$CUAN? - Mimpi!

Gimana ceritanya sebuah perusahaan agribisnis nasional yg sempat diklaim punya peternakan sapi terbesar se-Indonesia, RPH ayam terbesar, feedmill, hatchery, rice mill, bahkan leather factory, bisa berubah status dari calon champion pangan nasional menjadi kandidat PKPU dalam waktu kurang dari 3 tahun sejak IPO?

Di sinilah kisah PT WOW layak dijadikan bahan renungan serius tentang bahaya ketika publik terlalu mudah membeli “mimpi besar”, sementara angka dan itikad manajemennya justru menceritakan sesuatu yg sangat lain.

WOW resmi melantai di BEI pada akhir 2021. Waktu itu, semua panggung disiapkan: story besar tentang ketahanan pangan nasional, ancaman krisis protein global, dan keunggulan Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar yg doyan konsumsi daging halal.

Nama besar Mr. T, mantan nahkoda WKWK, ikut menyulut euforia. Valuasi IPO dipasang Rp160/saham, atau sekitar 8x nilai bukunya. Dari kacamata skeptis, ini sudah warning awal. Perusahaan yg masih baru berkembang, dgn arus kas belum stabil, menawarkan harga high ultra premium untuk investor publik.

Manajemen menyebut dana IPO akan dipakai untuk ekspansi agresif, dr pembangunan rumah potong hewan (RPH) modern hingga pengadaan lahan peternakan jagung, bahkan rencana bikin export yard sapi di Australia. Tapi kalau kita bongkar laporan keuangannya dari tahun ke tahun, kenyataan yg muncul beda jauh dari rencana manis waktu IPO.

Selama dua tahun berturut-turut sejak 2022, WOW gagal menghasilkan laba. Bahkan di 2023, rugi bersihnya tembus Rp881 miliar. Bukan angka kecil. Itu hampir 40% dr seluruh pendapatan tahun tersebut. Tahun 2024 malah lebih parah, pendapatan ambruk ke Rp573 miliar saja, turun lebih dr 80% dari puncaknya dua tahun sebelumnya. Cash flow tekor, aset tak produktif, EBITDA negatif, dan hutang menumpuk hingga DER-nya melonjak jadi 5,7x.

Terkait keterbukaan, manajemen dpt dikatakan hebat bila membongkar kenapa kinerja bisnis intinya makin rapuh. Perlu dijelaskan kenapa utilisasi pabrik dan kapasitas RPH menurun drastis. Serta pertanggungjawaban kenapa revenue drop gila-gilaan padahal bisnis ayam dan sapi (secara nasional) masih bertumbuh.

Di sisi lain, terkait transparansi soal gagal bayar MTN dan ancaman restrukturisasi ini jg tanda tanya. Kalau bukan karena laporan publik expose 2024 yg menyebut EBITDA dan rugi bersih "masih membaik", mungkin publik tidak akan tahu kalau secara ekuitas, WOW sudah susut 70% lebih hanya dlm dua tahun.

Tapi yg paling mengganggu adalah jejak keganjilan sebelum dan sesaat IPO. Salah satu sinyal paling klasik dr IPO yg oportunis adalah ketika manajemen buru-buru melakukan revaluasi aset dan menyisipkan MSOP (Management Stock Option Program). Dan apakah itu dilakukan WOW? 🧐

Apakah mereka menaikkan nilai aset tetap lewat revaluasi yang jumlahnya ratusan miliar, tanpa dibarengi peningkatan efisiensi operasional? Belum lg praktik MSOP yg biasanya disahkan sebelum IPO, jd insentif langsung utk elite manajemen pd valuasi premium. Saham dijual ke publik di harga Rp160 saat nilai bukunya baru Rp20. Setelah itu? Saham nyungsep dan akhirnya disuspensi permanen oleh BEI pada 2024.

Lalu muncul pertanyaan yg lebih serius: apa IPO ini emang beneran dirancang utk mengembangkan bisnis jangka panjang, atau sekadar momentum utk monetisasi kepemilikan oleh pemegang saham utama?

Mr. T, sebagai ultimate shareholder, tetap jd pengendali mayoritas sebelum dan sesudah IPO. Tidak terjadi pengurangan kepemilikan signifikan. Tidak ada dividen besar sebelum IPO, tapi ada penguatan kontrol pasca-IPO lewat skema saham. Uang dr publik masuk, utang bertambah, aset jd besar di atas kertas, tapi profit tak pernah datang. Dan publik, seperti biasa, jadi penonton sekaligus korban.

Secara filosofis, WOW gagal menunjukkan satu ciri penting dr perusahaan hebat yg disukai Warren Buffet: candor over cosmetics. Mereka lebih banyak menjual mimpi besar lewat jargon ESG, ketahanan pangan, dan ekspansi regional, tapi nihil kejujuran ketika bisnis mulai oleng.

Mereka bahkan tdk transparan terhadap risiko, gagal menyampaikan warning kepada investor ketika tekanan likuiditas memburuk. Ini bukan sekadar soal bisnis agrikultur yg berat, tapi soal arah dan etika pengelolaan perusahaan terbuka.

Kalau ada pelajaran yg bisa sy petik untuk sy pribadi dr kasus WOW, itu adalah jgn pernah menilai IPO dr story saja. Lihat arus kasnya. Lihat utangnya. Lihat bagaimana manajemen bersikap saat gagal. Dan kalau semua yg tampak cuma kilau jargon dan performa jangka pendek, itu artinya sy sedang melihat lebih banyak mimpi daripada kenyataan.

Disclaimer: Tetap DYOR 😹

Alasan menulis: https://stockbit.com/post/19040669

Artikel lain terkait candor over cosmetics: https://stockbit.com/post/18971543

Random Tag: $WMPP $WMUU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy