more...

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

gasss kan $BUMI ohh bandarkuuu... 🔥🔥🔥


$ASII $BMRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi menguat pada perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (14/11/2025). Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova menilai, IHSG cenderung bergerak konsolidasi pada pekan ini dan masih berada di atas level 8.332 sebagai support terdekat.
“Dengan d...

www.idxchannel.com

www.idxchannel.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII kalau bisa baca gambarnya mudah mudahan sudah jelas mengapa sahamnya naik ya

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$DMAS LK Q3 2025: Bagaimana Bisa Survive?

Request member External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Laba DMAS itu bukan seperti gaji bulanan yang cair tanggal tetap, tapi lebih mirip komisi makelar tanah kawasan industri. Kadang datangnya deras sekali, kadang nyaris kering, walaupun marginnya tetap tebal. Di satu tahun laporan keuangan bisa terlihat sangat makmur, di tahun lain kelihatan langsing, sehingga investor yang tidak paham pola bisnisnya sering salah baca dan buru-buru memberi label bisnisnya tidak stabil atau tidak bisa diandalkan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau ditarik dari 2018 sampai 2024, polanya jelas sekali. Tahun 2018, pendapatan sekitar 1,03 triliun rupiah dengan laba pemilik entitas induk 496 miliar. Setahun kemudian, 2019, pendapatan melonjak brutal jadi 2,65 triliun dan laba ikut terbang ke 1,33 triliun. Revenue naik sekitar 155,76% dan laba melesat 168,99%. Lalu setelah pesta 2019, kenyataan kembali. Pada 2021 pendapatan turun ke 1,44 triliun dan laba susut ke 714 miliar. Sesudah itu DMAS masuk fase lebih rapi di permukaan, 2022 revenue 1,93 triliun dengan laba 1,22 triliun, 2023 revenue 1,92 triliun dengan laba 1,21 triliun, dan 2024 revenue naik lagi ke 2,03 triliun dengan laba 1,33 triliun. Pertumbuhan 2024 pun sebenarnya cukup sehat, revenue naik 5,79% dan laba naik 10,24% dibanding 2023. Di kertas tahunan kelihatannya makin stabil. Begitu pindah ke data kuartalan 2025, langsung kelihatan bahwa stabilitas itu banyak ditopang oleh timing transaksi besar, bukan arus bisnis rutin seperti menjual mie instan.

Di 9 bulan pertama 2024, DMAS mencetak pendapatan 1,69 triliun dengan laba pemilik 1,12 triliun. Margin laba bersih sekitar 66,47%. Setahun kemudian, di 9M 2025, pendapatan anjlok jadi 779,58 miliar dan laba turun ke 525,14 miliar. Revenue jatuh sekitar 53,86% dan laba ikut jatuh 53,25%. Secara angka, kelihatan seperti perusahaan sedang kena badai besar. Tapi margin laba bersih malah naik tipis ke 67,36%. Artinya setiap 1 rupiah penjualan di 2025 masih menghasilkan laba lebih tebal daripada tahun sebelumnya. Yang hilang bukan kualitas per rupiah, tapi total volume rupiahnya. Itulah DMAS, mesin pencetak laba dengan margin super tebal, tapi hidup matinya ditentukan oleh kapan beberapa kontrak raksasa ini jatuh tempo pengakuannya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau di-zoom per kuartal, roller coaster-nya makin terasa. Tahun 2024, Q1 pendapatan sekitar 549,05 miliar dengan laba 366,12 miliar. Q2 pendapatan naik ke 655,44 miliar dan laba 437,16 miliar. Q3 turun ke 485,47 miliar dengan laba 319,89 miliar. Margin sepanjang 2024 relatif stabil, sekitar 65,89–66,7%. Masuk 2025, Q1 masih terlihat gagah, pendapatan 507,89 miliar, laba 355,45 miliar dan margin hampir 70%. Begitu masuk Q2, grafik jatuh seolah-olah ke jurang, pendapatan tinggal 105,47 miliar dan laba 77,56 miliar. Q3 memang sedikit pulih ke 166,23 miliar revenue dan 92,13 miliar laba, tapi margin turun ke 55,42%. Bagi investor yang cuma lihat EPS per kuartal di aplikasi tanpa baca CALK, ini kelihatan seperti bisnis yang tidak jelas, padahal sebenarnya ini hanya ritme bisnis jual beli lahan skala besar.

Kuncinya ada di dua hal, siapa pembeli DMAS dan bagaimana revenue diakui. Pelanggan DMAS itu bukan rumah tangga biasa yang beli kavling satu-satu. Pembelinya adalah perusahaan kelas berat yang sekali datang beli ratusan miliar sampai lebih dari 1 triliun rupiah. Tahun 2018, misalnya, penjualan terbesar ke PT Kohler Manufacturing Indonesia sekitar 320 miliar atau sekitar 31,36% total penjualan, ditambah PT Kingsford Holding sekitar 192 miliar atau 18,82%. Tahun 2019 situasinya lebih ekstrem, PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia sendiri menyumbang sekitar 1,36 triliun atau 51,73% penjualan, sementara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia memberikan sekitar 485 miliar atau 18,41%. Artinya dua nama ini saja sudah menguasai mayoritas revenue 2019. Karena itu tidak heran kalau pendapatan dan laba 2019 melonjak gila-gilaan dibanding 2018.

Lanjut ke 2020, pola konsentrasinya tetap sama. PT Parrot Smart Logistics Bekasi menyumbang sekitar 654,81 miliar atau 25,11% penjualan, PT Frisian Flag Indonesia sekitar 508,26 miliar atau 19,49% dan PT Astra Honda Motor $ASII sekitar 276,18 miliar atau 10,59%. Di 2021, AHM jadi superstar baru, kontribusinya sekitar 640,77 miliar atau 45,05% total penjualan, disusul Hyundai 187,49 miliar atau 13,18% dan PT K2ID Strategic Infrastructure sekitar 176,83 miliar atau 12,43%. Lalu arah angin mulai bergeser. Sejak 2022, wajah pelanggan berubah dari old economy manufaktur dan otomotif menuju pemain data center dan digital. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tahun 2022, ada PT STT GDC Indonesia yang menyumbang sekitar 302,06 miliar atau 15,80% penjualan dan PT Digital Hyperspace Indonesia sekitar 204 miliar atau 10,67%. Tahun 2023, giliran PT Daikin Industries Indonesia sekitar 510,79 miliar atau 26,98% dan PT Amazon Data Services Indonesia sekitar 395,52 miliar atau 20,89%. Puncaknya 2024, ketika PT Microsoft Operations Indonesia mengambil peran utama dengan kontribusi sekitar 810,39 miliar, setara 40,88% penjualan. Di 9M 2024, tambahan nama seperti PT Princeton Digital Group ikut menggemukkan penjualan sehingga dua pelanggan utama bisa menyumbang sekitar 58,96% revenue. Masuk 9M 2025, pola konsentrasi itu tidak berubah, hanya wajahnya saja yang berganti. Tiga pelanggan utama, PT STT GDC Indonesia, PT Templemore Real Estate And dan PT Kawanishi Warehouse Indonesia, menyumbang sekitar 61,05% total penjualan. STT GDC sendiri menguasai sekitar 27,22%, Templemore sekitar 22,33% dan Kawanishi sekitar 11,50%.

Dengan struktur pelanggan seperti ini, sebetulnya jawaban mengapa laba DMAS sangat tidak stabil sudah kelihatan jelas. Tiap tahun nasib revenue DMAS ditentukan oleh beberapa keputusan investasi besar dari segelintir raksasa, Hyundai mau bangun pabrik, AHM mau perluas kapasitas, Microsoft butuh lahan untuk data center, hyperscaler lain ikut masuk, atau perusahaan logistik Jepang mau bangun warehouse. Kalau tahun itu ada 2–3 deal raksasa yang serah terima, revenue dan laba bisa meledak. Kalau sebagian besar deal besar masih dalam tahap persiapan, konstruksi atau nego, laporan keuangan tahun itu tampak lesu.

Di sisi akuntansi, DMAS juga dikunci oleh standar pengakuan pendapatan. Pendapatan baru boleh diakui ketika kewajiban kontrak sudah dipenuhi, bukan ketika marketing-nya berhasil bikin tenant tanda tangan MoU. Itu tercermin dalam pos kewajiban pelaksanaan belum dipenuhi yang akan diakui sebagai pendapatan antara 2025 sampai 2028. Secara bisnis, order-nya sudah di tangan. Secara akuntansi, sebagian masih parkir sebagai kewajiban yang pelan-pelan dikonversi jadi revenue ketika tanah siap dan kontrol sudah dialihkan. Konsekuensinya, satu tahun bisa terlihat gemuk ketika banyak proyek mencapai titik serah terima, tahun lain bisa sangat kurus ketika mayoritas proyek masih dalam perjalanan. Kalau investor hanya menilai dari EPS tahunan, DMAS akan selalu terlihat sebagai perusahaan yang tidak bisa stabil. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang agak ironis, di tengah semua gejolak volume itu, margin DMAS justru luar biasa stabil di level super premium. Gross margin yang di 2018–2019 masih di kisaran 56% naik ke 58,76% di 2021, lalu melonjak ke 71,16% di 2022, sedikit turun ke 68,90% di 2023 dan 69,64% di 2024. Margin laba bersih untuk pemilik entitas induk juga naik kelas, dari kisaran 47,89–50,37% di 2018–2021 menjadi 62,99% di 2022, 62,96% di 2023 dan 65,61% di 2024. Di 9M 2024 margin laba sekitar 66,47% dan 9M 2025 masih 67,36%. Sederhananya, DMAS jual tanah mahal, biaya historis per meter relatif rendah dan hampir dua pertiga nilai penjualan bisa jatuh jadi laba bersih. Ini bukan tipe bisnis yang marginnya termakan perang harga.

Neraca keuangannya juga lebih cocok disebut neraca sultan daripada neraca developer kepepet. Rasio utang bersih terhadap ekuitas sekitar minus 17% di akhir 2024, artinya kas dan setara kas DMAS jauh lebih besar dari total pinjaman. Di 30 Juni 2025, utang bersih bahkan tercatat negatif sekitar 1,259 triliun rupiah. Ini bukan perusahaan yang tiap tahun panik mengejar penjualan hanya untuk membayar bunga dan pokok utang. Mereka punya privilege untuk memilih, mau jual sekarang atau nanti, mau agresif push volume atau menunggu tenant yang betul-betul strategis. Dari sudut pandang kualitas fundamental, ini sangat kuat. Dari sudut pandang stabilitas laba, ini memperparah penyakit fluktuasi, karena manajemen tidak terdorong untuk memaksa penjualan merata setiap tahun.

Pertanyaannya, dengan pola seperti ini, apakah ada harapan untuk DMAS di masa depan atau justru tinggal menunggu habisnya landbank. Dari sisi kualitas pelanggan, sebenarnya DMAS bermain di liga yang agak unik. Di awal periode, basisnya banyak di otomotif, manufaktur dan logistik, Hyundai, Astra Honda Motor, Frisian Flag, Kohler dan pemain logistik. Itu menunjukkan kawasan ini memang layak untuk produksi dan distribusi. Sejak 2022, DMAS naik kelas ke cluster data center dan teknologi, STT GDC Indonesia, Digital Hyperspace, Amazon Data Services Indonesia, Microsoft Operations Indonesia, Princeton Digital Group, plus pemain real estate dan warehouse global lain seperti Templemore dan Kawanishi. Ini bukan pembeli random yang beli tanah spekulasi. Ini perusahaan yang kalau sudah masuk, biasanya datang dengan investasi power, listrik, jaringan dan ekosistem digital yang besar. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dalam jangka panjang, cluster seperti ini bisa menciptakan efek jaringan. Tenant baru datang justru karena tenant lama sudah ada duluan. Kalau Microsoft, Amazon dan operator data center besar sudah parkir di satu kawasan, penyedia cloud lain, vendor pendukung dan pelaku industri terkait akan lebih tertarik ikut masuk. Dari sisi story jangka panjang, ini sangat menarik, DMAS bisa menjadi salah satu epicentrum data center dan industri modern di koridor timur Jakarta. Namun rasio konsentrasi pelanggan tetap tinggi. Setiap tahun, satu nama bisa menyumbang 40–50% revenue. Itu artinya kalau satu tahun kebetulan tidak ada serah terima lahan besar ke pemain sekelas Microsoft, laporan keuangannya langsung tampak turun tajam.

Dari sudut pandang investor optimis, DMAS adalah kombinasi unik antara obligasi berjaminan tanah dan opsi jangka panjang atas pertumbuhan kawasan industri dan data center Indonesia. Margin laba tebal, kas lebih besar dari utang, pelanggan kelas dunia dan backlog kewajiban kontrak yang bisa dikonversi jadi pendapatan sampai 2028. Penurunan revenue 9M 2025 sebesar 53,86% dan penurunan laba 53,25% bukan tanda bisnis rusak, tapi efek timing serah terima dan penurunan sementara penjualan industrial dari 1,522 triliun di 9M 2024 ke 669 miliar di 9M 2025. Investor tipe ini tidak panik melihat EPS turun tajam setahun, karena yang dia lihat adalah rata-rata beberapa tahun, nilai tanah, potensi cluster data center dan kekuatan balance sheet. Mereka justru menganggap tahun-tahun lemah seperti 2025 sebagai momen belanja, bukan momen kabur.

Dari sudut pandang investor pesimis, ceritanya kebalik. Fluktuasi revenue dan laba yang ekstrem, ketergantungan pada beberapa pelanggan dan sifat bisnis yang lumpy dianggap sebagai red flag. Mereka akan bilang, sekali tanah di kawasan itu habis, ceritanya selesai. Tanah tidak bisa diulang, tidak seperti perusahaan FMCG yang tiap tahun bisa jual lebih banyak unit kalau brand-nya kuat. Mereka juga bisa skeptis terhadap wave data center. Apakah ini trend jangka panjang, atau hype yang bisa berhenti kalau regulasi listrik, tarif atau pajak berubah. Apakah harga saham sudah mencerminkan cerita Microsoft plus Amazon plus hyperscaler lain, sehingga risiko downside lebih besar kalau pipeline tenant berikutnya tidak seindah yang diharapkan. Bagi tipe pesimis, DMAS terlalu sulit untuk dimodelkan. Mereka tidak suka laba yang baru muncul ketika proyek besar serah terima, karena sulit membuat proyeksi DCF atau EPS yang mulus. Mereka lebih memilih bisnis yang revenue-nya naik 10–15% konsisten tiap tahun, meskipun margin tidak setebal DMAS. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sudut pandang bandar saham, DMAS adalah barang dagangan yang menarik. Fundamentalnya kuat, kas tebal, margin tinggi dan neraca bersih. Artinya risiko jebol permanen relatif rendah, sehingga mereka punya ruang bermain tanpa khawatir perusahaan bangkrut besok. Sekaligus, volatilitas laba dan ketergantungan berita kontrak besar membuat DMAS sangat enak dijadikan bahan goreng, ketika ada pengumuman deal dengan tenant besar seperti Microsoft atau operator data center, harga bisa dinaikkan dengan bantuan sentimen, ketika laporan kuartal menunjukkan revenue dan laba turun tajam seperti 9M 2025, harga bisa ditekan sambil menakuti investor ritel yang tidak membaca CALK sampai selesai. Bandar tidak terlalu peduli apakah laba stabil atau tidak. Yang penting ada story, ada momentum dan ada ketidakseimbangan informasi antara mereka dan ritel. DMAS menyediakan semua bahan itu.

Pada akhirnya, laba DMAS akan hampir selalu terlihat tidak stabil kalau dinilai dari jendela satu tahun atau satu kuartal. Penyebab utamanya sudah jelas, bisnisnya jualan hektaran tanah ke segelintir raksasa, pengakuan pendapatannya mengikuti serah terima dan 80–90% revenue datang dari satu segmen industrial. Di sisi lain, neraca yang super kuat, margin di atas 60% serta daftar pelanggan yang didominasi nama-nama global kelas berat membuat perusahaan ini jauh dari kategori developer ecek-ecek. Harapan di masa depan itu ada, tapi bukan dalam bentuk grafik laba yang halus. Harapan itu justru datang dalam bentuk siklus, beberapa tahun kurus disusul satu dua tahun yang sangat gemuk ketika deal besar jatuh tempo. Tugas investor tinggal memilih mau berada di kubu yang mana. Ikut menikmati roller coaster dengan sadar seperti investor optimis, menjauh karena pusing seperti investor pesimis atau mencoba menari di tengah volatilitas seperti bandar yang memanfaatkan setiap tikungan laba dan berita tenant baru sebagai bahan permainan harga. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham sesi I, Kamis (13/11/2025) ditutup di posisi 8.405,965, menguat 17,398 poin atau naik 0,21%. Ini seiring naiknya harga saham 362 emiten, sementara sebanyak 255 saham ditutup turun dan 193 saham tidak mengalami peru...

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat di 8.412,826 pada awal perdagangan saham, Kamis (13/11/2025). Hingga pukul 09.12 WIB, IHSG terpantau di level 8.410,400, menguat 21,834 poin atau naik 0,26% dari penutupan Rabu (12/11/2025) di level 8.388,566.
Harga saha...

stockwatch.id

stockwatch.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@CharlesJason ga tenang aja krn pergerakan harganya ekstrim. Biasa pegang yg kalem2 macam ADRO TPMA $BJTM POWR DMAS $ITMG $ASII 🤣

Sekedar saran, carilah jodoh seorang value investor $ASII, bukan trader $PIPA $PJHB yg selalu pasang SL.

Karena pernikahan itu ibarat sebuah emiten, kadang naik kadang turun, ada saat untung ada kalanya rugi. Kalau trader pas harga merah dia cutloss. Tp investor dia tahu nilai intrinsik, saat harga turun, ia tidak langsung panik memberikan talaq. Jumlah porto pun hanya 1,2 atau 4, karena yakin dan mantap akan pilihanya, tidak seperti trader yg bisa puluhan emiten menghiasi portonya.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ASII kenaikan nisbah pembayaran dividen menjadi 65 persen, jadi nggak sih tahun depan?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Catatan Pribadi. Kamis, 13 November 2025
Kata kunci: Merger Goto-Grab

Merger ini sangat mungkin terjadi dan jadi jalan keluar untuk berakhirnya era bakar duit.

Jika berhasil, mereka akan menguasai 70% market ride hailing di Asia Tenggara.

Danantara dan Temasek akan sangat diuntungkan.

$GOTO $ARTO $ASII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

DBS Focus Report

ASEAN-6 2025-40 : The Next Leap

$IHSG $BBCA $ASII

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy