Setiap tahun, begitu mau masuk bulan Mei,
pasti muncul Mantra klasik:

“Sell in May and Go Away.”🦋

Kayak semacam aturan tak tertulis di dunia saham, seolah semua trader senior punya agenda liburan bareng.

Tapi pertanyaannya…
Mereka pergi ke mana? 🤔
Dan kenapa kita malah ditinggal ?

Asal-Usul Mantra Ini:

Katanya, secara historis,
pasar saham cenderung loyo antara Mei sampai Oktober.

Makanya, banyak yang ambil untung di awal tahun, terus kabur buat menikmati hidup.🕊️

Strategi klasik:
• Jual di Mei,
• Balik lagi di November.
• Sambil ngopi santai, biarkan pasar berantem sendiri.

Tapi Masalahnya?

Banyak yang hafal mantranya,
tapi lupa baca catatan kakinya:
“Past performance does not guarantee future results.”

Kadang pasar malah ARA berjamaah..

Jadi, yang bener:
Bukan masalah bulan apa, tapi mentalnya siapa.

Realita:
• Investor Polos: Bingung, harus jual semua atau tahan?
• Trader Dadakan: Panik, baca teori ini kayak baca ramalan zodiak.
• Bandar Saham: Senyum tipis.
Karena yang penting bukan bulan apa…
tapi siapa yang megang Dana dan siapa yang megang Data.

Kebenaran Pahit?

Kalau kamu “sell in May” karena panik,
dan “go away” tanpa strategi,
ya kamu cuma lompatan panik kolektif,
bukan investor berstrategi.

Dan saat pasar ternyata naik lagi,
kamu gak cuma “go away”,
tapi juga “cry all the way.”

Jadi Kesimpulannya?

Sell in May if you must, but invest with brains , not fear.

Karena bukan bulan yang bikin kamu untung.
Bukan teori yang bikin kamu kaya.
Yang bikin kamu bertahan menikmati adalah:
Sabar, Rasional, dan Paham kenapa kamu klik tombol buy atau sell.

Bukan ikut-ikutan,
bukan latah,
dan jelas bukan sekadar ikut-ikutan kak Martha 😁

Eeeh Mantraaaaa

“Ilmu yang Gak Diajarin di Sekolah Saham”

🧘🏽‍♀️Sabar Saat Membeli: Ilmu yang Lebih Mahal dari Harga Saham Itu Sendiri
https://stockbit.com/post/18302777
🕊 Ikhlas Saat Menjual: Antara Logika dan Luka Dalam Dada
https://stockbit.com/post/18302850
😌 Syukur Saat Do Nothing: Keheningan yang Menguntungkan
https://stockbit.com/post/18302863

Semoga Bermanfaat,
Karena...
Tenang adalah Pilihan.
dan Syukur adalah Kemewahan.

-Martha Sitorus-