Volume
Avg volume
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) adalah perusahaan media terintegrasi di Indonesia. Perusahaan ini memiliki bisnis inti dalam konten dan kepemilikan serta pengoperasian 3 dari 10 televisi Free-To-Air nasional di Indonesia. MNCN memiliki 3 TV Free-To-Air (FTA) - RCTI, MNCTV dan GlobalTV - serta 18 saluran yang dibuat dan diproduksi oleh MNC yang disiarkan di TV-berbayar. Saat ini, MNC juga memiliki bisnis berbasis media lain yang mendukung bisnis inti MNC. Bisnis-bisnis itu terdiri dari radio, media cetak, manajemen bakat, dan rumah produksi. MNC didirikan pada 17 Juni 1997. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada D... Read More
@mchoiri1 @odon sampah harga mercy 😂,
perusahaan untung terus tapi deviden ga dapet , harga saham berbanding terbalik dengan valuasinya krn banyak yg ga beres, kalo polesan , abal2 ya gini ini 😂
yg katanya invest harus puluhan tahun, makin ditinggal tidur makin miskin, bangun2 jadi gembel
$MNCN $BMTR
kalo mau invest beneran ya di $BBCA dkk
@asassist
MSIN sih hadeh , tahun 2022an sih sempat jadi anak emasnya om Thanos karena barang masih sedikit di market, jadi di mark-up multi bagger . Kontras dengan saham2nya yg lain yg barangnya udah pada nyebar di market $BMTR $MNCN $IPTV dkk
Ternyata rencana jangka panjangnya menampilkan karakter aslinya : Oktober 2024 MSIN stock split 1:5 biar seperti murah.... dan periode distribusi dimulai hingga sekarang 😄
$IHSG
Latar belakang grup $MNCN yang sering melakukan right issue dan aksi korporasi yang tidak terlaksana mengakibatkan reputasi perusahaan dipertanyakan.
tata kelolanya tidak memprioritaskan pemegang saham.tata kelola grup yang tidak meyakinkan dan masih harus dipertanyakan.
gcg yang sangat buruk
$BMTR
1/2
@mchoiri1 iya , thanos dapet duitnya dari bursa dengan pp dan ri , bisa dilihat dari chart cara dia ngarungin retail2 , lain dengan pak bos salim dan pak pp ,
kalo gak ada yg warning kasian investor2 yg baru masuk , banyak sekali kejanggalan di $MNCN grup,
investor2 lama kbnyakan udah paham krn banyak yg kena juga 😂
mengenai lkh di $BMTR juga ada yg janggal,
saudara sekandungnya juga punya karakter yg sama di $ZBRA
Tadinya mikir saham selokan biasanya dipegang investor gorong-gorong. Eeh liat LKH didalam mulai ragu dan ikutan masuk. Akhirnya sangkut dan join member investor gorong-gorong... 🤣 $BMTR $MNCN $DILD
$IPTV $BMTR $MNCN
Tambahan dari obrolan ngalor ngidul bersama ChatGPT :
Bukan ajakan jual beli guys 😆😆
--------------------
Terima kasih, ini penjelasan lengkapnya setelah ditambahkan informasi dari poin 3:
Periode Pelaksanaan PMTHMETD IPTV
Berdasarkan dokumen tersebut, PMTHMETD dapat dilaksanakan dalam waktu hingga 2 tahun sejak disetujui oleh RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa).
Ketentuan ini mengacu pada Pasal 8C ayat (1) huruf (a) POJK No. 14/2019.
Artinya apa?
Harga saham baru (harga pelaksanaan) tidak perlu ditentukan sebelum RUPSLB. Yang penting adalah RUPSLB menyetujui rencana PMTHMETD terlebih dahulu.
Setelah RUPSLB menyetujui, perusahaan memiliki waktu maksimal 2 tahun untuk benar-benar melaksanakan penerbitan saham baru.
Dalam periode 2 tahun itu, perusahaan bisa menunggu harga saham naik ke atas Rp111 agar bisa menetapkan harga pelaksanaan minimal Rp100 sesuai aturan.
Kesimpulan akhir:
Harga saham baru belum harus ditentukan sebelum RUPSLB Juni 2025.
Yang penting adalah RUPSLB memberikan persetujuan atas rencana PMTHMETD.
Setelah disetujui, IPTV punya waktu 2 tahun (hingga Juni 2027) untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut, menyesuaikan dengan kondisi pasar dan peraturan yang berlaku.
Jika harga saham masih rendah hingga menjelang batas 2 tahun itu, maka PMTHMETD bisa saja tidak dilaksanakan.
😃😃
----------------------
hati2 ada pom2an di $IPTV ,
inget $MNCN $BMTR prnh di pom2 ownernya sendiri 2 kali, yg pertama mncn mau dilejitkan ke 3 ribu eh kenyataan malah dilegitkan di harga 200an, yg ke 2 adalah merger mncn dan bmtr yg cuma pepesan kosong,kenyataan jadi momen thanos jualan,
laporan keuangan bisa dimanipulasi.
melihat kondisi, secara realita mnc grup akan bangkrut, kantor2nya dibbrp kota sudah ditutup, pengurangan karyayawan dll, tanda2 kebangkrutan didepan mata, mknya thanos nafsu banget jualan ke retail ngabisin barangnya,
nanti kalo sudah dipegang 90% masyarakat jangan lupa kempestornya kelola sendiri buat film srimulat atau lawakan apalah terserah biar harga sahamnya bisa naik 😂 thanos sudah bye2..
salah sendiri,saham jahat kok dibeli 😂
$IPTV $BMTR $MNCN
Obrolan ngalor ngidul bersama ChatGPT terkait saham baru IPTV ( private placement)
Bukan ajakan jual beli 😃
---------------------------------------
Kesimpulan Penjelasan Saham Baru IPTV
Apa yang sedang direncanakan oleh IPTV?
PT MNC Vision Networks Tbk (kode saham: IPTV) berencana menerbitkan saham baru (saham Seri B) melalui mekanisme PMTHMETD atau private placement, yaitu menjual saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (tanpa rights issue).
Berapa banyak saham baru yang akan diterbitkan?
Maksimal 4,2 miliar saham baru, setara dengan 10% dari total saham beredar. Nilai nominal per saham adalah Rp100.
Berapa harga jual saham baru ini?
Berdasarkan aturan BEI:
Harga jual saham baru (harga pelaksanaan) harus minimal 90% dari rata-rata harga penutupan saham dalam 25 hari bursa terakhir.
Namun, harga pelaksanaan juga tidak boleh lebih rendah dari nilai nominal saham, yaitu Rp100.
Masalah yang terjadi sekarang:
Harga saham IPTV saat ini hanya sekitar Rp20–21, jauh di bawah nilai nominal Rp100.
Maka, meskipun dihitung 90% dari harga pasar, tetap tidak mungkin menjual saham baru di bawah Rp100 karena akan melanggar aturan nominal minimum.
Apa dampaknya?
IPTV tidak bisa menjalankan rencana private placement saat ini.
Perusahaan harus menunggu harga saham naik di atas Rp111 (agar 90%-nya setara Rp100), atau melakukan langkah lain seperti:
Reverse stock split (penggabungan saham agar harga naik), atau
Menunda rencana ini sampai kondisi pasar lebih mendukung.
Inti Kesimpulan:
Rencana penerbitan saham baru IPTV belum bisa dilakukan saat ini karena harga saham di pasar (Rp20–21) masih jauh di bawah nilai nominal (Rp100). Maka, untuk melanjutkan rencana ini, IPTV harus menunggu harga saham naik atau mengambil langkah strategis lainnya.
============
Tambahan :
Kalau ada yg punya penjelasan lebih jelas lg,, silahkan di revisi penjelasan yang gue tanya dari ChatGPT 😆
🪱🪱🐉🐉
Emiten $MNCN sebenarnya bervaluasi sangat rendah saat ini, namun ini juga mencerminkan "trust deficit", jadi yang paling ditakutkan oleh investor sebenarnya adalah "manajemen risk", bagaimana integritas mereka saya rasa sudah menjadi rahasia umumlah, tidak elok jika saya rincikan dengan gamblang 😄
Pemenang masterchef tahun ini dipastikan warga bali dan bukan ch1nd0 lagi
https://cutt.ly/9rl7AY1Z
$DKHH $DKHH-W $MNCN
$MNCN masterchef tahun ini GF nya bukan ch1nd0 lagi, melainkan duo cowok bali keren 😂😂
ARA berjilid jilid
$DKHH $DKHH-W
https://cutt.ly/arl7PVEq
Semoga drama Lkh di $BMTR cepat terkuak,
tidak bisa dibiarkan manipulasi2 model seperti ini terjadi di bursa, banyak korban investor newbie yg tidak berdosa..cepat atau lambat thanos akan menerima buah dari karmanya sendiri
$MNCN wakti rups jangan lupa tanya , kapan merger, apakah 100 tahun lagi, atau sebenarnya mau bangkrut nih krn bmtr jual terus sampe mau abis barangnya?
kenapa ga bagi deviden pdhl profit terus?
yg terakhir jgn lupa tanya,
bgmna cara memoles laporan keuangan biar keliatan cantik? 😂
o iya pp $IPTV itu sbnrnya ada drama apa?
apakah mau mancing retail beli utk menghabiskan barang? 😂
kebetulan ini mah 😃 Global Mediacom jual $MNCN 😃 ga mungkin dananya buat di $IPTV 😃 masih bnyk kebutuhan yg lebih mendesak ya kan 😃
gilaaa...kepemilikan $BMTR tinggal 30% nan,
thanos berhasil mendistribusikan ke retail 😂
engkong juga ga berani nambah,
anggep duit ilang...udah sakit hati ama thanos..
pantes dari 2022 sampe skrg berita merger sudah lenyap, ternyata thanos malah mau exit 😂
....gini ya... $MNCN grup kalo emang beneran mercy harga bajai ya udah dimakan investor2 gede dan big money macam bang salim dkk,
masa ada mercy dijual harga bajai ga ada big money atau investor kakap yg mau beli?? aneh kan..jangan2 mercynya cuma cangkang doang, mesinnya udah dipretelin..hahaha 😂
thanos emang mafia .. hahaha
$IPTV pp lagi nih..dah muter aja gitu terus nos dapet duitnya 😂
sleeping investor artinya invest di saham tidur ,$BMTR $MNCN habitatnya di 50, saham selokan 😂
saham ini sulit naik , naik dikit diserbu kempestor yg pada pengin keluar dari saham jahat ini termasuk engkong2 yg terpenjara bakal ngeguyur 😂 gcg super buruk
$MNCN 06 May 25
Shareholder : Global Mediacom
Type : Local
Sold : -44,000,000 (-0.29%)
Current : 5,896,667,556 (39.18%)
Previous : 5,940,667,556 (39.47%)
$MNCN $BMTR thanos sedang memasang jaring lebar, hati2
$IHSG libur sampe selasa, rabu baru open market
, sabtu minggu senin belum cukup, tiap kali ada libur masih ditambah cuti bersama, jaman pak harto ga ada cuti bersama, setelah di revolusi mental malah makin malas , mental pengin mudah bisa cepet kaya, mknya korupsi makin merajalela,
salah satu penyebab ihsg sulit naik 🤬
@makrifuddin bisa gilaaa kali ya wkwkwkw... udah jangam banyakan mimpi bang.. jaman now udah kaga ada yg nonton tv. era tv cuma mentok smp tahun 2000. skrng era nya hape bro.. peak nya dah lewat $MNCN
Awan gelap seperti tidak mau buru buru menghilang dari dunia media dan konten.
Setelah perubahan NET-MDTV, efisiensi TVRI-RRI dan PHK di ANTV, beberapa waktu terakhir isu PHK atau layoff berlanjut di sejumlah grup media. Ada yang menyebut, bahwa ini terjadi di semua grup media tanpa terkecuali. Grup Emtek (EMTK-SCMA), grup Kompas Gramedia (Kompas TV dkk), Transmedia (CNN Indonesia-detikcom) hingga MNC Group (MNCN) menghadapi situasi ini. Layoff disebut terjadi mayoritas di divisi pemberitaan/newsroom.
Bahkan, isu layoff ini menyebabkan ucapan perpisahan news anchor Kompas TV dengan program yang digawanginya satu dekade terakhir - lengkap dengan tangisannya - yang sebenernya menjadi hal biasa di televisi (ada program dicut/dihentikan penayangannya), menjadi lebih sentimentil. Meski klaimnya ia saat ini masih tetap di Kompas TV - tapi tidak lagi di program itu, namun situasi geger ini jelas mungkin membuatnya bisa kepikiran juga akan potensi potensi serupa di kemudian hari.
Lalu, bagaimana kita memandang situasi ini? Apakah ini hanya sekadar memang tren penonton berubah? Apakah ini hanya soal tren digitalisasi? Atau ada alasan lain?
Topik serupa pernah saya bahas juga di podcast Cerita Dibalik Duit, bisa didengarkan di s .id/kondisisulitmediakontenplbk
========
Satu yang harus diklarifikasi disini adalah yang potensial kena PHK disini bukan hanya televisi, namun bahkan media berita online pun juga ikut terdampak. Tadi di atas saya sebut media yang juga punya media online kan? Artinya, opini netijen budiman yang mengatakan bahwa ini karena perubahan tren ke digital pun juga menjadi tidak valid. Apalagi dibumbui nyinyiran macam “masih ada yang nonton TV sekarang?” atau “TV di rumah sudah berdebu” atau opini opini serupa.
Saya merasa argumen ini bukan hanya soal tidak empati, karena tidak disampaikan di waktu yang tepat, namun juga menunjukkan ketidakpahaman akan lanskap media dan konsumen di Indonesia. Buat yang ngomong gitu, mungkin kalian sudah punya privileged untuk nonton Netflix dan yang lainnya, selalu terkoneksi dengan sumber informasi dari media sosial. Namun harus disadari bahwa ngga semua orang Indonesia punya kondisi yang seperti ini. Bahkan, untuk punya smartphone dan kuota aja, ada yang masih berjuang dari pagi ketemu pagi untuk beli itu. Televisi, di banyak daerah masih menjadi konsumsi masyarakat. Ini yang membuat saya masih optimis bahwa televisi bisa kuat menghadapi badai tantangan ini.
Kembali ke laptop.
Gelombang PHK ini sebenernya bisa disadari isunya bukan hanya soal digitalisasi semata. Kalau soal ini, kebanyakan media sudah mencoba mengikutinya. Bahkan, masih tetap menuai perhatian khusus di ranah digital, yang terbukti dari engagement dan jumlah followers yang besar yang membuktikan mereka tidak kalah bersaing. Apalagi untuk media berita, dimana tentu ini ranah yang agak sulit dimainkan sepenuhnya oleh influencer, mengingat resources influencer tentu terbatas dan influencer tidak meliput berita - serta bisa mengakses pihak pihak penting, seperti pemerintahan (tentu influencer dimaksud termasuk di luar pendukung atau relawan pemerintahan terpilih *eh). Mereka bisa bikin isu, bisa speak up, tapi mereka kan ngga punya akses ke pemerintahan secara khusus, seperti pers atau media, kan?
Disinilah tentu menjadi keheranan. Mungkin kalau media entertainment (hiburan), memang sudah banyak pesaingnya, sehingga yang ngga bisa mengamankan talent unggul dan ngga punya konsep kreatif yang trendsetter (mendobrak, mencipta tren), maka mereka akan kalah sama influencer. Tapi media berita? Kok bisa kena juga?
Kita kembali ke dasar dasar media berita, entah itu televisi, media online, media sosial, radio, media cetak dsb. Meski sepertinya saya pernah bahas ini di konten saya yang lain, tapi saya coba ulang dan perdalam lagi.
Media berita, atau kemudian saya sebut saja sebagai newsroom, adalah media yang isinya itu serius semua. Hampir ngga ada keriuhan selayaknya media entertainment. Keriuhan yang ada hanya keriuhan argumentasi soal berita yang diangkat harusnya seperti apa dan bagaimana membuatnya menarik pembaca atau penonton. Keseriusannya juga menjalar ke divisi sales atau penjualan mereka, karena ngga mudah untuk jualan konten newsroom yang penontonnya atau pembacanya terbatas dari sisi segmen pasarnya. Meski berita adalah kebutuhan umum, namun dari sisi penjualan segmen pasar newsroom umumnya kelas menengah dan menengah ke atas, segmen berpendidikan dan umumnya berusia matang.
Sementara segmen pasar entertainment adalah semua umur dan semua kalangan. Meski tentu kalau mau diperdalam lagi, segmen pasarnya pun akan dikotak kotakkan lagi sesuai dengan genre konten, tipikal selera penonton atau pembaca dan umur yang sesuai untuk genrenya. Tapi in total, segmen ini bisa menjangkau semua orang, bahkan termasuk segmen pasar newsroom sendiri. Keterbatasan penjualan ini membuat pelaku sales konten newsroom harus kerja keras 2-3x lipat, dan perlu strategi kreatif untuk jualan. Sama seperti media entertainment, pendapatan mereka yang utama adalah iklan. Namun, di newsroom ada alternatif pendapatan lain yaitu subscription atau berlangganan. Hal ini terjadi di media cetak dan mulai diikuti di beberapa media berita online.
Masalahnya, situasi menjadi menantang. Pendapatan iklan tentu akan kecil, karena yang nonton atau baca relatif rendah. Artinya target harus realistis, yang penting jadi nomor 1 dulu atau top 3 minimal. Sementara pendapatan subscription tentu bukan soal mudah diimplementasikan di Indonesia, dan lagi lagi yang melakukan subscription adalah “kaum 1%” (orang berprivileged tadi). Sementara dengan situasi ini beban bisnis harus seefisien mungkin, terutama optimalisasi sumber daya manusia alias kebutuhan jumlah karyawannya. Tapi, masalahnya, pers atau newsroom ngga bisa terlalu efisien banget, mengingat ada yang disebut sebagai etika dan level di newsroom yang harus dipatuhi.
Etika dimaksud misalnya adalah tidak boleh ada 1 orang jadi 10 jabatan, jadi reporter, jadi kameramen, jadi produser, jadi editor, jadi koordinator peliputan dsb, seperti layaknya tim influencer atau content creator. Setiap jabatan, setiap level harus diisi 1 orang. Selain memastikan pemberitaan sudah aman dan terseleksi/fact check di tiap level jabatan, hal ini memastikan setiap fungsi bekerja secara independen untuk memutuskan angle/perspektif berita yang diangkat seperti apa. Belum lagi, di televisi misalnya, ada kewajiban siaran lokal oleh biro daerah setempat dan ini tentu menambah jumlah pekerja. Yang lain, karena menjangkau seluruh Indonesia, sehingga kehadiran reporter dan kontributor banyak pun harus dilakukan. Karena semua hal tersebut, menyebabkan jumlah personil newsroom menjadi “lebih banyak” dibandingkan personil di entertainment.
Situasi ini, tentu berpotensi menciptakan inefisiensi. Akhirnya sejumlah cara pun dilakukan, misalnya dengan status kontributor (peliputan berita di daerah daerah yang tidak terjangkau) yang freelance dan dibayar dengan dikalikan jumlah berita, misalnya. Kontributor ini bisa menyuplai berita juga untuk newsroom lain, sehingga ini membuat newsroom bisa membayar agak murah dengan asumsi bahwa ada “subsidi” dari kompetitornya. Cara ini cukup lumrah dilakukan. Namun media media ini, newsroom tetap mempertahankan kehadiran mereka di kota kota besar di Indonesia dengan organisasi redaksi atau newsroom yang khusus untuk lokal setempat, mengingat ada unsur ekonomi di dalamnya, melalui potensi pendapatan iklan lokal, misalnya.
Selain sejumlah hal tadi, newsroom juga bekerja sama dengan tim sales dan marketing untuk mengelola event atau acara acara yang berpotensi menghasilkan uang. Event ini misalnya acara konser, panggung budaya, talkshow/seminar, olahraga hingga acara penghargaan. Event event ini biasanya bisa mengundang sponsor dan bahkan event tersebut bisa “dibook” oleh pihak tertentu, termasuk pemerintah sebagai salah satu klien terbesar newsroom. Event event inilah yang menjadi sumber pendapatan lainnya.
Apa yang terjadi di media media tersebut sekarang adalah kombinasi antara masalah pendapatan iklan, akibat situasi ekonomi saat ini plus sejumlah pengiklan mulai memotong belanja iklan, dengan efisiensi yang sudah semaksimal mungkin tapi masih menyebabkan masalah keuangan, dan masalah klien terbesar media berita, yaitu pemerintah yang melakukan efisiensi. Mungkin ada yang agak heran dengan yang terakhir, kok bisa?
Bagi media media yang teraffiliasi dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition alias event, meeting dan pameran) maupun hotel, seperti grup Kompas Gramedia dengan Santika-Amaris dan ICE BSD (ini bersama Sinarmas), efisiensi pemerintahan Presiden Prabowo menyebabkan event dan hotel tertekan. Ini di luar kenyataan bahwa jumlah hotel sudah oversupply (kelebihan permintaan, setelah dikurangi order pemerintah) di sejumlah tempat yang memperburuk keadaan. Situasi ini menyebabkan “subsidi silang” tidak terpenuhi. Sementara, event event jualan media tersebut pun juga tidak banyak yang bisa didukung pemerintah lagi, sehingga membuat perolehan pendapatan bisa jadi lebih rendah lagi.
Akhirnya jalan yang ditempuh pun sulit. Efisiensi minimal ya, dengan mengurangi produksi program atau konten, seperti yang dilakukan stasiun TV berita, yang mulai banyak program rerun/ulangan. Pucuk pimpinan/level pun juga mulai dikurangi dan resources yang ada pun dimaksimalkan, dengan seminimal mungkin rekrut orang baru. Berikutnya memaksimalkan pendapatan lain lain, seperti monetisasi YouTube atas konten konten mereka dan ikut dalam gelombang affiliate yang berkembang, dimana konten mereka pun disusupi barang barang e-commerce. Upaya memaksimalkan pendapatan inilah, yang nampaknya membuat, misalnya, Metro TV membuat program Meet Nite Live yang viral di media sosial itu. Meski sampai sekarang belum ada tanda penambahan jumlah hari tayang di televisi - nampaknya faktor efisiensi, dimana masih tayang 2 kali seminggu, namun konten mereka yang viral itu jelas bisa menambah monetisasi di Youtube dan potensi sponsor di kemudian hari. Pola yang sebelumnya dilakukan juga oleh program entertainment, seperti Lapor Pak.
Sampailah di jalan terakhir yang dibenci para budak korporat, termasuk para jurnalis yang juga memberitakan fenomena ini - PHK. Ini cara efisiensi yang mungkin dampaknya paling besar, tapi paling kelihatan secara keuangan.
Ngerti ya sekarang netijen, bahwa isunya bukan soal pindah ke dunia digital semata.
Yah, memang pada akhirnya media dan konten kedepannya akan bekerja dengan efisiensi terbaiknya. Ngga bisa seperti media sosial sih, dimana 1 orang merangkap jadi semuanya (seperti saya wkwkwk), namun mereka akan punya pola dan organisasi yang cenderung unik dengan mengedepankan efisiensi, sesuai dengan kondisi masing-masing pemain yang ada. Sisanya, tentu kita berharap perbaikan ekonomi akan bisa terjadi, karena sektor ini sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang baik dan ekspansif. Begitu.
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi, serta Twitter/X @plbkinvestasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$SCMA $MNCN $NETV
1/2
hasil invest setahun
$SCMA porto ijo to the max 50 % + Deviden 23Perak😍
$BMTR porto merah berdarah hampir 50% + LOLª Bakery 🤣
$MNCN KACRUTTTTT
$SCMA udah bagi deviden lagi,
saham jahat next baru mikir gimana caranya meras kempestornya lewat Ri hahaha 😂
$MNCN $BMTR
buat pelajaran ya dek ya, gcg is number one 😂
$IHSG mulai koreksi stlh kenaikan bbrp hari,
kasian saham2 yg gak naik tapi malahan cenderung turun,hari ini bisa ikut koreksi , gak nikmatin naik bisanya cuma turun dan turun, itu namanya saham sampah 😂
$MNCN $BMTR