Volume
Avg volume
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. atau SIDO memiliki ruang lingkup kegiatan usaha dalam perindustrian jamu dan farmasi, perdagangan, pengangkutan darat, jasa, dan pertanian. Usaha perindustrian meliputi usaha obat-obatan (farmasi), jamu dengan merek TolakAngin dan Kuku Bima, bahan jamu, kosmetika, minuman dan makanan yang berkaitan dengan kesehatan, serta alat-alat elektronik yang berhubungan dengan kesehatan. Usaha perdagangan, termasuk dagang impor, ekspor, interinsulair, keagenan, leverensir, grosir, pengadaan (supplier), dan distributor. Usaha pengangkutan darat meliputi ekspedisi dan pergudangan serta transport... Read More
@AgusChandra01 saya cuman jalanin strategi investasi saja om, ngga terlalu mikir lagi harga naik atau turun kalau beli saham fundamental bagus seperti $ACES $PWON $SIDO
Saya cuman tambah beli 1000 lot, size yang sangat kecil untuk ukuran aset saya π
"$DMAS $JSMR $SIDO
Senin, 21 April 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Ent = -(MauLossRp)/[(SL - Ent) * 100]"
1/3
$ACES tambah lagi 1000 lot biar makin turun π
Lumayan menarik juga membaca postingan dari 2 centang ijo yang baru2 ini saling sindir. Saya tidak membela mana yang benar atau salah, saya pelajari ilmu2nya saja untuk nambah cuan saya π
Dengan followers >10k dan size porto >2 M pastinya ada ilmu2 dan pelajaran yang bisa dipelajari dari mereka dan hal ini bermanfaat ke saya sebagai user centang abu2 π€
Saya kebetulan juga punya saham unggulan mereka $BBRI dan $SIDO mana yang bakalan cuan duluan ya π
Update porto hari ini sebelum long weekend.
$SIDO Apa musti beli produknya SIDO biar naik harganya? Waktu CLEO harganya turun, saya langsung order air galonnya, dan harganya jadi mau naik π€π€£
WB: "Kami bersedia menginvestasikan banyak uang ke dalam satu sekuritas. Ketika saya menjalankan kemitraan, batas atas saya adalah sekitar 40% dalam satu saham. Saya pikir Charlie, ketika kamu menjalankan kemitraan, kamu memiliki lebih dari 40%."
CM: "Tentu saja."
WB: "Dan kami akan melakukan hal yang sama jika kami menjalankan kemitraan yang lebih kecil, atau jika modal kami sendiri lebih kecil dan kami menjalankannya sendiri. Kami tidak akan melakukan hal itu kecuali kami merasa sangat memahami bisnis tersebut, dan kami merasa sifat bisnis tersebutβapa yang kami bayarkan, orang-orang yang menjalankannya, dan semua ituβhampir tidak mengandung risiko. Namun, Anda kadang-kadang menemukan hal-hal seperti itu. Dan dengan asumsi bahwa hal itu jauh lebih menarik daripada pilihan kedua, ketiga, dan keempat, kami akan menginvestasikan sebagian besar kekayaan bersih kami di dalamnya ... Itu tidak gila, jika Anda memahami bisnis tersebut dengan baik, dan jika harganya cukup menarik, untuk menginvestasikan sebagian besar kekayaan bersih Anda. Jika Anda tidak memahami bisnis, maka Anda lebih baik melakukan diversifikasiβdan melakukan diversifikasi yang cukup lebar."
β Berkshire Hathaway Annual Shareholders Meeting, 1994
Menaruh sebagian besar kekayaan pada satu saham bukanlah tindakan yang sembrono, asalkan dilakukan dengan pemahaman yang mendalam dan analisis yang matang. Strategi ini hanya boleh diterapkan bila Anda benar-benar memahami bisnis yang Anda pilih: model usahanya, daya saingnya, kualitas manajemennya, serta valuasinya. Bila semua elemen itu selaras dan menunjukkan peluang yang luar biasa, maka risiko sebenarnya justru lebih kecil dibandingkan menyebar dana ke banyak saham yang tidak dipahami secara utuh.
Namun pendekatan ini menuntut standar yang sangat tinggi. Tidak cukup hanya sekadar βmenyukaiβ suatu perusahaan, tapi harus sampai pada keyakinan rasional bahwa bisnis tersebut hampir tanpa risiko dari sisi fundamental. Kesempatan seperti ini jarang muncul, namun ketika muncul, investor dengan keyakinan dan pemahaman yang cukup sebaiknya berani mengambil posisi besar, bahkan sampai 40% dari portofolio.
Di sisi lain, jika Anda tidak memiliki keahlian atau waktu untuk menganalisis bisnis secara mendalam, diversifikasi menjadi langkah yang bijaksana. Diversifikasi yang luas berfungsi sebagai perlindungan terhadap ketidaktahuan dan kesalahan analisis. Artinya, pendekatan yang berani menaruh banyak dana di satu tempat hanya cocok bagi mereka yang benar-benar tahu apa yang mereka lakukan.
@Blinvestor
A Business-Oriented and Long-Term Investor
------------------------------
Silahkan cek bio untuk follow channel Telegram @Blinvestor.
Random tags: $SMGR $SIDO $AMRT
Ekonomika $SIDO - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Produsen produk Tolak Angin, Kuku Bima, dan berbagai jamu.
Total penjualan +9%
Laba bersih +24%
Segmen penjualan terbesar jamu dan suplemen 63%.
Tentang $DVLA: Dividend Hunter
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang saham farmasi di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau ada saham yang bisa dibilang βpendiam, setia, dan nggak neko-neko,β DVLA adalah salah satu kandidat utamanya. Saham ini nggak banyak gaya, nggak sering masuk berita, dan jarang banget muncul di radar saham populer. Tapi justru di situlah daya tariknya. DVLA, atau PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, adalah salah satu emiten farmasi paling mapan di Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak lama, IPO tahun 1994 dengan harga Rp6.200 per saham. Tapi DVLA bukan sekadar perusahaan tua yang diam di tempat. Di balik grafik harga yang lesu, tersembunyi bisnis yang stabil, kas melimpah, dan konsistensi membagi dividen yang bisa bikin kamu lupa kalau harga sahamnya nggak naik-naik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
DVLA ini punya DNA multinasional. 92,66% sahamnya dimiliki Blue Sphere Singapore, anak dari grup raksasa United Laboratories Inc (Unilab), yang punya jaringan di berbagai negara Asia. Jadi bisa dibilang, DVLA ini perusahaan Indonesia dengan otak dan kontrol global. Mereka memproduksi produk kesehatan consumer dan ethical, dengan brand yang sudah sangat dikenal publikβsebut saja ENERVON-C, NEOZEP, NEW DIATABS, NATURE-E, dan VICEE. Jadi jangan kira ini perusahaan kelas teri. DVLA punya distribusi, reputasi, dan produk yang bahkan bisa dibilang household name.
Dari segi fundamental, DVLA terlihat sangat konservatif dan sehat. Total kas Rp358 miliar, dengan total utang hanya Rp43 miliarβyang artinya net cash Rp315 miliar. Mereka nggak suka ngutang, dan itu tercermin juga di debt-to-equity ratio mereka yang cuma 0.03, jauh di bawah standar industri. Di sisi lain, Free Cash Flow TTM sebesar Rp229 miliar, yang artinya semua dividen dibayarkan dari arus kas nyata, bukan dari utang atau akal-akalan akuntansi. Dan ini penting: dividend yield-nya 7.25%, dengan payout ratio yang konsisten di kisaran 75β89%. Sejak 2016 sampai sekarang, dividen selalu dibayar rutin, bahkan meningkat secara nominal. Bahkan sejak 2021, mereka membayar dua kali dividen per tahun. Ini perusahaan yang benar-benar memanjakan investor income-oriented.
Tapi jangan salah sangka. Di balik semua angka manis tadi, harga sahamnya justru nggak pernah heboh. Dalam 5 tahun terakhir, harga turun 31.34%. Bahkan sekarang jauh di bawah harga IPO-nya yang Rp6.200. Dan ini yang kadang jadi jebakan psikologis: saham kayak DVLA ini bisa kelihatan "nggak menarik" karena harganya nggak lompat-lompat. Tapi kalau kita lihat valuasinya, sekarang PBV-nya cuma 1.15x, padahal rata-rata 10 tahun terakhir di angka 1.77x. PER-nya 10.69x, sementara rerata historisnya 16x. Price to Sales juga cuma 0.80x, terendah dibanding rata-rata sektor farmasi yang biasanya di atas 1.5x. Artinya? Ini saham sedang "diskon" dari segi valuasi, meskipun nggak kelihatan dari sisi sentimen pasar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bukan cuma itu, dari analisis PE dan PBV Band, saham DVLA saat ini berada di area -1 hingga -2 SD dari rerata 10 tahunnya. Di banyak literatur, kondisi seperti ini dianggap undervalued secara statistik. Bahkan bisa dibilang sedang berada di harga terendahnya secara historis, padahal kinerja fundamentalnya stabil dan masih menghasilkan laba yang cukup. Dan menariknya lagi, saham ini dikuasai investor asing hampir 97%, yang artinya mayoritas investor retail lokal justru melepas saham ini. Komposisi investor lokal hanya 2.82% di Maret 2025, dan didominasi individu, bukan institusi. Ironis, saham yang paling stabil justru makin ditinggal oleh investor lokal, dan makin dikumpulkan oleh pemodal besar luar negeri.
Tapi tentu saja, DVLA juga punya sisi "jebakan" yang perlu dicermati. Fall trap utamanya adalah stagnasi pertumbuhan. Dari sisi revenue dan laba bersih, perusahaan ini nggak menunjukkan pertumbuhan eksplosif. Laba bersih tahunan memang stabil di kisaran Rp140β160 miliar, tapi tidak bertumbuh signifikan. Bahkan dalam beberapa kuartal terakhir, laba kuartalan sempat drop tajam, misalnya Q3 2023 cuma Rp4 miliar, dan Q4 2023 Rp47 miliar. Walaupun TTM-nya pulih jadi Rp156 miliar di 2024, tetap saja pola ini menunjukkan bahwa bisnisnya sangat tergantung pada musim (seasonal), dan bukan growth stock. Jadi buat investor yang suka growth tinggi dan momentum trading, DVLA bisa jadi jebakan karena terlihat murah tapi nggak akan naik cepat.
Seasonality juga mengonfirmasi itu. Pergerakan bulanan selama 10 tahun terakhir menunjukkan pola yang tidak konsisten, dengan performa cenderung lemah di Q1 dan Q2, lalu membaik di Q3 dan Q4. Ini juga selaras dengan pola distribusi dividen merekaβkebanyakan terjadi di pertengahan tahun dan akhir tahun.
Manajemen DVLA juga tergolong konservatif. Tidak ada aksi korporasi aneh-aneh, nggak ada rights issue, nggak ada spin-off anak usaha, dan mereka juga nggak aktif terlibat dalam akuisisi besar. Bisa dibilang ini perusahaan yang low profile but high yield. Tidak ekspansif, tapi menguntungkan. Board of directors juga berisi kombinasi profesional Indonesia dan Filipina, dengan kendali mutlak tetap berada di tangan pemilik mayoritas dari Singapore/Unilab. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
DVLA adalah saham yang menarik buat investor jangka panjang yang cari stabilitas, dividen, dan valuasi diskonβbukan pertumbuhan agresif atau capital gain jangka pendek. Cocok buat kamu yang pengin pegang saham kayak punya tabungan deposito, tapi dengan potensi yield 2β3x lipat dari bunga bank. Tapi pastikan kamu tahu posisiβjangan berharap DVLA jadi multibagger. Ini bukan saham untuk spekulasi, ini saham untuk kamu yang sabar, disiplin, dan tahu menikmati cuan pelan-pelan sambil ngopi.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$SIDO $KAEF
1/2
Perusahaan Farmasi Terbesar di IHSG
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang saham farmasi di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Di tengah tren sektor defensif yang kembali naik daun, saham-saham farmasi di IHSG mulai jadi sorotan lagi. Tapi seperti biasa, yang tampil di layar belum tentu sehat di dapur. Meskipun semua membawa embel-embel βfarmasiβ, kondisi keuangan mereka jauh dari seragamβada yang seperti Kalbe Farma yang kaya raya dan stabil, ada juga yang kayak Kimia Farma yang lagi megap-megap. Jadi mari kita bedah satu per satu, mulai dari yang paling bonafid sampai yang paling bikin deg-degan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pertama, Kalbe Farma ($KLBF) masih jadi raja farmasi Indonesia. Revenue-nya tembus Rp32,6 triliun dengan laba bersih Rp3,24 triliun. Ini bukan cuma besar, tapi juga stabil. Bahkan arus kas bebas (free cash flow) mencapai Rp3,88 triliun dan posisi kas bersih (net debt) sebesar -Rp4,2 triliun, alias KLBF tidak punya utang berbunga bersih, malah punya βkelebihanβ kas. Sayangnya, valuasinya sudah cukup mahal dengan PBV 2,58x dan PER 18,15x. Sahamnya juga kurang disukai pasar dalam setahun terakhir, turun -13,45%. Dividend yield-nya pun hanya 2,47%, terbilang rendah untuk investor income. KLBF itu seperti kapal induk-nya sektor farmasi: aman, sehat, tapi udah nggak murah.
Lalu kita ketemu Tempo Scan Pacific (TSPC). Ini bisa dibilang hidden gem di sektor farmasi. Pendapatan Rp13,65 triliun, laba Rp1,44 triliun, FCF positif Rp1,32 triliun, dan kas bersih Rp3,3 triliun. Artinya, dia sama sekali tidak tergantung pada utang. Valuasinya sangat menarik: PER 8,01x dan PBV 1,33x. Sahamnya pun dihargai pasar, dengan kenaikan harga +33,85% dalam 1 tahun terakhir. Dividend yield-nya 3,89%, lumayan untuk ukuran growth stock. TSPC ini cocok banget buat yang cari kombinasi sehat secara fundamental, masih murah secara valuasi, dan punya momentum harga yang kuat.
Kalau kamu tipe investor dividen sejati, maka Darya-Varia (DVLA) bisa jadi kandidat utama. Memang revenue-nya hanya Rp2,08 triliun dan laba bersih Rp156 miliar, tapi FCF positif Rp229 miliar dan net debt -Rp315 miliar menunjukkan posisi keuangan solid. Yang bikin standout? Dividend yield-nya 7,25%βpaling tinggi di sektor ini. Dengan PER 10,69x dan PBV 1,15x, valuasinya juga masih ramah kantong. Bisa dibilang, DVLA ini cocok buat kamu yang pengen duduk santai sambil ngumpulin cuan dari dividen. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kemudian ada Sido Muncul ($SIDO), yang meskipun dikenal sebagai produsen jamu, tetap tergolong emiten farmasi. Revenue Rp3,92 triliun, laba Rp1,17 triliun, FCF Rp1,1 triliun, dan net debt -Rp855 miliar. Valuasi agak mahal (PBV 4,69x), tapi dividend yield-nya 6,61%, nyaris setara deposito jumbo. PER-nya pun masih wajar di 13,96x. Cocok buat yang pengen investasi di perusahaan yang βnggak neko-nekoβ dan rutin bagi hasil ke pemegang saham.
Masuk ke barisan βberisiko tinggiβ, ada Soho Global Health (SOHO) dan Penta Valent (PEVE). SOHO punya pertumbuhan laba 24,59% dan kenaikan harga saham +23,98% setahun terakhir, tapi FCF-nya malah minus Rp167 miliar, dan valuasi udah mahal banget (PBV 2,85x, PER 16,73x). Dividen juga cuma 1,97%, nyaris tak terasa. Sementara PEVE justru jadi jawara growth dengan net income growth 32,73% dan return harga saham +51,61%. Tapi sayangnya FCF-nya negatif Rp95 miliar, dan mereka tidak bagi dividen. Ini saham yang menarik tapi harus ditangani dengan hati-hatiβbisa cuan besar, tapi kalau salah timing, bisa babak belur.
Terakhir, mari bicara soal Kimia Farma ($KAEF) dan Pyridam Farma (PYFA). Dua emiten ini bisa dibilang masuk kategori βpasien ICUβ. KAEF mencatat kerugian Rp422 miliar dan utangnya menumpuk hingga Rp6,46 triliun. PYFA malah lebih parah: rugi Rp330 miliar, FCF minus Rp262 miliar, dan utang Rp3,5 triliun. Meski revenue PYFA melonjak 173,59%, itu belum cukup menutupi beban operasional dan bunga. Saham mereka pun tidak memberikan dividen. Dengan kata lain, kalau kamu beli saham ini, kamu bukan investasiβkamu sedang berjudi. Harus siap mental kalau ternyata nyangkut bertahun-tahun.
Jadi kalau kamu cari perusahaan besar dan stabil, KLBF adalah pilihan paling mapan. Kalau cari value dengan kinerja bagus dan momentum harga, TSPC adalah pilihan paling seimbang. Kalau kamu tipe investor dividen yang pengen passive income, DVLA dan SIDO adalah dua nama teratas. Tapi kalau kamu pengen spekulasi dan punya nyali baja, ya silakan lirik-lirik PEVE, KAEF, atau PYFAβasal jangan ngeluh kalau ujung-ujungnya harus nge-average tiap bulan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2
$ACES mulai masuk titip sendal, semoga ngga berubah jadi apestor kayak $SIDO π
Lumayan TP $BTPS sedikit supaya bandar senang.
Update porto hari ini dengan tampilan yang baru.
$PYFA LK Full Year 2024: Efek Akuisisi Belum Terlihat Pada Laba
Lanjutan analisa dari External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) mencatat transformasi besar dalam laporan keuangan 2024: dari perusahaan farmasi domestik skala menengah, menjadi grup regional setelah aksi akuisisi raksasa terhadap Probiotec Ltd asal Australia. Revenue-nya melonjak gila-gilaan dari Rp702 M di 2023 menjadi Rp1,92 T di 2024, naik 173% dalam waktu setahunβangka yang biasanya hanya muncul di startup tech. Tapi pertumbuhan itu bukan datang gratis. Beban pokok penjualan (COGS) juga naik dari Rp406 M ke Rp1,38 T atau naik 240%, sehingga margin kotor justru makin tipis. Dan parahnya lagi, PYFA mencatat rugi bersih Rp330 M, membengkak dari rugi Rp85 M di tahun sebelumnya. Jadi, meskipun pendapatan tampak mengkilap, di bawahnya ada darah dan keringat yang belum balik modal. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Arus kas dari operasional (CFO) juga masih merahβselama 3 tahun berturut-turut. Tahun 2024, CFO tercatat minus Rp141 M. Capex sekitar Rp108 M membuat Free Cash Flow (FCF) jadi -Rp249 M. Artinya, perusahaan tidak menghasilkan uang dari bisnis intinya, dan masih bakar kas besar-besaran. Untuk menambal semua ini, PYFA menempuh jalan ekstrem: utang dan right issue. Total utang berbunga (obligasi dan pinjaman bank) mencapai Rp3,24 T, melonjak lebih dari 3x lipat dibanding tahun sebelumnya. Kas hanya Rp352 M. Jadi net debt-nya bengkak, dan beban bunga juga ikut meledakβRp226 M di 2024 dari sebelumnya hanya Rp86 M. Semua itu bikin rasio solvabilitas dan likuiditas makin ketat. Dan jangan lupa, goodwill dan aset takberwujud yang muncul dari akuisisi Probiotec juga membengkak ke Rp2,59 Tβhampir setengah dari total aset Rp5,81 T. Ini aset "ghaib" yang hanya bernilai selama anak usaha Australia itu bisa cetak laba. Kalau enggak? Siap-siap impairment ratusan miliar.
Dari sisi cash conversion cycle (CCC), ada perbaikan: turun dari 254 hari (2023) menjadi 184 hari (2024). Ini sinyal operasional makin efisien. Tapi DSO (piutang) justru naik jadi 127 hari, artinya uang makin lama masuk. Persediaan memang berputar lebih cepat (DIO turun ke 120 hari), dan utang ke vendor dibayar makin lambat (DPO naik jadi 63 hari), tapi tetap saja, waktu cash balik itu butuh 6 bulan. Belum lagi risiko kurs. Utang valas dalam AUD, USD, SGD, dan EUR mencapai total Rp2,5 T, sedangkan aset dalam valas hanya Rp460 M. Dengan kurs AUD, USD, dan Euro yang makin mahal terhadap Rupiah (AUD sekarang Rp10.702 vs sebelumnya Rp10.082), potensi rugi kurs sangat nyata. Bahkan per Maret 2025, perusahaan sudah memperkirakan rugi translasi Rp73 M hanya dari perbedaan kursβdan itu baru 3 bulan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Valuasi saham? PYFA sekarang dihargai Rp178 per lembar, dengan market cap Rp2 T. Tapi ekuitas hanya Rp1,04 T, jadi PBV = 1,92x. PER? Enggak bisa dihitung karena rugi. FCF negatif. Nilai intrinsik versi DCF konservatif (dengan asumsi FCF positif baru muncul 2025 dan tumbuh 20% per tahun) ada di kisaran Rp100β110/saham. Artinya, harga pasar sekarang sudah premium banget, padahal belum ada laba dan kas juga belum balik. Kalau Probiotec gagal nyumbang cash atau laba, valuasi ini bisa jeblok sewaktu-waktu. Dilusi dari right issue juga parahβjumlah saham naik dari 535 juta jadi 11,24 miliar (naik 21x). Investor lama kena siram habis-habisan, EPS makin tipis, dan hak suara makin kecil.
Tapi tetap ada harapan. Pertama, revenue naik nyata dan bukan mimpi. Kedua, tidak ada konsentrasi pelanggan atau vendor tunggal, artinya bisnis tersebar dan minim ketergantungan. Ketiga, Probiotec punya fasilitas produksi besar dan segmen maklon yang menjanjikan margin jika efisien. Keempat, CCC mulai membaik, dan belum ada impairment meskipun goodwill besar. Kelima, tidak ada transaksi pihak berelasi yang mencurigakan, artinya tata kelola cukup bersih. Dan keenam, rights issue Rp1 T bisa sukses di tengah kerugian itu menunjukkan investor masih ada yang percaya, setidaknya terhadap potensi jangka panjangnya.
Apa yang bisa diperbaiki? Banyak. Tekan beban pokok dan efisiensikan pabrik. Turunkan beban SGA yang membengkak, terutama dari promosi dan jasa profesional. Percepat penagihan piutang. Hindari menambah utang baru. Kalau bisa, cicil pelunasan dan lindungi posisi kurs (hedging). Yang paling krusial: pastikan Probiotec bisa cetak laba dan FCF mulai 2025. Tanpa itu, goodwill akan jadi liabilitas tak kasat mata yang siap menyedot ekuitas. Kalau semua itu bisa dicapai, PYFA bisa jadi kisah sukses transformasi perusahaan lokal jadi grup farmasi internasional. Tapi kalau tidak? Maka ekspansi ini akan jadi studi kasus mahal tentang overleveraged M&A yang gagal bayar, dan saham Rp178 bisa balik ke angka Rp2 digit.
Buat investor yang pegang saham PYFA, satu hal yang wajib disadari adalah: ini bukan saham nyaman. Ini bukan saham dividen rutin, bukan juga saham dengan profit konsisten. Tapi juga bukan saham bangkrut. PYFA berada di persimpangan: antara jadi cerita sukses transformasi bisnis farmasi lintas negara, atau justru jadi studi kasus overleveraged M&A yang gagal bayar. Maka, investor yang ingin tetap waras dan tidak overhype, harus menaruh harapan yang masuk akal, berdasar data, bukan euforia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Hal paling rasional yang bisa diharapkan sekarang adalah: PYFA berhasil menyempitkan kerugian. Di tahun 2024 rugi bersih mencapai Rp330 miliar, dan arus kas operasional (CFO) masih minus Rp141 miliar. Jadi, ekspektasi yang masuk akal di 2025 bukan langsung cuan ratusan miliar, tapi cukup jika rugi bisa dipangkas jadi di bawah Rp100β150 miliar, dan CFO balik positif meskipun tipis. Misalnya +Rp50 miliar, itu sudah jadi sinyal bahwa bisnis mulai menghasilkan uang, bukan cuma angka omzet. Jangan berharap terlalu jauh dulu soal EPS dan dividen. PYFA masih harus bayar bunga utang tahunan lebih dari Rp200 miliar, jadi profit net masih akan ketahan bungaβdan itu fakta.
Sekarang soal utang. Total utang berbunga PYFA di akhir 2024 tembus Rp3,24 triliun, terdiri dari utang bank dan obligasi. Sementara kas cuma Rp352 miliar. Kalau kita hitung kasar, rasio net debt ke EBITDA-nya jauh di atas ambang sehat. Tapi jangan buru-buru panik. Cara mereka bisa selamat hanya satu: anak usaha Probiotec harus bisa hasilkan EBITDA besar dan konsisten, lalu arus kas bersihnya dipakai untuk bayar bunga dan cicilan. Sederhananya: kalau FCF dari Probiotec tembus di atas Rp200β300 miliar dalam 1β2 tahun ke depan, itu bisa jadi penyelamat. Tapi kalau anak usahanya juga buntung dan malah jadi beban, ya sudah, satu per satu liabilitas bisa meledak mulai dari gagal bayar bunga, potensi downgrade rating, hingga impairment goodwill.
Worst case-nya? Goodwill Rp1,77 triliun itu di-write-down karena Probiotec ternyata enggak perform. Seketika ekuitas bisa ambles, rugi tambah dalam, dan kalau CFO tetap negatif, risiko gagal bayar obligasi mulai menghantui. Kalau kurs AUD, USD, dan Euro makin menguat, utang valas makin beratβdan rugi kurs bisa tambah menghantam bottom line. Bisa-bisa laporan 2025 penuh dengan rugi bersih, rugi kurs, rugi translasi, dan laporan arus kas merah lagi. Saham bisa jeblok, dan harga pasar turun jauh di bawah Rp100 karena market sadar ini bukan sekadar rugi operasi, tapi rugi yang struktural.
Best case-nya? Probiotec menunjukkan performa bagus. Revenue naik lagi ke Rp2,3β2,5 triliun, CFO positif +Rp100β200 miliar, rugi bersih mengecil drastis, dan tidak ada impairment. Kurs stabil, atau bahkan Rupiah sedikit menguat, sehingga tekanan valas ringan. Manajemen fokus ke efisiensi biaya, dan tahun 2025 ditutup dengan laporan keuangan yang walaupun belum untung bersih, tapi arus kas kuat dan utang mulai bisa dicicil. Saham bertahan di atas Rp150β180 dan pasar mulai percaya bahwa ini bukan βgrowth illusion,β tapi βturnaround in progress.β
Jadi, buat investor realistis, harapan terbaik bukanlah euforia cuan cepat, tapi kesabaran melihat proses recovery keuangan sambil awasi 3 hal utama: apakah arus kas sudah positif, apakah Probiotec cetak EBITDA besar, dan apakah manajemen mampu tekan beban tanpa cari utang baru atau rights issue lanjutan. Kalau tiga hal itu tercapai, PYFA masih bisa jadi cerita sukses jangka menengah. Tapi kalau tidak, ya siap-siap tahan napas panjang atau segera ambil keputusan rasionalβkarena bom waktu itu memang nyata. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Buat investor yang udah telanjur nyangkut di saham PYFA, apalagi di harga di atas 200-an, wajar kalau sekarang mulai mikir keras: βIni saham bisa balik enggak, ya?β Di satu sisi, ada harapan. Di sisi lain, utangnya numpuk kayak gunung, arus kas masih merah, dan labanya belum kelihatan. Jadi, mari kita bahas secara realistis, biar nggak overhype tapi juga nggak langsung panik lempar handuk.
PYFA sekarang sedang berada di fase βdo or dieβ. Revenue memang naik tajam dari Rp702 miliar (2023) ke Rp1,92 triliun (2024), tapi tetap saja mereka rugi bersih Rp330 miliar. Lebih parah lagi, arus kas dari operasional (CFO) minus Rp141 miliar. Jadi ini bukan cuma rugi di atas kertas, tapi bisnisnya juga belum bisa cetak uang. Bahkan setelah akuisisi Probiotec, yang katanya jadi andalan, perusahaan belum bisa balik untung. Sementara itu, utang berbunga sudah tembus Rp3,24 triliun, dengan kas cuma Rp352 miliar. Artinya, rasio utangnya ngeri, dan setiap tahun mereka harus bayar bunga lebih dari Rp200 miliarβitu pun kalau kurs AUD dan USD stabil. Kalau kurs makin naik, seperti sekarang (AUD udah tembus Rp10.700 dan USD Rp16.800), maka beban utangnya makin berat dan risiko rugi kurs makin gede. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi apakah PYFA pasti bangkrut? Belum tentu. Kalau manajemen bisa bikin Probiotec mulai hasilkan FCF (Free Cash Flow), dan arus kas perusahaan balik positif di 2025, maka situasi bisa mulai membaik. Revenue sudah besar, tinggal dijaga efisiensinya. Kalau rugi bersih bisa menyempit ke bawah Rp100 miliar, dan CFO bisa tembus +Rp50 sampai Rp100 miliar, itu sinyal bahwa bisnisnya mulai waras. Ditambah kalau goodwill sebesar Rp1,77 triliun itu nggak perlu di-write down, maka ekuitas tetap aman. Tapi kalau semua gagal? Probiotec buntung, arus kas tetap negatif, dan goodwill harus dihapus? Maka siap-siap neraca jebol, EPS makin merah darah, dan perusahaan bisa tergelincir ke restrukturisasi utang atau bahkan default.
Nah, untuk investor yang nyangkut di atas harga Rp200 per saham, langkah yang harus diambil tergantung dari dua hal: seberapa yakin kamu masih percaya sama prospeknya, dan seberapa kuat posisi keuangan kamu. Kalau kamu masih percaya, dan uang yang kamu pakai adalah uang dinginβyang nggak kepakai dalam waktu dekatβmaka nggak apa-apa kalau kamu tahan. Bahkan kalau kamu optimistis dan ingin average down, silakan saja, asalkan tahu risiko dan nggak all-in. Tapi kalau kamu udah gak percaya, walau uangnya dingin, mending keluar sebagian atau full cut loss dan cari saham lain yang lebih jelas. Nggak usah gengsi. Uang dingin bukan berarti harus dibekukan sampai beku.
Buat yang uangnya panas, alias dana yang bakal kepakai dalam waktu dekat? Jangan main-main. Kalau kamu masih percaya, pertimbangkan jual sebagian buat jaga likuiditas. Tapi kalau kamu udah panik dan dananya darurat? Jangan ragu: jual dan amankan posisi. Nggak ada gunanya nunggu balik modal sambil stres dan ngorbanin kebutuhan hidup. Saham bisa balik, tapi mental dan keuangan pribadi kamu mungkin nggak akan pulih kalau nahan terlalu lama dalam tekanan.
Intinya, PYFA masih punya peluang, tapi bukan tanpa risiko besar. Harapan terbaik: arus kas balik positif, rugi menyempit, Probiotec perform, dan goodwill tetap utuh. Skenario terburuk: FCF gagal positif, kurs makin berat, laba makin tenggelam, dan akhirnya dililit utang yang nggak bisa dilunasi. Dalam kondisi kayak gini, investor harus waras, bukan cuma semangat. Realistis itu bukan berarti pesimisβitu justru bentuk cinta sehat ke portofolio sendiri. Jangan jadikan PYFA ladang harapan buta, tapi juga jangan abaikan potensi kalau mereka beneran berhasil keluar dari jurang. Tarik napas, lihat data, ambil sikap. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$DVLA $SIDO
1/10
@natan88 saya pertama kali beli $ELIT saat valuasi PE 8x, Hu! Beli $SIDO saat valuasi PE 40x, tidak bijak juga.
Jangan-jangan $BNLI juga gorengan jika pada valuasi saat ini? Namun, saya beli saat PBV <1.
πΉ $SIDO tes resistance level 575
πΈ Breakout level tersebut dan lanjutkan kenaikan, $SIDO akan mengkonfirmasi terbentuknya pola double bottom dan berpeluang rally menuju target disekitar 620/635.
πΉ Namun jika gagal breakout 575 dan kembali turun di bawah 550, maka $SIDO berpotensi membatalkan terbentuknya pola double bottom tersebut dan melanjutkan konsolidasinya.
Disclaimer ON βΌοΈ
Like β€οΈ and Share π£ this content jika kalian rasa bermanfaat
Follow Me βοΈ for more content
@KomangAztawan emiten $OBAT ini kasih deviden dari di LK 2024 brarti dana IPO belum masuk. Kan IPO baru 13 januari 2025. Jadi Belum diputar. Tapi salut gua bisa bagi deviden. Gag pelit. Semoga 2025 setelah mengelola dana IPO 60 M bisa double atau triple. Semoga portoku yg lain jg bagi2π $SIDO $KLBF