Volume
Avg volume
PT FKS Food Sejahtera Tbk (FKS FS) merupakan perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) yang memproduksi makanan ringan, makanan manis, dan makanan dasar. Berawal dari kesuksesan mie kering 'Cap Ayam 2 Telur', FKS FS telah menapaki perjalanan sejak resmi melantai di bursa pada tahun 1997 dengan kode saham AISA. FKS FS memproduksi makanan dasar (consumer staple food) dan makanan konsumsi (consumer food). Makanan dasar merupakan jenis produk yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, biasanya banyak digunakan oleh ibu rumah tangga serta pedagang yang menggunakannya sebagai bahan masakan yang akan mereka sajikan kepad... Read More
$MARK - Apakah Ekspansi Pabrik adalah Kesalahan?
Teman-teman stockbitor mungkin masih ingat jelas masa di mana PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) seperti sedang melaju di jalan tol tanpa hambatan, semua lajur terbuka lebar dan bisa gas poll.
Itu terjadi di 2020, ketika dunia dilanda pandemi Covid-19 dan industri sarung tangan medis menjadi salah satu bintang rantai pasok kesehatan global.
Di balik sarung tangan itu ada cetakan keramik, komponen vital yg justru jadi spesialisasi MARK. Perusahaan ini sudah lama menancapkan posisi sebagai produsen cetakan sarung tangan (glove mold) terbesar di Indonesia bahkan di dunia.
Tapi momentum 2020 membuat skala bisnisnya berubah drastis.
Permintaan cetakan sarung tangan meledak di pasar ekspor. Malaysia, sebagai raksasa industri glove dunia, menyedot mayoritas output MARK. Disusul China, Thailand, India, dan sedikit porsi AS. Hampir 95% penjualan perusahaan mengalir ke luar negeri.
Lonjakan ini bukan sekadar peningkatan order musiman, tp benar-benar kontrak besar dgn jadwal pengiriman berbulan-bulan ke depan.
Manajemen melihat peluang ini sebagai golden moment yg tidak boleh dilewatkan. Keputusan besar diambil. Ekspansi dipercepat. Peningkatan kapasitas yg semula adalah plan jangka panjang, langsung maju.
Dibangunlah pabrik baru di Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Pabrik ini dirancang untuk menambah ratusan ribu unit cetakan per bulan, melipatgandakan kemampuan suplai.
Secara finansial, 2020 adalah tahun panen. Panen besar malah. Laba bersih melonjak seiring volume penjualan yg memecahkan rekor. Yang menarik, dr sisi kinerja operasional, arus kas dr aktivitas inti perusahaan membengkak jauh di atas kebutuhan modal kerja (Gambar 2).
Ini artinya surplus kas operasional terbentuk dgn margin aman. Efek dr kombinasi antara harga jual yg tinggi, utilisasi pabrik maksimal, dan biaya produksi yg relatif terkendali.
Di dunia manufaktur, surplus seperti ini ibarat bahan bakar jet yg memberi daya untuk terbang lebih tinggi, sekaligus menjadi modal untuk membiayai ekspansi tanpa tekanan utang berlebih.
Memasuki 2021, cerita belum berubah, malah makin kencang. Permintaan cetakan sarung tangan masih dlm jalur tinggi, bahkan MARK sudah mengantongi kontrak penjualan US$90 juta untuk pengapalan sampai Juli 2022.
Pabrik ketiga sudah mulai berdiri, melengkapi dua pabrik lama yg kapasitasnya masing-masing 610 ribu pcs per bulan. Kapasitas total melonjak, dan hampir semua terserap oleh pasar ekspor.
Kuartal pertama 2021 jd bukti betapa kerasnya permintaan. Penjualan naik 124,75% YoY, laba bersih melonjak hampir tiga kali lipat dibanding periode sama tahun sebelumnya. Di tengah situasi global yg masih dihantui pandemi, MARK malah bergerak agresif merebut pangsa pasar, termasuk membidik pelanggan baru dr China dgn permintaan besar.
Surplus kas operasional kembali menebal di 2021. Bukan hanya karena penjualan besar, tp jg karena sebagian besar belanja modal untuk ekspansi belum sepenuhnya terealisasi di awal tahun. Arus kas masuk jauh melampaui arus kas keluar untuk modal kerja, menciptakan buffer likuiditas yg kuat.
Bagi investor, fase ini adalah textbook example dari momen “sweet spot” di mana permintaan memuncak sementara kapasitas baru masih dlm tahap bertumbuh.
Tidak banyak periode seperti ini dalam siklus hidup sebuah perusahaan manufaktur, apalagi di industri yg sangat tergantung dinamika global seperti cetakan sarung tangan.
Namun, seperti hukum ekonomi klasik, permintaan yg memuncak tidak akan bertahan selamanya. Di balik euforia 2021, tanda-tanda normalisasi mulai terlihat di depan mata. Pabrik baru akan segera selesai, kapasitas akan penuh, dan dunia mulai mempersiapkan transisi dr pandemi menuju endemik seiring meningkatnya herd imunity.
Sebelum kita lanjutkan, silakan teman-teman ambil nafas dulu. Sebab, bagi MARK, bab berikutnya tidak akan sesederhana melanjutkan laju kencang tanpa rem.
😌
Awal 2022, pabrik ketiga MARK di Tanjung Morawa sudah rampung. Secara kapasitas, ini adalah lompatan besar. Total produksi cetakan sarung tangan bisa mencapai jutaan unit per bulan.
Secara teori, kapasitas ekstra ini harusnya memberi daya tembak lebih besar untuk melayani kontrak ekspor dan menambah volume penjualan. Namun, realitas di lapangan mulai bergeser.
Covid-19 mulai memasuki fase endemik di banyak negara. Produsen sarung tangan dunia, terutama di Malaysia, Thailand, dan China, yg selama 2020–2021 bekerja nyaris 24 jam penuh, kini menghadapi masalah berbeda.
Stok sarung tangan menumpuk di gudang. Permintaan cetakan sarung tangan baru jd melandai, bahkan cenderung turun. Pasar masuk fase “destocking”, yaitu pembeli fokus menghabiskan stok lama sebelum memesan cetakan baru.
Bagi MARK, ini berarti laju order mulai melambat, meskipun kapasitas pabrik besar sudah tersedia dan biaya overhead sudah berjalan.
Di sisi lain, 2022 juga jd tahun di mana MARK menggarap diversifikasi produk, seperti peralatan sanitary dan mesin produksi sanitary ware dgn konsep ESG (Environment, Social, and Governance). Strategi ini memang bagus utk jangka panjang, tapi di tahun awalnya kontribusi pendapatan belum signifikan. Masih di bawah 10%.
Di sinilah muncul tekanan terhadap arus kas operasional. Laba bersih memang masih positif, tp peningkatan modal kerja operasional untuk mendukung produksi kapasitas penuh dan pembiayaan pabrik baru menguras kas yg masuk. Hasilnya, catatan kinerja operasional 2022 jatuh ke defisit. Arus keluar lebih besar dr arus masuk.
Bagi pelaku manufaktur, ini momen kritis. Defisit kinerja operasional di tengah laba bersih yg masih positif biasanya jd sinyal bahwa perusahaan harus hati-hati mengelola inventory, piutang, dan pengeluaran modal. Apalagi, membiayai operasional di kondisi ini sering kali mengharuskan penarikan kas dr cadangan atau bahkan tambahan utang jangka pendek.
Memasuki 2023, tantangan makin kompleks. Permintaan cetakan sarung tangan global memang stabil di level rendah, tapi tidak seagresif masa pandemi. Produsen glove di negara tujuan ekspor besar masih hati-hati dalam melakukan pembelian, hanya fokus pd replacement cetakan lama.
MARK melanjutkan diversifikasi dgn membangun pabrik peralatan sanitary dan sprayer untuk industri agro, sambil mengincar pasar baru seperti Sri Lanka dan India. Namun, permintaan dr segmen bisnis baru ini belum bisa mengimbangi penurunan dr segmen utama cetakan sarung tangan.
Secara kinerja, 2023 ditutup dengan penjualan Rp 559 miliar, anjlok 32% YoY, dan laba bersih Rp 156 miliar, turun 35% dari 2022. Dari sisi operasional, beban pokok penjualan memang ikut turun, tapi margin laba tetap tertekan. Meskipun kuartal IV 2023 menunjukkan sinyal rebound (penjualan naik 14% QoQ), secara keseluruhan tahun ini jadi masa adaptasi keras bagi MARK.
Arus kas operasional mulai membaik di akhir tahun, namun sepanjang sebagian besar 2023, tekanan dari tingginya kapasitas idle dan perputaran modal kerja membuat likuiditas tetap ketat.
Bagi investor yg melihat dr perspektif siklus bisnis, periode 2022–2023 ini adalah fase “post-boom correction” yg sangat textbook. Pabrik baru selesai dibangun saat demand mulai normalisasi, sehingga utilisasi rendah dan cash flow tertekan. Perusahaan harus mengandalkan efisiensi, inovasi produk, dan penetrasi pasar baru utk keluar dr jebakan kapasitas menganggur.
Memasuki 2024, arah angin mulai berubah. Sinyal permintaan cetakan sarung tangan global menunjukkan tren naik kembali. Produsen glove di Malaysia, Thailand, dan China, yg sebelumnya menahan pembelian karena kelebihan stok, mulai meningkatkan kapasitas produksi. Stok sarung tangan lama mulai habis, dan pembelian cetakan baru kembali berjalan.
Bagi MARK, ini tentunya kabar yg sangat baik. apalagi pabrik dgn kapasitas besar sudah siap sejak 2022, tinggal memaksimalkan utilisasi.
Manajemen langsung mengarahkan strategi pada dua hal utama:
1. Maksimalisasi kapasitas terpasang: tingkat utilisasi pabrik naik dr hanya 40% di 2023 menjadi 66% di 2024.
2. Efisiensi biaya dan perbaikan margin: economies of scale dr kapasitas yg lebih terpakai membuat biaya produksi per unit turun, mendorong margin laba bersih naik dr 27,9% menjadi 31,5%.
Hasilnya terasa jelas. Penjualan bersih 2024 melesat 62,7% YoY menjadi Rp 910 miliar. Laba bersih melonjak 83,7% menjadi Rp 286,5 miliar, melampaui target awal Rp 250 miliar.
Dari sisi operasional, arus kas pun kembali sehat. Kas masuk dr aktivitas operasional kembali surplus, di mana mutasi laba bersih lebih besar dibanding mutasi modal kerja operasional bersih. Hal ini sejalan dgn penurunan tekanan modal kerja dan perputaran persediaan yg lebih lancar.
Kontribusi ekspor menjadi motor utama kebangkitan ini. Pasar luar negeri menyumbang 83% total pendapatan, dgn Malaysia sebagai pasar terbesar (48%), diikuti Thailand (24%), China (13,5%), dan Vietnam (10,6%). Pertumbuhan ekspor tahunan mencapai 74%. Bukti bahwa daya saing MARK di pasar global tetap kuat, bahkan setelah fase penyesuaian pasca-pandemi.
Faktor eksternal lain yg turut membantu adalah apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yg memberikan keuntungan pd biaya input dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional. Ini memperkuat posisi MARK sebagai pemasok cetakan sarung tangan global yg kompetitif dr sisi harga maupun kualitas.
Di 2025, fokus strategi tetap pd efisiensi dan inovasi. Dengan pasar glove global kembali normal, MARK memanfaatkan kapasitas pabrik untuk memenuhi permintaan replacement cetakan dan permintaan dr produsen glove yg memperluas kapasitasnya.
Diversifikasi produk terus berjalan, namun segmen cetakan sarung tangan masih menjadi kontributor dominan. Target peningkatan utilitas pabrik dan pengembangan produk inovatif menjadi prioritas, dgn harapan mempertahankan tren surplus operasional dan profitabilitas yg tebal.
Melihat dari kacamata siklus bisnis, perjalanan MARK 2020–2025 adalah contoh nyata bagaimana ekspansi kapasitas di masa permintaan tinggi bisa menghasilkan surplus besar, tetapi jg berisiko menekan arus kas ketika demand melemah.
Namun, dgn strategi pasar yg tepat, efisiensi operasional, dan diversifikasi, perusahaan bisa kembali memutar siklus menuju fase surplus berikutnya.
Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang MARK yg diperoleh dr berbagai sumber umum. Bukan info A1. Dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.
Postingan lain tentang analisis surplus/defisit kinerja operasional ada pada post berikut:
$AISA: https://stockbit.com/post/18963089
ASGR: https://stockbit.com/post/19632507
$COIN
1/2
$AISA sepertinya harga saat ini adalah harga terbaik untuk memulai kapal baru bersama ini saham. jika kita lihat Q1 dan Q2 memang belum menarik. cuman yang bikin menarik adalah perushaan ini mulai efisien. sambil menunggu geprakan baru dari emiten ini kedepannya. lambat laun harga akan diapresiasi oleh market
$AISA ayook mulaen panasin mesin ndarr..
jan ngetem mulu, bulukan ntar.
dah waktunya berangkat !
$AKSI $BAIK
$AISA Rekom Swing Saham AISA
Secara teknikal sudah nutup gap Bawah n sudah mantul dari gap
Target TP1 148 TP2 156
Support 138
DISCLAIMER ON
"Kamis, 07 Agustus 2025 | $AADI $AISA $BABY
Disclaimer On & Do Your Own Research
Lot.Beli = (-TargetLossRp)/[(SL - E) * 100]"
1/3
$AISA 04 Aug 25
Investor: PANGAN SEJAHTERA INVESTAMA
Source: KSEI
Action: BUY
Shares Traded: +2,500,000 (+0.0269%)
Current: 5,432,857,300 (58.3438%)
Previous: 5,430,357,300 (58.3169%)
Broker: YU
Investor Type: Domestic