Membaca pikiran merger BUMN Karya - Part 2
Silahkan baca Part 1 untuk memahami cerita sebelumnya https://stockbit.com/post/11462793
Part 2 - $PTPP dan $WIKA = integrasi land bank?
Formasi ke dua yang dibicarakan adalah merger antara PTPP dan WIKA, walaupun tidak semirip formasi A yang sangat jelas spesialis jalan tol, kita coba bedah mengapa merger ini masih cukup make sense.
Jika kita lihat, penggabungan antara $WSKT dan Hutama Karya sangat sesuai dengan aset yang mereka miliki saat ini (baca Part 1 untuk lebih detail).
Untuk PTPP dan WIKA kedua BUMN ini memang bukan “target” pemerintah sebagai kontraktor jalan tol. Tapi fokus di land bank. Mari kita lihat lebih mendetail.
Secara aset, PTPP sesuai dengan nama nya - PT Pembangunan Perumahan memiliki konsentrasi sekitar 30% dari aset mereka berbentuk land bank dan properti di Bekasi, Surabaya, dan daerah lainnya. Menariknya secara konsentrasi cukup tersebar - kecuali di Tanah Grand Kemala Lagoon Bekasi sekitar 10-15% dari total aset.
Mari kita bandingkan dengan WIKA. Sesuai dengan berita yang santer beredar, memang WIKA memiliki investasi “nyangkut” di project Kereta Cepat sebesar sekitar Rp 9 Trilyun. Namun, secara high level investasi ini “hanya” sekitar 15% dari total Aset WIKA.
Dan ternyata? Sama dengan PTPP, sisa Aset WIKA sebagian besar dalam bentuk Aset Bangunan seperti apartemen Tamansari di berbagai daerah. Kontribusi nya adalah sekitar 16% dari total aset.
Apa arti dari land bank PTPP dan WIKA? Jika kita lihat, dibandingkan $WSKT yang sangat awut2 an konsentrasi aset nya, kedua BUMN Formasi B ini masih cukup sehat dalam posisi konsentrasi aset. Dan kalau kita lihat, memang kedua BUMN ini punya pattern yang sama yaitu penyedia properti dan pembangunan perumahan.
So there we have it, kemungkinan kedua BUMN ini akan berfungsi menjadi spesialis pembangunan gedung dan yang berkaitan dengan properti. Hanya dugaan saja loh..
Plus, merger kedua BUMN ini masih cukup sehat jika terjadi - tercermin dari tidak ada rencana pemberian PMN kepada kedua BUMN ini. Karena pekerjaan mereka juga bukan “tumbal” seperti Hutama Karya yang jor-joran harus mengucurkan dana tol trans sumatra.
Bagaimana dari sisi merger nya? Nah, untuk PTPP jelas kondisi masih positif. Namun bagaimana dengan WIKA? Sebetulnya diluar dari investasi kepada Kereta Cepat (KCIC), WIKA masih memiliki Portfolio yang bagus.
Dan good news nya? KCIC ini akan segera beroperasi. Jika memang beroperasi, ada dua kemungkinan. Yang pertama proses Divestasi bisa berjalan dengan cepat dan posisi neraca membaik. Atau, project KCIC ini tetap berjalan dan memberikan stream income baru kepada WIKA.
Skenario manapun, seharusnya diharapkan bisa memberikan kontribusi yang lebih baik. Story WIKA di proyek ini sepertinya tidak akan lebih lama. Karena penambalan biaya bengkak terakhir saja dilakukan via KAI.
Akhir kata, untuk merger formasi B ini. Masih mungkin. Posisi setelah merger bisa saja masih leveraged / banyak hutang (walau tidak separah WIKA yang sampai 4 kali lipat lebih!).
Namun kondisi mereka untuk bisa sehat sangat mungkin. Negosiasi hutang masih berjalan,Project IKN masih bisa masuk, dan properti yang mereka miliki juga terus dijual.
Btw, konon $WEGE manajemen gedung nya di Tamansari bagus. Apakah mungkin ada potensi unlock the value dari $PPRO ?
Jika semua proyek lancar, BUMN ini masih paling punya potensi sehat. Mirip seperti kisah ADHI walau saya ada feeling sepertinya chapter KCIC ini masih ada twist mengenai divestasi dsb.
Lanjut Part 3 (dan terakhir) untuk kisah final formasi A
Disclaimer ON.