imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

🕊 Ikhlas Saat Menjual: Antara Logika dan Luka Dalam Dada

Kata orang bijak, hidup ini soal melepaskan.
Tapi gak ada yang ngasih tahu

...kalau melepaskan saham itu jauh lebih susah dari melepaskan mantan.

Setidaknya mantan masih bisa dighosting, đŸ‘»
Saham? Kita yang malah jadi korban ghosting—setelah jual, dia tiba-tiba terbang ke langit ketujuh, ditemani candle hijau yang menyala-nyala seperti mengejek kita dari kejauhan.

Menjual Itu Bukan Soal Uang, Tapi Soal Harga Diri

Waktu jual saham rugi, hati kita bilang:
“Yah, yaudahlah
 potong kerugian daripada makin dalam.”

Tapi otak kita membalas:
“Kalau kamu sabar dikit lagi, pasti rebound!”

Akhirnya?
Kita tahan. Dan tahan.
Sampai akhirnya bukan saham yang turun, tapi batas logika dan saldo dana darurat.

Skenario Paling Menyakitkan:

1. Kita beli saham.
2. Saham turun.
3. Kita panik.
4. Kita jual rugi.
5. Dua hari kemudian
 saham NAIK 30%.

Sakitnya?
Kayak udah putusin pacar yang posesif, trus dia diet, sukses, glowing, dan langsung nikah sama anak komisaris.

Kenapa Sulit Ikhlas Saat Menjual?

Karena di lubuk hati terdalam, kita gak rela kalah.
Kita masih berharap, masih percaya, masih denial bahwa:

“Dia (sahamnya) pasti kembali. Dia cuma butuh waktu
”

Padahal sebenarnya
 dia (sahamnya) udah move on ke investor baru yang lebih sabar, lebih tenang, dan gak marah-marah tiap dia koreksi.

Melepas Saham Itu Seni—Bukan Ilmu

Gak ada indikator yang bisa bantu kamu ikhlas.
Gak ada RSI, MACD, ataupun pola cup-and-handle yang bisa menghapus air mata saat kamu jual BBRI dan seminggu kemudian naik 10%.

Karena ikhlas itu

Bukan soal cuan yang hilang,
tapi menerima kenyataan bahwa kamu
 bukan jodohnya saham itu.

Ikhlas: Bukan Lupa, Tapi Mengerti

Mengerti bahwa kamu udah ambil keputusan terbaik berdasarkan informasi yang kamu punya saat itu.
Mengerti bahwa di pasar modal, gak semua keputusan bisa untung—tapi semuanya bisa jadi pelajaran.

Dan kalau kamu berhasil ikhlas setelah menjual,
percayalah...
Itu bukan tanda kamu lemah.
Itu tanda kamu mulai dewasa.
(...dan mungkin butuh kopi atau es krim buat menenangkan diri.)

Menjual saham itu bukan soal timing, tapi soal berdamai dengan kenyataan.

Jadi lain kali kamu jual rugi, jangan terlalu keras ke diri sendiri.
Ucapkan pelan-pelan:

“Aku mungkin salah
 tapi aku masih hidup, dan masih bisa beli saham lain minggu depan.”

Karena pasar modal itu seperti kehidupan:
Yang bisa ikhlas, bisa lanjut.
Yang gak bisa ikhlas, jadi konten ‘curhat investor nyangkut’.

-Martha Sitorus-

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy