Volume
Avg volume
PT Tunas Baru Lampung Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa mentah, CPO, dan sabun mandi. Kegiatan bisnis Perusahaan meliputi produksi dan distribusi produk-produk konsumen berbasis agrikultural, seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak sayur, minyak kelapa mentah, stearin, minyak sawit mentah, minyak biji sawit, distilat asam lemak sawit, distilat asam lemak kelapa, keping sawit dan kopra, serta sabun. Perusahaan yang merupakan kelompok usaha Sungai Budi ini mempunya brand yang terkenal yaitu Rose Brand. Perusahaan ini menjual produk-produknya di pasar... Read More
$BTON Perusahaan Deposito Berkedok Baja
Request dari salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
BTON ini sangat berbeda dengannya saham di postingan sebelumnya yakni $TBLA yang banyak utang. https://cutt.ly/SeCikDQo
BTON atau PT Betonjaya Manunggal Tbk ini di atas kertas adalah perusahaan baja, tapi kalau kita bongkar laporan keuangannya, kesan pertama yang muncul malah kayak perusahaan deposito. Serius. Laba utamanya lebih banyak dari bunga deposito daripada dari jualan baja, bisnis inti mereka. Jadi, kalau ditanya "Ini perusahaan baja atau perusahaan deposito?" Jawabannya: dua-duanya, tapi lebih berat ke deposito. Ibarat Pak Toto yang jualan buku sekaligus bakso dalam waktu yang bersamaan, multi tasking. https://bit.ly/45FDAJu
Kita mulai dari total aset. Hingga September 2024, total aset mereka naik 8,54% jadi Rp392,55 miliar. Dari angka itu, sekitar 72% atau Rp284,30 miliar adalah deposito jangka pendek. Ini gede banget. Jadi, aset terbesar BTON bukan pabrik baja, bukan alat produksi, tapi deposito di bank. Kas dan bank mereka juga naik drastis, dari cuma Rp872 juta di akhir 2023 jadi Rp7,59 miliar. Kalau ini perusahaan orang, bisa dibilang dia nggak boros, nabung terus. Aman banget likuiditasnya.
Tapi, kalau kita lihat aset tetap mereka—yang mencerminkan investasi di mesin atau pabrik baja—nilainya malah turun 2,50% jadi Rp6,42 miliar. Jadi, BTON ini nggak kelihatan niat ekspansi di bisnis baja. Fokus mereka sepertinya lebih ke "parkir uang" di tempat aman, alias deposito. Ini strategi yang sangat defensif, terutama di industri baja yang terkenal keras dan penuh tantangan.
Lalu, bagaimana dengan utang? Total liabilitas mereka Rp130,05 miliar, naik 24,63% dari tahun sebelumnya. Tapi menariknya, mereka nggak punya utang berbunga. Jadi, nggak ada cerita harus bayar bunga ke bank tiap bulan. Ini jelas keuntungan besar dibanding perusahaan lain yang seringkali terbebani bunga utang. Tapi, utang terbesar mereka adalah utang usaha ke pihak berelasi, yaitu PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk ($GDST). Nilainya Rp119,79 miliar, atau 92% dari total liabilitas. Ini menunjukkan BTON sangat bergantung pada GDST, yang notabene masih satu "keluarga" bisnis. Upgrade skill https://bit.ly/3YGX6Dc
Sekarang soal penjualan. Pendapatan dari operasional baja mereka turun 7,60% jadi Rp97,31 miliar. Padahal, beban pokok penjualannya juga turun 4,85%. Tapi tetap saja, laba kotornya anjlok 24% jadi Rp9,63 miliar. Ini artinya margin keuntungan dari bisnis baja makin terjepit. Jadi, meskipun mereka masih jualan baja, kontribusi bisnis ini terhadap laba perusahaan makin kecil. Nah, dari mana mereka nutup kekurangan ini? Jawabannya: dari deposito.
Pendapatan bunga deposito mereka mencapai Rp11,93 miliar—lebih besar dari laba kotor bisnis baja. Bisa dibilang, laba utama BTON sebenarnya datang dari "duduk manis" menikmati bunga deposito, bukan dari keringat jualan baja. Selain itu, mereka juga dapat dividen Rp1,08 miliar dari investasinya di GDST. Jadi, pendapatan non-operasional ini yang jadi "penyelamat" BTON dan bikin mereka tetap untung.
Dari sisi valuasi saham, PBV mereka di angka 1,15x, artinya pasar menghargai mereka sedikit di atas nilai bukunya. PER mereka sekitar 13,52, yang masih oke untuk perusahaan di sektor ini. Tapi kalau dilihat lebih jauh, angka-angka ini lebih mencerminkan kekuatan keuangan mereka daripada potensi pertumbuhan di bisnis baja. https://bit.ly/3XemeAx
Sekarang, soal pemegang saham. Gwie Gunawan adalah pemain utama di balik BTON. Dia memegang 79,86% saham perusahaan, jadi semua keputusan strategis pasti lewat dia. Gwie juga punya kepemilikan besar di GDST dan PT Jaya Pari Steel Tbk. Bisa dibilang, BTON ini bagian dari kerajaan bisnisnya Gwie di industri baja. Tapi lucunya, meskipun dia punya perusahaan baja, strategi Gwie justru lebih ke mengelola deposito dan investasi daripada ekspansi besar-besaran di sektor baja.
BTON ini lebih cocok disebut perusahaan investasi dengan "side hustle" di baja. Mereka sangat defensif, lebih memilih menyimpan uang di tempat aman daripada mengambil risiko besar di industri baja yang kompetitif. Ini bikin mereka stabil dan likuid, tapi juga berarti potensi pertumbuhan mereka terbatas.
Bagi investor, BTON ini menarik kalau kamu cari saham yang aman, stabil, dan minim risiko. Mereka nggak punya utang berbunga, aset likuidnya besar, dan mereka selalu untung meski bisnis inti mereka nggak terlalu menghasilkan. Tapi kalau kamu tipe investor yang suka perusahaan dengan pertumbuhan besar dan fokus di bisnis intinya, mungkin BTON kurang cocok. Bisnis baja mereka lebih seperti formalitas untuk tetap disebut perusahaan baja. https://bit.ly/3OZWjZR
BTON ini kayak teman yang super hemat, nggak suka boros, dan selalu punya tabungan untuk masa depan. Mereka nggak gegabah ekspansi, tapi juga nggak akan cepat jatuh kalau pasar lagi nggak bersahabat. Kalau kamu tipe yang suka aman-aman aja, BTON bisa jadi pilihan.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini Â
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3
$TBLA: Raksasa Sembako dengan Utang Segunung, tapi Tetap Kokoh Berdiri
Salah satu pembahasan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kebetulan ada beberapa member yang nyangkut di sini, jadi coba kita bahas saja sesuai pesan Pak Toto, bantulah kawanmu yang nyangkut meskipun itu hanya dengan semangkok bakso https://bit.ly/45FDAJu
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) adalah nama besar di sektor sembako Indonesia yang masih ada hubungan keluarga dengan Pak $BUDI. Perusahaan ini dikenal dengan produk gula dan biodiesel yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Namun, cerita TBLA tidak lepas dari utang segunung yang sering bikin orang bertanya-tanya, kok bisa perusahaan ini tetap bertahan meski beban keuangannya berat? Apakah karena sudah upgrade skill? https://bit.ly/3YGX6Dc
Utang TBLA: Banyak, Tapi Tidak Membuat Bangkrut
Kalau ngomongin TBLA, kita harus mulai dari utangnya. Total utang berbunga TBLA di Q3 2024 mencapai Rp15,41 triliun, terdiri dari:
Utang bank jangka pendek: Rp4,31 triliun
Utang bank jangka panjang: Rp10,42 triliun
Obligasi dan pinjaman lainnya: Rp0,68 triliun
Ini belum termasuk utang tak berbunga yang nilainya Rp4,81 triliun. Beban bunga mencapai Rp846,38 miliar dalam sembilan bulan pertama 2024. Dengan laba usaha sebesar Rp1,335 triliun, rasio interest coverage TBLA hanya 1,58x. Artinya, laba usaha cukup untuk menutupi bunga, tapi tidak ada ruang napas yang luas. Situasi ini bikin TBLA terlihat seperti perusahaan yang berjalan di atas tali tipis. https://bit.ly/3OZWjZR
Arus Kas Operasional Negatif: Masalah atau Strategi?
Salah satu tantangan besar TBLA adalah arus kas operasional (CFO) yang negatif Rp1,25 triliun. Dengan laba bersih Rp501,52 miliar, ini menunjukkan laba TBLA tidak sepenuhnya didukung oleh arus kas. Ada akrual negatif sebesar Rp1,75 triliun, yang mencerminkan perbedaan besar antara laba di atas kertas dan uang tunai yang masuk. Hal ini mungkin karena siklus konversi kas (CCC) TBLA yang panjang, mencapai 164,7 hari. Ini artinya, TBLA butuh waktu lama untuk mengubah modal kerja menjadi kas.
Siklus Kas yang Panjang: Tantangan Likuiditas
Siklus kas panjang TBLA disebabkan oleh beberapa faktor:
1. DSO (Days Sales Outstanding): Rata-rata waktu pengumpulan piutang mencapai 124,66 hari. Ini artinya, kas perusahaan banyak terikat di piutang.
2. DI (Days Inventory): Waktu rata-rata persediaan terjual adalah 164,23 hari, yang menunjukkan kas masih tertahan di barang dagangan.
3. DP (Days Payable): Waktu rata-rata pembayaran utang hanya 124,19 hari, yang tidak cukup panjang untuk mengimbangi DSO dan DI.
Dengan CCC 164,7 hari, TBLA menghadapi tekanan likuiditas yang cukup besar. Jika manajemen tidak segera memperbaiki pengelolaan persediaan dan mempercepat penagihan piutang, masalah ini bisa semakin parah. https://bit.ly/3OZWjZR
Produk Andalan: Gula Menjadi Penyelamat
TBLA memiliki dua produk utama, yaitu gula dan produk kelapa sawit. Tahun ini, gula menjadi bintang utama dengan pendapatan sebesar Rp5,17 triliun, naik 27,1% dibanding tahun lalu. Sebaliknya, pendapatan dari kelapa sawit turun 6% menjadi Rp7,32 triliun. Dominasi gula ini menunjukkan bahwa TBLA berhasil mengalihkan fokus ke produk yang permintaannya stabil, terutama di tengah tekanan pasar kelapa sawit global.
Piutang dan Persediaan: Kunci Stabilitas Operasional
Piutang TBLA mencapai Rp4,35 triliun, dengan 68,82% berasal dari pihak berelasi seperti PT Sungai Budi. Ini mengurangi risiko gagal bayar, tapi ada catatan penting: 84,4% dari piutang ini digunakan sebagai jaminan utang bank. Artinya, TBLA sangat bergantung pada piutang untuk menjaga akses pendanaan. https://bit.ly/3OZWjZR
Di sisi lain, persediaan TBLA mencapai Rp4,76 triliun, dengan barang jadi seperti gula mendominasi sebesar 85,65%. Penurunan bahan baku dari Rp1,14 triliun menjadi Rp4,49 miliar menunjukkan efisiensi yang baik, meski total persediaan turun 7,25% dibanding akhir tahun lalu.
Aset Tetap dan Investasi Masa Depan
Aset tetap TBLA naik 2,22% menjadi Rp7,76 triliun. Perusahaan terus berinvestasi, seperti pembangunan dermaga baru di Lampung (85% selesai) senilai Rp140,59 miliar dan infrastruktur di Sumatera Selatan (75% selesai) senilai Rp644,79 miliar. Investasi ini mencerminkan upaya TBLA untuk meningkatkan kapasitas produksi di masa depan.
Selain itu, revaluasi mesin menghasilkan kenaikan nilai Rp409,23 miliar, menunjukkan pentingnya peran mesin-mesin ini dalam operasional TBLA. Namun, 79,48% dari total nilai aset tetap digunakan sebagai jaminan utang, yang menandakan bahwa TBLA mengoptimalkan seluruh sumber daya untuk mendukung operasional. https://bit.ly/3OZWjZR
Revenue Bergantung pada Dua Pelanggan Utama
Pendapatan TBLA sangat bergantung pada dua pelanggan utama:
1. PT Sungai Budi: Kontribusi Rp6,52 triliun (52,25% dari total revenue).
2. PT Kilang Pertamina Internasional: Kontribusi Rp1,29 triliun (10,3% dari total revenue).
Total kontribusi kedua pelanggan ini mencapai 62,55% dari total revenue. Ketergantungan ini menunjukkan bahwa hubungan bisnis yang stabil sangat penting bagi keberlanjutan TBLA. https://bit.ly/3OZWjZR
NCAV Negatif, tapi Produk Kebutuhan Pokok Menjadi Andalan
Net Current Asset Value (NCAV) TBLA tercatat minus Rp8,10 triliun di Q3 2024. Ini berarti liabilitas jangka pendek jauh lebih besar dari aset lancarnya. Namun, produk strategis seperti gula dan biodiesel menjadi penopang utama yang membuat TBLA tetap kokoh meski dalam tekanan finansial. Berbeda dengan perusahaan seperti $SRIL yang bergantung pada produk tekstil, TBLA punya keunggulan di pasar kebutuhan pokok. https://bit.ly/3OZWjZR
Utang Besar, tapi Peluang Tetap Terbuka
Meski TBLA memiliki utang besar dan arus kas yang negatif, perusahaan ini tetap bisa bertahan karena produknya adalah kebutuhan pokok masyarakat. Tantangan terbesar TBLA adalah memperbaiki likuiditas dan mengelola siklus kas dengan lebih efisien. Bagi investor, TBLA adalah perusahaan yang menarik untuk dipantau, tapi jangan terlalu serakah. Ingat, maksimal 5% dari portofolio sudah cukup untuk melihat bagaimana "TBLA fold out" di masa depan. Jadi, meski utangnya ngeri, TBLA tetap jadi salah satu pemain kuat di sektor sembako Indonesia.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungi Pintarsaham di sini Â
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3
$TBLA https://cutt.ly/2eXPqkhM
$TBLA seluruh kapal laut di wajib kan menggunakan biodiesel B40 mulai Januari 2025, artinya bakal ada kapasitas full di perusahaan tbla sehingga cost biaya tetap per unit akan berkurang drastis menurut manajemen ada peningkatan 1000 ton per hari menjadi 2500 ton per hari karena B40
tag $TPMA $SCMA $SMDR $HAIS
$TBLA sip masyarakat yang megang saham banyak asing 28% pemegang saham lokal yang megang banyak udah mulai jualan artinya, yang kalo di total 11%, sebagian saham nya di ambil asing dan masyarakat baru megang, asing yang 28% masih terus akumulasi.
tag $BUKA $GOTO $SCMA $EMTK
$TBLA judi adalah harapan kalo saham itu naik karena di goreng, contoh $BMTR ga ada deviden dan selalu right issue laba di tahan ga jelas kemana, saham jadi ga judi kalo berharap perusahaan makin maju deviden masa depan makin besar dan PER dan PBV makin mengecil seiring peningkatan laba, harga cpo meroket
tag $AADI $GOTO $ADRO
@wenjie81 bagus dong $TBLA punya kebun sawit sendiri, dan juga kalo pun butuh tambahan sawit harga sawit dari petani lampung paling murah, biaya operasional nya dikit artinya kenaikan laba kotor akan meningkatkan margin laba bersih signifikan contoh biaya penyusutan pabrik sebulan misal Rp 1000 di pake produksi 1000 ton maka biaya perton Rp 1, nah kalo kapasitas di full kan jadi 2500 Ton maka biaya penyusutan perton Rp1000/2500= Rp 0,4, harga biodiesel per November baru naik 751 perak
tag $TPMA $BBRI $TLKM $SMGR
$TBLA sawit sebentar lagi udah 6000 aja nih, ayo kurangin impor solar pake biodiesel green energy sesungguhnya
$ADRO $TLKM $BBRI $GOTO
Thanks $TBLA untuk dividen nya, Rutin beternak lot dari terakhir dividen bulan Juni baru 4964lot sekarang sudah 5687lot tanpa ada lot yg jual-beli or timing the market
Kalau kata pak Prabowo main saham $IHSG itu seperti Judi, makanya saya ambil jalur Investasi saham
Cek my previous post TBLA dividen https://stockbit.com/post/15221702
Sebagian sudah sy reinvest ke TBLA sebagian mungkin Tambah lot ke $BBRI atau $MLBI yg juga saya akan dapat dividen nya 12 Desember
Why TBLA?
Dividen uang tunggu 11-12% monggo dicek
all time High Price $CPO di setahun terakhir monggo dicek, PE 5x, PBV 0.5x, TATO >50%
Dalam proses perjalanan untuk cetak ATH berikut nya:
Cek: https://cutt.ly/yeXd3Ahq
Key variabel Factor yg boost profit seperti impact swasembada Pangan dan Energi yg ditargetkan oleh pak Prabowo
kapasitas perkebunan dan produksi gula meningkat? Lalu Kalau Import gula case Tom Lembong jatahnya di kasih ke TBLA group gimana, produksi gula rafinasi masa gak naik?
Hutangnya besar gak masalah, karna total aset sangat mungkin melunasi seluruh hutang nya, artinya TBLA pinter pakai uang orang lain.
Transaksi afiliasi, gpp kan ada dividen diatas obligasi, Cash nya jelas dan so far masih batas wajar bentuk dan nilai transaksi afiliasinya
Kalau mau pompom Tentu saya lakukan di saat harga sudah diatas harga 1200-1400 sesuai perhitungan nilai wajar menurut saya.
Sekedar insight DYOR & Happy Cuan!
Simple plan TBLA Dijual kalau sudah hit nilai intrinsik or jika saham lain yg saya juga koleksi TURUN dalam kayak BBRI ke <3900 or MLBI ke <5800
Selebihnya invest saham ya jangan main saham 😊
1/2
$BUDI - Saham Syariah
LK Q3 ok, bs pantau jg saudaranya $TBLA
Saham yg pny merk Rosebrand (gula, tepung beras, minyak goreng dll)
*H
$TBLA pabrik udah jadi siap produksi masal biodiesel kapasitas naik dari 1000 ton per hari menjadi 2500 ton per hari karena B40..
$TPMA $BMTR $MEDC $BUKA
$TBLA daripada nunggu nunggu energi sinar rembulan kaya $ADRO mendingan ambil perusahaan biodiesel yang udah pasti jalan dan pengguna nya udah jelas, dapet deviden buat waktu tunggu sampai jadi Aramco
1. kapal
2. truk
3.bis
4.traktor
5. mobil diesel
6.genset
tag $EMTK $MNCN $GOTO
$TBLA harga sawit menuju 6000 nih, ayo yang punya kapal kapalan dibeli bahan bakar biodiesel ramah lingkungan nya sama perusahaan tambang yang punya truk truk dan perusahaan pariwisata yang punya bis bis, tbla punya kebun loh dan harga sawit di petani lampung paling murah loh, PER 4 loh dan estimasi masa depan makin rendah karena laba naik deviden rutin dan PBV 0,4 hutang obligasi dalam dolar baru dibayar abis dapet pendanaan jangka panjang dengan bunga rendah baru buat bayar hutang jangka pendeknya..
tag $TPMA $SCMA $EMTK $ADRO
2025 kayanya sektor kelapa sawit bakal manggung Krn implementasi penggunaan B40 bakal dimulai tahun depan. Ini perkiraan gw doang 😅
random rag $TBLA $AALI $SIMP $SSMS
Alhamdulillah Dividend $TBLA : Tahu Bakso Lagi Anget sudah masuk perut 🤤
Keliatannya sudah muncul tondo-tondo window dressing $IHSG 😎
1/2
https://cutt.ly/XeXrsAl0
Live Streaming National Sugar Summit 2024
PG Kebon Agung Malang
silahkan live, siapa tau ada insight untuk perkembangan Industri Gula Nasional
$TBLA $INDF $BBRI $BBNI $BMRI
@Welirang kan bagi deviden $TBLA berarti pemegang saham juga untung dong.. cara nya beli dikit dikit aja siapa tau jadi raja minyak nanti, paling yang jual karena nyangkut di saham lain makanya dia jual buat nahan saham nya dia yang jeblok kaya $BTPS $BBRI $ADRO $BMTR, kalo di lihat KZ ngumpulin noh asing pelan pelan
$TBLA gila kapasitas produksi meningkat lebih dari 100% gimana nih laba 2025? harga biodiesel naik 751 perak loh, berapa deviden tahun depan nih? mumpung turun layak sikat gak nih?
tag $SCMA $EMTK $TPMA $BMTR
$TBLA
*TBLA*
*"Tunas Baru Lampung (TBLA) Siap Sambut Penerapan B40 Tahun Depan"*
Selasa, 3 Desember 2024 | 06.24 WIB
Reporter: Annisa Kurniasari Saumi | Editor: Wibi Pangestu Pratama
https://cutt.ly/9eZBn21Y, JAKARTA — _*PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) menyampaikan siap menyambut penerapan B40 pada tahun 2025.*_
_*Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy menuturkan pihaknya siap untuk melaksanakan B40 yang akan dimulai pada tahun depan.*_
_*"Pada 2025, kapasitas produksi kami akan meningkat seiring dengan peningkatan dari B35 menjadi B40," kata Hardy, Senin (2/12/2024).*_
_*Dia melanjutkan, TBLA telah melakukan ekspansi kapasitas produksi dari sebelumnya sebesar 1.000 ton per hari, menjadi 2.500 ton per hari untuk menyambut penerapan B40 dan seterusnya.*_
Adapun sampai akhir September 2024, TBLA mencatatkan pendapatan sebesar Rp12,48 triliun. Pendapatan ini naik 5,27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp11,86 triliun.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan TBLA naik hingga 7,39% menjadi Rp10,43 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp9,71 triliun secara tahunan.
Peningkatan beban pokok pendapatan ini membuat laba kotor TBLA turun hingga 4,33% menjadi Rp2,05 triliun periode Januari—September 2024, dari sebelumnya sebesar Rp2,14 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Akan tetapi, meski laba kotor tergerus, laba bersih TBLA tercatat meningkat hingga 14,8% secara tahunan. Laba bersih TBLA naik menjadi Rp500,9 juta pada 9 bulan 2024, dari sebelumnya sebesar Rp436,3 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Indonesia memastikan penerapan kebijakan B40 akan dimulai pada 1 Januari 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan implementasi B40 merupakan salah satu bentuk kontribusi Indonesia ke dunia karena dapat mengurangi emisi karbon sekitar 40 juta ton metrik.
•••••••••••••
https://cutt.ly/aeZBn9eW
$TBLA PARAH SIH BENERAN DEH!!! udah naiknya lambat kayak siput! progress nyaa malah naik dikit drop nya banyak suek emg
@Salli2487 gw investor kumpulin saham dari Mei kenapa gw jual karena gw tau bakal ada jebakan deviden dan panik selling dari ritel filling gw, begitu cuan gw di banding deviden lebih besar gw ngumpulin balik barang gw dari ritel lain yang cutloss $TBLA pertimbangan gw jual karena big bank turun pasti ritel pindah dari tbla kesana dan juga ke adro, begitu mereka pindah gw beraksi lagi di sini kumpulin balik barang gw