Volume
Avg volume
PT Unilever Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembuatan, pemasaran dan distribusi barang konsumen yang laku keras (FMCG). Kegiatan bisnis utama Perusahaan terbagi ke dalam dua segmen operasi: Kebutuhan Rumah Tangga dan Perawatan Tubuh yang meliputi produk kosmetik, dan juga produk-produk pembersih rumah tangga dan tubuh seperti deterjen, sabun, sampo, obat gigi, deodoran, dan Makanan dan Minuman, yang meliputi produk-produk makanan dan minuman, seperti es krim, kantong teh, kecap, minuman sari buah, bumbu-bumbu masak dan margarin. Sebagian dari merek utama untuk produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tu... Read More
kalau propitnya sangkutin di $UNVR, menarik juga..., harga taon 2008..
udah turun 80 % dari harga 5 tahun yg lalu ..
dulu ane sering dengar belilah saham yg dikenal produknya
sayang waktu itu ane enggak beli.., baru sekarang bisa nyicil untuk sangkut selot selot...siapa tau harganya nyampe 300 an...agar pe dan pbv nya bagus..
😅
disch on..
$BTC $IHSG
1/5
Anchoring Bias dalam Trading Saham: Ketika Harga Turun, Apakah Benar-benar Murah?
Dalam dunia investasi, banyak investor yang terjebak dalam anchoring bias, yaitu kecenderungan untuk berpegang pada harga historis sebagai patokan dalam menilai suatu saham. Ketika harga saham yang sebelumnya diperdagangkan di level tinggi mengalami penurunan, investor sering menganggapnya sebagai "murah" karena membandingkan dengan harga sebelumnya, tanpa mempertimbangkan kondisi fundamental yang berubah.
Apa Itu Anchoring Bias?
Anchoring bias adalah fenomena psikologis di mana seseorang terlalu terpaku pada informasi awal yang mereka terima dan menjadikannya sebagai referensi utama dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks saham, harga tertinggi atau harga sebelumnya sering kali dijadikan acuan untuk menilai apakah saham tersebut murah atau mahal.
Misalnya, jika saham PT ABRI Tbk sebelumnya diperdagangkan di Rp5.000, lalu turun menjadi Rp3.500, banyak investor yang berpikir:
"Dulu harga saham ini Rp5.000, sekarang cuma Rp3.500. Pasti murah dan layak dibeli!"
Padahal, harga turun bukan berarti selalu murah. Bisa jadi ada faktor lain seperti:
Kinerja perusahaan yang memburuk (penurunan laba, utang membengkak, dll.).
Sentimen negatif di sektor terkait (misalnya regulasi baru yang merugikan bisnis).
Perubahan tren pasar secara keseluruhan (bearish market atau ekonomi melambat).
$GGRM $UNVR $IHSG
ga sengaja lg buka stream $UNVR ktm postinganmu ini, kok kaya kenal, ternyata kita pernah ngobrolin Unvr dijaman avgku 29xx, skrg avgku 13xx.. dan kamu masih sama seperti 5bulan lalu 😭😭
📉 Analisis Saham $UNVR (Unilever Indonesia Tbk.)
⏳ Penutupan terakhir: 1.200 (+5.26%) → Harga menunjukkan kenaikan, menandakan potensi bullish jangka pendek.
🔍 Indikator Teknis
Moving Average (MA)
MA20: 1.272 (Harga di bawah MA20, menandakan potensi bearish jangka pendek.)
MA50: 1.483 (Harga di bawah MA50, menunjukkan tekanan bearish.)
MA200: 1.610 (Harga jauh di bawah MA200, indikasi bearish jangka panjang.)
Fibonacci Retracement & Pivot Points
Support:
S1: 1.125 (Support saat ini, jika breakdown bisa turun lebih dalam.)
S2: 985 (Support berikutnya yang harus diperhatikan.)
S3: 837 (Support kuat yang perlu diwaspadai.)
Resistance:
R1: 1.222 (Resistance pertama, jika breakout bisa melanjutkan kenaikan.)
R2: 1.255 (Jika bisa breakout, ada peluang untuk melanjutkan tren bullish.)
R3: 1.272 (Target lebih tinggi jika tren tetap bullish.)
Ichimoku Cloud
Harga berada di bawah awan Ichimoku, mengindikasikan tren bearish meskipun ada kenaikan baru-baru ini.
Volume & Net Foreign
Volume transaksi: 116.831M (cukup tinggi, menunjukkan minat beli yang meningkat.)
Net Foreign Buy: 210.019B (Investor asing melakukan akumulasi, mendukung potensi bullish.)
RSI & Stochastic
RSI (14): 40.3 (Menunjukkan kondisi netral, memberikan ruang untuk pergerakan lebih lanjut.)
Stochastic: 86.7 (Menunjukkan kondisi mendekati overbought, memberikan risiko pembalikan.)
📉 Level Penting
✅ Bullish scenario:
Jika harga bertahan di atas 1.200, bisa ada rebound ke 1.222-1.255.
Jika breakout 1.272, bisa lanjut ke 1.300.
🚨 Bearish scenario:
Jika breakdown 1.125, bisa turun ke 985 atau lebih rendah.
Jika breakdown 837, potensi downtrend lebih panjang ke 800.
🎯 Kesimpulan & Potensi
🔹 Potensi Bullish:
✅ Jika ada pantulan dari support kuat di 1.200.
✅ Jika harga bisa kembali di atas 1.222, ada peluang bullish recovery.
🔻 Potensi Bearish:
🚨 Jika terjadi penurunan di bawah 1.200, perlu waspada terhadap potensi penurunan lebih lanjut.
🚨 Stochastic menunjukkan kondisi mendekati overbought, ada risiko pembalikan.
📌 Rekomendasi
🔹 Untuk Trader:
Buy on weakness di 1.200 jika ada pantulan.
Target jual di 1.222-1.255.
Cut loss jika turun di bawah 1.125.
🔹 Untuk Investor:
Wait and see, karena tren masih perlu diperhatikan.
Jika harga kembali di atas 1.272, bisa pertimbangkan masuk.
📊 Kesimpulan:
Saham UNVR menunjukkan kenaikan (+5.26%), dan saat ini berada di sekitar resistance R1 (1.200). Jika harga bertahan di atas level ini, ada potensi untuk melanjutkan tren bullish. Namun, jika terjadi breakdown di bawah 1.125, perlu waspada terhadap potensi penurunan lebih lanjut. 🚀
$AKRA $AMRT
🔥 Unilever Indonesia ($UNVR) – Saham Blue Chip atau Sabun yang Mulai Kehilangan Busa? 🔥
“Punya UNVR di portofolio itu kayak punya stok sabun mandi di kamar mandi kosan. Dulu selalu ada, sekarang mulai tergantikan sama merek yang lebih murah atau promo bundling di minimarket!”
Saat ini, UNVR berada di Rp1.200, naik 5,26% dalam sehari. Dengan strength signal 50.4, saham ini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Tapi, apakah ini awal kebangkitan atau hanya sekadar pantulan sebelum masuk ke saluran pembuangan?
⏳ Waktunya masuk atau tunggu sampai benar-benar bersih dari sisa tren turun?
⸻
A. Posisi Saat Ini – Rebound atau Sekadar Pantulan dari Lantai Kamar Mandi?
📌 “Cek Kondisi Sabun Dulu, Jangan-Jangan Udah Tinggal Sisa Tipis!”
✅ Harga bertahan di support Rp1.077 – indikasi mulai ada akumulasi, tapi masih lemah.
✅ Resistance kuat di Rp1.271 – Rp1.310, kalau tembus, bisa lanjut ke Rp1.500+.
⚠️ Jika gagal breakout, siap-siap licin lagi ke Rp1.036 atau bahkan di bawah Rp1.000.
📌 🛁 Apakah Ini Saatnya Nyemplung atau Tunggu Dulu?
📌 Peter Lynch: Apakah ini masih kategori “stalwart” yang bisa bertahan puluhan tahun? Iya, tapi pertumbuhannya makin lelet.
📌 Warren Buffett: Apakah bisnis ini punya moat (keunggulan kompetitif)? Dulu iya, sekarang makin terkikis.
📌 Charlie Munger: Apakah manajemen berpikir jangka panjang? Strateginya kurang agresif dalam menghadapi perubahan pasar.
📌 Howard Marks: Apakah ini siklus bottom di sektor consumer goods? Mungkin, tapi perlu validasi lebih lanjut.
📌 INSIGHT:
💡 UNVR ini kayak sabun batangan di kamar mandi umum. Masih ada, tapi makin jarang dipakai karena munculnya alternatif yang lebih murah!
⸻
B. Analisis Makroekonomi – Daya Beli Turun, UNVR Bisa Bertahan?
📌 “Kalau Ekonomi Lagi Seret, Orang Masih Mau Beli Sabun Mahal?”
1️⃣ Ekonomi Global – Ancaman atau Peluang?
✅ Inflasi global mulai stabil, memberi ruang bagi daya beli untuk pulih.
✅ Harga bahan baku seperti minyak sawit mulai lebih terkendali, mengurangi tekanan biaya produksi UNVR.
⚠️ Tapi, tren global menunjukkan pergeseran ke merek private label dan local brands, yang bisa mengurangi dominasi Unilever.
2️⃣ Ekonomi Indonesia – Masih Bisa Menjaga Daya Beli Konsumen?
✅ Konsumsi domestik naik, tapi tidak semua segmen bertumbuh merata.
✅ Middle-class spending masih lesu, lebih banyak beralih ke produk lebih murah.
⚠️ Tekanan terhadap margin karena harga jual sulit dinaikkan tanpa kehilangan pasar.
3️⃣ Sektor Consumer Goods – Masih Jadi Andalan atau Sudah Jenuh?
✅ Pasar consumer goods Indonesia tetap besar dan bertumbuh jangka panjang.
✅ Merek-merek Unilever masih kuat, tetapi mulai mendapat tantangan dari kompetitor lokal.
⚠️ Persaingan dengan produk lokal dan private label makin sengit, menggerus pangsa pasar Unilever.
📌 🧼 Apakah Konsumen Masih Setia atau Beralih ke yang Lebih Murah?
📌 Ray Dalio: Apakah kondisi makro mendukung sektor consumer goods? Belum cukup kuat, daya beli masih jadi tantangan.
📌 George Soros: Apakah ada perubahan persepsi pasar yang bisa menciptakan momentum? Belum ada katalis kuat yang bisa mendorong lonjakan harga signifikan.
📌 John Templeton: Apakah ini peluang beli di saat pesimisme? Masih bisa turun lebih dalam jika daya beli belum pulih sepenuhnya.
📌 INSIGHT:
💡 UNVR ini kayak deterjen premium di masa resesi. Orang mulai sadar kalau deterjen harga separuhnya juga bisa bikin baju bersih!
⸻
C. Analisis Fundamental – Apakah Masih Layak Koleksi?
📌 “Cek Komposisi Sabunnya, Jangan Sampai Isinya Cuma Busa!”
1️⃣ Model Bisnis – Defensive atau Mulai Luntur?
✅ Salah satu market leader di sektor consumer goods Indonesia.
✅ Produknya masih bagian dari kebutuhan sehari-hari.
⚠️ Tapi pertumbuhan stagnan, inovasi minim, dan kesetiaan pelanggan mulai tergerus.
📌 Benjamin Graham: Apakah bisnis ini defensif dan stabil? Ya, tapi pertumbuhan yang stagnan bisa jadi red flag.
📌 INSIGHT:
💡 UNVR ini kayak sabun mandi premium. Masih laku, tapi makin banyak orang yang beralih ke merek lain yang lebih murah!
2️⃣ Kepemilikan Saham & Manajemen – Masih Kuat atau Sudah Rapuh?
✅ Mayoritas saham dikuasai Unilever Global, memberi stabilitas.
✅ Masih di bawah konglomerasi besar dengan jaringan luas.
⚠️ Tapi strategi manajemen terkesan terlalu pasif, kurang agresif menghadapi persaingan.
📌 Howard Marks: Apakah manajemen punya strategi jangka panjang? Masih solid, tapi kurang inovatif.
📌 INSIGHT:
💡 UNVR ini kayak CEO perusahaan lama yang enggan berubah. Stabil, tapi mulai ketinggalan zaman!
⸻
D. Analisis Teknikal – Waktunya Masuk atau Tunggu Breakout?
📌 “Jangan Terpeleset, Cek Lantainya Licin atau Nggak!”
✅ 8 Indikator Kunci:
1️⃣ Syaltout Signal: Strength 50.4 – tren masih lemah, perlu validasi lebih lanjut.
2️⃣ Chart Pattern: Konsolidasi di area bottom, ada potensi reversal.
3️⃣ Elliot Waves: Indikasi awal untuk rebound jangka pendek.
4️⃣ EMA: Harga mulai mendekati EMA 50, sinyal bullish jika tembus.
5️⃣ Volume: Mulai meningkat, tapi belum cukup besar untuk konfirmasi tren baru.
6️⃣ MACD: Ada tanda-tanda bullish crossover.
7️⃣ RSI: 69.46, mendekati overbought – potensi koreksi kecil.
8️⃣ Support/Resistance:
• Support kuat: Rp1.077
• Resistance utama: Rp1.271 – Rp1.310
📌 John Templeton: Apakah ini saham yang dihindari tetapi punya value? Belum cukup murah untuk kategori deep value.
📌 INSIGHT:
💡 UNVR ini kayak lantai kamar mandi yang baru dipel. Kalau loncat langsung, bisa kepleset. Tunggu momentum yang lebih kuat!
⸻
E. Risiko yang Perlu Diwaspadai
⚠️ Daya Beli Konsumen: Konsumen makin pilih produk lebih murah.
⚠️ Kompetisi Ketat: Brand lokal dan private label makin agresif.
⚠️ Kurangnya Inovasi: Produk lama masih mendominasi, tapi nggak ada game-changer baru.
⸻
F. Katalis yang Bisa Mendorong Harga Naik!
🚀 Jika daya beli masyarakat pulih dan konsumsi meningkat.
🚀 Jika Unilever berhasil meluncurkan produk baru yang menarik pasar.
🚀 Jika dividen besar menarik investor.
⸻
G. Kesimpulan – Buy, Sell, atau Hold?
🔥 BUY jika breakout di atas Rp1.310 dengan volume kuat!
⚠️ SELL kalau turun di bawah Rp1.077, karena bisa lanjut ke Rp1.036.
🔵 HOLD kalau harga masih berkonsolidasi di Rp1.100 – Rp1.270 tanpa sinyal jelas.
📌 Final Insight:
💡 UNVR ini kayak waralaba minimarket legendaris. Masih ada, tapi kalau nggak inovasi, siap-siap disalip pemain baru! 🚀
Bedah Saham $DCII Part 2 (Part 1 posting di platform lain, dec 2023)
43.900 (24/12/2023) -> 154.500 (07/03/2025) +251%
Pertanyaan sejuta umat:
1. Apa rasionalisasi beli saham PER >600?
2. Saham naik, tapi emang bisa jual?
3. Masih hold sampe sekarang?
4. What's next?
Ini 4 poin yg akan kita bahas. Let's go
*disclaimer on
1. Apa rasionalisasi beli saham PER > 600x ?
Soal company growth bisa dibaca di part 1. Tapi gimana caranya seorang fundamentalist bisa pede dan tenang saat beli atau hold saham semahal itu?
Jawabannya: ✨premium✨
Harga premium bisa dirasionalisasi dengan beberapa faktor:
- market share (pangsa pasar)
- edge / competitive advantage
- scarcity
- dan masih banyak lagi
kita bahas satu-satu..
-Market Share-
Dulu saham $UNVR , $GGRM , dan emiten2 besar lainnya gampang banget dipercaya dan dibeli dengan harga premium, karena mereka market leader atau minimal punya market share yang signifikan. Cuma sayangnya emiten2 itu kalah di faktor2 yg lain.
Sama kasusnya dengan DCII sekarang. Last updated info, kapasitas DCII 81 MW dari total market share colocation business di Indonesia sekitar 250 MW (32% market share). Dengan semua barrier to entry, ga akan ada perusahaan yang bisa nyusul dalam waktu dekat.
Kayak alasan Warren Buffett beli BNSF Railway. Karena dgn uang sebanyak apapun, competitor ga akan bisa catchup dengan infrastruktur yg udah dibangun bertahun-tahun sama BNSF. Specifically ngomongin pembebasan lahan, waktu buat pembangunan, available land, dll
-Edge / Competitive Advantage-
Intinya di data center butuh backing yang kuat untuk ekspansi dan expertise. In this case, DCII punya Anthoni Salim dan Toto Sugiri. Salim Group cover bagian pembebasan lahan dan financing untuk ekspansi, Toto Sugiri for expertise. Beres.
-Scarcity-
Kenapa waktu itu gua masih berani beli di harga 40k lebih? Karena di harga segitu aja ga ada barang, ga ada yang mau jual. Kalau analisa kita bener dan kedepannya company berkembang terus, jangan harap bisa beli sahamnya di PER yang murah.
Misal dengan harga 40k, kita baru mau beli kalau EPS nya 2.6k supaya PER 15x. Ga akan ada kesempatan kayak gitu.. lots of people/investors are smarter than us and buy earlier while they still can.
2. Saham naik, tapi emang bisa jual?
Liquidity is important, I know. Kebetulan modal gua masih relatif kecil, jadi masih berani ambil posisi di saham yg ga liquid kayak DCII. Kemarin take profit sebagian untuk portfolio rebalancing (screenshot terlampir), so far masih aman. Just be careful.
3. Masih hold sampe sekarang?
I'm not a hypocrite. Still holding but I never recommend to buy or sell. (screenshot terlampir)
4. What's next?
Pantau pergerakan strategis perusahaan and trim/take profit accordingly. Jago analisa itu ga cukup, kita ga tau kapan harga saham mau dinaik turunin. To optimize (not maximize) capital gains, rebalance your portfolio regularly.
Contoh: Punya 2 saham, A dan B. Saham A naik 50%, saham B turun 20%.
Portfolio rebalancing = jual saham A sebagian, serok saham B.
Supaya saat saham A koreksi, kita udah secure some of the profit, dan saat saham B naik, kita udah serok pas lagi di bawah. But we still own both.
*Hal2 lain yg belum diperhitungkan:
- competition with global competitors (malaysia dll)
- liquidity risk kalau modal besar (susah exit)
- market cap benchmarks comparison (tahun lalu DCII bahkan ga masuk top 10 market cap di IDX, sekarang DCII #7 biggest market cap)
Reminder, the purpose of this post is to share different POV compared to other traditional investment methods. Cuma sebagai studi kasus untuk saham2 potensial lainnya di kedepan hari.
Sekian, thx, disc on, good luck.
1/4
$UNVR before https://stockbit.com/post/17793317
hit target corrective wave C
random tag $CUAN $ELIT
$UNVR $FAST $PZZA kuharap kalian semua disini tidaklah lupa & sembarangan menyalurkan dana kalian, sekalipun memang itu "uang dingin",ke kantong NAZIonis SH*ITRAEL disana...sekedar mengingatkan,mumpung ini Ramadhan & Jum'at pula 🙏🙏
1/6
$UNVR duluuu sekali waktu masih 5rb an pengen bgt punya saham ini, sekarang bs kebeli walau dikit ,selama masih profit masih ada harapan.Semoga