1,340

0.00

(0.00%)

Today

0

Volume

5.41 M

Avg volume

Company Background

PT Bank OCBC NISP Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankan. Perusahaan ini beroperasi dengan nama Bank OCBC NISP atau OCBC NISP. Selain perbankan konvensional, perusahaan ini juga menawarkan layanan perbankan Syariah. Jaringannya terdiri dari cabang di berbagai wilayah Indonesia seperti Bali, Balikpapan, Bandung, Banjar Baru, Banjarmasin, Tangerang, Batam, Bekasi, Binjai, Bitung, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cikarang, Cimahi, Cirebon, Deli Serdang, Depok, Gresik, Jambi, Surabaya, Kediri, Kendari, Bandar Lampung, Madiun, Magelang, Makassar, Manado, Medan, Mataram, Padang, Palu, Pangkal Pinang, Pekan Baru, Pontiana... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP stabil, bandarnya kyk BI yg ngejagain nilai kurs rupiah 😅

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@irizki29 ya inti nya mau kejadian apapun ya mesti siap... Mau saham2 anjlok ya happy bisa serok bawah.. Mau saham2 naik ya happy juga karena sudah ada di portfolio

Mau harga saham baik happy, turun pun happy juga 😁

$BMRI $UNTR $NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Porto membosankan.
Sejak Agustus tahun lalu isinya cuma $DKFT $ERAL $NISP plus ¼ porsi untuk swing dan day trading.

Tiap cuan day trading, masuk lagi ke 3 saham itu.
benar² membosankan.

Tapi yang membosankan itu justru yang cuan.

Tetap senang melihat hiruk pikuk stream sambil sesekali nyopet. Tumbuhan utama biarkan beetumbuh dengan tenang.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PER nya $PNBN masih di angka 9.
PER nya $BNGA $NISP di angka 5,9

Seharusnya PE PNBN dibawah BNGA dan NISP.
Paling tidak, mungkin PNBN bisa nurunin dulu harga nya biar PER nya turun jadi 7, agar menarik buat ritel2 spt kita 😀 😀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

TSPC: The Waving Double Yellow Flags
(Tulisan ini untuk kenang-kenangan saya. Disclaimer)

Dalam Formula 1 (F1), bendera kuning dan merah digunakan sebagai sinyal untuk memberi tahu pembalap mengenai kondisi lintasan yang membahayakan.
🟨 Single Yellow Flag (Bendera Kuning Tunggal)
Arti: Ada bahaya di depan lintasan, tapi masih bisa dilalui.
🟨🟨 Double Yellow Flag (Bendera Kuning Ganda)
Arti: Ada bahaya besar di depan, dan kemungkinan besar lintasan sebagian terhalangi.
🟥 Red Flag (Bendera Merah)
Arti: Balapan dihentikan sementara karena kondisi berbahaya.

Saya pertama kali masuk ke saham $TSPC pada 15 Mei 2023, di rentang harga 1.400–1.430.
Alasan tepatnya mengapa saya membeli TSPC sudah agak terlupa. Kalau dipaksa mengingat, mungkin karena saat itu TSPC tergolong saham dengan potensi growth yang cukup baik, namun valuasinya masih terbilang murah. Selain itu, satu hal yang pasti memengaruhi keputusan saya adalah aksi pembelian terus-menerus dari insider, yaitu PT Bogamulia Nagadi.
Karena conviction saya terhadap TSPC saat itu tidak terlalu kuat, saya hanya membeli dalam jumlah kecil. Apalagi harga saham ini sudah sideways cukup lama, sejak Februari 2021. Tak disangka, kurang dari satu bulan setelah saya masuk, harga saham langsung naik.
Karena kenaikan ini terjadi begitu cepat—sementara keyakinan saya belum tinggi—alokasi TSPC di portofolio saya hanya saya biarkan di sekitar 7%.
________________________________________
Tiga Spike
Saya lupa apa pemicu spike harga di bulan Mei 2023 maupun Desember 2023. Namun spike ketiga, yang terjadi pada Juli 2024, cukup saya ingat. Saat itu, harga saham naik ke kisaran 2.500, bahkan sempat menembus 2.900 dalam beberapa hari. Katalis utamanya adalah lonjakan revenue TSPC serta penurunan beban yang signifikan di Q2 2024, yang menyebabkan laba operasional melonjak tajam dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan revenue disebabkan oleh fenomena downtrading, sementara kenaikan margin (OPM) terjadi karena efisiensi operasional. Jika diingat kembali, dua katalis ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak Q1 2024—namun saat itu saya kurang memperhatikan karena porsi TSPC di porto saya kecil, dan fokus saya lebih tertuju pada $NISP, $INDF, serta BDMN.
________________________________________
Kurs, Laba, dan Momentum
Seiring perhatian saya beralih ke TSPC, saya mulai lebih mencermati isu kurs dan pengaruhnya terhadap bottom line. Mayoritas kas TSPC tersimpan dalam bentuk USD.
Saya mengantisipasi laba bersih di Q3 2024 akan turun karena pelemahan dolar dengan asumsi OPM stabil. Per 30 Juni 2024, kurs USD/IDR berada di 16.350, dan turun menjadi sekitar 15.200 per 30 September 2024. Maka, pada 23 Oktober 2024 saya memutuskan untuk trading sebagian: saya menjual 40% kepemilikan di harga 2.630 dan tetap menahan 60%-nya.
Benar saja, laporan Q3 2024 menunjukkan bottom line yang menurun akibat selisih kurs, meski laba operasional tetap stabil dan kuat.
________________________________________
Buyback dan Perhatian Meningkat
Mengantisipasi Q4 2024 yang berpotensi mendapatkan keuntungan kurs (karena USDIDR kembali naik ke 16.200-an per 31 Desember 2024), saya melakukan buyback cukup banyak di harga rata-rata sekitar 2.350. Saya cukup yakin OPM akan stabil dan downtrading juga tidak akan berlanjut, mengingat saudara saya yang sempat riset mengatakan bahwa mayoritas produk TSPC adalah produk dengan harga termurah di ritel seperti Indomaret dan Alfamart.
Alhasil, bobot TSPC dalam portofolio saya naik hingga 13,5%—nyaris dua kali lipat dari alokasi awal di 2023.
Namun ternyata, bottom line Q4 2024 tidak setinggi Q1 dan Q2 2024. Ini menunjukkan bahwa laba operasional mulai melemah.
________________________________________
Bendera Kuning Mulai Berkibar
Saya memperkirakan keuntungan kurs yang besar juga akan terjadi di Q1 2025 (karena USDIDR per 31 Maret 2025 berada di 16.700). Namun di sinilah saya mulai melihat yellow flag :
Meskipun laba bersih stabil, revenue justru turun—bahkan lebih rendah dari Q2 2023. Secara sekilas, ini menunjukkan downtrading sudah terjadi benar-benar masif hingga ke bawah TSPC. OPM memang masih terjaga, tetapi penurunan revenue tetap membuat saya waspada. Banyak yang beralasan bahwa penurunan tersebut berasal dari segmen produk dengan margin tipis, namun bagi saya ini tetap sinyal peringatan.
Saya juga mengantisipasi kerugian kurs di Q2 2025, karena USD kembali turun ke kisaran 16.200-an per 30 Juni 2025. Ini menjadi double yellow flag bagi saya.
________________________________________
Aksi Insider dan Exit Strategy
Menariknya, hingga tulisan ini dibuat, insider dan PSP masih terus melakukan pembelian masif. Jika tren ini berlanjut, sangat mungkin pada tahun 2027 kepemilikan Boga akan melebihi 92,5%—yang merupakan batas maksimum. Setelah itu, belum jelas apa yang akan terjadi—entah tender offer atau skema lain.
Melihat dua bendera kuning yang mulai berkibar (meski belum menjadi red flag), walaupun PSP masih akumulasi hingga sekarang, saya akhirnya memutuskan untuk keluar sepenuhnya dari TSPC.
Saya menjual seluruh posisi saya antara akhir Mei hingga awal Juni 2025, sebelum cum date, di harga rata-rata sekitar 2.550.
________________________________________
Hasil Investasi
• TSPC yang saya beli pada periode pertama (Mei 2023) dan dijual sebagian pada Oktober 2024 atau ditahan hingga 2025, memberikan keuntungan sekitar 100% (bagger), termasuk dividen. (jujur saja saya tidak menyangka TSPC bisa bagger dalam <2 tahun)
• TSPC yang saya akumulasi kembali di harga rata-rata 2.350 menghasilkan keuntungan sekitar 8%.
________________________________________
Penutup
PS: Saya masih menyimpan 70 lot TSPC di salah satu akun sekuritas.
Sebagai kenang-kenangan saja 😄 dan bukti bahwa saya pernah masuk TSPC di harga 1.425 pada 15 Mei 2023.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

mending save di $NISP $BNGA atau saham lain yang valuasi nya masih murah tapi bagi deviden lumayan skitar 8%,, n kinerja nya lumayan oke volatilitas lebih rendah dibanding bank Himbara,, atau coba masuk ke saham siklikal seperti $JPFA mumpung harga ayam n jagung masih murah,, tinggal tunggu akhir tahun n momen Ramadan n lebaran kemungkinan besar naik

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$COIN PSAT ane masing masing dapat 9 lot n 1 lot aja,, rencana buat ditukar sama $NISP $JPFA KEEN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Good company with cheap price.

ARNA jadi menarik setelah memutuskan untuk melakukan BUYBACK dan pembagian DIVIDEN secara konsisten dari tahun ke tahun. Dengan yield diatas 8% dan BUYBACK yang nantinya akan meningkatkan laba per saham. Saham ini menjadi salah satu pilihan dari 20 list saham layak invest saya.

Lalu, apa ini waktu yang tepat untuk buy? Hit the button dan teman-teman bakalan tahu jawabannya.
Thanks me later 🙏

Link: https://cutt.ly/NrUy6TFL
$BBNI $NISP $BNGA

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rilis data Komposisi Penggunaan Pendapatan Rumah Tangga dari Survei Konsumen BI Juni 2025

✅ Porsi Konsumsi = 75,1%
Naik dari Mei yang sebesar 74,3%.

❌ Porsi Tabungan = 14,1%
Turun dari Mei yang sebesar 14,9%.

➖ Porsi Cicilan Pinjaman = 10,8%
Stabil dari Mei yang sebesar 10,8%.

...........................
Peningkatan porsi konsumsi yang cukup signifikan sebenarnya baik untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Namun di sisi lain porsi tabungan justru berkurang, menandakan masyarakat merelakan sebagian pendapatan yang harusnya ditabung tapi malah dipakai untuk konsumsi.

Untungnya porsi cicilan pinjaman tetap stabil, artinya peningkatan konsumsi saat ini tidak disebabkan oleh penarikan pinjaman yang bisa melemahkan konsumsi di kemudian hari.

Diharapkan kedepannya porsi konsumsi dapat terus tinggi dan meningkat, tabungan naik, cicilan pinjaman turun.

$NISP $CTRA $UNVR

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"Save money and money will save you."
John Soforic
$NISP $BNGA

Iseng baca Investor biography part 4/5
Peter Lynch, Fund Manager No. 1 di Amerika!
https://cutt.ly/JrYXtoeL
$HAJJ $NISP $DKFT

Peter Lynch adalah seorang investor legendaris dan mantan manajer reksa dana yang dikenal karena kinerjanya yang luar biasa di Fidelity Magellan Fund. Ia berhasil menghasilkan rata-rata pengembalian tahunan sebesar 29,2% selama masa jabatannya dari tahun 1977 hingga 1990, menjadikannya salah satu investor paling sukses sepanjang masa. Selain itu, ia juga seorang penulis buku investasi yang populer, seperti "One Up on Wall Street".
Berikut adalah beberapa poin penting tentang Peter Lynch:
Karier di Fidelity Magellan:
Lynch memimpin Fidelity Magellan Fund dari tahun 1977 hingga 1990, dan selama periode tersebut, ia mencapai rata-rata pengembalian tahunan sebesar 29,2%.
Strategi Investasi:
Ia dikenal karena strateginya yang menekankan pada investasi pada perusahaan yang dikenal baik oleh investor, atau "investasikan pada apa yang Anda ketahui", serta pendekatan investasi jangka panjang.
Penulis Buku:
Lynch adalah penulis beberapa buku investasi yang laris, termasuk "One Up on Wall Street" dan "Beating the Street".
Filantropis:
Selain berinvestasi, Lynch juga aktif dalam kegiatan filantropi.
Pengaruh:
Ia memiliki pengaruh besar pada cara banyak orang melihat pasar saham, dan banyak investor menganggapnya sebagai salah satu investor terbaik sepanjang masa.
Penghargaan:
Lynch telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan atas pencapaiannya di dunia investasi.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Setuju dengan *Capital Gain approach* yang disampaikan Pak LKH. tp di waktu market yg dibuat naik turun kayak gini memilih emiten yang juga memberikan dividen juga akan lebih membuat tenang karena ada napas tambahan dalam mengarungi lautan samudra $IHSG

https://cutt.ly/ErYAMtan

random tag: $BBRI $NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Ketika Efisiensi Tak Menjamin Dominasi

Selama satu dekade terakhir, investor pasar modal Indonesia telah mematrikan satu patokan mutlak di sektor perbankan: Bank Central Asia (BBCA). Ia bukan hanya bank, tetapi semacam kredo. Dalam dunia yang rawan ilusi pertumbuhan, BBCA tampil seperti manifestasi dari sistem yang solid. Ia konservatif namun adaptif, efisien tanpa serakah, besar tetapi tetap lincah. Maka pertanyaan "siapa the next BBCA?" bukan soal siapa yang tumbuh paling cepat, melainkan siapa yang sanggup meniru disiplin yang tahan terhadap godaan euforia.

Kini dua nama kerap disandingkan dalam bayang-bayang itu: Bank CIMB Niaga (BNGA) dan Bank OCBC NISP (NISP). Keduanya, entah disadari atau tidak, telah menjadi subjek dari ekspektasi yang sama-sama tidak adil dan sulit dihindari.

Mari kita ukur mereka di hadapan cermin BBCA, dan biarkan pantulan itu menilai sendiri.

BNGA unggul dalam hal skala. Kapitalisasi pasarnya mendekati Rp42 triliun, sekitar 37 persen lebih besar dari NISP yang berada di kisaran Rp30,5 triliun. Dari jumlah kantor, jaringan ATM, hingga jangkauan digital, BNGA terlihat lebih agresif dalam menggarap pasar. Dari sisi ukuran dan momentum, BNGA memang tampak lebih dekat ke orbit BBCA. Namun di balik itu, mengemuka satu pertanyaan krusial: mengapa skala yang besar tidak dibarengi dengan profitabilitas yang setara?

Laba bersih BNGA pada kuartal I 2025 tumbuh 1,9 persen secara tahunan dan 9,6 persen secara kuartalan. Namun, ROE-nya hanya berada di kisaran 11,4 persen. Efisiensi operasional pun masih menantang, dengan tekanan pada margin yang mencerminkan struktur biaya yang belum optimal. Di sisi lain, BBCA mencatatkan ROE 26,2 persen pada periode yang sama. Bukan sekadar dua kali lipat, melainkan refleksi kedalaman model bisnis yang sulit ditiru. Maka meski BNGA mampu tumbuh cepat, pertumbuhan itu belum cukup menunjukkan kualitas yang setara.

NISP di sisi lain menawarkan ketenangan yang penuh perhitungan. Ia tidak menonjol, bahkan sering terpinggirkan dari sorotan publik. Namun justru dalam kesenyapan itulah tersembunyi satu kualitas langka: efisiensi yang konsisten. Laba bersihnya di kuartal I 2025 tumbuh 11 persen secara tahunan, dengan ROE yang berada di kisaran 12,5 persen dan margin laba bersih sekitar 23 persen. NISP tampil seperti mesin presisi yang tahu betul apa yang ia kerjakan.

Namun efisiensi tanpa ekspansi hanya akan menjadi keunggulan yang tak pernah dikenal. Jejak jaringan NISP, volume kredit, dan penetrasi pasarnya masih terlalu kecil untuk mendefinisikan dirinya sebagai pemain besar. Ia ibarat jam Swiss yang akurat, tetapi belum terdengar gaungnya di pasar luas.

Kedua bank ini, BNGA dan NISP, sesungguhnya merepresentasikan dua kutub ekstrem: BNGA sebagai sosok ambisius yang memperbesar skala, NISP sebagai petarung senyap yang mengasah efisiensi. Di tengah-tengah mereka berdiri BBCA, bukan sebagai garis akhir, tetapi sebagai mercusuar yang memberi arah sekaligus mengingatkan bahwa untuk mendekat, dibutuhkan lebih dari sekadar niat.

Dan inilah hal yang paling esensial: menjadi BBCA berikutnya bukan hanya soal angka. Ini soal narasi. BBCA tidak tumbuh hanya karena efisien atau besar, melainkan karena membangun kepercayaan sistemik. Dari regulator, investor, hingga masyarakat umum, semua menganggap BBCA bukan sekadar bank yang untung, melainkan institusi yang dapat diandalkan.

Sampai hari ini, belum ada satu pun dari keduanya yang berhasil merebut imajinasi publik seperti BBCA. Tak banyak investor ritel yang dengan yakin menjadikan BNGA atau NISP sebagai jangkar portofolio jangka panjang. Karena itu, barangkali pertanyaan yang lebih tepat bukan "siapa next BBCA?", melainkan "apakah investor siap menerima kenyataan bahwa BBCA mungkin tidak akan pernah ada duanya?"

Mengejar bayangan BBCA tanpa membangun fondasi yang setara hanya akan membuat mereka terus berputar dalam lingkaran refleksi. Tampak mendekat, tetapi selalu terpental oleh cermin yang tak kenal kompromi.

Jika kamu menghendaki versi ringkas, versi carousel, atau tambahan data numerik seperti rasio valuasi, tinggal beri arahan.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Portofolio pilihan, bukan euforia pasar: https://cutt.ly/QrWXKQVP

$BBCA $BNGA $NISP

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP sayang danaku sudah habis..harganya mondar mandir saja..bisa ikut2an nbung sbnrnya..😀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

jgn disebut bang, nanti makin jatuh itu harga saham $NISP nya 😔

on serious note: $BBCA bank only naik 10%, yg 16% itu karena dividend dari anak usaha, jd pengaruhnya minimal di annual report.

so, so far nisp masih juara

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Silakan bandingkan bank terbaik di Indonesia

Karena data tidak pernah bohong

$BBCA $BBRI $NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@wywiet tp secara growth menang jauh $NOBU

Q1 ini growth NOBU mantap bngt, baik revenue maupun laba tumbuh ciamik mengalahkan $NISP dan $BNGA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

- Corporate Action $NOBU sudah selesai
- PER PBV lebih tinggi dari $BNGA dan $NISP
- Dividen Fadli Zonk

Harapan satu2nya jika Riady berbaik hati jadi Sinterklas :))

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

tetep optimis $NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Diam anteng di $NISP 3 tahun dikasih capital gain 110%, plus dividen 236 rupiah (setara 38% harga beli).

Even dividen ga direinvest aja, cagr masih dpt 35%+ p.a tuh.

Nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Tolooooooooooong.

Disc on: not a financial advice to buy or sell

Random tag:
$BMRI $BBCA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP,,, invest pemula,, buat jangka panjang

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@jakobusnadi mending buka rekening $NISP 😆

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IHSG laba ditahan adalah modal termurah, tanpa bayar, sehingga bank bank yang pay outnya rendah jauh lebih kompetitif dalam menyalurkan kredit, maka sewajarnya $BBCA, BBTN $NISP BTPS masih bisa tumbuh ditengah lesunya ekonomi….sebaliknya bank bank yang ber pay out tinggi akan ngos ngosan…. silahkan diuji

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Keterangan Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI

❌ Pendapatan Negara 1H25 baru mencapai Rp 1.451,6 bruto dan Rp 1.201 triliun neto.

Atau baru setara bruto 48,3% dari target APBN, dan neto 40% dari target.

Capaian penerimaan negara semester 1 ini merupakan yang terendah dalam 3 tahun terakhir.

Pendapatan negara 1H25 juga terkontraksi -9% yoy.

Penyebabnya adalah penurunan harga ICP (minyak), beralihnya dividen BUMN ke Danantara, dan hilangnya potensi dari batalnya kenaikan PPN ke 12%.

➖ Belanja Negara 1H25 terealisasi Rp 1.406 triliun.

Baru mencapai 38,8% dari target APBN, namun meningkat +0,6% yoy dibandingkan 1H24.

➖ Defisit APBN 1H25 sebesar Rp 204,2 triliun, atau 0,84% dari PDB.

Defisit ini meningkat dibandingkan 1H24 yang sebesar Rp 77,3 triliun, atau 0,34% dari PDB.

Walaupun masih lebih rendah dari target defisit APBN setahun penuh 2025 yang tertulis dalam UU sebesar Rp 616,1 triliun atau 2,53% dari PDB.

..................................
* Proyeksi Realisasi APBN hingga akhir tahun 2025 *

❌ Defisit APBN 2025 diperkirakan melebar jadi Rp 662 triliun atau 2,78% dari PDB.

Meningkat dari target UU APBN sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53% dari PDB.

❌ Pendapatan Negara 2025 diproyeksi hanya akan mencapai Rp 2.865,5 triliun atau 95,4% dari target.

Terdiri dari penerimaan pajak yang diproyeksi hanya 94,9% dari target, kepabeanan dan cukai yang melewati target 102,9%, dan PNBP yang hanya 92,9% dari target.

➖ Belanja Negara 2025 diproyeksi hanya mencapai Rp 3.527,5 triliun atau 97,4% dari target.

Namun komponen belanja kementerian lembaga (K/L) diproyeksi melebihi target hingga 109,9%.

➖ Menkeu meminta persetujuan DPR untuk memakai cash (sisa anggaran lebih) sebesar Rp 85,6 triliun.

Sehingga proyeksi defisit Rp 662 triliun tidak semuanya dibiayai dengan penerbitan SBN.

....................
Perkembangan dan proyeksi APBN saat ini semakin ketat dan penuh tekanan.

Pendapatan sulit terkumpul, namun belanja tetap harus dikejar untuk menopang kebutuhan dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Walaupun demikian defisit tetap dijaga tidak melonjak terlalu tinggi dari target APBN awal, masih manageable.

Pendapatan juga masih bisa dikejar semampunya di sisa waktu semester 2 tahun 2025.

https://cutt.ly/qrTT8K0z

https://cutt.ly/TrTT8Zjo

https://cutt.ly/ZrTT8LrE

$BBTN $BNGA $NISP

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$NISP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saham paling cocok untuk spekulasi pasti untung!
CDIA datang sebagai pendatang yang sudah disiapkan untuk cuan, berasal dari grup konglomerasi terkenal dan hebat menjadi alasan saham ini layak untuk di perhatikan.

menurut saya pribadi saham ini akan berpotensi naik +35% di hari ia listing, sehingga sangat mudah untuk mendapatkan uang dari ipo company ini. buat yang mau tau alasannya silahkan check video youtube di bawah. Thanks me later!

Link: https://cutt.ly/VrTyMrcT
$BMRI $BNGA $NISP

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy