Volume
Avg volume
PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) adalah perusahaan media terintegrasi di Indonesia. Perusahaan ini memiliki bisnis inti dalam konten dan kepemilikan serta pengoperasian 3 dari 10 televisi Free-To-Air nasional di Indonesia. MNCN memiliki 3 TV Free-To-Air (FTA) - RCTI, MNCTV dan GlobalTV - serta 18 saluran yang dibuat dan diproduksi oleh MNC yang disiarkan di TV-berbayar. Saat ini, MNC juga memiliki bisnis berbasis media lain yang mendukung bisnis inti MNC. Bisnis-bisnis itu terdiri dari radio, media cetak, manajemen bakat, dan rumah produksi. MNC didirikan pada 17 Juni 1997. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada D... Read More
@Salim1986 😅😂🤣 haduh...anak tuhan, tp selalu mem"Bodoh"i Inpestor🫣 , apa yg diUcap tdk ada satu pun terealisasi $MNCN naik 10xlipat malah anjlok 10xlipat, $BMTR Merger, sdh mau 5tahun Kabar ditelan BUMI, $BHIT n CS dikit2 PP buat bayar HUTANG😅😂🤣 om percaya dia ga perduli dgn Uang??? jgn terlalu percaya dgn org2 Politik Om , antara AGAMA >< POLITIK&UANG itu hal yg SANGAT SANGAT SANGAT bersebrangan...plisss....jgn bw2 Agama🥶
@dealis maksudnya MSIN gimana om? Ekuitas $MNCN kan sudah mengkonsolidasikan full MSIN, kalo mau hitungkan MSIN yg dimana kepemilikan MNCN terhadap MSIN 72% saja, Ekuitas MNCN malah lebih kecil lagi dari yg saya tulis ...
Tinggal adjust saja om, om percayanya MNCN realnya itu valuenya brp, kalau saya sndiri tidak berani memberikan pbv 1x, setidaknya tidak dengan 0,7 juga, maksimal adalah 0,5x karena I want maximum margin of safety ...
dengan MNCN pbv 0,7x saja jika dihitung ulang, maka;
$BMTR -6.999T + 7.832T (mncn pbv 0.7x) + 1.657T (iptv 0.3x) = 825M, sedangkan BMTR MCap saat ini masih 2T sekian,
saya tidak bilang anda masuk BMTR pasti salah, yg saya bisa bilang adalah jika alasan anda masuk BMTR adalah undervalued maka perlu di re-evaluasi, karena secara value jika kita hitung memang tidak undervalued ...
kecuali alasan anda masuk BMTR adalah bukan karna undervalued, tapi alasan lain (tolong dibaca berulang2, "alasan lain") ...
makanya kenapa org2 yg judge bmtr undervalued cuman alasan PBV rendah perlu ditanya lg, itu org beneran ada hitung nett nett atau hanya omdo BS doank dengan lihat per pbv ratio doank
masalanhya walaupun inventory $MNCN 4 T, dan inventory $SCMA 1.1 T tapi karena PBV mncn hanya 0.13 dan PBV SCMA 1 koma sekian yang kita sebagai investor bayar untuk inventory MNCN hanya sekitar 500 milyar dan inventory SCMA kita bayar 1.3 triliun. jadi tetap lebih murah MNCN
$IPTV Trump mau bikin di Lido? wkwkwkw mimpi t4i
https://cutt.ly/1rgU9ssN
$BMTR X $MNCN
Belakangan ini, dalam waktu senggangnya Ibu saya sering menatap layar hape dalam waktu cukup lama.
Sebelumnya, kalau begini Ibu saya biasanya sibuk cari cari barang belanjaan di e-commerce. Tapi kali ini, saya melihatnya beda. Anteng bener. Dengan rasa penasaran, saya kemudian melirik ke layarnya dan beliau ternyata nonton Dracin, alias Drama Cina. Saya pikir, ini tren baru ternyata. Ibu saya sebenernya bukan yang 100% suka nonton drama. Nonton film pun juga pilih pilih, itupun kebanyakan yang muncul di TV. Bahkan Ibu saya ngga paham dengan nama nama seperti Netflix, Disney+, WeTV, Amazon Prime, Vidio dsb. Namun, sekalinya suka dengan satu cerita atau judul, beliau biasanya akan mantengin layar dengan serius. Termasuk, dengan Dracin yang beredar dengan gratis di Youtube.
Fenomena ini ternyata melanda banyak perempuan di luar sana. Viral gitu ya. Mereka mulai membicarakan soal Dracin dimana mana, bahkan tergila gila olehnya, tercandu candu olehnya. Penonton yang terbiasa dengan Drama Korea atau Drakor pun punya alternatif baru cerita dengan Dracin ini.
Namun, sebenernya bagaimana sih Dracin ini bisa viral dan mulai merebut perhatian penonton yang selama ini tersedot di Drakor? Saya bahas fenomena unik ini dalam post kali ini.
=====
Kalau berbicara dunia drama, biasanya orang akan memilih Amerika Serikat (Hollywood) sebagai acuan utama. Mungkin bisa geser dikit ke Eropa maupun Amerika Latin (ingat tren telenovela?), tapi Hollywood umumnya bisa mempertahankan dominasinya. Khusus pasar Asia, sejak lama dikenal film dan drama India (Bollywood) sebagai acuan utama. Pilihan lainnya ada film dan drama Jepang, serta film dan drama dari Hongkong. Ada pula drama Turki yang sempat viral di Indonesia, serta drama asal negara Asia Tenggara, misalnya drama dan film Malaysia dan Filipina.
Namun, Hollywood dan Bollywood yang mulai memperoleh saingan seimbang dengan hadirnya Drama Korea (Selatan) atau Drakor, yang viral di era 2000an awal, serta memuncak di era 2010an sampai sekarang. Pasar Indonesia sudah dimasuki Drakor di era tersebut, dimana dulu secara konsisten dimainkan oleh beberapa stasiun TV, seperti Indosiar yang sempat terkenal dengan citra Drakornya. Memasuki era digital platform, Drakor berhasil mendominasi film dan drama Asia di OTT streaming platform (seperti Netflix dkk), bahkan tak jarang viral. Contoh yang terbaru adalah When Life Gives You Tangerine (WLGYT) yang viral dibahas dimana mana, bahkan ada tren mencari versi nyata dari tokoh utamanya, Gwansik, si suami greenflag (super baik).
Namun, di tengah keramaian WLGYT, viral tren Dracin atau Drama Cina. Seperti namanya, Dracin ini kemungkinan berasal dari Tiongkok Daratan (Cina Daratan). Oh ya, Tiongkok Daratan ini maksudnya adalah wilayah Tiongkok yang dikenal di peta, yang luas itu. Jarang jarang Tiongkok Daratan ini ada karya yang terkenal, di luar produk KW dan produk asal Amerika dan Eropa yang ternyata diproduksi disini.
Popularitas Dracin sangat moncer di media sosial, termasuk di iklan media sosial. Saya mengetahui Dracin ini, salah satunya berkat iklan media sosial sejumlah aplikasi OTT streaming Dracin seperti Dramawave, Short Max dsb. Iklannya menampilkan potongan adegan Dracin, yang ujungnya mendorong orang mendownload apps tersebut. Ada pola berulang : memasukkan awal yang “clickbait” - alias ada adegan ranjangnya (hampir setiap Dracin ada adegan ini), selalu mengangkat jabatan CEO (Chief Executive Officer) - setara dengan Direktur Utama dan ikapun bukan cerita orang kaya jatuh cinta, selalu ceritanya antara cerita fantasi, cerita keluarga atau cerita kerajaan.
Sebelum Dracin viral seperti sekarang, saya kemudian teringat dengan drama pendek buatan sejumlah kreator asal Indonesia di media sosial, yang kemungkinan juga ada yang terinspirasi konten Dracin. Bedanya dengan Dracin, selain kebanyakan tidak terformalisasi dalam “subscription” alias kebanyakan free (meski sudah mulai ada yang berbayar), episode drama pendek Indonesia cenderung lebih pendek dibandingkan Dracin - menyesuaikan resources. Tren Dracin dan drama pendek Indonesia ini mulai diikuti oleh sejumlah pemain industri media dan konten Indonesia. MNC Pictures menformalisasi serial drama pendek dalam fitur subscription Instagram. Sementara, baru baru ini Vidio juga meluncurkan Vidio Mini Drama.
Tentu menarik melihat mengapa Dracin bisa viral.
Pertama, Dracin terbantu oleh tren media sosial vertical video + durasi pendek pendek. Tren yang juga dipopulerkan oleh media sosial Tiongkok : Tiktok/Douyin, dimanfaatkan dengan baik oleh kreator atau produser Tiongkok untuk mempopulerkan karyanya. Tren ini sudah terbukti sukses membuat orang nonton vertical video berjam jam, berefek ketagihan, dan hasilnya lebih bagus dibandingkan menayangkan full langsung satu episode tayangan drama 30-60 menit (atau lebih), selayaknya yang dilakukan oleh produser dari drama negara lain selama ini - meski tentu drama dari Tiongkok ini tetap ada versi yang full durasi 30-60 menit. Apalagi (secara ironis) terjadi penurunan time span (durasi) menonton akibat tren ala Tiktok tersebut, sehingga durasi pendek (2-3 menit) menjadi koentji. Meski demikian, secara mengejutkan total durasi keseluruhan episode Dracin (per judul) jauh lebih panjang dari film layar lebar, bahkan bisa mencapai 3 jam.
Kedua, Dracin punya magnet. Jalan cerita Dracin, meski bukan hal baru di dunia drama dan film negara lain, namun cenderung dibentuk dengan konflik konflik yang sederhana - menyesuaikan dengan durasinya. Tipikal jalan ceritanya pun cenderung diulang ulang (seperti CEO tadi), dengan modifikasi cerita sedikit. Selain itu, Dracin umumnya juga menawarkan tingkat halu (halusinasi) yang lebih tinggi dibandingkan kebanyakan drama serupa, dimana banyak fantasi dan cerita ala Cinderella (orang kaya jatuh cinta pada orang miskin, misalnya), yang dianggap bisa membuat orang lupa pada capek akan realitas yang ada.
Ketiga, Dracin berkonsep sama dengan FTV di Indonesia, sehingga cenderung lebih mudah diterima. Sifat jalan cerita Dracin yang sederhana, mirip FTV di Indonesia, menjadikan Dracin cukup bisa dipahami oleh kebanyakan penonton Indonesia. Apalagi Dracin umumnya juga menggunakan sinematografi (teknik pengambilan gambar) yang lebih sederhana dan ngga semendalam film (artinya biayanya sama rendahnya dengan FTV), sehingga tidak membuat kebingungan dan ada faktor familiaritas (kedekatan). Bahkan, saking ingin menjaga familiaritas tersebut sejumlah OTT streaming Dracin mulai mengunakan wajah wajah pemain FTV di Indonesia, misalnya pemain FTV Indosiar dan SCTV - pemimpin pasar tayangan FTV, untuk bermain dalam adaptasi Dracin ala Indonesia.
Tentu saja viral tak selamanya dan begitupun untuk Dracin. Namun, saya melihat bahwa Dracin sudah mulai dipertimbangkan untuk menjadi alternatif tontonan baru, selain drama Korea, drama Indonesia maupun negara negara lainnya. Artinya dalam jangka panjang Dracin akan cukup menarik untuk dipantau terus. Hmm…
Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi, serta Twitter/X @plbkinvestasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.
$SCMA $MNCN $FILM
1/2
$MNCN vs $SCMA - Gabisa boong kalau sudah dibandingkan begini
Paling gampang kalau gak paham industrynya, cukup bandingkan dengan emiten sejenis di industry yang sama, Misal emiten klaim punya tingkat efisiensi paling baik, harusnya rasio rasio yang generate pendapatan rasiionya yang terbaik.
Contoh simpelnya MNCN vs SCMA,
Persediaan MNCN itu nilainya 3x lipat lebih banyak dibanding SCMA, dua persediaan ini nilainya sama, mayoritas costnya jg mirip, tapi kita perhatikan aja dari nilai persediaan mana yang lebih efisien dan masuk diakal.
Persediaan MNCN sekitar 4T tapi hanya mampu generate revenue iklan 5.8T
Sedangkan SCMA hanya memiliki persediaan 1.1T tapi mamu menghasilkan revenue dari iklan jauh lebih besar dari MNCN sebanyak 6,6T.
Dari sini kalau manajemen MNCN mau komeng dia yang paling bagus scr cash cost dan efisiensi apa masuk diakal?
Semuanya ada dibuku masing masing dan bisa dibandingkan langsung.
Ini cara ane biasanya melihat mana yang terbaik di industrynya.
$BBRI
$BMTR NOT A NET NETT GRAHAM VALUE INVESTING STOCK
Alasan kenapa BMTR banyak dihindarin oleh value investor, karena jika dihitung dgn metode net net memang bukanlah saham value investing ...
Jika anda masuk dengan alasan PBV or undervalued mungkin boleh re-evaluasi lagi, (karena LK BMTR ini full konsolidasi, jadi harus 1 1 kita adjust ulang)
Ini saya menggunakan data ya,
Dianggap tebar fear tidak apa-apa, at least I write with data
Untuk mengerti BMTR mungkin boleh seperti ini;
BMTR;
Total Asset 36.244T (24.643T punya MNCN, 8.770T punya IPTV, sisa 2.831T baru beneran asset BMTR)
Total Liabilitas 7.164T (2.061T punya MNCN, 1.287T punya IPTV, sisa 3.816T baru beneran liabilitas BMTR)
MNCN;
Total Asset 24.643T
Total Liabilitas 2.061T
IPTV;
Total Asset 8.770T
Total Liabilitas 1.287T
Jika dilihat dari informasi diatas, maka;
BMTR ini punya Asset 2.831T dan Liabilitas 3.816T
Tapi jangan lupa kondisi Aset 2.831T ini BMTR punya;
Goodwill 3.808T
Aset Tak berwujud 2.206T
Jika kita minuskan 2.831T - 3.808T - 2.206T = -3.183T (asset BMTR setelah dikurangi intangible asset = defisit)
Ini belum lagi kita kurangkan Liabilitas sebesar 3.816T, jika kita hitung lagi maka;
-3.183T - 3.816T = -6.999T (value defisit 7T)
Tapi tidak fair jika menghitung seperti ini doank,
soalnya BMTR punya kepemilikan sekitar 52% di MNCN dan 63% di IPTV
1) Anggap saja MNCN ini real valuenya PBV 0.3x = Ekuitas 21.519T x 30% = 6.455T (karena kita mau mengdiskonkan sebesar mungkin, kita tidak bisa serta merta percaya ama nilai asset di LK);
6.455T x 52% (kepemilikan di MNCN) = 3.356T
2) Anggap saja IPTV ini real valuenya PBV 0.3x = Ekuitas 8.770T x 30% = 2.631T;
2.631T x 63% (kepemilikan di IPTV) = 1.657T
Jadi -6.999 + 3.356T + 1.657T = -1.986T (defisit)
Metode diatas ini adalah metode net net asset,
Kurang lebih seperti itulah cara hitung versi saya ...
Tinggal di adjust lagi kira2 menurut kepercayaan kamu MNCN dan IPTV ini worth di berapa, baru nanti ketahuan value marketcap wajarnya di berapa ...
Jadi kenapa sangat masuk akal group2 value investor atau para senior investor meragukan alasan LKH membeli BMTR,
Karena BMTR ini sebenarnya cuman shell company dan jika dihitung secara proporsional sebenarnya memang agak sedikit sedih melihat kondisinya ...
Disclaimer ON
Bukan ajakan menjual/membeli
$IPTV
$MNCN
@Ariki jadi apakah laba $BMTR ini hanya laba akrual tanpa benar benar ada uang masuk? karena $MNCN tidak bagi dividen tahun 2024🤔
$IHSG ijo 1% lebih,
$BMTR $MNCN merah , saham k3c1r1t 😂
kalo ihsg koreksi dikit aja lgsg gercep longsor dalem , hahaha 😂
@skydrugz27 iya modelan 11 12 ini sm Thanos group $BMTR $MNCN😅😂🤣 Fake News , paling HOBI goreng2 saham sendiri terus jualan🤷🏻♂️ habis goreng yah turun lg🥶
$BMTR thanos udah ga sabar pengin jualan,
pelit banget , baru naik dikit udah di sell 😂
nanti turun ke 80 , naik ke 95 ditrading lagi sama thanos sampe 50 😂
$MNCN menyusul $BHIT
@Arthurkarisma promosi makin gencar fix buzzer mnc ni
https://cutt.ly/3rfBUCf6
$BMTR $MNCN $IPTV
Konsensus beberapa Ekonom, Bulan INi BOTTOM hampir semua Saham di $IHSG .
bahakan sekelas $BMTR $MNCN juga akan naik. Masa2 suram uda lewat. Uang tetap harus dibelanjakan. Duit yang tidak bisa masuk sektor riil akan kembali ke market
MNCN akan uji 500 , BMTR uji 210 selama 3 bulan ke depan. Sudah waktunya IHSG di push ke atas..
IHSG akan lebih kokoh karena berdikari. Asing uda pelan2 berkurang di market.. Kita lah yang harus membuat bottom nya