Volume
PT Nusantara Infrastucture Tbk (META) melakukan investasi pada saham perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan jalan tol (Tangerang dan Makassar), jasa pelabuhan, jasa telekomunikasi, perdagangan dan konstruksi. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 2 Januari 2000.
Pemegang saham terbesar $AMMN yang didalamnya ada Anthoni Salim akan beralih pengendali ke Singapura setelah penerbitan saham baru.
https://cutt.ly/reJWvFyf
$MEDC $INDF $LSIP $META
@Dedearifgun biasanya akan diganti oleh pihak emiten, melalui corporate action, nanti bakalan ditentuin harga emitennya beli sahamnya sebesar berapa harganya. contoh bisa cek $META
Buat ringkasan dengan AI
PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) memperkuat kolaborasi dengan pemegang saham utama, PT Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC), demi meningkatkan investasi di sektor infrastruktur dan membangun lebih banyak jalan tol di Indonesia. Perusahaan yang terafiliasi...
katadata.co.id
Salimmmn mbah Aguan $PANI
https://cutt.ly/ZeJf1bsO
$META $INDF $DNET $LSIP
https://cutt.ly/5eJfvs71
Nusantara Infrastructure ($META) makin memperkuat sinergi dengan Metro Pacific Tollways Corporation ($MPTC) untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan memperluas jaringan jalan tol di Indonesia. Proyek ambisius ini termasuk pembangunan Jakarta Outer Ring Road ($JORR) Elevated Cikunir-Ulujami yang kini menjadi fokus utama perusahaan.
$JSMR – Quick Review: Addressing Several Concerns on FY25F Profitability
Disclaimer:
1) Artikel ini sudah terbit di HINTS Bite untuk Priority Member pada 8 Oktober 2024. Namun kami repost kembali sebagai referensi bagi public melalui Stockbit Forum/ Platform.
2) Sejak artikel ini ditulis pada 8 Oktober 2024, harga saham JSMR turun -5% per 12 November 2024.
—--
Harga saham Jasa Marga (JSMR) mengalami penurunan sekitar 10% dari level tertingginya, yang disebabkan oleh kekhawatiran investor terkait potensi kenaikan beban bunga seiring dengan operasionalisasi ruas tol baru. Namun, investasi jangka panjang JSMR tetap kuat dengan beberapa faktor pendorong pertumbuhan pendapatan, seperti peningkatan volume lalu lintas sebesar 1-2% per tahun dan kenaikan tarif rata-rata sebesar 4-5% per tahun. Normalisasi capex setelah periode investasi tinggi dan peningkatan konektivitas antara ruas tol baru dan yang sudah ada juga berpotensi mendukung pertumbuhan.
Proses deleveraging setelah divestasi 35% saham JTT akan membantu mengurangi beban bunga JSMR. Dari dana sebesar 13,5 triliun rupiah yang diperoleh, perusahaan akan mengurangi utang sehingga beban bunga diperkirakan turun sekitar 810 miliar rupiah. Di sisi lain, JSMR akan mengoperasikan empat ruas tol baru mulai 2024 hingga 2025, yang berpotensi meningkatkan beban bunga hingga sekitar 1 triliun rupiah secara bertahap. Ditambah lagi, cost-of-debt dapat naik sekitar 50-75 basis poin menjadi 7-7.5%, yang diperkirakan menambah beban bunga sebesar 300-400 miliar rupiah dari tahun 2024 ke 2025.
Pada FY25, JSMR diperkirakan mencatatkan laba bersih sebesar 3,3-3,4 triliun rupiah, lebih rendah sekitar 10% dari konsensus sebesar 3,8 triliun. Kendati demikian, penurunan harga saham saat ini dan valuasi di FY25 P/E 11x serta P/B 1.2x, yang masih di bawah rata-rata historis, menunjukkan potensi valuasi menarik. Meskipun ada risiko perlambatan pertumbuhan laba, model bisnis dan prospek jangka panjang JSMR masih dianggap kuat dan menjanjikan oleh investor.
Random tag: $ADHI $META $CMNP
—--
Per 24 September win rate untuk tipe artikel emiten quick review oleh HINTS sebesar 70.59%. Ingin mendapatkan benefit emiten quick review secara berkala seperti member HINTS? Hubungi kami di Instagram https://cutt.ly/peHMNdxW
$IPCC Insight!
"Strategi IPCC Kuasai Pasar EV"
As a Holder gak usah lah ya kita bahas devidennya hahahaa. fokus di paparan public expose IPCC aja, honestly, gue pikir ini strategi yang lumayan kece buat maintain growth di industri yang cukup challenging kayak terminal kendaraan. Apalagi, mereka sekarang lagi fokus ke dua jalur ekspansi: organik (tambah kapasitas, digitalisasi) dan inorganik (ekspansi ke terminal baru dan kolaborasi).
Yang paling bikin gue 2025 optimis tuh strategi mereka buat masuk ke pasar mobil listrik (EV). Di 2024 aja, IPCC udah nge-handle hampir 16 ribu unit mobil listrik. Ini big deal, soalnya tren EV di Indonesia lagi naik daun, apalagi dengan dorongan dari pemerintah buat adopsi kendaraan ramah lingkungan. IPCC udah mulai investasi buat fasilitas khusus EV, seperti car storage building yang dedicated buat handling EV cargo. Ini positioning yang cerdas, karena segmen EV diprediksi jadi driver utama pertumbuhan otomotif dalam 5 tahun ke depan. Mereka udah siap-siap, yang pastinya bakal kasih mereka posisi kuat di market.
Nah, buat tahun depan, kalau kita ngomongin growth potential, gue rasa IPCC punya peluang gede buat ningkatin revenue, terutama lewat Pre Delivery Center (PDC) yang mereka luncurin. Ini bikin mereka nggak cuma tergantung sama traffic di pelabuhan, tapi juga bisa monetize dari layanan distribusi yang lebih luas. Jadi, kalau demand mobil meningkat, terutama dari automaker Jepang dan Eropa, IPCC bakal siap banget nangkep peluang itu. Implementasi teknologi seperti Integrated Terminal Monitoring System (ITMS) dan PTOS C System buat optimasi operasi bongkar muat dan tracking cargo secara real-time. Ini jg bisa ningkatin throughput tanpa perlu banyak nambah tenaga kerja, jadi lebih efisien.
Di sisi lain, gue juga ngeliat Ekspansi ke wilayah timur Indonesia, kayak di Balikpapan, Banjarmasin, bahkan ada rencana ke Bitung dan Sorong, itu smart move. Soalnya, wilayah ini bakal booming, terutama dengan adanya proyek ibu kota baru di Kalimantan (kalau jadi pindah ye, wkwkwkw). Jadi, IPCC nggak cuma fokus di Jawa, tapi juga siap memperluas jangkauan layanan mereka ke wilayah lain yang prospeknya masih fresh.
Tapi ya, gue juga nggak mau tutup mata sama tantangan yang mereka hadapi. Kompetisi di terminal kendaraan makin ketat, dan mereka harus bener-bener ngejaga efisiensi operasional biar bisa survive di tengah persaingan. Di laporan, gue liat ada sedikit penurunan laba usaha karena beban penyusutan dari investasi baru. Tapi, kalau investasi ini bisa nge-boost revenue di tahun depan, menurut gue worth it banget. Investasi di digitalisasi dan proses otomatisasi bakal menekan cost-to-revenue ratio, sehingga profitabilitas meningkat meski volume throughput naik. Kalau IPCC berhasil optimasi proses ini, mereka bisa lebih kompetitif dari sisi harga dan layanan.
So, IPCC ini masih punya potensi buat grow, apalagi kalau mereka bisa bener-bener nge-execute strategi mereka dengan baik. Gue bakal hold dulu tapi tetep mantau perkembangan di Q1 2025. Kalau tren mobil listrik makin naik dan strategi ekspansi mereka sukses, ini bisa jadi momentum buat nambah posisi.
That's my take, bro. Kita liat aja gimana realisasi strategi mereka tahun depan. Kalau semuanya on track, IPCC bisa jadi salah satu cashcow & hidden gem di sektor logistik kendaraan di Indonesia.
$IPCM $PORT $META
https://cutt.ly/EeG8dNmj
Nusantara Infrastructure ($META) berhasil mencetak laba sebesar Rp105,36 miliar per 30 September 2024. Ini merupakan peningkatan luar biasa, naik 167 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatat kerugian sebesar Rp156,86 miliar. Kenaikan ini membuat laba per saham dasar ikut terdongkrak, dari sebelumnya minus Rp8,86 menjadi positif Rp5,95.
SUSPECT-A : TOO OBVIOUS TO BE TRUE ?
✅ PSP telah melakukan 'buyback' dari strategic investor yg exit pada harga diskon (news 9Okt24). #Gbr1
✅ Turning Around in financial :
Arus kas dari operasi Q3 positif, nyaris 2 kali lipat vs Q2. Arus kas dari aktivitas "ROTASI INVESTASI" dimana 3Q24 'investasi' vs bersih-bersih 3Q23 'divestasi' menunjukkan progress switching yg positif #Gbr2
✅ Cost Efficient ➡️ Potential profit acceleration in progress :
Rencana aksi korporasi ini dijadwalkan bertahap dan tuntas hingga 2Q25. # Gbr3 & 4
❓(Liquidity) Market Risk Q4 2024
Foreign outflow tipis-tipis : sisa-sisa yang tidak setuju strategi aksi korporasi emiten ; dan atau rebalancing portfolio sehubungan dikeluarkannya emiten ini dari IDX30 (menjadi hanya di LQ45)
'Krisis' (penurunan harga pasar) = 'Peluang' (dapat barang dengan harga lebih diskon)
* Jadi 'dejavu' dengan $META di level 120-an pada 1H23.... (beberapa minggu / bulan sebelum 'boom' aksi korporasi )
1/4
Menunggu kejutan Grup Salim $META setelah rajin akuisisi jalan tol di Jasa Marga $JSMR.
Setelah tol layang MBZ, kini bergerak ke Semarang-Solo.
sumber: https://cutt.ly/4eFUmWzc
$ASII $CMNP $WSKT
$LINK sudah lama nggak perhatiin saham ini...
Waah, sudah nggak likuid yah.
Aksi korporasi sudah usai.
Buat investor LINK, lower your expectation.
Semakin tinggi ekspektasi Anda, semakin besar kekecewaannya nanti. (Jadi dejavu dengan trader jadi investor $META ... piye kabare? )
Buat trader sih kalo nggak likuid gini (dan pesta sudah usai/ CA nya) ya sudah 'avoid' .
Good luck !
Ceritanya akan dibuat seperti $META. Ngambil utang untuk ekspansi, $DEWA jadi rugi besar karena beban bunga.
Akhirnya perlu corp action dari salim (right issue jumbo) untuk memperbaiki kinerja perusahaan.