Volume
Avg volume
PT Panin Sekuritas Tbk merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang Perusahaan Efek. Kegiatan usaha utama Perseroan adalah Menjalankan usaha sebagai Perantara Pedagang Efek dan Penjamin Emisi Efek. Perseroan dan Entitas Anak juga memiliki kegiatan usaha yang meliputi transaksi efek, pembiayaan nasabah, penjamin emisi efek, portofolio efek, dan manajer investasi (melalui anak perusahaannya).
IDXChannel - Momentum reli harga emas dalam beberapa hari terakhir dinilai menjadi katalis bagi saham-saham tambang mineral seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).
Data menunjukkan bahwa sepanjang semester I-2025, penjualan BRMS didorong kenaikan volume produksi emas dan harga jual rata-rata ...
www.idxchannel.com
EmitenNews.com - Bakrie Kalila Investment mengurangi timbunan saham Energi Mega Persada (ENRG). Itu dilakukan dengan melepas 224.897.300 helai alias 224,89 juta saham perseroan. Transaksi divestasi tersebut telah dituntaskan pada 6-7 Oktober 2025.
Transaksi pengalihan saham tersebut dibantu penuh o...
www.emitennews.com
@mrase lah terus pas IHSG bearish kemarin kenapa $PANS sama $TRIM kaga ngaruh? Apa Opini lu ditentang sama Opini lu juga?
$PANS Laba Q2 52 M, saat itu ihsg 6900. Akhir september ihsg 8000, berarti kenaikan 15%.
Prediksi saya laba Q3 akan naik 10-20%. Ya sekitar 60M lah. Tapi kayaknya harga saham baru akan merangkak naik mendekati pembagian dividen tahun depan.
EmitenNews.com - Trimegah Sekuritas Indonesia (TRIM) mengurangi timbunan saham Energi Mega Persada (ENRG). Broker besutan Boy Thohir tersebut diketahui melepas 1.135.900.000 saham perseroan. Transaksi divestasi itu, telah ditahbiskan pada 3 Oktober 2025.
Transaksi senyap tersebut dibantu sejumlah s...
www.emitennews.com
PELUANG BISNIS DI SEKTOR INVESTASI: MOMEN EMAS UNTUK BERTUMBUH
Mumpung IHSG lagi pullback kita main diversifikasi saja ygy, dengan demikian porto kita akan ikut pullback bareng indeks, bedanya kita screening sektor yg potensi recover duluan atau lebih kencang, hasil profitnya kita pindahin ke sektor yg masih ngelag. Oke kali ini kita bidik sektor holding investasi.
Kalau kita lihat kondisi ekonomi di akhir September 2025, situasinya cukup unik. Dunia luar lagi sedikit lesu, tapi ekonomi Indonesia justru kelihatan tangguh dan terus bertumbuh. Biar makin kencang, Bank Indonesia bahkan menurunkan suku bunga, jadi pinjam uang buat modal usaha jadi lebih murah. Nah, yang paling seru itu di pasar saham, IHSG lagi semangat-semangatnya, bahkan berhasil tembus rekor baru. Suasana politik juga cukup adem, jadi para investor merasa lebih tenang untuk menanamkan modalnya di sini.
Dengan kondisi "lampu hijau" seperti ini, sektor investasi jelas jadi primadona. Ini adalah momen emas buat siapa saja yang main di bidang ini. Dsri sisi internal, daftar koleksi portofolio mereka yang semula rontok sudah mulai pulih, dari sisi eksternal animo pasar juga mulai ramai. Buat para pialang saham dan manajer investasi, pasar yang ramai berarti makin banyak transaksi dan dana kelolaan, yang artinya komisi dan pemasukan juga makin deras. Selain itu, banyak perusahaan baru yang antre mau IPO (melantai di bursa), ini jadi peluang bisnis yang gurih banget buat para penyedia jasa keuangan.
Nah, sebagai contohnya, kita bisa lihat dua pemain dengan gaya berbeda: Saratoga (SRTG) dan Panin Sekuritas ($PANS). $SRTG itu ibarat "investor kelas kakap" dengan modal triliunan. Momen seperti ini mereka manfaatkan untuk berburu dan membeli saham-saham perusahaan potensial dengan harga bagus. Sementara itu, PANS yang bisnisnya lebih ke jasa perantara, bakal "panen raya". Mereka dapat untung dari setiap transaksi jual-beli saham yang dilakukan nasabahnya. Jadi, meskipun cara mainnya beda ; satu sebagai investor strategis dan satunya lagi sebagai fasilitator pasar, keduanya sama-sama berada di posisi yang sangat bagus untuk meraup keuntungan dari iklim ekonomi Indonesia yang lagi cerah.
Eits.. tapi sebelum masuk km analisis lebih dalam lagi! cek recheck dulu ya momentumnya, corp actionnya, info terkini, atau klo kamu jago tapereading cermati dulu riwayat booksum, jgn asal entry! kalau mau aman kita pakai metode DCA saja. Atau klo kamu mau kita sama2 analisis tekhnikalnya komen dibawah..
$IHSG
EmitenNews.com - Otoritas Moneter Nasional Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan BI Rate 5x di sepanjang tahun 2025. Kebijakan ini diprediksi bisa mendongkrak kinerja investasi perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU).
Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) ...
www.emitennews.com
$PNLF kalo dilihat historinya tahun ganjil turun tahun genap naik apakah tahun 2026 baru naik lagi.
$PANS $CFIN
EmitenNews.com - Kementerian Keuangan menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk. (PANS) sebagai salah satu Mitra Distribusi Surat Utang Negara (SUN) Ritel di pasar perdana domestik. Penunjukan ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.27/PMK.08/2020 tentang Penjualan SUN Ritel di Pasar Perdana ...
www.emitennews.com
Analisis mendalam kecerdasan buatan baru telah dilakukan pada saham $SOSS.JK pada tuesday 16 september 2025.
Yuk, lihat analisis ini dan banyak analisis lain di https://cutt.ly/zrVvJ2s5. Ada pertanyaan? Tanya saja di https://cutt.ly/IrVvJ09W
Satu Bulan
Target Harga: Rp. 1100
Kinerja vs Indeks: Outperform
Jika suspensi dicabut dalam sebulan ke depan, SOSS berpotensi mengalami kenaikan harga. Kinerja historis yang kuat dalam setahun terakhir (naik 124.56%) dan adanya dukungan dari entitas besar melalui akuisisi saham oleh ALSOK BASS Indonesia Security Services dapat memicu minat beli kembali. Target harga diperkirakan mencapai 1100 IDR, dengan asumsi sentimen positif setelah pencabutan suspensi dapat mengimbangi fundamental yang kurang kuat dan tekanan jual awal.
Satu Tahun
Target Harga: Rp. 1300
Kinerja vs Indeks: Outperform
Dalam satu tahun ke depan, prospek SOSS kemungkinan akan tetap mengungguli indeks, meskipun dengan volatilitas. Akuisisi oleh ALSOK BASS Indonesia Security Services diharapkan membawa stabilitas dan sinergi bisnis jangka panjang, memperkuat posisi SOSS sebagai penyedia jasa alih daya. Meskipun demikian, fundamental perusahaan yang menunjukkan profitabilitas dan solvabilitas yang kurang baik tetap menjadi tantangan. Harga target 1300 IDR memperhitungkan potensi pertumbuhan dari sinergi dan ekspansi, namun juga mempertimbangkan risiko dari fundamental yang lemah dan potensi tekanan jual di tengah kenaikan harga yang cepat.
Untuk analisis lengkap, silakan kunjungi https://cutt.ly/8rVvJ2g2
$ADES.JK $PANS.JK
Ada pertanyaan tentang saham ini atau saham Indonesia lainnya? Ingin tahu strategi favorit dan apakah saham ini cocok untuk portofolio Anda? Atau apakah saham ini bagus untuk jangka pendek? Untuk pertanyaan ini atau pertanyaan lain terkait saham Indonesia, silakan bertanya di sini. Ini adalah robot yang dilatih khusus dengan data saham Indonesia. https://cutt.ly/OrVvJ01V
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pemilik brand ritel MR DIY, berhasil mencatatkan kinerja konsolidasian yang solid sepanjang semester I 2025. Emiten ritel ini membukukan pendapatan sebesar Rp3,7 triliun, atau tumbuh 16,5% year-on-year (YoY). Kondisi tersebut berhasil menge...
www.cnbcindonesia.com
IDXChannel – PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY), pemilik brand ritel MR DIY, mencatatkan kinerja konsolidasian positif pada semester I-2025.
Emiten ritel ini membukukan pendapatan sebesar Rp3,7 triliun, naik 16,5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya, sementara laba kotor tercatat Rp2,1 tri...
www.idxchannel.com
$PANS LK Q2 2025: Rugi Di Reksadana Sendiri?
Lanjutan dari postingan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138
PT Panin Sekuritas Tbk di semester pertama 2025 mencatat kerugian yang cukup terasa dari pos perdagangan efek yang belum direalisasi. Total kerugiannya mencapai Rp12,50 miliar, angka ini muncul karena portofolio efek yang mereka pegang tidak semua bergerak searah. Ada yang naik, tapi lebih banyak yang turun, terutama dari sisi reksadana dan saham pihak berelasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Porsi terbesar penyumbang rugi datang dari reksadana pihak berelasi yang nilainya terkoreksi Rp11,76 miliar. Reksadana ini bukan produk sembarangan, karena dikelola oleh anak usaha mereka sendiri, PT Panin Asset Management. Nama-nama produknya cukup panjang dan beragam, mulai dari Panin Dana Utama Plus 2, Panin Dana Maksima, Panin Dana Teladan, Panin Dana Likuid, Panin Dana Prima, Panin Dana Pendapatan Utama, Panin Dana Syariah Saham, sampai Panin Global Sharia Equity Fund. Artinya rugi di sini sifatnya bukan hanya karena faktor eksternal pasar, tapi juga langsung berdampak ke produk internal grup yang jadi andalan.
Selain reksadana, efek ekuitas pihak berelasi juga ikut jadi biang kerok kerugian dengan angka Rp2,13 miliar. Sayangnya, laporan keuangan tidak merinci saham mana saja yang dimaksud, hanya disebut sebagai saham tercatat di BEI yang dihitung berdasarkan harga pasar. Dari sini bisa dibaca bahwa meskipun diversifikasi dilakukan, korelasi dengan kondisi pasar saham tetap kuat sehingga portofolio ekuitas internal mereka ikut tertekan.
Di sisi lain, ada juga efek yang mencatat keuntungan dan sebenarnya membantu menahan kerugian supaya tidak lebih dalam. Misalnya, efek utang dari pihak ketiga yang memberikan untung Rp1,19 miliar, berisi obligasi negara maupun korporasi dari penerbit seperti Lontar Papyrus, Indah Kiat, Merdeka Copper Gold $MDKA, Oki Pulp, Pos Indonesia, $MBMA, hingga Pindo Deli. Ada juga efek ekuitas dari pihak ketiga yang meski kecil tetap mencatatkan positif Rp142 juta, dan obligasi pihak berelasi, yaitu Obligasi Berkelanjutan IV Bank Panin Tahap II tahun 2024, yang memberi kontribusi Rp55 juta. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Namun sayangnya, total keuntungan dari obligasi dan saham pihak ketiga ini tidak cukup besar untuk menutupi kerugian dari reksadana dan saham pihak berelasi. Akhirnya, angka final yang muncul di laporan adalah kerugian bersih belum direalisasi Rp12,50 miliar. Dari cerita ini terlihat jelas bahwa Panin Sekuritas menghadapi risiko konsentrasi pada portofolio reksadana internal, karena meski ada instrumen obligasi yang stabil, kinerjanya tetap kalah oleh turunnya nilai reksadana berelasi yang porsinya jauh lebih besar.
Kalau melihat kinerja Panin Sekuritas di semester pertama 2025, kondisinya mirip pedagang bakso Pak Toto yang meskipun koleksi mangkok antiknya nilainya turun, tapi jualan sehari-harinya tetap rame dan kasnya tetap penuh. Di laporan keuangan, Panin mencatat kerugian belum direalisasi Rp12,50 miliar dari portofolio efek. Angka ini sebagian besar datang dari reksadana pihak berelasi yang nilainya turun Rp11,76 miliar dan saham pihak berelasi yang terkoreksi Rp2,13 miliar. Untungnya masih ada sedikit penahan kerugian dari obligasi pihak ketiga yang memberi Rp1,19 miliar, saham pihak ketiga Rp142 juta, serta obligasi berelasi Rp55 juta. Jadi total rugi portofolio memang ada, tapi sifatnya nonkas alias cuma di atas kertas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di luar pos itu, mesin utama Panin masih menghasilkan cuan nyata. Komisi broker naik 27% menjadi Rp79,47 miliar, sementara bisnis manajemen investasi memang turun 13,9% ke Rp75,88 miliar dan kegiatan lain turun 28,2% ke Rp3,76 miliar. Total pendapatan akhirnya terkoreksi 5,9% dari Rp169,04 miliar di 2024 menjadi Rp159,12 miliar di 2025. Laba usaha turun lebih tajam 30,8% dari Rp73,12 miliar ke Rp50,62 miliar. Laba bersih ikut turun 26,8% dari Rp51,65 miliar ke Rp37,84 miliar dan laba per saham juga ikut turun 26% dari Rp69,03 ke Rp51,11. Jadi kalau dilihat dari profit memang mengecil, tapi tetap positif.
Rahasia kenapa bisa tetap cetak laba ada di beban yang berkurang. Beban keuangan turun 83,9% dari Rp4,51 miliar ke Rp727 juta setelah utang bank Rp38 miliar yang sempat ada di akhir 2024 berhasil dilunasi di 2025. Dampaknya terasa langsung ke laba sebelum pajak. Beban pajak juga otomatis turun 25% sejalan dengan turunnya laba. Di sisi lain, memang beban administrasi melonjak 46,2% jadi Rp30,98 miliar dan beban pegawai naik 7%, tapi penghematan bunga tadi jauh lebih kuat.
Dari sisi neraca, aset naik 5,6% dari Rp2,00 triliun ke Rp2,11 triliun. Liabilitas justru melonjak 41,1% dari Rp445,56 miliar ke Rp628,70 miliar sehingga ekuitas turun 4,5% ke Rp1,48 triliun. DER naik dari 0,28x ke 0,42x, masih aman di bawah 1x tapi menunjukkan leverage bertambah. Utang transaksi perantara efek juga naik signifikan dari Rp354,67 miliar ke Rp474,35 miliar. Semua liabilitas ini jangka pendek, jadi manajemen likuiditas jadi krusial.
Kas operasi justru jadi cerita bagus. Dari negatif Rp65,30 miliar di 2024 berubah positif Rp42,68 miliar di 2025. Arus kas investasi keluar Rp1,12 miliar, lebih kecil daripada tahun lalu Rp2,84 miliar. Arus kas pendanaan negatif Rp38 miliar karena pelunasan utang bank, padahal tahun lalu sempat positif Rp90 miliar karena penerimaan pinjaman. Net cash tetap naik Rp3,56 miliar meski lebih kecil dibanding kenaikan Rp21,86 miliar tahun lalu. Free cash flow bahkan melonjak dari negatif Rp68,14 miliar ke positif Rp40,86 miliar.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Meski portofolio efek bikin rugi Rp12,50 miliar, Panin tetap cetak laba Rp37,84 miliar karena mesin utama berupa komisi broker, repo, dan bunga margin masih jalan. Ditambah beban bunga yang turun drastis, kas operasional berubah positif, dan free cash flow membaik, posisi Panin masih aman. Jadi kalau dianalogikan dengan warung bakso Pak Toto, meski harga koleksi mangkoknya turun, tapi antrean pembeli baksonya tetap panjang, biaya daging lebih murah karena utang ke pemasok sudah lunas, sehingga di akhir bulan laci kas tetap terisi penuh dan warungnya tetap mencatat untung.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9
$PANS LK Q2 2025: Aseng dan Repo
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Panin Sekuritas Tbk adalah salah satu pemain lama di industri pasar modal Indonesia yang punya sejarah cukup panjang sejak berdiri pada 1989 dengan nama PT Panin Sekuritasindo. Baru pada 1995 nama berubah menjadi PT Panin Sekuritas, dan hingga sekarang berkantor pusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi komersial sejak 14 September 1989 dan bergerak di bidang perantara perdagangan efek serta penjamin emisi efek. Sempat punya izin manajer investasi, tetapi sejak 2012 izin itu dialihkan ke anak usaha PT Panin Asset Management. Dengan berbagai perizinan resmi dari OJK dan BEI, Panin Sekuritas juga pernah menerbitkan obligasi di awal 2000an sebelum akhirnya lunas seluruhnya. Saat ini jumlah karyawannya 299 orang, turun dari 311 di tahun sebelumnya, dan sahamnya pertama kali ditawarkan ke publik pada Mei 2000 dengan harga Rp550 per saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi kepemilikan, saham Panin Sekuritas terbagi antara PT Bank Pan Indonesia Tbk dengan 29%, PT Patria Nusa Adamas dengan 30%, sisanya masyarakat sekitar 39,81%. Perusahaan juga memiliki saham treasuri sekitar 8,57 juta lembar dengan nilai Rp24,29 miliar. Struktur pengurusnya cukup mapan, dengan Mu’min Ali Gunawan menjabat Presiden Komisaris dan Indra Christanto sebagai Presiden Direktur, didukung oleh komisaris independen serta komite audit yang aktif. Dari sisi induk usaha, Bank Panin dikendalikan oleh PT Panin Investment, sementara Patria Nusa Adamas di bawah PT Berkat Mitra Patria.
Kinerja keuangan paruh pertama 2025 menunjukkan tren menurun dibandingkan 2024. Laba tahun berjalan tercatat Rp37,84 miliar, turun 26,8% dari Rp51,65 miliar. Laba per saham dasar turun dari Rp69,03 menjadi Rp51,11 atau minus 25,96%. Pendapatan total juga menurun 5,87% menjadi Rp159,11 miliar, sementara laba usaha anjlok 30,76% menjadi Rp50,62 miliar. Data ini jelas menggambarkan tekanan pada profitabilitas meski perusahaan masih mampu menjaga operasional. Hal yang menarik, penurunan laba tidak sepenuhnya mencerminkan arus kas karena kas dari aktivitas operasi justru berbalik positif Rp42,68 miliar, membaik drastis dari minus Rp65,30 miliar pada periode yang sama tahun lalu.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Model bisnis Panin Sekuritas masih fokus pada tiga segmen, yaitu perantara perdagangan efek, manajer investasi, dan kegiatan lain-lain. Pendapatan komisi dari perdagangan efek naik 6,45% menjadi Rp79,47 miliar, tetapi bisnis manajemen investasi yang dijalankan Panin Asset Management justru turun hampir 14% menjadi Rp75,88 miliar. Pendapatan dari kegiatan usaha lain juga melemah. Yang patut dicatat, lebih dari separuh pendapatan manajemen investasi, sekitar 53,8%, berasal dari pihak berelasi. Ini menandakan ketergantungan cukup besar pada satu kelompok pelanggan yang bisa menjadi risiko jika hubungan terganggu. Dari sisi vendor, Panin Sekuritas bergantung pada BEI, KPEI, dan bank sebagai mitra utama dalam kliring, penyelesaian transaksi, dan pendanaan.
Jika melihat neraca, total aset per Juni 2025 naik tipis 5,6% menjadi Rp2,11 triliun, tetapi liabilitas melonjak 41,09% menjadi Rp628,69 miliar. Ekuitas justru turun 4,54% menjadi Rp1,48 triliun. Rasio DER ikut naik dari 0,28x ke 0,42x, yang meskipun masih aman di bawah 1x tetap jadi sinyal leverage meningkat. Liabilitas jangka pendek yang sebelumnya Rp38 miliar sudah dilunasi, namun utang transaksi perantara pedagang efek naik tajam ke Rp474,35 miliar. Semua liabilitas jatuh tempo kurang dari satu tahun, artinya perusahaan harus benar-benar cermat mengelola likuiditas. Syukurnya, persyaratan MKBD tetap terpenuhi, jadi secara regulasi masih aman.
Kalau ditilik lebih jauh, masalah utama ada pada sisi pendapatan. Penurunan besar terjadi pada pendapatan penjamin emisi dan penjualan efek yang ambles 96,75%. Pendapatan bunga dan dividen turun 15,89%, sementara manajemen investasi minus 10,43%. Untungnya, komisi perdagangan efek tumbuh 27,13% dan kerugian belum direalisasi di portofolio efek mengecil dari Rp30,5 miliar menjadi Rp12,5 miliar. Di sisi biaya, beban usaha membengkak 13,1% terutama karena beban umum dan administrasi naik 46,2% serta beban pegawai naik 7,05%. Sebaliknya, beban keuangan turun drastis 83,85% setelah perusahaan melunasi utang bank jangka pendek, ini jadi poin plus dalam manajemen utang.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari perspektif arus kas, cerita lebih positif. Aktivitas operasi menghasilkan kas Rp42,68 miliar, sementara investasi hanya menyedot Rp1,12 miliar dan pendanaan minus Rp38 miliar karena pelunasan utang. Total kas bersih naik Rp3,56 miliar meskipun jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. Free cash flow juga positif Rp40,86 miliar, perbaikan besar dari negatif Rp68,14 miliar setahun lalu. Jadi meski laba akuntansi menurun, kas nyata yang dihasilkan operasional justru lebih sehat. Ini memberi sinyal bahwa bisnis inti masih cukup kuat dan mampu menopang beban keuangan.
Namun ada beberapa anomali yang patut diawasi. Saldo kas dari pihak berelasi turun drastis 93,3% menjadi hanya Rp2,3 miliar. Ketergantungan pada pendapatan pihak berelasi juga menimbulkan potensi risiko konsentrasi. Selain itu, kenaikan liabilitas yang signifikan dan membengkaknya biaya administrasi menekan efisiensi. Perusahaan hanya beroperasi di Indonesia, sehingga tidak ada diversifikasi geografis. Aset tetap terdiri dari tanah Rp11,99 miliar dan bangunan Rp28,42 miliar, dengan surplus revaluasi bangunan Rp6,85 miliar yang masuk ke ekuitas. Efek reverse repo yang dimiliki pun sebagian besar saham properti dan media seperti MDLN, MSIN, MNCN, BIPI, hingga ENRG, yang menambah eksposur volatilitas pasar.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Transaksi Repo Panin Sekuritas
📌 Per 30 Juni 2025
1. MDLN
➡️ Repo Rp40,52 miliar mulai 8 April 2025, jatuh tempo 8 Juli 2025
➡️ Resale amount Rp42,16 miliar, keuntungan Rp1,64 miliar
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp144 juta
2. MSIN, MNCN, BIPI, ITMA, BULL
➡️ Repo Rp9,46 miliar mulai 19 Juni 2025, jatuh tempo 22 September 2025
➡️ Resale amount Rp9,83 miliar, keuntungan Rp374 juta
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp331 juta
3. MKPI
➡️ 6 transaksi antara Mei–Juni 2025, nominal Rp15–30 miliar
➡️ Total resale amount selalu lebih tinggi, margin tiap transaksi Rp262 juta–517 juta
➡️ Total keuntungan dari seluruh transaksi lebih dari Rp2,3 miliar
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi puluhan sampai ratusan juta per kontrak
4. DILD
➡️ 2 transaksi pada 30 April 2025, nominal Rp4,03 miliar dan Rp14,62 miliar
➡️ Resale Rp4,19 miliar dan Rp15,19 miliar
➡️ Keuntungan total Rp715 juta
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp241 juta
5. ENRG
➡️ Repo Rp23,78 miliar mulai 27 Mei 2025, jatuh tempo 27 Agustus 2025
➡️ Resale Rp25 miliar, keuntungan Rp1,22 miliar
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp766 juta
📌 Per 31 Desember 2024
1. MDLN
➡️ Repo Rp40,52 miliar mulai 6 November 2024, jatuh tempo 3 Januari 2025
➡️ Resale Rp41,57 miliar, keuntungan Rp1,04 miliar
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp54 juta
2. MSIN, MNCN, BIPI, ITMA, BULL
➡️ Repo Rp9,46 miliar mulai 19 Desember 2024, jatuh tempo 19 Maret 2025
➡️ Resale Rp9,81 miliar, keuntungan Rp355 juta
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp307 juta
3. MKPI
➡️ 3 transaksi Desember 2024 dengan nominal Rp25–35 miliar
➡️ Keuntungan tiap transaksi Rp388 juta–630 juta
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp38 juta–319 juta
4. DILD
➡️ 2 transaksi 4 Desember 2024, nominal Rp5 miliar dan Rp17,77 miliar
➡️ Resale Rp5,12 miliar dan Rp18,20 miliar
➡️ Keuntungan total Rp550 juta
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp294 juta
5. ENRG
➡️ 2 transaksi 27 November 2024, nominal Rp47,57 miliar dan Rp23,78 miliar
➡️ Resale Rp50 miliar dan Rp25 miliar
➡️ Total keuntungan Rp3,65 miliar
➡️ Pendapatan bunga belum diamortisasi Rp2,3 miliar
Kalau kita lihat catatan reverse repo Panin Sekuritas dan anak usahanya, ceritanya memang menarik karena di balik angka yang tampak kecil ada pola yang konsisten menghasilkan keuntungan. Per posisi 30 Juni 2025, total margin yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp6,33 miliar. Angka ini datang dari berbagai emiten yang berbeda, mulai dari $MDLN yang menyumbang Rp1,64 miliar, paket saham MSIN, $MNCN, BIPI, ITMA, dan BULL sebesar Rp374 juta, lalu MKPI yang ternyata jadi penyumbang terbesar dengan enam transaksi bernilai total Rp2,39 miliar. Selain itu ada DILD yang menambah Rp715 juta dan ENRG yang menyumbang Rp1,22 miliar. Semua transaksi ini belum sepenuhnya diakui karena masih ada pendapatan bunga yang belum diamortisasi senilai Rp2,60 miliar yang akan masuk bertahap sesuai jatuh tempo kontrak.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita mundur ke akhir tahun 2024, ceritanya hampir sama, hanya saja nominal keuntungan lebih besar. Per 31 Desember 2024, Panin mengantongi margin total Rp7,04 miliar. MDLN lagi-lagi menyumbang Rp1,04 miliar, paket MSIN–MNCN–BIPI–ITMA–BULL memberikan Rp355 juta, MKPI dengan tiga transaksi menghasilkan Rp1,45 miliar, DILD Rp550 juta, dan ENRG menjadi bintang utama dengan dua transaksi besar yang total marginnya Rp3,65 miliar. Sama seperti Juni 2025, ada juga pendapatan bunga yang belum diamortisasi, kali ini lebih besar yakni Rp3,56 miliar, yang berarti potensi pendapatan masih menunggu pengakuan penuh di periode selanjutnya.
Kalau dua periode ini digabung, maka total keuntungan reverse repo yang sudah terkunci nilainya mencapai Rp13,38 miliar. Sementara itu, total pendapatan bunga yang belum diamortisasi, alias bunga yang baru akan diakui seiring berjalannya waktu, masih sebesar Rp6,16 miliar. Jadi secara keseluruhan, Panin Sekuritas berhasil memanfaatkan instrumen reverse repo untuk menghasilkan pendapatan tambahan yang stabil. Strateginya sederhana, meminjamkan dana dengan jaminan saham publik, menentukan resale amount lebih tinggi dari nilai repo awal, lalu menikmati margin bunga yang jelas per kontrak. Dengan angka belasan miliar ini, reverse repo bisa dibilang bukan sekadar parkir dana, tapi sudah jadi salah satu sumber profit yang lumayan konsisten bagi Panin.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Kalau kita lihat valuasi PANS di harga Rp1385, ceritanya lumayan menarik. Dengan saham beredar 711,4 juta lembar, market cap-nya sekitar Rp985 Miliar, relatif kecil untuk ukuran sekuritas. EPS tahunan hasil annualisasi semester pertama 2025 ada di Rp106,4, sehingga PER-nya 13x. Angka ini sebenarnya moderat, tapi jadi agak mahal kalau kita ingat bahwa laba justru turun 26,8% dibanding tahun lalu. Jadi investor sekarang bayar 13 kali laba untuk bisnis yang sedang melambat.
Di sisi buku, BVPS PANS Rp2021,6 per saham, jauh lebih tinggi dari harga pasar sekarang. PBV cuma 0,69x, artinya saham diperdagangkan di bawah nilai bukunya. Biasanya PBV di bawah 1 itu sinyal undervalued, tapi kalau laba turun, pasar memang enggan kasih premium. Jadi ini paradoks kecil, murah di aset tapi tidak murah di earnings.
Kalau ditengok ke arus kas, perusahaan masih bisa kasih napas. CFO tahunan Rp85,4 Miliar, atau Rp120 per saham. P/CFO jadinya 11,5x, sedikit lebih rendah dari PER, menandakan kas operasional lumayan sehat meskipun laba tertekan. Bahkan FCF per saham Rp115, bikin P/FCF 12,1x. Jadi dari sisi uang nyata yang masuk, bisnisnya masih jalan. Revenue tahunan sekitar Rp318,2 Miliar, kalau dihitung per saham Rp447,3. Dengan harga 1385, P/S 3,1x, lumayan tinggi untuk perusahaan sekuritas yang growth-nya tidak spektakuler.
Enterprise value-nya Rp948 Miliar, setelah kita hitung market cap ditambah liabilitas sewa Rp6,9 Miliar lalu dikurangi kas Rp44,4 Miliar. Kalau dibagi revenue, EV/Sales 3x. Kalau dibagi EBITDA Rp112,2 Miliar, ketemu EV/EBITDA 8,4x. Rasio ini masih masuk akal, tidak kelewat mahal tapi juga tidak murah, apalagi dengan tren laba turun. EV/EBIT 9,4x, sedangkan EV dibanding CFO dan FCF masing-masing 11,1x dan 11,6x. Jadi lagi-lagi, dari kacamata kas, PANS masih ada daya tahan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bagian yang bikin mata berbinar justru dividennya. Tahun 2024, DPS Rp150, sehingga yield di harga sekarang 10,8%. Jarang-jarang ada sekuritas kasih yield dua digit. Tapi payout ratio-nya 94,3% dari laba, nyaris habis. Kalau laba 2025 makin turun, sulit mempertahankan dividen setinggi itu tanpa kuras kas. Jadi high yield ini bisa jadi jebakan manis.
Valuasi PANS sekarang seperti punya dua wajah. Dari sisi PBV, kelihatan murah sekali karena harga di bawah nilai buku. Dari sisi PER, tidak bisa dibilang murah karena laba lagi turun. Dari sisi kas, bisnisnya masih bernapas, tapi margin keamanan tipis. Investor yang masuk karena tergoda dividend yield harus waspada, karena kalau laba terus susut, dividen bisa saja dipotong. Jadi saham ini lebih cocok buat yang percaya manajemen bisa balikkan tren laba dan atur biaya dengan ketat, bukan untuk yang hanya kejar dividen instan.
Panin Sekuritas di paruh pertama 2025 menghadapi tantangan berat dengan laba menurun, ekuitas tergerus, dan biaya operasional meningkat. Meski begitu, perusahaan mampu menunjukkan perbaikan likuiditas lewat arus kas operasi yang berbalik positif dan pelunasan utang jangka pendek. Kombinasi antara ketergantungan pada pihak berelasi, beban administrasi yang membengkak, serta naiknya leverage jadi catatan merah. Tetapi kemampuan menghasilkan free cash flow positif memberi dasar bahwa fundamental operasional masih terjaga. Dalam jangka panjang, konsistensi menjaga efisiensi biaya dan diversifikasi sumber pendapatan jadi kunci apakah Panin Sekuritas bisa menjaga momentum dan tetap relevan di industri pasar modal yang kompetitif.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/7