#27 : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) -> Liabilitas -> Utang Retensi

Utang retensi adalah kewajiban perusahaan yang belum dibayarkan kepada vendor (biasanya subkontraktor), berkaitan dengan jaminan penyelesaian proyek.

Praktik retensi ini umumnya dilakukan dalam proyek konstruksi, untuk memberi jaminan pada klien (customer) jika ada klaim atau komplain terhadap proyek yang tidak selesai sesuai kesepakatan atau tidak sesuai standar dalam perjanjian.

Sehingga uangnya tidak dibayarkan 100% dulu kepada kontraktor. Umumnya ditahan 5-10% dari nilai proyek, dan ini diatur dalam perjanjian.

Jika proyek dipastikan oleh klien sudah sesuai standar, barulah retensi dibayarkan.
Jika belum sesuai standar, maka klien bisa mengajukan klaim, sisa pembayaran tetap ditahan (retensi), lalu kontraktor akan melakukan pekerjaan ulang.

..................................................
Dalam contoh lampiran $ADHI $TOTL $PBSA terdapat akun Utang Retensi ini di bagian Liabilitas.

Maka posisi ketiga perusahaan ini adalah sebagai kontraktor utama (main contractor), dan utang retensi itu adalah kewajiban yang belum dibayarkan kepada para subkontraktor mereka, sampai customer (pemilik proyek) telah menerima penyelesaian proyek sesuai standar yang diperjanjikan secara utuh dan telah melakukan pembayaran penuh.

Utang retensi ini bisa menjadi panjang, masuk klasifikasi liabilitas jangka panjang - lebih dari satu tahun, karena :

1. Suatu proyek yang dikelola maincon, bisa melibatkan banyak sekali subkontraktor (subcon).
Sehingga jika pekerjaan satu subcon selesai, tetap ada bagian pembayarannya yang diretensi dulu, dan harus tunggu semua subcon selesai mengerjakan hingga diserahterimakan dengan clear tanpa komplain dari customer.

Alasan pertama ini adalah hal lumrah, selama semua subcon yang bekerja tidak 'lelet'.

2. Adanya komplain dari hasil kerja satu subcon yang tidak sesuai standar, juga bisa menunda pelunasan proyek secara keseluruhan, ini bikin utang retensi ke semua subcon lainnya jadi makin panjang.

Kalau pekerjaan ulang yang dibutuhkan cuma minor sih masih lumrah, namun kalau sampai mayor, maka ini bakal merugikan subcon lainnya dan bahkan bisa bikin cost membengkak untuk maincon dan para subcon yang terlibat.

3. Proyek sudah selesai sesuai standar, bahkan retensi sudah dibayarkan customer, tapi maincon tidak meneruskan retensi tersebut ke subcon karena berbagai alasan.
Nah ini yang masalah, uangnya nyangkut.

............................................
Perlu berhati-hati dengan keberadaan utang retensi ini jika saldonya terus bertambah, namun tidak dibarengi banyaknya perolehan kontrak baru, dan meningkatnya pendapatan di masa mendatang.

Itu artinya banyak proyek existing yang tidak kunjung selesai, atau bahkan kewajiban ke subcon yang nyangkut.

..........................................
Tiga series laporan keuangan sebelumnya
#26 : Uang Jaminan Pelanggan
https://stockbit.com/post/16896561
#25 : Utang Lain-lain dan Liabilitas Lainnya
https://stockbit.com/post/16874886
#24 : Liabilitas Imbalan Kerja
https://stockbit.com/post/16866960

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy