Volume
Avg volume
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (āPanin Bank Syariahā) atau PNBS merupakan salah satu anak perusahaan Panin Bank. Ruang lingkup kegiatan Panin Bank Syariah adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam, diantaranya penghimpunan dana, pembiayaan komersial dan ritel, pendanaan instiusi dan tresuri. Panin Dubai Syariah memiliki 19 jaringan kantor yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Makassar, Lampung, Palembang, dan Medan.
$PNBS BEI mengatakan pasar modal syariah Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dan berhasil ..
di sorot dunia $PNBS malah tudur wkwkk
$HUMI awowkwk udah bobo lagi aja.. $PNBS juga.. šš$CPRO nyusul,.. $.. SOLA $... PMPP... $....BBKP
$BTPS apakah ekonomi sudah membaik?
Belum
Tapi apakah btps sudah membaik?
Harusnya sudah, manajemen sudah resist terhadap keadaan diluar manajemen, jadi kebijakan yg diambil untuk mempertahakan kinerja sudah mulai terlihat.
Market berjalan dluan. Biasanya.
$BRIS
$PNBS
Rencana Prabowo: Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU), Mahluk Apa Ini?
Saya baru baca berita di news room External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 tentang LPDU. Kelihatannya ini ide bagus, tapi apa memang sesempurna itu? https://stockbit.com/post/13223345
Ketika Prabowo melempar ide untuk membentuk Lembaga Pengelola Dana Umat (LPDU), yang muncul bukan sekadar wacana birokratis baru, tapi potensi bom waktu politik, ekonomi, dan moral yang kalau dikelola ugal-ugalan bisa berubah dari niat baik jadi ladang subur buat korupsi berjubah religius. Di atas kertas, idenya terdengar mulia: mengelola zakat, infak, sedekah secara terpusat, profesional, transparan, dan berdampak langsung ke masyarakat. Tapi kalau kita buka lapisan demi lapisan realitas Indonesia, dari sejarah tata kelola lembaga sampai hobi elite menggoreng dana publik, muncul banyak tanda tanya besar yang tidak bisa dijawab hanya dengan jargon "niat baik". Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kebaikannya memang kelihatan manis di permukaan. Dana umat selama ini tercecer di berbagai lembaga, seringkali tanpa standarisasi audit, tanpa laporan yang bisa diuji publik, dan rawan disalahgunakan. Dengan LPDU, pemerintah bisa sentralisasi pengumpulan dan distribusi, kerja sama dengan bank syariah, dan jalankan program yang skalanya jauh lebih besarādari pembiayaan UMKM hingga pendidikan gratis berbasis zakat. Bank seperti $BRIS, $BTPS, dan $PNBS bisa dapet limpahan dana murah dan fee-based income dari pengelolaan aliran zakat nasional. FMCG seperti ICBP dan MYOR juga mungkin kecipratan rejeki dari proyek sembako zakat atau bantuan pangan. Bahkan platform kayak GOTO, BUKA, sampai DIVA (MCAS group) bisa dijadikan infrastruktur digital LPDU untuk distribusi, e-payment, dan pelaporan real-time.
Tapi tunggu dulu. Kalau semua itu dikontrol sepihak, diisi orang titipan elite, tanpa mekanisme audit terbuka, tanpa partisipasi publik, maka kita bakal melihat babak baru dari kapitalisasi dana keagamaan. Dana zakat yang semestinya menyelamatkan orang miskin bisa diparkir dulu di bank untuk mendulang margin, atau dialirkan ke proyek mercusuar yang penuh seremoni tapi minim manfaat nyata. Potensi korupsi tak bisa dikecilkan. Coba bayangin: lembaga negara pegang dana umat triliunan, fee amil ditentukan sendiri, struktur gaji dan operasional bisa disulap jadi proyek jumbo. Mau pakai alibi syariah, auditnya bisa dibikin formalitas belaka. Apalagi kalau sistem LPDU nggak wajib tunduk ke BPK, dan cuma diaudit oleh internal kementerian atau BUMN. Red flag? Bukan cuma satu, tapi parade merah dari ujung ke ujung. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Skenario terburuknya: LPDU jadi alat distribusi patronase menjelang pemilu atau alat pelunakan elite ke ormas-ormas strategis. āSedekah nasionalā jadi kedok bagi jual-beli loyalitas, bukan jalan menuju keadilan sosial. Kalau skema ini masuk ke jalur penyaluran bansos atau pembangunan pesantren model BUMN, maka saham-saham BUMN karya macam WIKA, WEGE, sampai PPRO bisa jadi yang ngerasain duluan efeknya. Tapi bukan karena dampak ekonomi riil ke rakyat, melainkan proyek yang penuh āpeluangā buat penyedotan.
Dan jangan remehkan potensi pemaksaan. LPDU ini, kalau nggak hati-hati, bisa berubah jadi lembaga setengah wajib. ASN, pegawai BUMN, atau bahkan warga biasa bisa "disarankan keras" buat nyetor zakat lewat sistem tunggal ini. Lama-lama bukan lagi zakat sukarela, tapi pajak kedua yang disamarkan. Dan kalau duitnya ngumpul terus tapi nggak jelas distribusinya ke siapa dan untuk apa, maka apa bedanya LPDU dengan skema ponzi berbasis keimanan?
Intinya, LPDU ini bisa jadi blessing kalau dikelola pakai otak dan niat baik yang tulus. Tapi bisa juga jadi kutukan kalau masuk ke tangan yang salah. Saham-saham syariah dan sektor pangan mungkin keliatan senyum-senyum dulu, tapi kalau dana umat ini jadi alat goreng proyek politik, pasar bakal nyadar dan balik badan. Di negeri yang audit bansos saja bisa ilang jejak, membentuk lembaga baru dengan potensi kuasa besar atas dana umat harusnya bikin kita lebih waspada, bukan lebih percaya. Dana umat bukan mainan kekuasaan. Kalau mau transparan, jangan bikin lembaga baruāperkuat yang sudah ada, dan buka akses datanya ke publik. Karena dalam soal kepercayaan, satu kebohongan kecil bisa bikin hancur total. Dan di dunia saham, trust itu lebih langka dari cuan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Semoga saja LPDU ini bisa dikelola dengan benar agar bisa memajukan umat dan negara. Bangsa yang kuat dibangun dari umat yang kuat.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2