Volume
Avg volume
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan, pemasaran dan distribusi barang konsumen yang laku keras (FMCG). Kegiatan bisnis utama Perusahaan terbagi ke dalam dua segmen operasi: Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh yang meliputi produk kosmetik, dan juga produk-produk pembersih rumah tangga dan tubuh seperti deterjen, sabun, sampo, obat gigi, deodoran, dan Makanan dan Minuman, yang meliputi produk-produk makanan dan minuman, seperti es krim, kantong teh, kecap, minuman sari buah, bumbu-bumbu masak dan margarin. Sebagian dari merek utama untuk produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tu... Read More
$UNVR berarti gak di takdirkan nambah stok ini biar gede dapatnya pas pembagian Alhamdulillah tetap bersyukur 🤲🤲🤲🤲🤲
$BSSR
Yang ragu, kecewa dan kisruh, asli kamu wajib khawatir dan takut, sudah gak salah pikiranmu.
Soalnya dividen "kecil" dan cadangan "katanya" sisa 2-3 tahun loh.🤔😭
Kalo saya jadi kamu, jalan terbaik ya Buki dan kabur segera.🤔🤔
Mumpung harga masih cukup bagus nih.🤔😅
Estimasi saya, kemungkinan bisa menyusul $MBAP 1.750???🤔🤔🤔
Ato $UNVR 1.650??🤔🤔🤔😅
Ini Bukan Fear ya, ngomong kenyataan.🤔😅
DYOR, ini bukan ajakan jual/beli saham.
Saham Dividend yang akan bagi di bulan September, barangkali mau cicil mulai sekarang. Bahas di komen
random : $IHSG $UNVR $GOTO
@carline saya belum ada pantau $UNVR, klo saya boleh kasik saran mending swing di $ULTJ / $MYOR daripada UNVR 😉 ,
(BUKAN) STOCKPICK MID-2025
Seperti biasa, ane rilis daftar stocks yang kira2 bisa dipelajari lebih dalam berdasarkan screener yang ane buat.
Berbeda dengan screener 2025 yang lebih “tight” dan hanya berisi 23 saham, ane coba mengecek kembali ke screener 2024 untuk melihat apakah ada saham2 baru yang lolos kriteria. Alhasil ada beberapa saham baru yang ternyata terjaring.
Dan saham2 baru ini ane lihat cukup menarik.
List saham ada di photo berikut.
$UNVR $MLBI $GEMS lanjut ke kolom komentar
1/6
$AISA LK Q1 2025: Sisa Sisa Dosa Masa Lalu
Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kita baca laporan keuangan AISA Q1 2025 dari awal sampai akhir, rasanya seperti nonton film drama keluarga karena ada cerita bangkit dari keterpurukan, tapi masih ada utang budi dan masalah lama yang belum kelar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di permukaan, semuanya terlihat jauh lebih sehat. Revenue naik jadi Rp481,5 miliar (naik 4,5% yoy), laba usaha naik 68% jadi Rp45,7 miliar, dan laba bersih melesat 221% jadi Rp34,9 miliar. Margin kotor makin gendut ke 39%, beban umum dan administrasi ditekan 24%, dan rasio bunga bersih terhadap laba sebelum pajak cuma sekitar 9%. Ini artinya, peningkatan laba bukan karena cuan dadakan atau trik laporan, tapi hasil efisiensi operasional yang nyata. Secara kualitas, ini termasuk laba beneran.
Tapi, seperti warung bakso Pak Toto yang kelihatan rame padahal banyak pelanggan yang ngutang, kita harus lihat juga arus kasnya. Cash flow dari operasi (CFO) memang masih positif Rp28,1 miliar, tapi turun dari Rp56,5 miliar tahun lalu. Salah satu biangnya adalah piutang, terutama ke pihak berelasi, yang naik jadi Rp236 miliar atau 11,6% dari total aset. Jadi walaupun revenue-nya naik, banyak yang belum dibayar. Ini diperparah dengan meningkatnya persediaan yang naik 18% padahal revenue cuma naik 4,5%. Siklus modal kerjanya mulai lebar, dan itu menjelaskan kenapa duit kasnya nggak naik seiring labanya.
Kas akhir tercatat Rp96,5 miliar, tapi itu sudah berkurang tajam dari kuartal sebelumnya gara-gara AISA membayar utang ke entitas berelasi Rp150 miliar. Dari sisi arus kas investasi, mereka juga belanja modal (capex) Rp18,4 miliar buat pabrik dan mesin. Jadi meskipun free cash flow masih positif Rp9 miliar, bantalan kas makin tipis. Untungnya, utang bank jangka panjang mayoritas jatuh temponya setelah 2027 dan bunga pinjamannya di kisaran 7–8%, jadi secara struktur utang masih aman. Net-debt/EBITDA tahunan pun di bawah 1x, yang artinya masih jauh dari kata sesak napas.
Kalau kita masuk ke model bisnisnya, di sinilah AISA menunjukkan wajah khas perusahaan grup yaitu dari bahan baku, proses produksi, sampai penjualan, semuanya masih dalam satu keluarga. Gandum dibeli dari Bungasari dan Tereos FKS, dua entitas dalam grup juga. Produk olahan kayak mi, bihun, dan snack lalu dijual ke PT FKS Pangan Nusantara, yang menyerap 75% penjualan. Sisi positifnya, margin lebih stabil karena tidak terlalu tergantung pasar luar. Tapi sisi negatifnya, perusahaan jadi terlalu bergantung ke saudara sendiri. Kalau tiba-tiba saudara ini nunda bayar atau ganti strategi, AISA bisa langsung kena efeknya. Dan karena revenue-nya sebagian besar berasal dari grup, secara bisnis AISA belum benar-benar terbukti bisa bersaing di pasar terbuka. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Segmen usahanya pun belum bervariasi. Hampir seluruh laba usaha datang dari segmen makanan, sedangkan segmen perdagangan atau industri lainnya minim kontribusi. Ekspansi produk atau diversifikasi pasar ke luar grup belum terlalu kelihatan. Laporan juga menunjukkan masih adanya beban dari pihak lain-lainyang kemungkinan merupakan sisa cicilan dari masa PKPU, sisa luka masa lalu yang ditinggalkan direksi lama.
Kalau kita lihat dari sisi risiko, AISA masih cukup terlindungi. Fluktuasi kurs, bunga, dan komoditas memang ada, tapi berdasarkan simulasi manajemen, dampaknya tidak signifikan. Yang lebih patut diawasi justru risiko piutang dan likuiditas. Kalau piutang berelasi ini terus membengkak dan cashflow tetap stagnan, perusahaan bisa kesulitan mendanai operasional tanpa tambahan pinjaman atau injeksi modal. Sementara itu, rasio keuangannya masih oke: current ratio 1,3x, quick ratio 0,9x, debt/equity 0,22x, dan gross margin 39%, menunjukkan perusahaan masih dalam kondisi keuangan yang sehat secara teknis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
AISA sekarang memang jauh lebih baik dari masa kelamnya. Laba naik, margin membaik, utang aman, dan manajemen terlihat mulai rapi. Tapi kualitas labanya masih harus diuji dari sisi kas. Ketergantungan pada transaksi intra-grup masih terlalu tinggi, piutang menumpuk, dan revenue belum benar-benar diversifikasi. Ke depannya, investor tentu berharap piutang berelasi bisa ditekan, arus kas dari operasi kembali menguat, dan penjualan ke luar grup mulai meningkat. Kalau semua itu tercapai, valuasi sekarang yang PER-nya masih di kisaran 10x bisa dianggap murah. Tapi kalau piutang macet, cashflow makin kering, dan pendapatan masih di lingkaran internal saja, maka AISA bisa terjebak dalam siklus laba ada, duit enggak. Sebuah jebakan klasik yang sering bikin nyangkut.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$UNVR $FISH
1/10
@Morganstanley saya juga pernah nulis perbandingan visual $UNVR dgn $BBCA di sini om https://stockbit.com/post/18720109
$UNVR saya cuma pemula yang bisa dikatakan sekedar spekulasi tanpa dasar teori. tapi saya yakin saham ini akan naik banyak. dan sekarang saatnya beli.
#modalreceh
UNVR Bagikan Dividen Jumbo!!! Payout Ratio Tembus 99,7%!
UNVR telah mengumumkan total dividen sebesar Rp3,35 triliun atau 99,7% dari laba bersih tahun buku 2024. Dividen per sahamnya mencapai Rp88. Namun, sebelumnya perusahaan sudah membagikan dividen interim sebesar Rp41, sehingga untuk dividen finalnya mencapai Rp47 per saham. Dengan harga saham Rp1.730 per saham, maka dividen final yield-nya mencapai 2,7%. Menurut manajemen, rasio pembayaran dividen yang mencapai 99,7% tersebut menggarisbawahi komitmen yang kuat dari perusahaan untuk mengembalikan nilainya ke pemegang saham.
Jika kita lihat secara historinya, dividen per saham yang dibagikan perusahaan sebenarnya semakin mengecil dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2018 mencapai Rp237, tahun 2024 sebesar Rp88 saja. Penyebab penurunan tersebut karena laba bersih UNVR yang juga terus menurun, dari Rp9 triliun pada tahun 2018, kemudian pada tahun 2024 hanya Rp3,36 triliun saja. Jadi meskipun perusahaan membagikan dividen dengan payout ratio yang konsisten di angka 100%, tapi kalau laba bersihnya menurun, maka dividen per sahamnya juga akan ikut turun.
Kinerja yang turun juga membuat harga sahamnya makin melemah. Kalau kita hitung misalkan pada tahun 2018 beli saham UNVR di harga Rp7.500, kemudian hold sampai saat ini dan juga menghitung perolehan dividennya, maka nilai investasi kita turun -62%.
Hasil ini akan berbeda jika kita investasi ke perusahaan dengan kinerja laba bersih yang terus bertumbuh seperti BBCA, dimana laba bersih perusahaan cenderung mengalami kenaikan dari Rp25,8 triliun pada tahun 2018, kemudian mencapai Rp54,8 triliun pada tahun 2024. Meskipun sempat turun tipis karena pandemi tahun 2020. Kinerja yang naik tersebut juga membuat dividen per sahamnya ikut naik, dari Rp68 pada tahun 2018, kemudian mencapai Rp300 pada tahun 2024.
Kalau kita hitung keuntungan berinvestasi di BBCA dengan beli sahamnya di level Rp5.000 tahun 2018 kemarin, dan memperhitungkan perolehan dividen. Maka nilai investasi kita sudah meningkat +105%, dibandingkan UNVR yang -62%.
Jadi kita tidak hanya melihat dividen yang dibagikan perusahaan, tapi juga harus melihat apakah laba bersihnya terus bertumbuh, sehingga dividen yang dibagikan juga akan terus bertambah besar. Apalagi saat ini kinerja laba bersih UNVR juga masih turun secara yoy pada Q1 2025, dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,2 triliun.
Ada yang pegang saham UNVR atau BBCA gak disini?
$IHSG $UNVR $BBCA
1/8
$UNVR heran, ini kok kode C artinya corporate action hilang ya? Pdhl mau bagi dividend nih saham dan cukup aneh turun….. dan byk yg nambah barang ini jujur gw sdh minus disni
$IHSG Ada nggak emiten di IHSG yang kalau di buy and hold very very long, bisa menghasilkan dividen yield 80% per tahun kayak gambar dibawah?
Kalau ada tulis di komen ya..
$UNVR $PSAB
$ANTM$PTBA SAMA" BAGIAN DARI BUMN & MASUK DALAM JAJARAN DANANTARA & $UNVR SAMA" JUGA MAU RUPS TUNJUKKAN KEMAMPUAN TERBAIK KALIAN 👍👍💯💯#NO JULID NO DEBAT NO BULLYING#
masalah utama $UNVR sebenernya adalah pendapatannya tidak ada peningkatan. coba aja kalau pendapatannya naik, pasti labanya naik dan harga bakal mengikuti