Volume
Avg volume
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) merupakan perusahaan energi yang terintegrasi secara vertikal di Indonesia dengan bisnis di sektor batubara, energi, utilitas dan infrastruktur pendukung. Disamping itu ADRO juga mempunyai lini bisnis seperti logistik dan ketenagalistrikan yang terintegrasi melalui anak-anak perusahaan dan ketenagalistrikan. Lokasi utama operasional Adaro berada di propinsi kalimantan selatan. Produk utama Adaro adalah Environcoal, batubara termal dengan kadar polutan yang rendah. Adaro Energy juga memiliki aset batubara metalurgi yang beragam mulai dari batubara kokas semi lunak sampai batubara kokas... Read More
@Ardinu $ADRO secara TA lagi downTrend. lihat MACD di TF: 4H menunjukan itu, MACD di TF: Daily pun menunjukan DownTrend.
Lihat keyStat sekilas: Net Income, EPS & REvenue lagi turun jauh: Q12025 < Q1 2024
$BYAN LK Q1 2025: Perusahaan Coal dengan Laba Terbesar di IHSG
Lanjutan dari diskusi sebelumnya tentang perusahaan coal dengan laba terbesar di IHSG di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
BYAN berhasil mengalahkan laba $ADRO yang selama ini jadi perusahaan laba coal terbesar di IHSG. ADRO tergeser karena spin off $AADI. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Saya lihat jarang banget user Stockbit bahas BYAN. Kalau kita bongkar laporan keuangan BYAN sampai ke akar-akarnya, kita akan ketemu perusahaan tambang batubara yang bukan cuma untung besar, tapi juga rapi, hemat, dan punya fondasi bisnis yang sangat kuat. Laba bersih Q1 2025 tercatat USD 217,91 juta—naik tipis 3,5% dari tahun sebelumnya. Tapi jangan salah, meski kelihatannya naiknya pelan, ini dicapai di tengah kondisi ASP batubara global yang lagi tertekan. Pendapatan mereka selama Januari–Maret 2025 tembus USD 890 juta, naik 15,7% yoy. Gross profit masih tebal di USD 315 juta (GPM 35,4%), dan operating profit USD 289 juta. Artinya, perusahaan ini masih bisa mempertahankan margin tinggi walau tekanan harga batubara mulai terasa. Cash cost mereka di 2024 sebesar USD 37,8 per ton, sedangkan ASP FY2024 turun ke USD 61,3 per ton. Dengan spread hampir USD 23,5 per ton, BYAN masih bisa mencetak EBITDA dengan margin mendekati 39%. Ini jauh lebih tinggi dibanding pemain batubara lain seperti PTBA, ADRO, atau HRUM yang umumnya mentok di kisaran 20–25%. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Hal yang sering terlewat adalah kemampuan BYAN menghasilkan arus kas besar yang benar-benar nyata. Cash flow dari operasi (CFO) di Q1 2025 sebesar USD 278,92 juta, meskipun turun 44% dari Q1 2024. Penurunan ini bukan karena kinerja jelek, tapi karena beberapa akun seperti pajak dibayar di muka dan kompensasi DMO belum cair—alias kasnya masih nyangkut, tapi akan masuk kemudian. Capex selama kuartal sebesar USD 50,97 juta, sebagian besar untuk pemeliharaan dan tambahan pengembangan tambang yang sudah ada, bukan ekspansi tambang baru. Dan ini penting—dari total CFO yang masuk, sisa setelah capex alias free cash flow (FCF) masih tinggi di atas USD 227 juta, bahkan setelah mereka membayar dividen jumbo sebesar USD 300 juta dan melunasi utang bank USD 200 juta.
Posisi keuangan BYAN termasuk salah satu yang paling tangguh di sektor batubara. Total kas dan setara kas akhir Maret 2025 sebesar USD 636 juta, sementara utang berbunga tinggal USD 137 juta. Artinya, posisi net cash sebesar USD 498 juta. Mereka bahkan sudah lunasi sebagian besar pinjaman dari Bank Mandiri dan Bank Permata, dan tidak mengambil pinjaman baru. Dengan neraca bersih seperti ini, BYAN punya fleksibilitas sangat tinggi untuk bagi dividen besar sekaligus tetap melanjutkan ekspansi logistik dan operasional. Bahkan, liabilitas total mereka tinggal USD 710 juta (turun 41% dalam 1 kuartal), sementara aset sebesar USD 3,25 miliar. Rasio DER sangat rendah, dan debt-to-equity practically nyaris nol.
Soal produksi dan cadangan, BYAN juga unggul jauh dari banyak kompetitor. Produksi batubara tahun 2024 mencapai 56,9 juta ton, naik 12% yoy. Penjualan 56,2 juta ton, naik 16%. Dan untuk 2025, mereka menargetkan naik lagi ke 69–72 juta ton. Kapasitas logistik mendukung karena haul road sepanjang 101 km dan barge loader baru sudah tuntas awal 2024. Bahkan mereka klaim infrastruktur bisa tampung sampai 80 juta ton per tahun. Cadangan batubara mereka pun sangat besar: 2,03 miliar ton (JORC), mayoritas (83%) berada di kompleks Tabang/North Pakar, sisanya tersebar di South Pakar dan konsesi lainnya. Dengan produksi 70 juta ton per tahun, umur tambangnya masih sekitar 29 tahun. Jadi meskipun dunia makin ngomongin transisi energi, BYAN masih punya runway panjang buat monetisasi aset yang sudah siap ditambang.
Kualitas batubaranya juga kompetitif. Kalori sedang (3984 kcal/kg GAR), abu rendah 4,7% adb, sulfur sangat rendah hanya 0,14%. Ini batubara yang ramah emisi, cocok untuk pasar ekspor seperti Malaysia, Vietnam, dan India. Di sisi penjualan, 80% revenue BYAN berasal dari ekspor, dan pelanggan utama mereka seperti TNB Fuel Malaysia menyumbang lebih dari 12% dari total pendapatan. Satu-satunya beban yang mulai mengganggu adalah DMO—kewajiban penjualan ke dalam negeri dengan harga murah—yang bebannya naik tajam dan membuat akrual DMO di neraca membengkak. Kompensasinya belum cair, dan ini jadi salah satu alasan CFO Q1 turun. Tapi itu hanya masalah timing, bukan manipulasi atau beban struktural. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dicari-cari kelemahannya, ya pasti ada. Harga batubara rendah kalori (ICI-4) sangat fluktuatif, dan karena volume produksi BYAN besar, setiap penurunan USD 5/ton bisa memangkas EBITDA mereka USD 350–400 juta. Selain itu, beban DMO makin berat sejak aturan kompensasi diperketat. Ditambah potensi tekanan dari pajak karbon dan perubahan status izin menjadi IUPK, maka BYAN harus lebih berhati-hati ke depan. Tapi untungnya, karena struktur biaya mereka sangat rendah dan posisi kas sangat kuat, semua risiko itu masih dalam batas aman.
Jadi kalau dirangkum, BYAN ini perusahaan batubara yang nyaris ideal: produksi besar, cadangan panjang, biaya murah, kas melimpah, utang nyaris nol, EBITDA margin paling tinggi di sektor, dan masih kasih dividen yang lezat. Valuasinya kemahalan. Selama spread antara harga jual dan cash cost tetap di atas USD 15/ton, BYAN akan terus jadi mesin dividen dan generator kas yang agresif tapi terkendali. Kalau kamu masih percaya batubara belum habis masanya—minimal 10–15 tahun ke depan—BYAN ini bukan cuma layak dilirik. Dia pantas dipinang buat tinggal lama di portofolio kalau merasa yakin dengan valuasi mahal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Harga saham tergantung urusan bandar.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
👍🏼 Likes banyak, followers ribuan…
tapi portofolio tetap merah. Kenapa?
https://stockbit.com/post/18494795
tag ngasal $TOBA $ELIT $ADRO
@Adonanroti klo udh dapat avg segitu, apakah dengan harga terakhir jumat kemarin masnya avg high $ADRO atau lotnya gak di tambah² karena harganya udh dibawah?
MAKE ITS SIMPLE
Investasi dan Nabung Saham jadi TERLALU RUMIT Ketika kita Mikirin Average Harga Bandar…
Kita Sudah Mikir Jauuh MAJU kedepan Gimana Bisa Dapat Saham yang bisa kita PEGANG Satu sd Dua DEKADE, disuruh MUNDUR lagi 10 Tahun Kebelakang dengan Praktek Mikirin Average Bandar… 😂😂😂🤣
Sekalian Bandingkan dengan Average Ownernya 😂😂😂
Kita bukan beli Emiten yang Ownernya Mau Exit…
Kita Bukan beli Emiten yang tidak mau atau tidak bisa Bagi Dividen Diatas 7% Setahun
Kita Bukan beli Saham yang Punya Hutang Besar DER nya diatas 0,8 bahkan 1 lebih
Kita Bukan Beli Saham yang PBV nya diatas 1,9
Wes Mas ojok terlalu Sulit-sulit…
Make its Simple…
Tag:
$ADRO $ITMG $UNTR
Ternyata di 020625 nanti ada 3 invitation, diantaranya 2 RUPS dan 1 RUPSLB
tags dari urutan invitation yg lebih dulu diterima $BUMI $ADRO $ADMR
1/3
$ADRO ekpekstasi gw, bedasarkan teknikal adro ini akan turun sekali lagi. mungkin gw bakal minus > 22%.
$ADMR Ubah jdi 4 digit juga angkanya lah🙂 jangan cuma ganti nama, ngga kasian tah sm holdernya🥴
Aku tunggu dividennya ADMR, berikan kami yield yg memuaskan seperti teman2 yg hold $ADRO ...
Btw, aku mau tag satu emiten yg rebound dah 3x ARA
Tapi ngga perlu pake tag ya,, boleh cb cek FLMC 🙂
$DMAS menarik entry di harga sekarang ???!!!
1/2
IHSG nih lagi gaya-gayaan bikin bearish butterfly pattern. Tapi jangan tertipu sayapnya guys... ini butterfly bisa nyilet portfolio! Lihat deh, gap bawah masih kebuka lebar, volume naik tipis doang, dan big banks? Masih males gerak, belum nunjukin uptrend. Jadi jangan terlalu hepi, ini bukan bull run, ini bullsht run. Siapin RDN, duduk manis, tunggu momen. Market itu sabar, yang panik biasanya jadi donatur.
$BBRI $BMRI $ADRO
Oke finally US China agak kalem meskipun pembicaraan dagang antara US dan China keliatannya disambut positif, tapi jangan berharap ada deal besar dalam waktu dekat. Untuk sekarang, ini masih sebatas saling tukar posisi aja, kayak pemanasan sebelum negosiasi serius dimulai. Kalau semuanya lancar, baru deh ditentuin agenda ke depannya.
Ngomongin hasil konkrit, para ahli bilang ini bakal makan waktu berbulan-bulan, mirip kayak yang terjadi pas era Trump dulu. Bahkan “fase satu” deal yang sempat diteken tahun 2020 aja belum sentuh isu berat kayak subsidi industri atau jadwal ngapus tarif lama.
Kali ini mungkin bakal ada versi upgrade-nya “fase satu” yang bahas topik panas kayak fentanyl dan hubungan China-Rusia. Tapi ya, itu semua masih jauh banget.
Intinya, pertemuan kayak di Jenewa ini kemungkinan cuma hasilin pernyataan normatif kayak “dialog terbuka” dan niat lanjut ngobrol. Belum ada yang benar-benar signifikan buat sekarang.
$AADI $ADRO $ITMG
@Pipporudy18 buat tambahan saja, laba ditahan $RALS masih lebih dari cukup kalau manajemen mau memberikan dividen spesial sekalipun seperti $TOTL tahun sebelumnya atau $ADRO blm lama ini. Jadi kalau cuma payout ratio 90-110% untuk beberapa tahun kedepan sih ga sulit.
wkwkwkwk kerja kerja kerja
apa itu malam libur
gaasss
utk tambah2 porto
biar g merah trus
😆😆😅😅
$ADRO$BBRI$PGAS
Berapa Cadangan Batubara $BSSR Menurut Laporan Keuangan?
Pertanyaan salah satu user Stockbit di postingan tentang $ITMG yang sudah saya bahas jawabannya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita kulik laporan keuangan BSSR per 31 Maret 2025 dari hulu sampai hilir, kita sedang mengamati satu entitas tambang batubara yang bukan cuma bertahan di tengah harga yang melandai, tapi juga sedang berlari—meskipun dengan nafas pendek. Total aset BSSR per akhir Maret tercatat sebesar USD 379,87 juta, sedikit menurun dibanding posisi Desember 2024 yang USD 383,12 juta. Tapi penurunan ini bukan karena kerugian atau divestasi, melainkan pergerakan aset yang sangat aktif—terutama dari sisi piutang yang berubah jadi kas, serta aset eksplorasi yang direklas menjadi properti pertambangan aktif. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Aset lancar BSSR turun dari USD 190,14 juta menjadi USD 179,25 juta, dan penurunan utamanya datang dari piutang usaha pihak ketiga yang longsor dari USD 75,40 juta ke USD 35,61 juta. Tapi ini kabar baik: uangnya masuk. Hal itu terbukti dari lonjakan kas dan setara kas yang naik +58,3% dari USD 35,89 juta ke USD 56,79 juta hanya dalam waktu 3 bulan. Rasio konversi piutang ke kas seperti ini jarang terjadi di sektor tambang, dan menandakan BSSR punya siklus kas yang tajam dan terjaga. Bahkan persediaan juga naik dari USD 43,13 juta ke USD 53,81 juta, menandakan mereka sedang stok batubara buat persiapan pengiriman—bisa jadi strategi harga, atau sekadar buffer musim ekspor. Mirip - mirip cara main $ADRO AADI.
Di sisi aset tidak lancar, angkanya malah naik dari USD 192,98 juta ke USD 200,62 juta. Kenaikan paling mencolok ada di properti tambang, yang melonjak dari USD 60,53 juta ke USD 71,57 juta (+18,2%). Kenaikan ini bukan karena beli tambang baru, tapi karena USD 18,54 juta aset eksplorasi dikonversi secara sah menjadi properti tambang yang siap diproduksi. Artinya, pengeboran dan studi geologi yang dilakukan tahun lalu membuahkan hasil. Di sisi lain, saldo aset eksplorasi tinggal USD 0,55 juta, setelah awalnya ada USD 5,89 juta. Padahal selama Q1 saja mereka masih mengucurkan dana USD 13,21 juta untuk aktivitas eksplorasi lanjutan. Jadi bisa disimpulkan, perusahaan ini aktif cari cadangan baru dan cepat memonetisasi begitu ditemukan.
Aset tetap mereka stabil di USD 69,06 juta, turun sedikit karena depresiasi. Tapi mereka juga sedang membangun proyek infrastruktur baru senilai USD 13,09 juta, sebagian besar akan selesai antara April sampai September 2025. Tidak ada penurunan nilai (impairment), tidak ada aset yang mangkrak, dan semuanya diasuransikan dengan nilai USD 96,61 juta, memperlihatkan manajemen risiko yang cukup rapi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang ke inti bisnis: cadangan batubara. Per Maret 2025, BSSR punya 46,23 juta ton cadangan batubara yang diklasifikasikan sebagai gabungan cadangan terbukti (proven) dan terduga (probable). Yang menarik, semua angka ini masih mengacu ke laporan teknis lama tahun 2022, yakni dari Aseamco Pty. Ltd. dan PT Prasetya Abdi Persada. Artinya, selama dua tahun terakhir, belum ada laporan baru atau pembaruan cadangan yang diterbitkan dan diakui di laporan keuangan. Ini penting, karena cadangan adalah angka yang sangat dinamis—bisa bertambah kalau eksplorasi menemukan seam baru, atau bisa berkurang kalau ada revisi keekonomian, geoteknik, atau perubahan metode estimasi.
Cadangan terbesar ada di anak usaha mereka, PT Antang Gunung Meratus (AGM), terutama di Blok IV Tapin, yang menyimpan 19,55 juta ton. Sementara konsesi induk BSSR di Kutai Kartanegara pegang 14,21 juta ton, dan sisanya tersebar di Blok II dan III AGM masing-masing sekitar 5–6 juta ton. Sepanjang Q1, produksi mereka tembus 3,921 juta ton, sesuai dengan penurunan cadangan. Tapi yang bikin deg-degan, tidak ada tambahan cadangan baru yang diumumkan. Jadi kalau pakai angka produksi tahunan 2024 sebesar 21,35 juta ton, umur tambang BSSR saat ini secara teori tinggal sekitar 2,2 tahun. Sangat pendek. Kalau eksplorasi yang sedang berlangsung tidak segera menghasilkan temuan baru yang diakui resmi, umur ekonomisnya bisa habis sebelum mereka sempat konversi IUP. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi perizinan, BSSR dalam kondisi aman secara hukum. IUP Operasi Produksi milik induk mereka di Kutai Kartanegara berlaku hingga 21 Mei 2027, mencakup lahan seluas 2.459,76 hektare. Sementara AGM punya PKP2B dengan luas lahan 22.433 hektare yang berlaku sampai 2029, dan sudah dilengkapi IPPKH untuk kawasan hutan hingga Juli 2029. Artinya, semua kegiatan mereka—baik produksi maupun eksplorasi—berjalan dalam koridor hukum yang valid. Bahkan struktur bagi hasil AGM cukup solid: 86,5% untuk perusahaan dan 13,5% ke pemerintah dalam bentuk kas.
Dari sisi keuangan, mereka termasuk perusahaan tambang dengan struktur paling konservatif. Total liabilitas hanya USD 96 juta, dan dari jumlah itu utang berbunga cuma USD 2,18 juta, sementara kasnya USD 56,79 juta. Mereka berada di posisi net cash. Bahkan setelah bayar dividen USD 25 juta, belanja eksplorasi dan aset tetap, mereka tetap mencetak arus kas operasional sebesar USD 61,63 juta hanya dalam tiga bulan. Bisa dibilang, neraca mereka bersih, likuiditas tinggi, dan efisiensi luar biasa.
Jadi BSSR adalah tambang yang operasionalnya disiplin, eksplorasinya aktif, dan keuangannya konservatif. Mereka berhasil konversi aset eksplorasi ke tambang produksi, menjaga kas tetap tinggi, dan tidak tergantung utang. Tapi peringatan kerasnya jelas: cadangan tinggal 46 juta ton, dan data ini masih pakai angka 2022. Kalau tidak ada laporan teknis baru yang memperbaharui cadangan, atau eksplorasi tambahan yang membuahkan hasil resmi, maka dalam 2 tahun ke depan mereka bisa kehilangan mesin utama laba. Sekarang mereka masih ngebut di jalan tol, tapi bensinnya makin menipis. Pertanyaannya cuma satu: mau isi bensin sekarang, atau nunggu mogok dulu? Kalau mau perpanjang izin di 2027 dan 2029 pasti BSSR pasti akan update lagi data cadangan batubara paling lambat di 2026 dan 2028 sebagai salah satu syarat untuk perpanjangan izin IUP/IUPK. Jadi cadangan yang 46 juta ton itu data 2022 bisa saja berubah begitu mereka perpanjang kontrak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Harga saham itu urusan bandar, bukan urusan ritel.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
Banyak Emiten yang menjadwalkan buyback. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah akan signifikan dampak buyback tersebut terhadap kenaikan harga saham? Kalau berdasarkan hipotesis di seminar2 investasi seharusnya akan berdampak pada kenaikan harga saham, karena pergerakan demand yang lebih besar daripada supply. Beberapa emiten yang sudah ada rencana buyback per 10 Mei 2025 antara lain $TLKM $ADRO $GOTO apakah ada lagi yg lain? share info di komen ya guys :)
Kalau headline news saja ak masih berharap disuapin orang lain, bagimana mungkin keberlanjutan jual/beli saham hingga 5 tahun mendatang dapat terwujud?
Kutampar lagi wajahku agar bisa menjawab pertanyaan ini.
$ADRO $ADMR $AADI
Kapan Habis Cadangan Coal Batubara $ITMG?
Pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita tarik benang merah dari semua data yang tersedia—mulai dari laporan keuangan Q1 2025, laporan tahunan 2024, hingga presentasi analis dan catatan eksplorasi—maka kita bisa melihat bahwa ITMG (PT Indo Tambangraya Megah Tbk) sedang ada di fase unik sebagai perusahaan tambang: mereka duduk di atas cadangan batubara raksasa, tapi juga tahu bahwa waktu terus berjalan dan sumber daya itu pasti habis. Per Desember 2024, cadangan batubara ITMG secara resmi tercatat sebesar 375 juta ton, naik signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 281 juta ton. Ini bukan asal angka, tapi hasil audit geologis yang sah, dan mencerminkan hasil eksplorasi besar-besaran di konsesi-konsesi baru seperti GPK, TIS, dan NPR. Sementara itu, target produksi ITMG tetap konsisten di angka 20–21 juta ton per tahun, artinya kalau tidak ada tambahan cadangan lagi, maka umur tambang mereka secara teoritis tinggal sekitar 18–19 tahun—alias akan habis antara tahun 2043 hingga 2044. Coba bandingkan dengan $ADRO dan $BSSR. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Namun, yang bikin menarik adalah bagaimana perusahaan ini merespons kondisi tersebut. Dalam laporan keuangan Q1 2025, kita bisa lihat bahwa capex (belanja modal) mereka naik dibanding Q1 2024. Artinya, mereka lagi nggak santai. Mereka sedang aktif ngebor, eksplorasi, dan memperkuat cadangan dari konsesi yang mereka miliki sendiri, bukan nunggu tambang luar dijual murah. Tambang-tambang seperti TCM Blok Selatan mengalami lonjakan kapitalisasi eksplorasi dari USD 79 juta ke USD 91 juta hanya dalam waktu 3 bulan. Itu artinya ada aktivitas eksplorasi yang produktif, dan besar kemungkinan cadangan ekonomis baru ditemukan. Hal serupa juga terjadi di GPK, NPR, dan TIS—semuanya menunjukkan kenaikan nilai eksplorasi dan sudah mulai menunjukkan jejak produksi.
Nah, kalau kita kombinasikan semua biaya eksplorasi dan pengupasan yang dikapitalisasi ITMG—yaitu USD 180,1 juta untuk eksplorasi dan USD 197,4 juta untuk pengupasan, totalnya USD 377,5 juta—dan kita bandingkan dengan cadangan resmi 375 juta ton, maka kita dapat biaya per ton cuma sekitar USD 1,01. Bandingkan dengan asumsi konservatif sebelumnya yang pakai angka USD 5–10 per ton—artinya ITMG menjalankan bisnis eksplorasinya dengan efisiensi luar biasa. Mereka bisa menghasilkan penambahan cadangan dalam jumlah besar tanpa harus menggembungkan neraca dengan beban kapitalisasi yang berlebihan. Ini jarang terjadi di industri tambang, apalagi untuk perusahaan yang royal bagi dividen. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi likuiditas, mereka duduk di atas kas lebih dari USD 1 miliar, sementara utang berbunga mereka hampir tidak ada. Jadi kalaupun mereka butuh beli tambang baru atau memperluas konsesi, mereka bisa langsung gas tanpa perlu galang dana dari bank atau pasar. Tapi menariknya, dari semua data yang ada, ITMG justru memilih untuk maksimalkan potensi dari tambang mereka sendiri lebih dulu, sebelum bicara ekspansi agresif ke luar. Ini langkah cerdas—minim risiko, minim utang, tapi tetap membuka potensi pertumbuhan.
Tapi tetap, dari perspektif investor, muncul pertanyaan konyol tapi valid: “Kalau cadangan masih cukup sampai 2043, siapa yang tahan megang saham ITMG selama itu?” Jawabannya ya mungkin hanya segelintir orang. Investor ritel biasanya orientasinya satu tahun, paling lama tiga. Apalagi saham tambang yang sensitif terhadap harga komoditas dan kebijakan pemerintah. Bisa dibilang, kalau ada yang tahan megang ITMG sampai cadangannya habis, kemungkinan besar jumlahnya nggak sampai 100 orang. Sisanya ya beli pas murah, jual pas naik, atau nyangkut di harga pucuk sambil nunggu dividen cair.
ITMG hari ini bukan cuma soal “punya batubara banyak” atau “bagi dividen besar”, tapi tentang bagaimana perusahaan ini mengelola umur ekonomis tambangnya dengan hati-hati, memperpanjang nafas produksi dari dalam dulu, dan menyusun strategi ekspansi tanpa bikin utang meledak. Dengan cadangan 375 juta ton, biaya per ton yang super rendah, dan sinyal eksplorasi aktif dari data capex dan kapitalisasi eksplorasi, jelas bahwa ITMG tidak sedang tidur di atas tambang, tapi lagi bangun jalan supaya tetap bisa cuan hingga dua dekade ke depan. Sementara kita? Mau ambil dividen tahunan dan kabur, atau siap nyangkut sambil nunggu 2043? Itu pilihan masing-masing. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
@ShandyPrajaC $ADMR cuma bisa 200 orang jadi lebih pagi datengnya... yang duluan dateng yang bisa masuk biasanya.. untuk $ADRO 300 orang pertama yang masuk .. harus dateng pagi juga.
Saat kita berinvest di pasar saham, pasti ada rasa semangat menanti hari Senin, di saat para karyawan mengeluh kenapa harus menghadapi hari Senin lagi. Bahkan yang saya rasa terkadang kalau kebanyakan cuti bersama, sepertinya kok gak baik juga ya. Padahal saya adalah karyawan yang berangkat jam 8 pulang 17 juga, tapi sejujurnya menjadi kurang suka long weekend karena selalu ada harapan grafik market bulliesh di setiap pergantian hari aktif bursa. $TLKM $SIDO $ADRO
$ADRO kalau semua proyeknya rampung bisa ke harga berapa ya guys?
Ada yang mau unjuk skill valuasi?
$IHSG $ADMR
Saya akan selalu memilih jalan yang berbeda dari kebanyakan orang.
1. Yang jelas terliat, sekarang orang menghindari sektor energi $ITMG , $ADRO, $ADMR
bukan ajakan, hanya sharing pengalaman.
catatan -> Tidak berlaku untuk goreng gorengan, karena kalo semua takut (harga turun arb dll) kita HARUS lebih takut.