Membaca pikiran merger BUMN Karya - Part 3 FINAL
Silahkan baca Part 1 dan 2 untuk memahami cerita sebelumnya
Part 1: https://stockbit.com/post/11462793
Part 2: https://stockbit.com/post/11493807
Part 3 - Reinforcements are here!
Tulisan kali ini tidak terpisahkan dari berita suntikan modal kepada WIKA sebesar IDR 8T dan IDR 12.5T kepada Hutama Karya di tahun 2024 nanti. Thanks to @stockbit untuk beritanya https://snips.stockbit.com/snips-terbaru/pemerintah-berencana-suntik-modal-rp8-t-ke-wika?source=research
Apakah kedua suntikan model ini akan membantu? Jawaban singkatnya tentu membantu. Tetapi bagaimana dengan dampak ke merger yang sempat kita bahas? Kita lihat satu persatu kembali formasinya.
Dibandingkan dengan potensi merger $PTPP dan $WIKA yang secara landbank dan portofolio konsentrasi tidak terlalu awut-awutan. Merger formasi A ini memang lebih challenging.
Untuk menjawab, maka kita perlu bantuan stockbit dan riset saya pribadi untuk melihat beban hutang kedua entitas formasi A
Source @stockbit untuk $WSKT
Data per Mar 2023 untuk WSKT sebagai berikut
Biaya Bunga bersih = IDR 480 M (FY22 = IDR 3.1 T)
Total Hutang Bank & Obligasi jangka pendek = IDR 6.3T
Hutang Bank & Obligasi jangka panjang = IDR 51 T
Hutama Karya per Dec 2022 memiliki kewajiban:
Biaya Bunga bersih: IDR 2.9T
Hutang Bank jangka pendek = IDR 863 M
Hutang Bank & Obligasi jangka panjang = IDR 46 T
Di sisi lain, Hutama Karya dan WSKT memiliki Laba kotor per Dec 2022 sebesar IDR 2.3 T dan IDR 1.4 T.
Saya berikan hitungan simpel. Jika seluruh laba kotor WSKT dan Hutama Karya (total IDR 3.7 T) kita gunakan untuk membayar bunga bank saja (total IDR 6T). Maka masih tidak cukup.
Bantuan IDR 12.5 T mungkin bisa membantu memberi napas sementara (asumsi penundaan hutang dll). Tapi tidak mampu untuk menuntaskan lilitan hutang ini.
Sesuai catatan sebelumnya, pandangan pemerintah hal yang normal bagi BUMN Konstruksi memiliki hutang yang besar untuk mempercepat infrastruktur yang mangkrak.
Dan sekarang terbukti memang banyak yang dibangun. PR selanjutnya adalah Divestasi untuk memperbaiki cashflow.
Jadi bala bantuan Formasi A masih kesulitan melawan gempuran musuh kali ini.
Untuk Formasi B, sesuai dengan penjelasan saya di tulisan Part 2, konsentrasi Portfolio tidak terlalu parah. Beban bunga tahun 2022 (PTPP = IDR 1.2 T + WIKA = IDR 1.3 T) masih bisa “tipis-tipis” dicover oleh Laba usaha PTPP sekitar IDR 1.9 T + WIKA = IDR 1.7 T.
Hutang juga masih lebih sehat dengan total hutang PTPP sekitar IDR 15T dan WIKA sekitar IDR 26T (bandingkan dengan Formasi A yg hutangnya mencapai 100 Trilyun!).
Dibandingkan dengan divestasi jalan tol formasi, PTPP dan WIKA masih memiliki potensi dengan land bank yang ada saat ini. Divestasi tetap menjadi kunci. Tetapi bantuan IDR 8T jelas lebih signifikan (20% total hutang) dibanding formasi A yang “hanya” membantu 10% dari total hutang kedua entitas.
Plus Kereta Cepat akan berjalan. Jadi Potensi Divestasi project “nyangkut” ini lebih besar.
Akhir kata, bala bantuan IDR 8T kepada WIKA untuk penyehatan struktur permodalan akan membantu. Potensi masih ada dan kuncinya adalah perkara negosiasi termin pembayaran dengan para pemberi hutang.
Yang mana, kemungkinan kita akan mendapatkan proposal damai yang cukup baik. Semoga saja, kita pantau + potensi kebijakan administrasi pemerintahan selanjutnya.
Disclaimer ON. DYOR.