Volume
Avg volume
Phapros (Pharmaceutical Processing Industry) adalah perusahaan nasional yang memproduksi & memasarkan produk farmasi yang merupakan anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero). perusahaan telah memproduksi lebih dari 284 macam obat, sebagian besar diantaranya adalah hasil pengembangan sendiri (non-lisensi) yang diklasifikasi dalam kelompok produk etikal, generic, OTC, dan Agromed. Selain memproduksi obat yang diperdagangkan sendiri, PT Phapros, Tbk dipercaya industri farmasi lain untuk memproduksi obat melalui kerjasama Contract Manufacturing. Produk tersebut selain untuk kebutuhan nasional juga untuk kebutuhan negara lain melalui ... Read More
Di Balik Narasi “Gold Standard”, $CHEK Sebenarnya Lemah Struktur
Kilas pertama terhadap IPO PT Diastika Biotekindo (CHEK) mungkin menggoda: margin dua digit, pertumbuhan pendapatan solid, keterlibatan dalam tender pemerintah, dan distribusi alat diagnostik canggih. Tapi semua itu bisa jadi sekadar topeng yang menyembunyikan masalah struktural klasik, yaitu ketergantungan ekstrem, tekanan margin, dan ketidakpastian eksekusi.
Masalah terbesar dan paling mencolok adalah ketergantungan kronis pada satu prinsipal yang menyumbang 66,87% dari total penjualan 2024. Angka sebesar ini bukan cuma sinyal bahaya. Ini sudah sirene merah. Hubungan eksklusif memang terdengar keren, tapi dalam dunia bisnis, ketika terlalu banyak hal bergantung pada satu pihak luar, kendali strategis Anda lemah. Apalagi kalau pemasok tersebut adalah perusahaan global seperti Bio-Rad atau Siemens, yang bisa saja kapan saja mengalihkan distribusi atau menyesuaikan terms dengan alasan strategis global. CHEK bisa kehilangan lebih dari separuh pendapatannya dalam semalam.
Narasi “pasokan terjamin” pun terasa hampa ketika angka ini dibaca dengan jernih. Dan meski mitigasi seperti pengembangan produk TKDN sudah dirancang, mereka baru ikut tender, belum menang. Jadi strategi mitigasi masih bersifat niat, bukan hasil.
Lalu ada fakta bahwa margin bersih CHEK menyusut: dari 11,1% (2022) ke 9,8% (2024). Pendapatan tumbuh hampir 20%, tapi laba bersih hanya naik 11%. Itu artinya, biaya juga ikut naik. Beban pokok penjualan naik signifikan, menunjukkan tekanan dari sisi harga jual atau peningkatan biaya pengadaan. Dalam industri distribusi alat kesehatan yang padat pemain dan bersifat price-sensitive, menekan harga demi volume adalah permainan berisiko. Apalagi jika tidak didukung efisiensi operasional luar biasa.
Laporan juga menunjukkan utang usaha melonjak dan persediaan membengkak. Manajemen menyebut ini strategi untuk menyambut proyek Kemenkes senilai Rp100 miliar. Tapi, tendernya masih tahap evaluasi teknis. Kalau gagal, perusahaan akan memegang stok mahal yang tidak likuid, dan supplier yang harus tetap dibayar. Ini bukan hanya spekulasi. Ini potensi risiko likuiditas riil. Saat ini current ratio masih sehat (3,47x), tapi interest coverage ratio anjlok drastis ke 105x dari 152.000x dua tahun sebelumnya. Indikasi adanya beban bunga yang meningkat tajam. Kalau ini dibiarkan, perusahaan bisa mulai kering saat harus mengejar target pengadaan dan gaji teknisi.
Dari sisi likuiditas saham, hanya 20,04% saham yang ditawarkan. Sementara pemegang saham mayoritas dikunci selama 8 hingga 12 bulan. Di pasar sekunder, ini bisa menciptakan ilusi kelangkaan. Saham bisa melonjak bukan karena kinerja, tapi karena minimnya supply. Tapi ketika lock-up habis? Pasokan bisa membanjiri pasar dan menyebabkan koreksi brutal. Likuiditas minim adalah pisau bermata dua. Bagus saat harga naik, brutal saat investor ingin exit serempak.
Dan jangan lupa, meski diklaim siap menyasar proyek pemerintah, pembayaran dari institusi negara biasanya penuh birokrasi dan seringkali delay. Bayangkan jika CHEK harus mengandalkan arus kas dari penjualan proyek Kemenkes, tapi dananya cair tiga bulan telat. Sementara supplier sudah menagih jatuh tempo. Masalah modal kerja bisa berubah dari potensi jadi kenyataan.
Di balik narasi “potensi pertumbuhan”, sebenarnya perusahaan ini sedang berdiri di atas kaki yang belum sepenuhnya kokoh. Ketergantungan pada prinsipal tunggal, tekanan margin, beban utang jangka pendek, dan ketidakpastian tender pemerintah adalah bom waktu. Dan IPO ini lebih mirip suntikan vitamin darurat agar mereka bisa bertahan sampai proyek benar-benar cair.
Kalau Anda beli saham ini, pertanyaannya bukan “berapa besar upside-nya?”, tapi “berapa besar toleransi Anda terhadap asimetri risiko?”
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
$IRRA $PEHA
$MINA
Pembahasan lengkap emiten $PEHA di https://cutt.ly/ErWO0RHL
$PEHA g perlu penjelasan kok peha. sudah waktunya km turnaround naik keatas.. bandar ud mulai akum (mreka selangkah didpn ritel) tunggu tanggal main ny aja
hit kurang dari sebulan
Hit ke 4 di Jumat 13 juni 2025
find the Pattern.
$PEHA
https://stockbit.com/post/18739724
perahu mulai berlayar lagi (art)
$PEHA Mulai Naik
Fear perang, Covid, menjadi salah satu katalis.
Energi, Obat, kebutuhan pokok akan menjadi fokus.
$KAEF$SIDO
Assalammu'alaikum...
Pagi semuanya...
Semoga hr ini hr yg penuh keberkahan, kebahagiaan & keberuntungan ya
N Cuan nya Luberrrrr.... Aamiin
Random Tag: $JATI $PGEO $PEHA
#LoveFriday
#SalamCuanSelalu
FARMASI TERBANG
AKURAT DAN TEPAT
Farmasi terbang....🚀🚀🚀🚀🚀
Hanya dengan melihat Youtube saya, anda bisa cuan Puluhan & Belasan Persen,
Itu pun anda Malas...
Maka Selamat lah, anda Tidak cuan...
$IRRA
$KAEF
$PEHA
$PEHA
Kl anda Sempatkan Lihat Youtube saya pembahasa PEHA disini ☝️☝️
Anda Harus nya hari ini sudah cuan diatas 12% di PEHA...
$TOBA $PEHA $JATI
ayo kawan kawan bantu Mahasiswa semester akhir ini 🙏😭, yg isi semoga sahamnya ARA berjilid jilid aamiin
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Halo teman-teman! 🙋♂️👋
Mohon bantuannya untuk mengisi kuesioner penelitian tugas akhir (skripsi) dari seorang mahasiswa tingkat akhir Program Studi Administrasi Bisnis.
Topik penelitiannya adalah:
📌 “Analisis Pengaruh Social Trading terhadap Keputusan Investasi pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Stockbit di Jakarta melalui Persepsi sebagai Variabel Mediasi.”
Kriteria responden yang dibutuhkan:
✅ Mahasiswa aktif
✅ Berdomisili di Daerah Khusus Jakarta (DKJ)
✅ Pernah atau sedang berinvestasi menggunakan aplikasi Stockbit.
Untuk mengisi kuesioner ini, Anda hanya perlu meluangkan waktu sekitar 3–5 menit. Penting untuk diketahui, seluruh partisipasi Anda akan dijaga kerahasiaannya dan bersifat anonim.
Data yang terkumpul tidak akan dipublikasikan secara individual, melainkan akan disajikan dalam bentuk agregat tanpa mencantumkan nama atau identitas pribadi Anda. Informasi yang Anda berikan semata-mata akan digunakan untuk keperluan klasifikasi dan analisis dalam penelitian ini.
‼ Sebagai bentuk apresiasi atas waktu Anda, akan ada hadiah berupa e-wallet senilai Rp150.000 untuk 10 orang yang beruntung! ‼
🔗 Link kuesioner: https://cutt.ly/OrQit3m0
Kesediaan dan waktu yang teman-teman luangkan untuk mengisi kuesioner ini sangat berarti dan akan sangat membantu kelancaran serta keberhasilan penelitian ini. Atas perhatian dan partisipasinya, diucapkan terima kasih banyak. 🙏🏻
Semoga hari-hari Anda penuh berkah dan cuan, baik dari hasil investasi maupun kebaikan hati Anda hari ini! 😄
PT Phapros Tbk (PEHA) mencatat lonjakan penjualan sebesar 79% secara tahunan untuk segmen obat bebas (OTC) pada kuartal I-2025, mencapai Rp 79 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh transformasi pemasaran yang dilakukan sejak awal tahun, termasuk pemanfaatan media digital dan partisipasi dalam tender pemerintah. Produk andalan seperti Antimo, Becefort, Livron B Plex, dan Noza menjadi kontributor utama dalam peningkatan penjualan tersebut.
Selain OTC, Phapros juga berhasil meningkatkan penjualan obat resep (etikal) sebesar 40%, berfokus pada rumah sakit jaringan dan swasta. Total penjualan perusahaan pada kuartal I-2025 naik 17,32% menjadi Rp 200,67 miliar, dengan laba usaha yang berbalik positif menjadi Rp 3,64 miliar dari kerugian di tahun sebelumnya. Strategi perusahaan mencakup efisiensi biaya, peluncuran produk baru, dan kerja sama erat dengan distributor.
Phapros juga memperkuat portofolio dengan fokus pada 54 dari sekitar 200 nomor izin edar, mengefisienkan biaya riset dan pemasaran. Salah satu terobosan signifikan adalah peluncuran obat anti-TBC (OAT) Kategori 1 dosis harian yang telah lulus uji klinis. Produk ini diharapkan memperluas akses pengobatan TBC di Indonesia sekaligus mendukung peran Phapros dalam program kesehatan nasional.
Sumber: InvestorID
$PEHA