Volume
Avg volume
PT FKS Food Sejahtera Tbk (sejak Maret 2021 yang sebelumnya bernama PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk) atau AISA merupakan Perseroan yang kegiatan usahanya meliputi Perdagangan, Perindustrian dan Ketenagalistrikan. Hingga akhir tahun 2020, Perseroan memiliki 4 (empat) anak perusahaan antara lain adalah PT Tiga Pilar Sejahtera (mie kering, bihun kering, mie instan dan bihun instan dengan merek dagang Ayam 2 Telor, Superior, Filtra, Kurma, Spider, Bihunku, dan Mie Kremezz), PT Poly Meditra Indonesia (biskuit, wafer stick, dan permen dengan merek dagang Growie, Pio, dan Gulas), PT Balaraja Bisco Paloma (makanan ringan dengan merek d... Read More
@andre818 well noted ko, sebetulnya tahun ini kalau bagus nyaris 2T yaa, asumsi growth terjaga harusnya diatas 2T adal margin bersih diatas 5%.
karena makan gizi gratis budget 10k, memang produk $AISA ini tak sepenuhnya masuk, namun bisa jadi imbas tak langsung sebagai bahan subtitusi.
sejauh ini level 100, masih dijaga ketat, bahkan sulit nawar di 102-104. Dan yaa, tiap hari mereka beli 0.01% yang kalau di setahunkan nambah lah hampir 4%.
@Philipdj kalau program bergizi gratis sayangnya sepertinya saat ini belum ikutan pa, saya waktu itu sempat tanya ke manajemen, tapi rencananya ada produk baru di tahun 2025, dan growthnya sih saya masih optimis .
Untuk harga 100 sih memang udah di bottom juga, ada beberapa pertimbangan :
1. FKS mengakuisisi aisa di harga 210 perak, dan masih rajin beli sampai sekarang ,
2. Target 2025 dari manajemen sekitar 2T , dengan laba bersih sekitar 5% kurleb , berarti sekitar 100 Milyar berarti di PE 9-10x saat ini .
Nah perihal beli atau tidak saya serahkan ke masing2 ya, bukan rekomendasi beli atau jual
$AISA $BTPS $ADES
@HansaMaru $AISA harusnya kebantu program makan bergizi, karena lini produknya mendukung, cuma iya ini kena fear market yang lagi panic selling kayanya.
ko @andre818 kira-kira support buat serok $AISA ini di 100-an ya...?
@HansaMaru inisiasi utk antisipaai downtrading aisa salah satunya sudah buat packaging yg lebih kecil sih, nah permasalhanya margin di sana lebih tipis, tapi kalau dipantau secara kuartal margin nya masih oke, jadi secara overall saya melihat cukup positif
$AISA
$AISA 05 Dec 24
Shareholder : Pangan Sejahtera Investama
Type : Local
Bought : +566,400 (+0.01%)
Current : 5,426,715,200 (58.28%)
Previous : 5,426,148,800 (58.27%)
habis $AISA skrg $AADI kasih harga 8 rebu lg mn ada yg mau jual zzzz bikin malu crazy rich malang sja
Masih ingat ?
Saham yang terlalu ramai dibahas akan kelak menjadi "penjara" kelak bagi pemegang sahamnya apalagi jumlah saham beredar dipasar jumlahnya sangat besar, hindari saham yang terlalu banyak retail tapi jangan juga saham yang sedikit retail tapi tidak likuid jumlah saham beredar tipis tapi perusahaan ga jelas , "hype" dan eforia !!
“Bull markets are born on pessimism, grow on skepticism, mature on optimism, and die on euphoria” is a quote attributed to Sir John Templeton, a renowned investor and mutual fund pioneer.
Templeton's philosophy was that the best time to buy is when pessimism is at its peak, and the best time to sell is when optimism is at its peak
Padahal
Sejarah saham mencatat bahwa tidak selalu pertumbuhan perusahaan akan terus meningkat baik pendapatan dan laba, akan ada periode menurun walaupun emiten terus membagikan dividen
Juga tergantung
Kepentingan kepentingan emiten sendiri masuk indeks tertentu, aksi korporasi sudah tercapai dan apakah sudah waktunya exit contoh ada masanya hype FARMASI KAEF, INAF , DIGITAL ARTO,BBHI , COAL - walaupun masih menghasilkan laba dan dividen yang baik - rekor, juga sekarang yang lagi trend saham terkait KONGLOMERASI
Faktor eksternal KEBIJAKAN PEMERINTAH beberapa akibat ini menyebabkan lambannya pertumbuhan bahkan ke"mati"an emiten contoh cukai rokok, drama impor tekstil dll
Saya akan sebut beberapa periode tersebut yang mati matian mencintai dan membela saham demi pride dan gengsi akhirnya tenggelam
Saya pun dulu pernah mengalami masa tersebut untungnya ga segila setiap hari sampai "fanatik"
kalau stokbitor lama pasti tahu dan pernah melihat masa masa yang "kelam" tersebut
Periode :
1. $HMSP menghilang stockbitor tersebut dan kita tahu akhir dari pendapatan dan labanya sekarang
2. Saya lupa sahamnya, apa LPCK ? pokoknya dari grup Lippo, fundamentalis akhirnya sekarang terjebak dari narasi perusahaan akan terus tumbuh
3. $AISA
Tapi secara adil ada yang berhasil juga saya perhatikan dan pelajari stockbitor seperti @tatsuya dengan PTBA dividen investingnya @ricky2212 dengan pendekatan & pengalaman makro dan special case investingnya bagi saya yang berlawanan dengan keramaian melawan arus, ini yang menarik sepi disaat riuh dan keramaian pada masanya dapat dijadikan pembelajaran pengalaman mereka
Tidak ada jaminan rumus matematis yang pasti juga seperti diatas, maka didunia saham ada seninya tidak selalu pengalaman seorang A kita tiru cara A pasti akan berhasil. Kembali kepada metode diri sendiri, confidence ! Saya menilai ada orang yang sebenarnya sudah oke dalam analisa karena faktor confidence membuatnya tidak maju, jikalaupun gagal akan jadi bekal pengalaman pembelajaran
Selain itu investor dan trader layaknya seperti tentara harus siap sedia siaga dengan selalu :
ADAPTIF
dikondisi mikro makro ekonomi, geopolitik yang penuh VUCA Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity (Gejolak, Ketidakpastian, Kompleksitas dan Ambiguitas)
MENTAL HASRAT BELAJAR TERUS MENERUS mau metode analisa apapun sehingga BERILMU agar dapat menghindari pembodohan dari INFORMASI maupun DISINFORMASI yang makin masif distream stockbit
Akhir kata kepada Followers sejati saya, pesan saya di saham Indonesia maupun dunia akan ada periode "black swan" dimasa yang akan datang, juga masa siklus ekonomi naik dan turun , fokus pada riset dan kinerja perusahaan usahakan jangan bias agar tidak goyah atas FEAR, FOMO GREEDY, watch pada ekonomi mikro Indonesia maupun makro kebijakan ekonomi usa.
Outlook tahun 2025 akan lebih menantang bersiaplah untuk Kangaroo market kalau ini seharusnya peluang bagi kerangka waktu pendek
Mari kita lanjut topik postingan minggu lalu, soal pos pos laporan keuangan yang “jujur” dan “kurang jujur”.
Yang belum baca postingan “jujur”, bisa baca di s. id/posjujurplbk
Kali ini giliran yang “kurang jujur”. Pos pos atau bagian dari laporan keuangan yang kita bahas kali ini bisa dibilang cukup menyajikan hal hal yang bisa dibilang berpotensi “kurang jujur” yang jika disalahgunakan, berpotensi menjadi tipu tipu atau fraud. Hal ini disebabkan karena pos pos “kurang jujur” ini banyak mengandung apa yang disebut sebagai asumsi internal, angka angkanya bersifat accrual basis yang membuatnya harus berpedoman ketat pada standar akuntansi, dan dalam banyak kasus di kehidupan nyata, pos pos ini biasanya selalu “dipermainkan”.
Markipas, mari kita kupas lebih lanjut ~
======
Seperti yang sudah saya sibggung sebelumnya, ada 3 alasan kenapa pos pos dalam laporan keuangan ini saya sebut sebagai “kurang jujur”. Alasan pertama, karena pos pos ini isinya “asumsi internal”. Pertinyiinyi (pertanyaannya), asumsi internal ini seberapa kita mampu ketahui asumsinya wajar atau ngga, ketika kita sebagai investor publik ngga 100% bisa mengakses informasi lebih dalam? Kecuali jika bro and sis adalah orang dalam emiten atau perusahaan, ya.
Kedua, pos pos ini punya ketergantungan pada standar akuntansi. Ketergantungan ini menyebabkan mereka harus menyesuaikan angka angka pada standar yang berlaku, yang bisa menjadi dua sisi mata uang : “jujur” atau “kurang jujur”. Meski keberadaan standar akuntansi menjadi penting untuk standarisasi dan menjaga keandalan serta kepercayaan pada laporan keuangan, namun ketika bertemu dengan poin pertama tadi, maka kita tidak sepenuhnya bisa menjamin angka angka ini mendekati “jujur”. Yang terakhir, karena pos pos inilah yang dalam berbagai kejadian nyata sering “dimainkan”.
Saya mengidentifikasi ada 4 pos di laporan keuangan yang “kurang jujur”. Meski disini saya sebut sebagai “kurang jujur”, namun bukan berarti pos pos ini selalu tidak jujur. Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam kasus per kasus kejadiannya. Misalnya dari sisi track record perusahaan, pemilik dan manajemen, kemudian situasi ekonomi dan persaingan, strategi dsb. Ini mempengaruhi seberapa besar potensi “jujur” dan “kurang jujur”.
Pos pertama adalah piutang. Piutang di laporan keuangan ada 2 macam, yaitu piutang usaha dan non usaha. Meski kedua duanya berpotensi “kurang jujur”, mana yang paling “kurang jujur”? Piutang non usaha. Piutang jenis ini, dalam beberapa kasus, biasanya bertujuan untuk menampung sejumlah transaksi transaksi yang memang bukan bertujuan untuk penjualan dan pembelian. Misalnya transaksi meminjamkan uang dengan perusahaan lain atau individu, pengembalian atas uang yang dikeluarkan untuk tujuan tertentu (termasuk pembatalan pembelian aset), hasil penjualan aset atau perusahaan yang belum terbayar hingga laporan keuangan terbuat dan “piutang lain lain”.
Piutang non usaha, yang juga kadang disebut “piutang lain lain” ini, seringkali berisi piutang piutang yang ngga jelas, giliran pencadangan piutang yang paling belakang dibanding piutang usaha, dan di laporan keuangan beberapa perusahaan, catatan piutang ini ngga lengkap. Bahkan di perusahaan atau emiten tertentu yang “terkenal”, pos piutang ini isinya perusahaan atau pihak pihak “offshore” alias pihak luar negeri yang ngga tahu pemiliknya siapa, beneficial ownernya siapa dst. Kesannya, “piutang lain lain” ini jadi tempat perusahaan tersebut “buang duit” dengan berbagai tujuan. Baik “buang duit” beneran atau “buang duit” dengan taktik.
Sementara, piutang usaha lebih bisa diandalkan, karena ini adalah piutang yang muncul karena adanya aktivitas bisnis. Selain itu, piutang ini lebih mudah diverifikasi karena ada pihak lain (lawan transaksi, alias pembeli atau menggunakan jasa) yang juga mencatat adanya hutang disisi mereka terkait hal itu. Pihak lain ini lebih mudah diidentifikasi karena pihak lain ini umumnya adalah bisnis beneran, dan wajar melakukan transaksi dengan perusahaan tersebut, jika mereka memang sepakat dan membutuhkan produk atau jasa dari perusahaan tersebut.
Yang lain, piutang usaha yang menjadi andalan untuk cashflow akan sangat diteliti, ditagih dengan serius dan dievaluasi statusnya secara rutin untuk pencadangan. Karena itulah, manajemen cenderung tidak bermain main dengan hal ini, karena kalau ngga akan menimbulkan masalah. Yah, kecuali jika kasusnya macam manajemen Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) dulu, yang menggunakan piutang usaha sebagai “mainan” untuk menambah limit kredit dari bank.
Kedua, pos uang muka. Pada dasarnya, uang muka ini adalah pos yang wajar. Dalam sejumlah transaksi dan strategi, manajemen menggunakan uang muka sebagai cara untuk mengatur cashflow. Misalnya dalam pembelian aset, uang muka ini biasanya berkaitan dengan metode cicilan. Namun, uang muka ini bisa menjadi rawan. Hal ini karena ada kemungkinan uang muka tidak kembali/macet, yang bisa berdampak pada cashflow jika tidak bisa ditarik dan dalam kondisi yang sama perusahaan menghadapi kondisi sulit.
Jika memang macet karena kondisi supplier atau pihak lain bermasalah yang wajar, tentu akan ditangani selayaknya piutang biasanya. Tapi, bagaimana jika ternyata macet karena ini uang muka “akal akalan”? Biasanya kondisi ini lebih terjadi pada uang muka investasi dan uang muka lain lain, yang berpotensi “buang duit” dan tujuan uang mukanya hanya sekadar karena “kesepakatan”, bukan karena kebutuhan yang real seperti uang muka pembelian aset. Disinilah “kurang jujur” terjadi.
Ketiga, investasi dan aset keuangan. Hampir semua pos terkait hal ini - kecuali investasi di saham dan obligasi publik - berpotensi “kurang jujur”. Hal ini karena ketiadaan quotation/informasi publik terkait investasi tersebut. Namun demikian, pos investasi yang relatif bisa diandalkan adalah investasi entitas asosiasi. Hal ini karena entitas asosiasi akan mempengaruhi laba rugi perusahaan, sehingga investasi entitas asosiasi cenderung lebih dilakukan berhati hati. Lagipula, entitas asosiasi umumnya dilakukan dengan tujuan strategis.
Hanya investasi dan aset keuangan yang sifatnya kurang lancar, misalnya obligasi dan surat sanggup, kepemilikan saham yang tidak memenuhi minimal entitas asosiasi (di bawah 20-50%) dan aset aset lain yang penempatannya di luar entitas berlisensi OJK atau lisensi regulator serupa, adalah aset yang sifatnya “meragukan” dan berpotensi “macet”. Lha wong yang berlisensi legal aja bisa macet, apalagi yang ini, yang entitas investasinya ngga jelas? Jangan jangan jangan jangan nih…
Keempat, bagian laba rugi. Bagian yang paling sering dilihat investor ini juga “kurang jujur”. Hal ini karena prinsip bagian ini yang accrual basis (akrual). Prinsip akrual ini membuat adanya gap atau perbedaan waktu dan jumlah dengan realisasi yang terjadi di cashflow. Misalnya pengakuan pendapatan dan pengenaan beban bunga/keuangan yang tidak sama dengan cashflow, dimana pendapatan yang diakui ada yang masuk ke piutang dan masuk ke pos lain seperti uang muka penjualan atau liabilitas kontrak, serta beban keuangan yang sebagian dimasukkan ke beban akrual. Meski prinsipnya wajar dan biasanya disesuaikan dengan sektor maupun siklus bisnisnya - sehingga menyebabkan perbedaan tadi terjadi, namun potensi “ketidak jujuran” relatif tinggi. Minimal ya “mempercantik”, maksimalnya ya fraud.
Apa yang pernah terjadi di Garuda Indonesia (GIAA) beberapa tahun lalu, dimana ada pengakuan pendapatan yang keliru dan mempengaruhi laba - kentara “mempercantik”-nya, bisa jadi contoh. Pengakuan pendapatannya seakan akan sudah diterima semua di depan, padahal dari sisi pelaksanaan transaksi belum memenuhi syarat untuk bisa diakui.
Jadi, seperti itu pembahasan kali ini soal pos atau bagian laporan keuangan “jujur” dan “kurang jujur”. Inti dari pembahasan ini, adalah mengingatkan saya dan bro and sis semua untuk juga melihat aspek lain di luar laporan keuangan, yang bisa membantu kita menyeleksi investasi dan mengidentifikasi resikonya. Jangan hanya baca laporan keuangan, namun juga melihat informasi dan sumber lain yang membantu kita menyeleksi. Begitu ~
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$IHSG $AISA $GIAA $MLPL $SRTG
1/2
Saham $AISA
FKS Food Sejahtera Tbk. (Consumer Non-Cyclicals - Processed Foods)
6 Dec 2024
Opening harga : 119
High harga : 120 (0.84%)
dan Low harga : 116 (2.59%) -> ( Don't Break )
Harga sekarang : 119 (0.85%)
saham ini kecil kemungkinan untuk mengalami penurunan dari Low hari ini,
krn low hari ini tidak berhasil menembus L5 : 116, L10 : 116 dan L20 : 116
ANALISA VOLUME:
Volume hari ini sebanyak 7,388 Lot(Rendah), atau 0.19x dari rata2 Volume 20 Hari,
terdiri dari Haka : 45.36 %, dan Haki : 54.64 %
Saham ini Tidak Likuid dengan ATR sebesar 2.73 (Moderate).
Frekuansi transaksi Hari ini sebanyak 186, dimana rata2 Frequensi 20 hari sebanyak 1,176
ANALISA NBSA:
Hari ini Asing melakukan Pembelian Sebesar Rp. 0.21 Juta,
5 hari terahir Asing melakukan Penjualan Sebesar Rp. 58.61 Juta,
10 hari terahir Asing melakukan Penjualan Sebesar Rp. 27.75 Juta,
20 hari terahir Asing melakukan Penjualan Sebesar Rp. 171.57 Juta.
ANALISA FUNDAMENTAL :
Recor Board : Utama
Market Cap : Rp. 1.11 Trilyun
Book Value : Rp. 111
Price to BV : 1.07 X Murah (✅)
EPS : Rp. 6.77
PER : Rp. 17.58 Mahal (❌)
NAV : Rp. 111 Mahal (❌)
Operating Profit : +44.69 % Naik (✅)
Net Profit : +228.96 % Naik (✅)
Revenue : +9.66 % Naik (✅)
Max Buy : 398 Lot / ( Rp. 4.74Jt )
ATR : 2.73 % (Moderate)
Likuiditas : Tidak Likuid
Buy Power : 45.36 %
Sell Power : 54.64 %
Volume : 7,388 || V20x : 0.19
STRATEGI TRADING:
1. One Shoot
Strategi one shoot ini, kita langsung beli saham dalam jumlah besar sesuai lot yang disarankan, dan apabila harga turun kita bisa menjaga modal kita dengan cara cutloss, jadi walau harga terus turun posisi modal kita sudah aman dari turunnya harga.
Buy Range : 117 - 120
Cutloss : 114 (-4.20 %)
Target 1 : 125 (5.04 %)
Target 2 : 129 (8.40 %)
Target LT : 137 (15.13 %)
2. Average Down
Strategi Average Down ini, kita membeli saham dengan cara dicicil sesuai dengan harga dan lot yang disarankan, jadi pembelian kita bertahap tidak langsung sekaligus pembelian. dan target harga bisa berubah sesuai rata-rata harga yang kita punya namun persentase target tetap.
System ini mempunyai kelemahan yaitu tidak ada Cutloss, sehingga apabila harga turun terus kita rawan sangkut. jadi disarankan apabila ingin menggunakan strategi ini pastikan saham yang akan kita beli memiliki Fundamental yang bagus dan Valuasi yang murah serta likuid.
Buy Range : 117 - 120 -> 20 lot, or 0.24Jt
Avg Down 1 : 115 (3.48) -> 21 lot, or 0.24Jt
Avg Down 2 : 111 (3.60) -> 39 lot, or 0.43Jt
Avg Down 3 : 108 (2.78) -> 70 lot, or 0.76Jt
Avg Down 4 : 104 (3.85) -> 122 lot, or 1.27Jt
Avg Down 5 : 100 (4.00) -> 179 lot, or 1.79Jt
👨🏻💻This Analysis created by Artificial Intelligence
#Disclaimer On (09-12-2024)
DISCLAIMER!!
1. Ini adalah Analisa berdasarkan system trading base on Artificial Intelligence yang saya buat, dan ini hanya sebuah analisa bukan ajakan membeli atau menjual, keputusan membeli dan menjual tetap ditangan Anda.
2. Gunakan system trading ONE SHOOT untuk saham valuasi mahal, Arus Kas negatif (Merugi), banyak hutang dan Management perusahaan bermasalah.
3. Gunakan system Trading AVERAGE DOWN Untuk saham Valuasi Murah, Cash Flow Positif (Untung), Hutang Kecil dan Management perusahaan Sehat.
4. Memilih Strategi trading (One Shoot or Average Down) ada di tangan anda, cek Fundamental (EPS dll) perusahaan sebelum memutuskan.
5. Lakukan analisa kembali informasi yang kami berikan sesuai analisa masing - masing.
6. Trading dan Investasi Saham memiliki potensi untung dan rugi, Manage your Own Risk.
7. Ingat tidak ada yang bisa menjamin keuntungan ataupun kerugian dalam dunia investasi atau trading saham.
8. Analisa kami bisa benar dan juga tentunya bisa salah, Ingat!! Market Always Right.
9. ingat!! Ingat!! Ingat!! apabila sebuah saham ramai NEWS POSITIF, itu artinya ada yang lagi butuh EXIT LIQUIDITY.
10. Jangan terlalu GREEDY atau terlalu FEAR dan Jangan lupa selalu bersyukur.
$AISA 02 Dec 24
Shareholder : Pangan Sejahtera Investama
Type : Local
Bought : +95,400 (0.00%)
Current : 5,426,148,800 (58.27%)
Previous : 5,426,053,400 (58.27%)
Kita lihat bareng saja, ntar juga direpisi, bawahannya rapat dengan pengusaha impor bikin data kekurangan stok, laporan perlu impor, pak presiden.
$AISA $SAMF $CEKA $BBRI $BTPS
bakalan puasa trading saham dalam jangka waktu yang lama, yang ada dibiarkan saja $BABP sampai cuan berlipat, terlalu dalam luka loss hari ini. membuat pandangan investasi lebih konservatif.
mungkin akan sedikit top up di $AISA ,sebagai penutup investasi saham di tahun ini. didasari melihat kinerja keuangan yang tiap kuartal membaik, dan prospek konsumsi karena massive nya program maksi gratis membuat produk $AISA akan diburu.
@AbdiZikri sisa dana saya masukin ke $AISA pak, based on LK terakhir cukup bagus, dalam artian secara revenue, laba per saham dan kedepan program makan dari prabowo akan impact
$AISA 18 Nov 24
Shareholder : Pangan Sejahtera Investama
Type : Local
Bought : +988,500 (+0.01%)
Current : 5,426,053,400 (58.27%)
Previous : 5,425,064,900 (58.26%)
☝☝☝
Pengikut2 ANDRY JUDGE hanya bisa menilai sesuatu dari LABA.
Padahal faktanya LABA itu bisa di manipulasi seperti $AISA 😜
Ternyata oh ternyata, benar2 kasian yg ikut kelasnya ANDRY JUDGE hanya diajarkan melihat LABA dan omong kosong FUTURE VALUE untuk memilih SUPER $PANI
Ohya, belom telat kok untuk belajar yg bener. Aku sering milih perusahaan rugi seperti $SSIA dulu di tahun 2019 yg udah bagger se bagger2 nya.
LKH juga sering milih perusahaan rugi deh kayaknya macam $GJTL
Tapi persamaan saya dengan LKH adalah SAYA TIDAK PERNAH DAN MAU BUKA KELAS BERBAYAR WALAUPUN BAGGER MAKSIMAL.
Kalau saya buka kelas berbayar, sy sudah KAYA hidup dari UANG NASABAH dan MEMBER saya 🤪
Mending hidup berbuat KEBAJIKAN seperti Pak Sudhamek daripada membodohi orang melalui BUKA KELAS MEMBER tanpa disuguhi ILMU yg JELAS.
Bagi yang mau bergabung diskusi dengan Pa Vincent AISA
Click https://cutt.ly/0eJRiqKx to start or join a scheduled Zoom meeting.
$AISA $WIFI $BTPS $MSTI $IHSG
@Danikunn coba pahami aku ngomong apa. Aku bilang harus ada usaha baru diluar jamu. Faktanya 10 tahun net profit $SIDO disitu2 saja. $GGRM yg sudah 10 tahun disitu2 dan cenderung menurun saja sekarang malah bisnis bandara. Jangan seperti $AISA yg sudah STUCK disitu-situ saja tetapi merasa masih DIATAS.