2,160

+20

(0.93%)

Today

537,000

Volume

1.64 M

Avg volume

Company Background

PT Siloam International Hospitals Tbk merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan dan Rumah Sakit. Perseroan merupakan bagian dari Lippo Group yang merupakan Anak Perusahaan Lippo Karawaci Tbk. Pertanggal 31 Desember 2012, menurut Frost & Sullivian, Siloam Hospital Group adalah grup Rumah Sakit swasta terbesar di Indonesia dalam jumlah kapasitas dan jumlah tempat tidur operasional. Siloam Hospitals juga menjadi Rumah Sakit Pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi International dari lembaga akreditasi Joint Commission International Accreditation. Saat ini Siloam Hospitals mengoperasikan 20 Rumah Sa... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

kyk punya nya lippo kemaren di akusisi anak nya $SILO klo ga salah luber $LPKR klo jadi sih luber nih $PTMP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO bandarny lagi mager

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO yang lain pada naik, lu kok garis EKGnya lurus kayak mati? 😂

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Mending $MIKA $SILO atau $HEAL aja deh, yang pasti-pasti aja 😅

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rencana Investasi Danantara di Sektor Kesehatan

Apakah Danantara pasti investasi di sektor kesehatan seperti pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Tahun 2025 ada yang beda di pemerintahan selain karena ada presiden baru, Indonesia juga sedang memulai babak baru. Di tengah derasnya sentimen resesi global, gejolak geopolitik, dan ancaman fragmentasi rantai pasok dunia, sebuah lembaga baru bernama Danantara lahir, bukan dari rahim kebijakan jangka pendek, tapi dari rasa frustrasi kolektif bangsa terhadap stagnasi BUMN dan kebocoran devisa yang bertahun-tahun tak pernah benar-benar ditambal. Dan juga merupakan visi masa lalu bapaknya Presiden saat ini yang ingin BUMN super kuat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Danantara hadir sebagai sovereign wealth fund versi Indonesia, dibentuk oleh PP No. 19 Tahun 2024 dan mulai beroperasi penuh Februari 2025. Tapi ia bukan sekadar tempat menampung dividen BUMN. Ia adalah cerminan dari pertanyaan besar: apakah kekayaan negara bisa diputar menjadi masa depan?

Sejak awal, sektor kesehatan langsung disebut sebagai satu dari sembilan sektor prioritas Danantara. Alasannya cukup jelas. Setiap tahun, lebih dari 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri dan mengalirkan lebih dari Rp90 triliun devisa ke luar negeri tanpa kontribusi apa pun ke PDB nasional. Negara membiarkan uang rakyat membiayai rumah sakit di Penang, Singapura, bahkan Guangzhou. Sebaliknya, rumah sakit dalam negeri banyak yang megap-megap dengan margin tipis, tagihan BPJS telat cair, piutang menumpuk, dan ketika mau ekspansi tidak ada investor yang sabar. Danantara membaca ini sebagai peluang sekaligus sebagai krisis. Dan seperti pepatah lama, dari krisis datang momen transformatif.

Menurut saya, langkah pertama Danantara adalah menyelamatkan yang paling genting yaitu Biofarma Group. Holding farmasi ini dulunya simbol kejayaan industri kesehatan Indonesia, tapi kini menyimpan utang ke belasan bank, beban keuangan membengkak, dan riset macet. Biofarma yang juga menaungi Kimia Farma dan Indofarma masih mengimpor lebih dari 90 persen bahan baku obat dari luar negeri. Jadi selama mata uang melemah, semua obat makin mahal. Tahun ini mereka butuh dana segar Rp2,2 triliun untuk membangun pabrik vaksin berkapasitas 1 miliar dosis termasuk vaksin rotavirus, tifoid, dan hexavalent. Tapi tanpa mitra strategis, proyek itu berpotensi mangkrak dan malah menjadi beban bunga dan gaji. Di sinilah Danantara masuk. Bukan hanya sebagai penyuntik dana, tapi juga perombak total. Targetnya, Biofarma tidak lagi sekadar pabrik, tapi menjadi lokomotif riset, manufaktur, dan substitusi impor obat nasional. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Belum lagi itu KAEF dan INAF sama - sama sakit parah. INAF sampai - sampai pakai nama karyawan untuk ambil pinjol saking parahnya itu perusahaan. $KAEF sampai sekarang belum rilis LK update Q1 2025 dan LK 2024 AUDIT. Parah.

Tapi itu baru setengah dari cerita. Sektor kesehatan bukan cuma soal memproduksi obat, tapi juga ke mana obat itu akan digunakan. Untuk itulah Danantara mulai melirik rumah sakit. Bukan hanya sebagai tempat layanan, tapi sebagai jembatan antara industrialisasi farmasi dan kebutuhan pasien. Rumah sakit yang sehat bukan hanya menyembuhkan orang, tapi juga menyerap produk dalam negeri dan menciptakan efek berantai terhadap tenaga kerja, teknologi, dan devisa. Di tengah stagnasi proyek infrastruktur keras, rumah sakit justru menjadi infrastruktur lunak dengan IRR menarik. Secara politis pun proyek ini mudah dijelaskan ke publik, tidak seperti smelter yang abstrak bagi rakyat.

Strategi Danantara kemungkinan besar akan terbagi dua. Jalur pertama adalah proyek greenfield alias pembangunan rumah sakit baru seperti Bali International Hospital di KEK Sanur. Proyek ini sudah dimulai oleh INA dan Pertamina IHC, didesain bersama Mayo Clinic, dan ditarget buka pada 2025. Tapi karena INA dibubarkan, Danantara akan ambil alih ekspansi tahap dua dan replikasi di kota lain. BIH bukan rumah sakit biasa. Ini adalah showcase bahwa Indonesia bisa punya rumah sakit kelas dunia tanpa harus ke Penang atau Mount Elizabeth. Jika BIH sukses, modelnya akan dibawa ke IKN, Batam, dan Manado. Danantara akan menjadi modalis utama baik lewat dana sendiri maupun kerja sama dengan Qatar Investment Authority yang sudah berkomitmen dana patungan sebesar 4 miliar dolar AS. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jalur kedua lebih taktis yaitu akuisisi saham strategis di rumah sakit publik. Ada beberapa kandidat di bursa, tapi yang paling menarik adalah $BMHS atau Bundamedik. Bukan raksasa seperti $SILO atau HEAL, tapi model bisnisnya unik. Ia mengelola rumah sakit, klinik IVF Morula, laboratorium Diagnos, hingga hotel wisata medis. Diversifikasi ini membuat margin lebih tinggi dan monetisasi aset lebih cepat. Tapi harga sahamnya anjlok. BMHS kini diperdagangkan pada PBV 0,79 kali, jauh di bawah nilai bukunya. Tiga tahun terakhir free cash flow selalu negatif karena ekspansi RS Padang dan Bali. Kas makin menipis, investor ritel panik. Justru di sinilah Danantara melihat peluang. Asetnya bagus, valuasinya murah, tapi kekurangan napas.

Satu sinyal makin memperkuat dugaan. Sunata Tjiterosampurno, eks-komisaris Northstar di BMHS, resmi pindah ke Danantara. Ini bukan rotasi biasa. Ini perpindahan dari private equity ke lembaga negara dan ia membawa pengetahuan mendalam tentang BMHS. Apakah ini sinyal masuknya Danantara? Belum ada pengumuman resmi. Tapi kalau seorang pemain catur melihat ini, dia tahu bahwa ini bukan kebetulan.

PRAY atau RS Awal Bros juga bisa saja masuk radar. Valuasinya lebih murah dengan PBV 0,66 kali dan PER 11 kali. Tapi secara operasional, PRAY lebih lemah. Sulawesi untung, tapi Jawa rugi. Capex besar, CFO kecil. Arus masuk dari pasien lebih lambat dibanding tagihan vendor. Risiko value trap tinggi. Tapi kalau turnaround berhasil, misalnya piutang BPJS ditekan di bawah 60 hari dan RS di Jawa mulai ramai, maka PRAY bisa jadi hidden gem. Danantara mungkin tidak ambil saham besar, tapi bisa masuk lewat convertible debt atau joint venture rumah sakit baru. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

HEAL, SILO, dan MIKA terlalu mahal. PER antara 27 sampai 42 kali, PBV antara 3 sampai 4,5 kali. Investor institusi seperti Danantara tidak akan beli saham premium tanpa kontrol. Tapi mereka tetap bisa jadi mitra operasional. Misalnya Danantara bangun RS, lalu HEAL yang operasikan. Atau MIKA yang kelola RS di luar Jawa. Skema seperti ini umum digunakan oleh sovereign fund seperti Temasek atau Khazanah.

Dana yang bisa Danantara salurkan ke sektor kesehatan di tahun pertama diperkirakan antara 500 juta sampai 3,5 miliar dolar AS. Itu dari total amunisi sebesar 30 sampai 35 miliar dolar AS yang bisa mereka leverage dari dividen BUMN. Dana ini akan disalurkan ke beberapa entitas proyek, termasuk Biofarma, BIH, rumah sakit baru di IKN, dan pembelian saham rumah sakit publik yang undervalued. Target return-nya tetap komersial, tapi dengan syarat harus berdampak. Harus ada teknologi baru. Harus menciptakan lapangan kerja. Harus bisa substitusi impor. Dan harus bisa mengurangi aliran pasien ke luar negeri.

Risikonya juga tidak sedikit. Jika proyek pabrik vaksin molor, maka beban bunga naik. Kalau valuasi saham rumah sakit naik hanya karena rumor Danantara, maka return menurun. Kalau proyek rumah sakit baru overbudget seperti kebiasaan proyek pemerintah lainnya, maka break-even makin lama. Dan kalau publik mencium adanya kolusi, legitimasi bisa hilang. Danantara bukan INA. Ini zaman media sosial. Semua gerakan akan diawasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi apakah Danantara benar-benar bisa mereformasi sektor kesehatan?

Jawabannya belum pasti. Tapi satu hal sudah jelas. Mereka tidak cuma mau bangun pabrik vaksin. Mereka mau bangun ekosistem. Mulai dari bahan baku obat sampai ke pasien BPJS di tempat tidur. Dan itu tidak bisa dilakukan pasar sendirian. Harus ada investor yang sabar, berani rugi di awal, dan tahu bahwa efek sosial kadang lebih penting dari margin kuartalan. Danantara ingin jadi itu. Bukan investor biasa, tapi arsitek masa depan.

Apakah mereka bisa? Itu tergantung satu hal, yaitu eksekusi rencana tanpa korupsi.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PRAY LK Q1 2025: Kuat di Sulawesi

Masih lanjutan dari request member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk adalah salah satu pemain baru yang cukup ambisius di industri rumah sakit swasta Indonesia. Didirikan sebagai hasil transformasi internal grup keluarga besar yang bergerak di bidang layanan kesehatan sejak awal 2000-an, PRAY membawa warisan manajemen dari jaringan RS Awal Bros yang semula berbasis di Pekanbaru dan kini mencoba bertransformasi menjadi konglomerasi layanan kesehatan skala nasional. PRAY resmi melantai di bursa lewat IPO beberapa tahun lalu dengan struktur kepemilikan yang relatif tersebar, meskipun entitas pendiri PT Famon Awal Bros Sakti masih menjadi pemegang saham utama. Tidak ada pengendali tunggal absolut, namun arah strategi masih sangat dipengaruhi oleh manajemen keluarga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Secara neraca, PRAY memang tampak sehat secara angka. Total aset per Maret 2025 mencapai Rp4.968 miliar, liabilitas Rp2.096 miliar, dan ekuitas Rp2.872 miliar. Rasio current 2,8 dan quick ratio 2,3 memberi kesan likuid. Tapi begitu masuk ke detail, justru terlihat semua yang terlalu tenang ini menyimpan dinamika. Kas dan setara kas memang masih ada Rp757 miliar, tapi utang berbunga mencapai Rp1.512 miliar. Kas bahkan hanya cukup untuk menutup 50% dari total utang berbunga. Lebih parah lagi, arus kas operasi kuartal pertama 2025 cuma Rp6,4 miliar atau hanya 14% dari laba bersih yang tercatat sebesar Rp44 miliar. Artinya, laba itu tidak turun jadi uang nyata di rekening. Laba yang tak berubah jadi uang kas adalah sinyal merah buat investor manapun.

Revenue PRAY naik 5% yoy jadi Rp549 miliar, tapi ini bukan pencapaian yang bisa dibanggakan karena kenaikan beban pokok jauh lebih tinggi yaitu 11%. Gross margin susut ke 25% dari sebelumnya 28%. Beban operasi melonjak 19% karena kenaikan gaji, maintenance alat baru, serta pembukaan unit RS baru yang belum menghasilkan revenue yang sebanding. Alhasil, laba usaha cuma Rp39 miliar dan laba bersih turun 45% yoy jadi Rp44 miliar. Sementara itu, PRAY tetap agresif ekspansi. Capex kuartal ini sebesar Rp225 miliar, terdiri dari pembelian aset tetap dan uang muka pembangunan. Itu artinya free cashflow yaitu CFO dikurangi capex anjlok ke negatif Rp218 miliar. Jadi PRAY menghasilkan laba tapi mengeluarkan uang dalam jumlah besar, yang akhirnya ditutup dengan utang bank baru dan pinjaman syariah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis PRAY adalah tipe rumah sakit full-service, in-house semua. Mulai dari dokter, perawat, radiologi, hingga farmasi. Tidak seperti $SILO yang mengandalkan leasing gedung dari First REIT atau $MIKA yang selektif ekspansi, PRAY memiliki dan membangun sendiri RS-nya. Vendor obat dan alat kesehatan disuplai dari distributor besar, jadi tidak ada ketergantungan satu pihak. Tapi alat kesehatan besar tetap berasal dari impor, jadi ada risiko kurs di sisi capex dan sparepart. Dari sisi pelanggan, 65% pendapatan PRAY berasal dari pasien BPJS, sisanya asuransi swasta dan pasien tunai. Pembayaran BPJS lazimnya molor 60 sampai 90 hari, sedangkan pemasok menagih lebih cepat. Di sinilah terjadi mismatch kas. Revenue tercatat hari ini, tapi uang masuk 2 sampai 3 bulan kemudian.

Transaksi pihak berelasi masih aman. Penjualan ke relasi hanya Rp2,7 miliar, piutang Rp114 miliar. Tidak ada indikasi konflik kepentingan atau manipulasi, dividen minoritas juga tidak agresif. Tidak ada goodwill besar dalam neraca, jadi kalaupun terjadi impairment itu bukan dari akuisisi, tapi lebih kepada aset tetap RS baru yang belum menghasilkan apa-apa. Sayangnya, segmen yang paling banyak menyimpan aset justru performa operasinya terburuk. Segmen Jawa menyimpan aset Rp6.700 miliar tapi malah mencetak rugi operasi Rp31 miliar. Sebaliknya, Sulawesi yang hanya punya aset jauh lebih kecil menghasilkan laba usaha Rp70 miliar dan menyumbang 63% revenue. Sumatra masih kecil yaitu 2% dan juga mencetak rugi. Ketidakseimbangan ini sangat jelas. Artinya PRAY punya aset besar, tapi belum berhasil mengubahnya menjadi mesin laba. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau dilihat dari struktur rasio dan sinkronisasi antar akun, masalah PRAY sangat nyata. Piutang naik Rp89 miliar tapi revenue hanya naik Rp27 miliar. Piutang dibanding revenue setara 1,07 kali. Artinya hampir semua revenue belum masuk kas. Kas operasi cuma Rp6,4 miliar. Padahal perusahaan tetap bayar bunga Rp14 miliar, sehingga rasio CFO terhadap bunga hanya 0,43 kali. Capex Rp225 miliar lebih dari 35 kali lipat CFO. Ini artinya PRAY membakar uang. Kalau tren ini berlanjut dua atau tiga kuartal lagi tanpa tambahan pendanaan atau perbaikan arus kas, perusahaan bisa kehabisan napas dan harus tarik utang baru, jual aset, atau skenario terburuk yaitu rights issue.

Di harga Rp620, kapitalisasi pasar PRAY sekitar Rp1.900 miliar. Dengan ekuitas Rp2.872 miliar maka PBV 0,66 kali. Laba tahunan disetahunkan sekitar Rp176 miliar menghasilkan PER 10,8 kali. Sekilas kelihatan murah. Tapi kalau kita pakai rasio EV terhadap EBITDA atau EV terhadap CFO, hasilnya sangat tidak menarik. EV terhadap EBITDA sekitar 12 kali dan EV terhadap CFO di atas 100 kali karena CFO-nya terlalu kecil. Jadi harga ini bukan karena undervaluasi, tapi karena pasar sudah menghukum perusahaan atas buruknya kualitas laba dan likuiditas. Ini bukan deep value tapi lebih ke value trap kalau tidak ada perubahan.

Harapan realistis bagi investor mencakup beberapa hal. Utilisasi rumah sakit di Jawa harus naik signifikan sehingga aset yang nganggur bisa mulai menghasilkan. Piutang BPJS dan asuransi perlu dipercepat menjadi maksimal 60 hari. Capex harus ditahan ke level maksimal Rp100 miliar per kuartal. CFO harus bisa menyentuh minimal Rp50 sampai Rp100 miliar per kuartal. Kalau semua ini tercapai, PRAY bisa berubah jadi hidden gem dan valuasi bisa naik ke PBV 1,5 kali dan PER 20 kali dengan target harga ideal Rp1.300 sampai Rp1.500. Tapi kalau tidak, maka saham ini bisa melorot ke bawah Rp500 apalagi kalau harus rights issue karena gagal bayar utang atau capex gagal dikendalikan. Dalam skenario terburuk, ekspansi RS gagal optimal, BI rate tetap tinggi, dan BPJS makin telat bayar, maka PRAY akan terjebak dalam spiral utang dan kas yang terus menipis.

Kalau dibandingkan dengan HEAL, MIKA, dan SILO, MIKA jelas yang paling solid. Margin bersih 26%, FCF selalu positif, tanpa utang berbunga, dan kas lebih dari Rp2.600 miliar. HEAL punya revenue besar Rp1.692 miliar tapi FCF juga negatif, utang besar, dan tergantung BPJS. SILO punya skala paling besar, revenue Rp3.037 miliar tapi FCF kecil dan liabilitas sewa besar. Di antara tiga ini, PRAY paling kecil dan paling lemah di cashflow. Bahkan HEAL yang masih struggle pun masih punya CFO Rp224 miliar di Q1 2025, jauh di atas PRAY yang cuma Rp6,4 miliar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Intinya, PRAY adalah cerita ekspansi yang belum berhasil dikonversi jadi kas. Ia ibarat orang yang sedang membangun rumah lantai lima tapi tagihan kontraktor sudah jatuh tempo, sedangkan gajinya belum turun. Satu-satunya harapan yaitu proyek itu segera menghasilkan uang. Kalau tidak, dia harus gali lubang tutup lubang atau jual rumah separuh jadi. Hidden gem mungkin. Tapi untuk saat ini, PRAY lebih mendekati jebakan tersembunyi.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$HEAL LK Q1 2025: Di Pertengahan Antara $MIKA dan $SILO

Masih request salah user Stockbit member di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kebetulan saya ada beberapa kenalan yang kerja HEAL. Waktu saya tanya mereka sih, katanya mereka enjoy kerja di HEAL.

Hermina atau PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) adalah jaringan rumah sakit swasta nasional yang lahir dari transformasi klinik bersalin menjadi raksasa layanan kesehatan. Nama pendirinya adalah Ibu Hermina Sulaiman.

Tahun 1967, Indonesia sedang berada di titik nadir. Negara baru saja diguncang tragedi politik nasional pasca-G30S, ekonomi kolaps dengan inflasi mencapai 650%, dan masyarakat hidup dalam suasana ketakutan dan ketidakpastian. Rupiah tak ada harganya, harga kebutuhan pokok melonjak liar, dan rakyat harus bertahan hidup dengan sumber daya yang makin menipis. Di tengah kekacauan itu, ketika banyak orang sibuk menyelamatkan diri dan mengamankan kekuasaan, seorang perempuan bernama Hermina Sulaiman justru mengambil langkah yang bagi banyak orang terdengar nekat, membuka klinik bersalin. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bukan rumah sakit mewah. Bukan klinik elit. Hanya fasilitas kecil di Jatinegara dengan tujuh kamar, tanpa AC, tanpa teknologi canggih, dan tanpa sokongan modal besar. Tapi bagi Hermina, itu bukan soal kemewahan, ini soal nyawa ibu dan anak. Di saat angka kematian ibu dan bayi di Indonesia sangat tinggi, dan sebagian besar persalinan masih dilakukan oleh dukun bayi tanpa standar medis, Hermina tahu bahwa menunggu sistem membaik bukan solusi. Maka, ia bertindak sendiri.

Tiga tahun kemudian, pada 1970, Hermina menggandeng dr. Budiono Wibowo, seorang spesialis kebidanan dan kandungan. Mereka sepakat mengembangkan kapasitas menjadi 13 tempat tidur dan mengubah nama menjadi Rumah Bersalin Hermina. Tapi perjuangan tak langsung jadi lebih mudah. Ini masih era di mana layanan medis swasta dipandang mahal dan eksklusif, sementara Hermina justru ingin membuat layanan untuk rakyat biasa, khususnya para ibu dari keluarga sederhana yang kerap diabaikan.

Pada 1983, Hermina membentuk Yayasan Hermina untuk memperkuat pijakan hukum dan sosial dari perjuangannya. Baru pada 25 April 1985, Rumah Bersalin Hermina mendapatkan izin resmi dan berdiri sebagai institusi medis yang diakui negara. Perluasan lahan dimulai sejak 1991, dan rumah bersalin itu tumbuh perlahan menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Djatinegara.

Perjalanan itu tak pernah instan. Butuh lebih dari tiga dekade hingga akhirnya pada 1999, Yayasan Hermina berubah status menjadi PT Medikaloka Hermina. Perusahaan ini tidak lahir dari kongsi modal atau jaringan elite, tapi dari idealisme yang dibangun di tengah masa paling kelam Indonesia. Saat banyak orang memilih menjauh dari risiko, Hermina justru mendekat ke masalah paling mendasar, keselamatan ibu dan anak.

Kini, Hermina telah berkembang menjadi jaringan rumah sakit besar dengan lebih dari 50 cabang di seluruh Indonesia. Tapi di balik pencapaian itu, ada kisah seorang perempuan yang memilih membangun ketika Indonesia sedang hancur-hancurnya. Di tahun ketika inflasi 650%, saat rakyat antre beras dan hidup di bawah bayang-bayang represi politik, Hermina Sulaiman memutuskan satu hal sederhana: bahwa di negeri kacau sekalipun, seorang ibu masih berhak melahirkan dengan aman. Dan dari keputusan kecil itulah, lahir salah satu jaringan layanan kesehatan terbesar di Indonesia.

Hingga 31 Maret 2025, Hermina mengelola 51 rumah sakit aktif di seluruh Indonesia, menjadikannya salah satu operator layanan kesehatan dengan jaringan terluas dan basis pasien terbesar dari kalangan BPJS. Dalam struktur kepemilikan, pemegang saham individu seperti Yulisar Khiat (12,76%) dan Binsar Simorangkir (5,34%) memegang porsi signifikan, disusul PT Astra International Tbk (7,23%) dan publik menyumbang 56,37%. Tidak ada dominasi tunggal, membuat manajemen dijalankan secara kolektif dengan cukup disiplin. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Model bisnis Hermina bersifat padat aset dan padat operasi. Gedung, alat kesehatan, laundry, farmasi, dan SDM dikendalikan langsung. Tidak seperti Siloam yang banyak menyewa gedung ke First REIT atau Mitra Keluarga yang lebih selektif dalam ekspansi, Hermina membangun dan memiliki semua aset fisiknya. Bahan baku utama seperti obat dan alat medis berasal dari distributor besar dan impor, sehingga struktur biaya sensitif terhadap pergerakan kurs. Basis pelanggan Hermina mayoritas pasien BPJS dan asuransi swasta, dengan DSO sekitar 65 hari, menjadikan cashflow sangat tergantung kepada pencairan klaim institusi.

Performa keuangan kuartal I 2025 mencerminkan wajah rumah sakit yang sedang ekspansi tapi masih berjuang menjaga napas kas. Pendapatan Rp1.692 miliar, turun tipis 0,8% yoy. Tapi beban pokok naik 7%, membuat gross margin susut jadi 34% (lebih rendah dari Siloam 36,7% dan jauh dari MIKA yang di atas 50%). Laba bersih juga turun 34% ke Rp160 miliar, utamanya karena beban bunga yang naik 46% ke Rp56 miliar. Arus kas dari operasi masih positif Rp224 miliar, tapi tidak cukup untuk menutup capex Rp357 miliar yang menyebabkan FCF negatif Rp132 miliar. Dan ini bukan kejadian satu kali, tapi pola yang berulang setiap kuartal. Solusinya adalah tarik utang baru Rp238 miliar. Total utang berbunga Hermina kini Rp3.100 miliar, dengan dua pertiga berbunga variabel, sangat rentan terhadap naiknya BI rate. Sementara kas hanya Rp580 miliar. Rasio lancar 1,1 dan quick ratio cuma 0,99. Kondisi likuiditasnya bisa dibilang cukup asal tidak ada kejutan.

Sementara dari sisi neraca, total aset Rp10.800 miliar didominasi aset tetap (68%). Tidak ada goodwill besar, jadi risiko impairment kecil. Transaksi dengan pihak berelasi juga relatif kecil. Piutang relasi hanya Rp1,8 miliar dan utang relasi Rp27 miliar, tidak ada konflik kepentingan mencolok. Saham treasuri hasil buyback 2020 sampai 2022 sebanyak 475 juta lembar memberi bantalan valuasi, dan program MESOP 2024 menambah 331 juta lembar, menaikkan total saham jadi 15.360 juta lembar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dibandingkan dengan rivalnya, HEAL terlihat sebagai anak tengah. Siloam (SILO) lebih besar secara revenue (Rp3.037 miliar) dengan margin bersih 8%, namun punya beban tetap tinggi dari liabilitas sewa dan FCF yang tipis (Rp36 miliar). Mitra Keluarga (MIKA) justru kecil di revenue (Rp1.272 miliar), tapi margin bersih 26% dan FCF Rp231 miliar, tanpa utang berbunga dan kas Rp2.620 miliar. MIKA adalah textbook konservatif yang disiplin investasi, sementara SILO dan HEAL terus ekspansi dengan risiko pembakaran kas.

Kelebihan HEAL jelas. Jaringan luas, brand kuat di kelas menengah, volume pasien stabil, segmen non-rumah sakit seperti manajemen RS satelit dan sewa alat medis yang mulai menyumbang margin tinggi. Kekurangannya juga mencolok. FCF negatif, beban bunga naik cepat, utang tinggi dan sensitif bunga, serta margin yang makin tertekan oleh beban operasional yang belum sebanding dengan output cabang baru.

Apakah kelemahan ini bisa ditutup? Bisa, kalau RS baru yang dibangun mulai menghasilkan dan utilisasinya naik signifikan. Jika segmen non-rumah sakit tumbuh 2 sampai 3 kali lipat dan capex mulai diredam di bawah Rp200 miliar per kuartal, maka CFO bisa mulai menutupi kebutuhan belanja modal tanpa utang baru. Tapi kalau tidak dan BI rate bertahan tinggi, HEAL berpotensi masuk ke spiral utang dan tekanan cashflow. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Valuasi saat ini mencerminkan harapan, bukan realitas. Di harga Rp1.360, PER HEAL sekitar 42x dan PBV 4,5x. Angka ini hanya masuk akal kalau FCF mulai konsisten positif dan margin pulih. Sebagai perbandingan, SILO diperdagangkan di PER 28x dan PBV 3,1x. MIKA di PER 27,5x dan PBV 4,5x, tapi dengan kualitas neraca jauh lebih kuat. Valuasi ideal HEAL ada di PER 20 sampai 25x dan PBV 2 sampai 2,5x. Dengan EPS tahunan sekitar Rp32, harga wajarnya jatuh di rentang Rp900 sampai Rp1.200. Tapi untuk mencapainya, Hermina harus membuktikan EBITDA tumbuh, capex rasional, dan FCF mulai mengalir minimal Rp250 miliar per tahun.

Bagi investor yang nyangkut, harapannya ada di pemulihan margin dan suku bunga turun. Kalau tercapai, rerating bisa mengangkat harga ke Rp1.800 sampai Rp2.000. Tapi kalau suku bunga tetap tinggi dan capex terus disiram, risiko rights issue dan penurunan valuasi ke bawah Rp1.000 menjadi kenyataan.

Intinya, Hermina adalah saham calon turnaround. Bukan saham yang cocok untuk pemburu dividen atau scalper, tapi untuk investor yang sabar, siap melihat cabang-cabang baru bertumbuh, dan percaya bahwa ekspansi besar yang sekarang membebani neraca suatu hari bisa menjadi mesin kas. HEAL punya potensi jadi hidden gem kalau manajemen mampu menjaga disiplin belanja dan fokus pada utilisasi. Tapi juga bisa jadi value trap kalau bisnis terus dibangun tanpa arus kas masuk. Pilihannya sekarang ada di tangan manajemen, dan investor harus siap menilai realita tiap kuartal, bukan hanya potensi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO dibanting diakhir 🤣🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO LK Q1 2025: Apakah Lebih Bagus dari $MIKA

Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Siloam International Hospitals adalah salah satu entitas rumah sakit swasta terbesar di Indonesia yang bermain di liga papan atas. Berdiri dari restrukturisasi grup Lippo pada tahun 2010, SILO bukan sekadar rumah sakit, tapi konglomerasi layanan kesehatan yang menyebar ke seluruh nusantara. Sampai Maret 2025, mereka sudah mengelola lebih dari 40 rumah sakit aktif di delapan pulau. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Struktur pengendaliannya cukup kuat karena Sight Investment Company Pte Ltd menggenggam 63,45% saham, Megapratama Karya Persada 20,6%, dan sisanya dimiliki publik. Saham beredar tercatat sebanyak 12,99 miliar lembar. Skala bisnisnya masif dan infrastruktur tersebar, tapi apakah laporan keuangannya sekuat jaringannya itu sendiri? Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Pendapatan SILO pada kuartal I 2025 mencapai Rp3,037 triliun dan tumbuh signifikan dibanding periode sama tahun lalu. Beban pokok penjualan sebesar Rp1,921 triliun dan menyisakan laba kotor Rp1,116 triliun. Margin kotor 36,7% terbilang cukup solid untuk industri rumah sakit yang biasanya punya margin tipis. Laba usaha tercatat Rp373 miliar dan laba bersih tahun berjalan Rp246 miliar, mencerminkan margin bersih sebesar 8%. Secara nominal dan persentase, angka ini menunjukkan bahwa operasional makin efisien. Tapi kinerja di laporan laba rugi saja tentu tidak cukup. Kita harus cek apakah laba tersebut benar-benar mengalir jadi kas.

Arus kas dari aktivitas operasi (CFO) sebesar Rp400 miliar memang positif, tapi tidak terlalu besar mengingat revenue tembus Rp3 triliun. Artinya konversi kas sekitar 13,2%. SILO mencatat kas masuk dari pelanggan sebesar Rp3,257 triliun, namun kas keluar untuk pemasok dan karyawan mencapai Rp2,74 triliun. Jadi uang masuk nyaris langsung habis dan hanya menyisakan sedikit ruang napas. Lalu, kas itu tidak mengendap karena capex di kuartal ini sebesar Rp365 miliar ditambah uang muka pembelian aset tetap Rp48 miliar. Akibatnya, free cash flow (FCF) tinggal Rp36 miliar saja. Dengan revenue sebesar itu, FCF hanya 1,2% dari penjualan dan artinya cashflow masih sangat tipis karena seluruh pendapatan langsung diputar kembali ke ekspansi.

Dari sisi neraca, SILO mencatat total aset sebesar Rp13,376 triliun dengan liabilitas sebesar Rp4,365 triliun dan ekuitas sebesar Rp9,011 triliun. Struktur modal terlihat kokoh. Utang jangka pendek termasuk utang bank jangka pendek tercatat Rp1,523 triliun sementara liabilitas sewa jangka panjang sebesar Rp459 miliar. Kas dan setara kas tersedia sebesar Rp904 miliar. Jika semua kas digunakan untuk membayar utang berbunga, maka utang bersihnya hanya sekitar Rp596 miliar. Itu masih dalam batas aman. Rasio debt to equity berada di level 7% dan tergolong sangat rendah. Namun keberadaan utang jangka pendek yang cukup besar dan beban sewa dari penggunaan properti milik Lippo REIT menekan Altman Z-Score perusahaan menjadi sekitar 2,5 yang masuk zona abu-abu. MIKA punya Altman Z Score lebih baik mencapai 12,21. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Piutang usaha bersih sebesar Rp1,563 triliun. Dibandingkan dengan penjualan kuartalan, DSO atau days sales outstanding sekitar 46 hari. Artinya pembayaran dari pasien dan pihak asuransi memakan waktu rata-rata 1,5 bulan. Ini tergolong sehat untuk industri kesehatan swasta dan jauh lebih baik daripada rumah sakit pemerintah yang harus menunggu pembayaran BPJS selama berbulan-bulan. Persediaan tercatat sebesar Rp200 miliar. Sementara beban pokok penjualan per kuartal Rp1,921 triliun sehingga inventory days sekitar 9 hari. Ini menandakan manajemen persediaan sangat efisien karena stok tidak menumpuk tetapi tetap bisa memenuhi kebutuhan operasional harian.

Model bisnis SILO terbagi dua. Sebanyak 77% pendapatan berasal dari layanan umum seperti IGD, rawat inap reguler, dan layanan dokter umum. Sisanya sebesar 23% berasal dari layanan spesialis seperti bedah, radiologi, onkologi, kardiologi, dan terapi lanjutan. Layanan spesialis ini punya margin jauh lebih tinggi dan pertumbuhannya meningkat dari tahun ke tahun. Selain rumah sakit fisik, SILO juga mengembangkan platform digital Aido Health untuk layanan telemedis dan pemantauan pasien jarak jauh. Mereka juga punya pusat layanan Gamma Knife untuk bedah otak non-invasif. Ini teknologi canggih dengan margin operasi dua kali lipat dibanding layanan reguler. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun, struktur bisnis SILO juga mengandung risiko. Banyak rumah sakit mereka yang disewa balik dari First REIT yang merupakan bagian dari Lippo Group. Hal ini membuat liabilitas sewa muncul sebagai beban besar di neraca dan arus kas. Dengan struktur biaya tetap seperti ini, ketika pendapatan tersendat maka tekanan terhadap margin bisa signifikan. Selain itu, ekspansi terus-menerus juga menguras kas. Capex tinggi tiap kuartal berarti arus kas selalu dicekik di depan.

Sekarang kita bandingkan dengan Mitra Keluarga alias MIKA. Pendapatan kuartal I 2025 hanya Rp1,272 triliun dan jelas jauh di bawah SILO. Tapi margin bersihnya luar biasa yaitu 26% dengan laba bersih Rp332 miliar. Beban usaha sangat terkendali karena MIKA dapat suplai obat dan alat kesehatan dari Enseval Putera Megatrading yang merupakan saudara segrup dengan Kalbe. Total pembelian dari vendor grup ini mencapai 22,4%. Struktur neracanya bahkan lebih konservatif. Kas dan investasi jangka pendek MIKA mencapai Rp2,62 triliun dan utang berbunga praktis tidak ada. FCF MIKA mencapai Rp231 miliar atau 18% dari revenue. Bandingkan dengan SILO yang cuma 1%.

Tapi kelebihan MIKA bukan tanpa kekurangan. Sebanyak 81% laba usaha dan 76% pendapatan berasal dari rumah sakit di Jakarta dan Jawa Barat. Artinya ketergantungan geografis sangat tinggi. Di saat yang sama, aset rumah sakit luar Jawa sudah mencapai Rp3,66 triliun tapi hanya menyumbang pendapatan Rp7,9 miliar. Artinya return on asset-nya hampir nol. Proyek ekspansi luar Jawa lambat dan progress fisiknya masih di kisaran 20% sampai 35%. Risiko konsentrasi lokasi, ketergantungan vendor, serta pertumbuhan yang melambat menjadi perhatian tersendiri bagi MIKA.

Secara valuasi, SILO di harga Rp2.170 punya EPS tahunan proyeksi Rp76 sehingga PER sekitar 28. PBV-nya 3,1. MIKA di harga Rp2.460 punya EPS proyeksi Rp90 dan PER 27,5 serta PBV 4,5. Artinya dua-duanya mahal. Tapi pasar masih mau kasih premi ke MIKA karena margin tinggi dan neraca bersih. SILO masih harus membuktikan bahwa investasi dan capex mereka akan berbuah jadi laba yang sepadan.

Valuasi ideal untuk investor konservatif bisa memakai patokan PER 10 dan PBV 1. Maka harga wajar SILO berada di sekitar Rp680 dan MIKA di kisaran Rp1.700 sampai Rp1.900. Tapi untuk mencapai itu, syaratnya tidak ringan. SILO harus menurunkan capex dan menaikkan margin spesialis hingga FCF tembus Rp300 sampai Rp400 miliar per tahun. MIKA harus menyelesaikan proyek luar Jawa, mempercepat monetisasi aset, dan meningkatkan kontribusi pendapatan dari luar Jabodetabek hingga minimal 15%.

Kalau syarat itu gagal, pasar bisa pelan-pelan kehilangan sabar. SILO bisa masuk jebakan value trap karena laba ada tapi kas tidak pernah bebas akibat habis untuk investasi terus-menerus. MIKA juga bisa masuk jebakan stagnasi karena kas numpuk tapi tidak tumbuh dan investor mulai cari yang lain.

SILO adalah perusahaan dengan jaringan kuat, brand besar, dan potensi pertumbuhan yang sangat besar dari layanan spesialis dan digital. Tapi semua itu harus ditebus dengan waktu dan pembakaran kas. Sementara MIKA adalah contoh textbook manajemen konservatif yang punya margin tebal, kas gemuk, dan utang nol. Tapi kalau ekspansinya tidak segera produktif, investor akan mulai meragukan arah pertumbuhan jangka panjangnya. https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau dilihat dari sudut pandang Pak Toto, SILO cocok untuk orang yang sabar dan siap melihat pohon tumbuh perlahan. Tapi MIKA lebih cocok untuk yang ingin hasil stabil dan bisa panen dividen. Yang jelas, dua-duanya bukan saham buat yang cari diskon melainkan untuk yang paham value di balik bilik rumah sakit.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$HEAL

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MIKA LK Q1 2025: Di Bawah Naungan Kalbe Group $KLBF

Request salah satu user Stockbit member di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) bukan cuma rumah sakit swasta biasa. Di balik operasional rapi dan laporan keuangan yang selalu bersih mengkilap, MIKA adalah cerminan bagaimana sebuah entitas kesehatan bisa tumbuh besar tanpa melupakan prinsip kehati-hatian dan efisiensi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Berdiri sejak 1989 sebagai klinik keluarga, MIKA berevolusi menjadi jaringan rumah sakit dengan positioning kelas menengah ke atas yang kini memiliki 32 rumah sakit aktif. Sejak IPO di tahun 2015, MIKA konsisten mencetak laba bersih dan mempertahankan struktur keuangan net cash. Tapi yang jarang disorot adalah siapa sebenarnya pemain di balik layar yaitu Grup Kalbe. Sponsor utama MIKA ini secara tidak langsung mengatur irama operasional dari belakang layar melalui PT Griyainsani Cakrasadaya yang memiliki 64,2% saham per akhir Maret 2025.

Afiliasi dengan Kalbe bukan cuma di pemegang saham, tapi juga sampai ke rantai pasok dan struktur pendukung lainnya. Hal ini menjelaskan kenapa perusahaan bisa tetap efisien dan hemat tanpa harus ngoyo ekspansi seperti pemain lain. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau Pak Toto, penjual bakso veteran dari gang sempit yang sudah kenyang asam garam hidup, ingin membuka bisnis rumah sakit karena anaknya yang fans berat MU mulai stres gara-gara timnya kalah terus, MIKA ini contoh ideal untuk dipelajari. Bukan cuma dari sisi bahwa rumah sakit terlihat ramai pasien, tapi dari struktur bisnisnya.

Model bisnis MIKA sangat terstruktur. Vendor utama mereka adalah Enseval Putera Megatrading EPMT, anak usaha dari Kalbe Group juga, yang menyuplai lebih dari 20% dari total pembelian obat dan alat kesehatan di kuartal I 2025. Dua vendor saudara dari grup yang sama ikut menyumbang hampir 2% lagi. Artinya ketergantungan ke Grup Kalbe mencapai 22,4%. Dalam bahasa sederhana, kalau pasokan Enseval terganggu, MIKA ikut goyah. Ini seperti kalau Pak Toto hanya beli bakso dan bihun dari satu pemasok. Kalau besok harga bihun naik karena gagal panen, margin langsung kena. Jadi anak Pak Toto harus belajar bahwa diversifikasi vendor itu penting walaupun dari grup sendiri.

Tapi MIKA punya pelindung yaitu kas dan cadangan likuiditas. Di Maret 2025, MIKA duduk nyaman di atas kas Rp1.750 miliar dan investasi jangka pendek Rp874 miliar. Totalnya Rp2.620 miliar. Dan kerennya, mereka nyaris tidak punya utang berbunga. Liabilitas sewa jangka panjang cuma Rp1,6 miliar. Ini rumah sakit net cash paling bersih di bursa.

Seperti Pak Toto yang buka 32 cabang bakso dan semua dibangun tanpa pinjam ke rentenir pasar. Tapi, anak Pak Toto juga perlu tahu bahwa uang diam kebanyakan bisa jadi jebakan. Karena bunga dari deposito yang mereka simpan itu menghasilkan Rp29 miliar di kuartal pertama. Dan pendapatan bunga ini menyumbang 7% dari laba sebelum pajak. Kalau suku bunga turun, kontribusi ini bisa menghilang. Jadi sebenarnya, sebagian pertumbuhan laba bersih MIKA bukan dari operasional rumah sakit, tapi dari uang nganggur yang disimpan di deposito. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Pendapatan MIKA per kuartal pertama 2025 mencapai Rp1.270 miliar, naik tipis 2,3% yoy. Tapi beban usaha naik 5,1%. Laba usaha hanya tumbuh 1,2% jadi Rp391 miliar. Laba bersih memang naik 6,5% ke Rp332 miliar. Tapi, sekali lagi, kontribusi bunga deposito yang menyelamatkan. Arus kas operasional sangat kuat Rp437 miliar, lebih besar dari laba bersihnya. Capex hanya Rp206 miliar. Jadi free cash flow tetap positif Rp231 miliar. Ini kondisi ideal. Tidak ada utang, tidak ada arus kas negatif. Semua ekspansi dan operasional dibayar dari uang sendiri. Tapi pertanyaannya, apakah arus kas besar ini dipakai untuk ekspansi yang produktif?

Di titik ini muncul masalah baru. Aset rumah sakit luar Jawa sudah mencapai Rp3.660 miliar, tapi pendapatan dari wilayah ini baru Rp7,9 miliar. Artinya, return on asset dari segmen luar Jawa hampir 0%. Ini seperti anak Pak Toto buka cabang bakso di Kalimantan dengan biaya Rp5 miliar tapi omzet cuma Rp300 ribu per bulan. Sementara, 76% pendapatan dan 81% laba usaha masih berasal dari rumah sakit di Jakarta dan Jawa Barat. Ketergantungan lokasi terlalu tinggi.

Kalau ada regulasi baru atau bencana di Jabodetabek, operasional dan keuangan bisa langsung terguncang. Bahkan proyek pembangunan RS di luar Jawa belum selesai. Ada sembilan proyek dalam tahap konstruksi. Tapi progress-nya masih di kisaran 20% sampai 35%. Total nilai aset dalam pembangunan ini Rp247,6 miliar. Uang yang belum menghasilkan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Risiko lain yang mulai muncul adalah piutang yang menua. Piutang usaha per Maret 2025 sebesar Rp788 miliar. Dari angka itu, Rp79 miliar atau 10% berumur lebih dari 90 hari. Ini sinyal bahwa klaim dari BPJS atau asuransi mulai telat cair. Sementara mereka belum punya proteksi nilai tukar atau skema lindung nilai untuk biaya listrik dan bahan medis yang sensitif terhadap inflasi dan kurs. Bahkan konstruksi RS baru belum diasuransikan sampai proyek selesai. Jadi, walaupun di permukaan terlihat super sehat, MIKA tetap punya blind spot yang harus dicermati.

Valuasinya juga perlu dicerna pelan-pelan. Harga saham MIKA saat ini Rp2.460. Dengan EPS setahunan sekitar Rp90, PER-nya 27,5. Book value per saham Rp551. Jadi PBV 4,5. Dibandingkan rumah sakit lain seperti Siloam $SILO atau Hermina, PBV mereka 3,1. Artinya MIKA ini mahal. Tapi investor masih rela bayar karena beberapa alasan yaitu margin EBITDA 38% tertinggi di sektor, kas jumbo, tidak ada utang berbunga, dan kualitas manajemen yang konsisten. Tapi premi ini sangat tergantung pada satu hal. Apakah pertumbuhan laba dan diversifikasi bisa dilakukan?

Kalau rumah sakit di luar Jawa mulai berkontribusi signifikan dan revenue non-Jabodetabek bisa tembus 10% sampai 15% dari total pendapatan, valuasi mahal ini bisa bertahan. Kalau manajemen mau pakai sebagian kas untuk buyback saham atau kasih dividen ekstra, return on equity bisa naik dari 18% ke 22 sampai 24, dan harga bisa naik ke atas Rp3.000. Tapi kalau tidak ada ekspansi produktif dan kas tetap duduk manis di deposito, sedangkan revenue cuma naik 2% setahun, valuasi ini pelan-pelan bisa dikikis pasar. Risiko value trap terbuka lebar. Terlihat kinclong tapi stagnan.

Valuasi ideal untuk MIKA secara konservatif adalah PBV 3 atau PER 18 sampai 20. Dengan angka sekarang, itu berarti harga saham wajar di kisaran Rp1.700 sampai Rp1.900. Di harga itu, semua risiko sudah terdiskon dan upside bisa diperoleh jika katalis seperti ekspansi sukses atau peningkatan margin benar-benar terjadi.

Untuk Pak Toto dan anaknya, MIKA adalah buku pelajaran bisnis rumah sakit yang paling lengkap. Di dalamnya ada pelajaran soal efisiensi rantai pasok, pentingnya recurring income, menjaga arus kas lebih penting dari mengejar laba semu, risiko konsentrasi lokasi, dan bahaya kas nganggur. Tapi yang paling penting adalah jangan terlalu nyaman. Karena meski semua sehat, kalau tidak tumbuh, pasar tidak akan kasih premi selamanya. Sama seperti MU. Meski klub besar dengan sejarah panjang, kalau sekarang tetap kalah terus, ya fans tetap kecewa. Rumah sakit pun begitu. Kalau pertumbuhan tak sesuai ekspektasi, investor pun mulai cari yang lain. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi buat anak Pak Toto yang mau jadi dokter sekaligus pengusaha rumah sakit, belajarlah dari MIKA. Bangun rumah sakit bukan cuma soal bikin gedung tinggi dan punya alat canggih, tapi soal struktur keuangan yang sehat, efisiensi operasional, dan strategi bertumbuh yang nyata. Kalau semua ini dijaga, bukan cuma pasien yang sehat. Bisnisnya juga panjang umur.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Pembahasan lengkap emiten $CBDK $SILO $MPXL di https://cutt.ly/ArWOMSFs

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO
Bismillah

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Baru kali ini nunggu IPO sampe cape sendiri saking lamanya wkwkwkwk. Guys tolong bantu isi kuesioner penelitian skripsi saya tentang saham IPO plisss, baik yang sudah pernah ikut IPO maupun yang belum namun berminat untuk ikut. Bantuan jawaban dari kalian sangat berarti untuk penelitian ini dan juga kelulusan saya🙏🏻😔

Semoga yang isi kuesionernya saham yang di hold hari ini ARA dan dapat banyak lot waktu penjatahan IPO CDIA, aaamiiin 🤲🏻😇

https://cutt.ly/MrWmbox1

Ada undiannya juga bagi yang beruntung ya guys, terima kasih banyak 🙏🏻😭

$SILO $BAIK $TOWR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO tembok 2200

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rabu 18 Juni $SILO GC area buy 2150 - 2200
Minus 5% CL
Naik Alhamdulillah, Saham naik bukan karena direkom jd jgn GR wkk
$ENRG $SSIA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO tumben naik?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO laporan keuangan mantap bagus, tapi harga anda kenapa turun terus ini 😭😭 bandar pada ga mau nge gendong

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Analisis Laporan Keuangan PT Siloam International Hospitals Tbk ( $SILO ) Q1 2025

Baca Selengkapnya: https://cutt.ly/NrWibsyT

$IHSG $BTC

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO menunggu keajaiban

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"Apa itu transaksi pasar nego?"
↪️ Yaitu pasar di mana harga dan jumlah saham yang diperjualbelikan ditentukan secara langsung melalui negosiasi antara pihak pembeli dan penjual, bukan melalui sistem otomatis seperti di pasar reguler.

Ciri-ciri transaksi pasar nego :
1. Tidak melalui antrian di orderbook
2. Harga bisa berbeda dari harga reguler
3. Proses pencocokan dilakukan oleh broker

Menampung (WTB) transaksi pasar nego jenis berikut :
● Odd lot
● Saham gocap
● ARB berjilid-jilid

Syarat yang wajib dipenuhi :
⏩ Transaksi min Rp 1jt
⏩ Khusus saham gocap, maksimal harga tertinggi Rp30 tergantung jumlah lot, antrian, emiten, dll
⏩ Untuk odd lot & ARB berjilid, harga harus ≥Rp100
⏩ ARB ditampung setelah 3× ARB
⏩ Seluruh biaya transaksi nego ditanggung penjual. Biaya transaksi nego senilai Rp 22.000/transaksi/user/emiten/hari + 1% total transaksi keseluruhan. Jika transaksi revisi >1× penyebabnya fraud dokumen oleh penjual, biaya 1% hangus & sisanya akan di refund serta transaksi batal

Benefit yang ditawarkan :
✅ Buyback max +7% khusus transaksi odd lot. Tergantung jumlah odd lot yang dimiliki
✅ Dokumen terima jadi khusus broker XL - Stockbit Sekuritas
✅ Pengetahuan cara transaksi di pasar nego buat yang pertama kali transaksi

Jika berminat, langsung inbox aja atau chat sosmed yang ada di profil
$SILO $OCAP $IBST

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO Ayuk balik lagi ke Harga TO.. 😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO Ngak ada Deviden ....pindah saja lah ...cut loss ngak apa apa

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$SILO weleh ampas gak bagi deviden... wayahe pindah 🚑

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy