$BBRI $BMRI $ASII $TLKM $BRIS BBCA BBNI
Melihat Masa Depan: Investor Lokal VS Asing
Sekitar 1 bulanan yang lalu saya menuliskan mengenai potensi rally hingga akhir tahun setelah “kaki ke 2” terbentuk. Intinya, kita akan melihat titik terendah di tahun ini dalam waktu dekat. Kalian bisa baca linknya di sini https://stockbit.com/post/14807872
Banyak yang bingung, stress tapi banyak juga yang berharap saham seperti BBRI bisa turun lebih dalam lagi ke 3.000an atau bahkan lebih rendah lagi (masuk FCA mungkin?). Tidak ada yang salah dengan harapan, namanya juga nawar.
Kalo dilihat dari keadaan sekarang, mood pasar telah berangsur-angsur kembali positif. Nilai tukar meskipun belum menguat di bawah 16.000, tapi kini mulai stabil. BI lebih percaya diri “menjaga” rupiah saat ini. Tren inflasi di US cenderung turun meskipun belum banyak banget. Ekspektasi pemangkasan suku bunga masih di kisaran 1-2x menurut pasar maupun bank sentral di US.
Dalam postingan ini saya akan membuat proyeksi bahwa ASING AKAN TERLAMBAT KALI INI. Mereka akan “dipaksa” ambil harga jauh lebih tinggi dari harga sekarang = rally yang jauh lebih kuat lagi. Apa dasarnya?
Saya pernah membahas mengenai potensi kerugian buat portfolio asing dikarenakan adanya exposure di nilai tukar. Jadi kalo membeli instrumen keuangan di Indonesia lalu nilainya turun ditambah nilai tukarnya melemah, mereka kena rugi 2x. Ini yang mau baca postingannya https://stockbit.com/post/14370941
Apakah ada potensi Rupiah menguat? Berita hari ini cadangan devisa cenderung naik tipis ke angka US$ 140 miliar di tengah “kebutuhan” untuk menjaga nilai tukar oleh BI. Ini artinya BI udah tau cara pola menjaga Rupiah dan “war chest”-nya masih ready kalo memang diperlukan = Rupiah potensi menguat dan cenderung stabil.
Bagaimana dari sisi global?
Saya masih percaya bahwa pemerintahan US akan segera melakukan kebijakan pro rakyat. Meskipun bisa berimbas ke inflasi dalam jangka pendek, tetapi kebijakan yang “longgar” diperlukan supaya incumbent bisa menjabat lagi. Apalagi hasil debat kemarin sangat mengecewakan. Kalo mereka harus ganti kandidat selain Joe Biden dan waktu pemilu kurang dari 6 bulan = risiko besar. Jadi mau gak mau mereka kan “memaksa” diri untuk mencuri hati rakyatnya di sisa beberapa bulan ini. Dengan keadaan Indonesia yang mulai stabil, inflasi terjaga ditambah kepastian defisit anggaran tidak semengerikan report dari Morgan Stanley beberapa waktu lalu = potensi inflow akan lebih besar.
Jadi dengan beberapa thesis simple di atas, pesta rakyat baru saja dimulai. Semoga “tamu istimewa” a.k.a investor asing segera datang lebih banyak, karena “karpet merah” sudah disediakan di harga yang tidak murah lagi. Apa mau nawar lebih tinggi lagi? Silahkan.
🙂